GiziGiziGizi
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2018 bersifat original dan belum pernah dibiayai
oleh lembaga / sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka
saya bersedia dituntut dan diproses dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
DAFTAR ISI
TAHUN 2018
Oleh : Nanang Prayitno, MPS, Sugeng Wiyono, SKM, M.Kes. Meilinasari, SKM, M.Kes
ABSTRAK ( Ringkasan Penelitian )
Latar Belakang :
Usia sekolah dimulai pada usia 6-12 tahun. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa
yang harus dijaga dan dipelihara karena mereka adalah generasi penerus bangsa.
Tumbuh kembang anak yang optimal tergantung pada pemberian gizi dan asupan
makanan yang adekuat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius.(Suci, 2009)
Berdasarkan data Riskesdas oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun
2013, Prevalensi kegemukan pada anak umur 5-12 tahun adalah 18,8% terdiri dari
gemuk 10,8% dan obesitas (obesitas) 8,8%. Telah dikonfirmasi bahwa obesitas terjadi
karena asupan energi melebihi pengeluaran energI. (Soetjiningsih, 1995)
Indonesia masih menghadapi masalah kesehatan yang sangat kompleks. Yaitu
penyakit tidak menular (PTM) termasuk penyakit degenerative yang semakin
meningkat, sementara penyakit menular masih cukup dominan. Diantara penyakit
degenerataif adalah kegemukan, hipertensi, diabetes mellitus, jantung coroner, stroke.
Perkembangan data Riskesdas 2007 ke Riskesdas 2013, menunjukkan prevalensi
penduduk dengan berat badan lebih (IMT≥25) dan obesitas (IMT>30) pada penduduk
dewasa 18 tahun ke atas meningkat dari 14,0 persen dan 2,8 persen menjadi 25,8
persen dan 5,6 persen.
Kelebihan berat badan sangat erat kaitannya dengan konsumsi/asupan makanan
sehari-hari, terutama makanan penyumbang kalori, seperti gula dan lemak. Selain itu
konsumsi garam juga cenderung membuat orang untuk mengonsumsi makanan lebih
banyak. Makanan yang tidak bergaram, akan berbeda rasanya dengan makanan yang
bergaram. Dalam waktu lama, faktor risiko ini secara kumulatif akan menyebabkan
penyakit degeneratif, seperti obesitas, hipertensi, diabetes mellitus (DM), dan stroke
menjadi meningkat pada seluruh lapisan penduduk (semua level sosial ekonomi)
demikian pula komplikasinya.
Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan
lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena
kurangnya aktivitas fisik dan sedentary syle (Kesehatan, 2012).
Sebagian besar anak usia sekolah menggunakan waktunya sehari-hari untuk
menonton televisi dimana akan sangat mengurangi aktifitas fisiknya. Data dari
beberapa penelitan menunjukan bahwa anak yang gemuk sering terjadi pada anak
yang banyak menonton televisi. Tidak hanya kurang aktivitas fisik, tetapi juga karena
sambil menonton disertai dengan makan-makanan kecil manis tinggi kalori (Yatim,
2007).
Konsumsi sayur dan buah pada anak kelompok anak usia sekolah masih sangat
kurang karena golongan makanan tersebut masih kalah populer dengan makanan yang
lain seperti makanan tinggi kalori (fast food, minuman dengan pemanis tambahan dan
lainnya), kelompok makanan berlemak (gorengan, olahan susu dan lain-lain). Kelompok
makanan favorit anak itu selain rasanya yang disukai, juga murah dan mudah untuk
diperoleh. Sebagian besar jajanan anak terdiri dari makanan yang berlemak, manis
rasanya, dan tinggi kalori (Arundhana, 2013).
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola konsumsi gula,
garam dan lemak dengan risiko penyakit degenerative pada anak sekolah dasar
negeri di Jakarta Selatan.
. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah cross-sectional. Variabel
dependen adalah tekanan darah dan status gizi (IMT) sedangkan variable
independenadalah asupan energy, asupan gula, asupan garam dan asupan lemak.
Sampel adalah siswa/siswi Sekolah Dasar kelas 3 di wilayah Kebayoran Baru Jakarta
Selatan yang diambil secara random berjumlah 300 orang. Pada sampel dilakukan
pengukuran tekanan darah yang diukur dengan alat “Spygmomamometer”oleh tenaga
terlatih dan data antropometri yang meliputi Berat Badan, Tinggi Badan (IMT) dan
asupan gula, garam dan lemak dengan metode “Food Frequency Quetionaire” (FFQ)
dan Food Recall 2 x 24 jam dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih . Data konsumsi
zat gizidiolah menggunakan “soft ware” Nutri Survey. Untuk mengetahui kenormalan
data digunakanShapiro-Wilk atau Kolmorgorov Smirnov.Uji statistikuntuk mengetahui
hubungan asupan gula , garam dan lemak dengan status gizi (IMT) dan tekanan darah
digunakan Uji Korelasi atau Rank Spearman
BAB I
PENDAHULUAN
Usia sekolah dimulai pada usia 6-12 tahun. Anak usia sekolah adalah investasi
bangsa yang harus dijaga dan dipelihara karena mereka adalah generasi penerus
bangsa. Tumbuh kembang anak yang optimal tergantung pada pemberian gizi dan
asupan makanan yang adekuat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius (Suci,
2009).
Hasil data Riset Kesehatan Dasar Nasional 2013, menunjukkan masih tingginya
masalah kelebihan gizi pada anak umur 5-12 tahun.Berdasarkan indikator Indeks
Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) status gizi anak dibagi menjadi sangat kurus,
kurus, normal, gemuk, obesitas.
Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia tahun 2013, Prevalensi kegemukan pada anak umur 5-12 tahun
adalah 18,8% terdiri dari gemuk 10,8% dan obesitas (obesitas) 8,8%. Walaupun
mekanisme terjadinya belum sepenuhnya dimengerti, tetapi telah dikonfirmasi bahwa
obesitas terjadi karena pemasukan energi melebihi pengeluaran energi (Soetjiningsih,
1995). Penyebab terjadinya obesitas dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan (Wien,
2010). Lingkungan seperti daerah urban/kota yang merupakan pusat kegiatan dan
perekonomian dapat meningkatkan kejadian obesitas pada anak. Di daerah urban
didapatkan bahwa 21% anak terkena obesitas dibandingkan dengan daerah rural yang
hanya 5% (Dewi, MR., Sidiartha, 2013). Pengetahuan tentang faktor yang
mempengaruhi kejadian obesitas di kota penting untuk merumuskan kebijakan dan
program tentang gizi (Paciorek CJ, Stevens GA, 2013).
Indonesia masih menghadapi masalah kesehatan yang sangat kompleks. Yaitu
penyakit tidak menular (PTM) termasuk penyakit degenerative yang semakin
meningkat, sementara penyakit menular masih cukup dominan. Diantara penyakit
degenerataif adalah Kegemukan , hipertensi, Diabetes mellitus, jantung coroner, stroke.
Dari Riskesdas 2007 ke Riskesdas 2013, menunjukkan prevalensi penduduk dengan
berat badan lebih (IMT≥25) dan obesitas (IMT>30) pada penduduk dewasa 18 tahun ke
atas meningkat dari 14,0 persen dan 2,8 persen menjadi 25,8 persen dan 5,6 persen.
Untuk berat badan lebih dan obesitas diderita utamanya pada kelompok perempuan.
Pada periode ini, proporsi perempuan 18 tahun ke atas dengan berat badan lebih
meningkat dari 17,5 persen menjadi 32,3 persen, sedangkan obesitas meningkat dari
4,0 persen menjadi 8,2 persen. Sementara pada kelompok laki-laki dengan usia yang
sama, berat badan lebih meningkat dari 10,3 persen menjadi 19,4 persen dan obesitas
dari 1,6 persen menjadi 3,0 persen. Angka nasional tahun 2013, berat badan lebih
(BB/TB>2SD) pada anak balita, yaitu 12 persen, dan 5,8 persen pada anak usia 5-18
tahun.1,2,3
Kelebihan berat badan sangat erat kaitannya dengan konsumsi/asupan makanan
sehari-hari, terutama penyumbang kalori, seperti gula dan lemak.Selain itu konsumsi
garam, juga cenderung membuat orang untuk mengonsumsi makanan lebih banyak.
Makanan yang tidak bergaram, akan berbeda rasanya dengan makanan yang
bergaram. Dalam waktu lama, faktor risiko ini secara kumulatif akan menyebabkan
penyakit degeneratif, seperti obesitas, hipertensi, diabetes mellitus (DM), dan stroke
menjadi meningkat pada seluruh lapisan penduduk (semua level sosial ekonomi)
demikian pula komplikasinya.
Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan
lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena
kurangnya aktivitas fisik dan sedentary syle (Kesehatan, 2012)
Sebagian besar anak usia sekolah menggunakan waktunya sehari-hari untuk
menonton televisi dimana akan sangat mengurangi aktifitas fisiknya. Dari beberapa
penelitan menunjukkan bahwa anak yang gemuk sering terjadi pada anak yang banyak
menonton televisi. Tidak hanya kurang aktivitas fisik, tetapi juga karena sambil
menonton disertai dengan makan-makanan kecil manis tinggi kalori(Yatim, 2007).
. Konsumsi sayur dan buah pada anak kelompok anak usia sekolah masih
sangat kurang karena golongan makanan tersebut masih kalah populer dengan
makanan yang lain seperti makanan tinggi kalori (fast food, minuman dengan pemanis
tambahan dan lainnya), kelompok makanan berlemak (gorengan, olahan susu dan lain-
lain). Kelompok makanan favorit anak itu selain rasanya yang disukai, juga relatif murah
dan mudah untuk diperoleh. Sebagian besar jajanan anak terdiri dari makanan yang
berlemak, manis, dan tinggi kalori (Arundhana, 2013). Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis faktor risiko kejadian penyakit degenerative di beberapa sekolah dasar
(SD) jakarta Selatan.
B. Rumusan Masalah
Dengan memperlihatkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah mengetahui hubungan konsumsigula, garam dan lemak dengan risiko penyakit
degenerative pada anak sekolah dasar negeri 01 & 03 petang kelurahan gunung
Kebayoran Baru Jakarta selatan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum:
Untuk mengetahui hubungan konsumsigula, garam dan lemak dengan risiko penyakit
degenerative pada anak sekolah dasar negeri di Jakarta Selatan.
2. Tujuan Khusus:
c. Mengidentifikasi asupan energy, gula ,garam dan lemak pada anak SDN
e. Menganalisis hubungan asupan enersi, gula , garam dan lemak dengan status gizi
pada anak SD
f. Menganalisis hubungan asupan enersi, gula, garam dan lemak dengan tesi darah
pada anak SD
3. Hipotessis Penelitian.
a. Ada hubungan asupan enersi dengan IMT.
b. Ada hubungan asupan gula dengan IMT dengan
c. Ada hubungan asupan lemak dengan IMT
d. Ada hubungan asupan garam dengan tekanan darah.
e. Ada hubungan asupan lemak dengan tekanan darah
D.Luaran Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting dan perlu dilakukan karena dari penelitian ini dapat
diperoleh informasi tentang asupan enersi, garam, lemak, IMT dan tensi darah pada
anak SD sehingga dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan penyakit yang
berhubungan dengan hal tersebut diatas. Selain itu juga diketahuinya jenis makanan
sumber gula, garam dan lemak yang biasa dikonsumsi oleh anak SD.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem sensor yang terutama terdapat di leher dan dada, memantau tekanan darah
secara konstan. Jika ditemukan perubahan yang disebabkan oleh salah satu dari ketiga
faktor diatas, sistem sensor akan memicu suatu perubahan pada salah satu faktor untuk
mengkompensasi sehingga tekanan darah yang stabil dapat dipertahankan. Saraf
membawa sinyal dari sistem sensor tersebut dan dari pusat otak ke beberapa organ
penting:
Jantung, untuk merubah kecepatan dan kekuatan denyut jantung. Hal tersebut
bertujuan untuk merubah jumlah darah yang dipompa.
Ginjal, untuk mengatur pengeluaran air. Hal tersebut bertujuan untuk merubah
volume darah dalam sirkulasi
Pembuluh darah, untuk menyebabkan konstriksi (pengkerutan) atau dilatasi
(pelebaran). Hal tersebut dimaksudkan agar kapasitas pembuluh darah dapat
dirubah.
Hipertensi
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
arteri yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Secara umum, hipertensi
merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam
arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal dan merupakan penyebab utama gagal jantung
kronis.
Hipertensi:
• Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Gejala ringan seperti pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepala biasanya
jarang berhubungan langsung dengan hipertensi. Hipertensi dapat diketahui dengan
mengukur tekanan darah secara teratur.
• Penderita hipertensi, apabila tidak ditangani dengan baik, akan mempunyai risiko
besar untuk meninggal karena komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan
jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud
adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan;
yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang
dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
• Sakit kepala, mual, muntah, kelelahan, gelisah, • Jantung berdebar- debar, sesak
nafas , Sering buang air kecil terutama di malam hari , Telinga berdenging,
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan
kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini
disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi
angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi
angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan
tekanan darah melalui dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus.
ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk
mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin
yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolalitasnya.
2.3.2. Lemak
Lemak digunakan tubuh sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi.
Disamping itu, lemak juga berfungsi untuk membentuk komponen stuktural membran
sel, komponen pembentukan insulator untuk mengurangi panas tubuh dan meredam
dampak benturan pada organ tubuh serta komponen pembentukan hormon (fungsi
endokrin) dan sebagai pelarut vitamin larut lemak.
Kolesterol merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh kita.
Dibutuhkan untuk pembentukan hormon kortikoid, homon testosteron pada laki-laki
dan estrogen pada wanita, pemeliharaan jaringan syaraf, pembentuk vitamin D dan
pada anak/bayi sangat dibutuhkan untuk perkembangan sel-sel otaknya. Tapi bila
kadar lemak berlebih dalam darah, dapat menimbulkan atherosklerosis suatu proses
pengapuran dan pengerasan dinding pembuluh darah yang disebabkan terutama
penumpukan kolesterol didalamnya.
Garam.
2.3.1. Natrium
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler yang mempunyai
fungsi menjaga keseimbangan cairan dan asam basa tubuh, serta berperan dalam
transmisi saraf dan kontraksi otot. Sumber utama natrium adalah garam dapur atau
NaCl, mono sodium glutamat (MSG) dan makanan yang diawatkan dengan garam.
WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari
(ekivalen dengan 2400 mg natrium).
Dalam keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melalui urin
sama dengan yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan. Jika asupan
natrium berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan cairan tubuh sehingga menyebabkan edema atau asites dan
hipertensi. (Sunita, 2002)
Natrium yang ada di dalam makanan akan diserap oleh saluran cerna.
Keseimbangan natrium di dalam darah diatur oleh ginjal yang akan membuang natrium
yang berlebihan. Dalam tubuh, natrium banyak terdapat di dalam plasma darah dan
berfungsi untuk mengatur permeabilitas sel serta pergerakan cairan, elektrolit, glukosa,
insulin dan asam-asam amino. Jika natrium dikonsumsi terlalu berlebihan, maka akan
terjadi rasa haus yang membuat kita banyak minum. Cairan yang kita minum ini
memang mengencerkan natrium di dalam plasma darah, tetapi sebagai akibatnya,
volume natrium dan cairan juga akan meningkat. Apabila ginjal tidak segera dapat
menghilangkan kelebihan cairan dan natrium dengan segera, maka keadaan ini akan
membuat volume darah yang masuk ke jantung (preload volume) menjadi lebih besar
dan dengan demikian jantung akan memompa lebih kuat. Pada pasien dengan darah
tinggi, pemompaan jantung yang lebih kuat akan menaikkan tekanan darah yang
sudah tinggi. (Andry, 2009)
Natrium atau biasa disebut garam merupakan bahan bumbu dapur yang sering
digunakan dalam proses memasak. Garam banyak sekali dipergunakan dalam
makanan maupun dalam bentuk yang lain. Hasil analisis Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2007, seperti dikutip dari Litbang Depkes, menunjukkan hampir
seperempat penduduk Indonesia 24,5% berusia di atas 10 tahun mengkonsumsi
makanan asin setiap hari.
Garam terbuat dari dua komponen dasar, yaitu natrium (Na) dan klorida
(Cl).Ketika dilarutkan pada dalam makanan atau cairan, garam pecah menjadi dua
unsur di atas.Bagian klorida pada garam tidak begitu penting sedangkan natrium yang
bisa menimbulkan masalah.Dibutuhkan porsi kecil dari natrium utuk menjaga otot dan
saraf kita untuk bekerja mengirimkan pesan keseluruh tubuh (Sohn, 2010).National
Research Council of The National Academy of Sciences merekomendasikan konsumsi
natrium per hari sebanyak 1.100-3.300 mg. Jumlah tersebut setara dengan ½-1½
sendok teh garam dapur per hari. Untuk orang yang menderita hipertensi, konsumsi
natrium dianjurkan tidak lebih dari 2.300 mg perhari. Sedangkan American Heart
Association (AHA) merekomendasikan konsumsi Na bagi orang dewasa tidak lebih dari
2.400 mg/hari, atau setara dengan satu sendok teh garam dapur sehari. Menurut United
States Department of Agriculture (USDA), rata-rata kebutuhan natrium ibu hamil sekitar
2.400 mg dalam sehari, kira-kira setara dengan satu sendok teh (Astawan, 2010).
Saat ini, terdapat kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instan yang
berkembang di masyarakat seperti makanan cepat saji dan makanan awetan. Pola
konsumsi makanan sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi dan sama
sekali tidak makan siang. Di kota besar sering terlihat kelompok- kelompok siswa
makan di rumah makan yang menyajikan makanan yang siap saji. Makanan siap saji
umumnya mempunyai nilai nutrisi yang rendah, mengandung lemak jenuh
dankolesterol tinggi, tinggi garam dan rendah serat. Dengan sifat seperti itu tentunya
makanan awetan dan siap saji tidak begitu menyehatkan tubuh, sehingga apabila
terlalu sering dikomsumsi dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti
kegemukan (obesitas), kolesterol dan trigliserida tinggi, hipertensi, aterosklerosis,
jantung koroner, dan stroke (Sayogo, 2006).
Meskipun sebagian masyarakat telah mengetahui bahaya mengkonsumsi natrium
dengan kadar yang berlebih, tetap saja dikonsumsi tanpa memperdulikan efek jangka
panjang yang berbahaya terhadap tubuh. Pengetahuan mengenai dampak natrium
yang dikonsumsi kadangkala tidak sesuai dengan perilaku pola makan yang ada.
Gula
Pengertian Gula
Menurut Darwin (2013), gula adalah suatu karbohidrat sederhana karena dapatlarut
dalam air dan langsung diserap tubuh untuk diubah menjadi energi. Secara umum,gula
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Monosakarida
Sesuai dengan namanya yaitu mono yang berarti satu, ia terbentuk dari satu
molekulgula. Yang termasuk monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa.
b. Disakarida
Pemanis gula sangat sering kita jumpai di pasaran, yang paling umum kitagunakan
adalah gula pasir. Namun, selain gula pasir, masih ada beberapa jenis gulayang lain di
pasaran. Menurut Darwin (2013), gula terbagi beberapa jenis, seperti dibawah ini:
a. Gula Pasir
Gula Pasir adalah jenis gula yang paling mudah dijumpai, digunakan sehari-hari
untukpemanis makanan dan minuman.Gula pasir berasal dari cairan sari tebu.
Setelahdikristalkan, sari tebu akan mengalami kristalisasi dan berubah menjadi butiran
gulaberwarna putih bersih atau putih agak kecoklatan (raw sugar).
Gula balok terbuat dari sari tebu.Bentuknya menyerupai balok dadu dengan warnaputih
bersih.Biasanya gula jenis ini digunakan sebagai campuran minuman kopi atau tea.
Tipe gula ini memiliki tektur terhalus dalam jenis gula putih.Icing sugar
merupakancampuran dari gula pasir yang digiling hingga halus sehingga terbentuk
tepung guladan ditambahkan tepung maizena agar tidak mudah menggumpal.
e. Gula Batu
Gula batu diperoleh dari pengolahan gula pasir biasa agar mudah
larut.Bentuknyamerupakan bongkahan gula menyerupai batu berwarna putih, dimana
tingkatkemanisan gula batu lebih rendah dibanding gula pasir, hampir 1/3 dari gula
pasir.Bagi pankreas dan organ tubuh, gula batu lebih sehat dan bersahabat dibanding
dengan gula pasir.
f. Brown Sugar
Brown sugar terbuat dari tetes tebu, namun dalam proses pembuatannya
dicampurdengan molase sehingga menghasilkan gula bewarna kecoklatan.Terbagi
menjadi 2 jenis yaitu light atau dark brown sugar. Light brown sugarbiasanya digunakan
dalam pembuatan kue, seperti membuat butterscotch, kondimen13dan glazes. Dark
brown sugar biasanya digunakan untuk membuat gingerbread danbahan tambahan
untuk makanan seperti mincemeat, baked bean, dan lain-lain.
g. Gula Merah
Gula merah terbuat dari air sadapan bunga pohon kelapa atau air nira kelapa,
seringjuga disebut dengan gula jawa. Teksturnya berupa bongkahan berbentuk silinder
danberwarna coklat Biasanya digunakan dalam bahan pemanis makanan dan minuman
dengan cara diiris tipis.
h.Gula Aren
Bentuk, tekstur, warna dan rasanya mirip dengan gula merah, yang membedakanhanya
bahan bakunya. Gula aren terbuat dari air nira yang disadap pohon aren,tanaman dari
keluarga palem.Proses pembuatan gula aren umumnya lebih alami, sehinggan zat-zat
tertentu yangterkandung di dalamnya tidak mengalami kerusakan dan tetap utuh.Selain
gula-gula alami, banyak juga gula-gula yang terbuat dari proses kimiawiyang dijual di
pasaran. Banyak orang berusaha untuk menghindari gula, dan berlaih kegula buatan.
Namun, jenis gula ini bila dikonsumsi secara berkala akan berdampak tidak baik untuk
tubuh. Menurut Darwin (2013) ada 3 jenis gula buatan, seperti:
Gula jenis ini terbuat dari tepung jagung sebagai bahan baku, memiliki tekstur
cairseperti syrup. Gula jagung memiliki tingkat kemanisan yang sangat inggi, 1,8
kalidibanding dengan gula biasa. Dimana rasa manis tersebut akan meningkatkan
rasalapar sehingga tubuh menginginkan karbohidat berlebih.
Gula jenis ini sering digunakan dalam minuman rendah kalori dan rendah
gula.Keduanya mengandung kalori yang rendah, namun memiliki tingkat kemanisan
yangtinggi.
Komposisi Zat Gizi Gula Pasir (per 100 gram berat bahan)
Zat Gizi Gula pasir
Gula pasir merupakan salah satu karbohidrat yang akan dipecah untuk diubah menjadi
energy.Gula merupakan jenis disakarida yaitusukrosa, sehingga dapat dipecah
menjadi gula darah dengan sangat cepat dan akan menjadi tidaksehat bila dikonsumsi
secara berlebih..Menurut survei yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
Indonesiamenduduki urutan keempat dalam hal jumlah terbanyak penderita diabetes
melitus
Hubungan antara gula pasir dengan diabetes dan obesitas adalah pada kinerja
pankreas. Proses mengubah gula pasir menjadi energi merupakan proses yang
melelahkan bagi pankreas,karena normalnya pankreas hanya mampu mengubah ½
sdm gula pasir menjadi energy setiap harinya. Bila kita menkonsumsi gula pasir lebih
dari ½ sdm makan setiap harinya maka sisanya akan menjadi gula darah dan lemak
tubuh. Lama kelamaan tubuh kita akanbertambah gemuk dan berkembang menjadi
diabetes. (Darwin, 201
Madu
Madu adalah salah satu pemanis alami yang biasa dikonsumsi oleh manusia
sebagai pengganti gula. Madu merupakan cairan yang menyerupai sirup, namun lebih
kental dan memiliki rasa yang manis. Madu merupakan pemanis alami yang dihasilkan
dari bahan baku nektar bunga. Madu memilki rasa manis yang berbeda dari gula atau
pemanis lainnya, sehingga membuat orang lain lebih menyukainya dari pada gula atau
pemanis lainnya.Madu merupakan zat manis alami yang dihasilkan lebah dengan
bahan baku nectar bunga, sumber energi dan bahan yang diubah menjadi glikogen
(Tim Karya TaniMandiri, 2010)Madu merupakan pemanis alami yang sehat, sedangkan
konsumsi madu masihrendah khususnya di Indonesia. Banyak konsumen yang
menghindari gula pasir dengancara mengkonsumsi pemanis sintesis atau buatan,
padahal pemanis sintesis memilikiefek samping pada jangka panjang.Berbeda dengan
madu yang tidak memiliki efeksamping bila dikonsumsi dalam jangka
panjang.Konsumsi madu sering dikaitkan dengan trend health food karena madu
yangmerupakan pemanis yang natural. Karena trend health food yang berkembang
adalahkonsumsi makanan yang natural, yang sehat dan tinggi akan nutrisi.
Komposisi Madu
Madu adalah pemanis tertua yang sudah lama digunakan sebelum adanya gula.
Karena madu adalah pemanis yang dapat langsung digunakan tanpa perlu diolah
terlebihdahulu, selain itu madu mudah diserap oleh tubuh.Selain untuk pemanis, madu
jugasering digunakan sebagai obat dan perawatan kecantikan.
Menurut Tim Karya Mandiri (2010), madu merupakan food suplement yangberhasiat
karena mengandung monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa. Selain itu madujuga
mengandung berbagai jenis vitamin, asam amino, aneka mineral dan 100 jenis
zatlainnya yang bermanfaat untuk kesehatan.Karbohidrat yang dikandung oleh madu
sebagian besar berasal darimonosakarida, hal itu yang menyebabkan karohidrat yang
terkandung dalam madumudah diserap oleh tubuh.Menurut Erminawati (2012), asam
amino yang dikandung di dalam madumampu membantu menyembuhkan penyakit, dan
juga merupakan bahan untukpembentukan neurotransmitter yang merupakan senyawa
yang berperan dalammengoptimalkan fungsi otak.
BAB III
METODE PENELITIAN
B.Desain Penelitian.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dilaksanakan padabulan
Mei di Sekolah Dasar Negeri 03 pagi dan 01 Petang kelurahan Gunung Jecamatan
Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Subjek penelitian siswa & siswi kelas 3.Jumlah subjek
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 300orang yang dihitung menggunakan
rumus besar sampel dengan jumlah populasi diketahui. Cara pengambilan subjek
dengan menggunakan metode proportional random sampling karena jumlah murid
dalam setiap kelas tidak sama, sehingga dapat terwakili secara proporsional sesuai
dengan banyaknya siswa. Kriteria inklusi yaitu siswa kelas 3 tidak sedang menderita
sakit, berada dilokasi pada saat dilakukan penelitian, bersedia menjadi sampel..
Variabel bebas (independen) dalam penelitian adalah asupan gula, asupan garam dan
asupan lemak dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sedangkan variabel terikat
(dependen) adalah tekanan darah dan IMT.
Populasi.
Seluruh siswa& Siswi kelas 3 SDN 03 pagi & 01 petang kelurahan gunung kecamatan
Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
3,8416 48,9
n
1,595 0,586
n 86,1 87
n 87 10%(87)
n 96
Studi ini bersifat cross sectional siswa siswa & Siswi kelas 3 SDN 03 pagi & 01 petang
Kelurahan Gunung Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Subyek diambil secara
proportional random sampling yang memenuhi kriteria inklusi yaitu tercatat sebagai
siswa,tidak sedang menderita sakit, Data Berat badan di dapat dengan cara
menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan injak dengan ketelitian 0,1
kg, data tinggi badan didapat dengan cara mengukur tinggi badan dengan alat Microtoa
dengan ketelitian 0,1 Cm. data asupan gula, garam dan lemak dari makanan diperoleh
dengan menggunakan semi quantitative food frequencies Quesionaire (FFQ) dan
Food Recall 1 x 24 jam . Data tekanan darah sistolik dan diastolik subjek diukur secara
langsung menggunakan sphygmomanometer oleh tenaga kesehatan. Analisis data
menggunakan Shapiro-Wilk untuk menguji kenormalan dan Uji Korelasi atau Rank
Spearman untuk menguji hubungan variable bebas ( Asupan gula, garam & lemak )
dengan variable terikat ( IMT & Tekanan darah ).
Subjek diminta untuk mengisi FFQ makanan yang diduga mengandung tinggi
natrium guna diperoleh rata-rata konsumsi makanan jajanan selama 1 minggu terakhir
dan ditanya makanan yang dikonsumsi selama 1 x 24 jam, kemudian dihitung rata-rata
asupan, gula dan garam . Selanjutnya untuk mengetahui asupan enersi, natrium dan
lemak subjek per hari yang berasal dari makanan tersebut dengan menggunakan soft
ware Nutri Survey. Data asupan natrium dikategorikan tinggi bila 2300 mg per hari,
cukup bila 500-2200 mg per hari dan rendah bila 500 mg per hari. Data Asupan gula
Kerangka Konsep
Konsumsi Gula
Konsumsi Lemak
Banyak faktor yang mempengaruhi IMT & tekanan darah. Diantaranya adalahkonsumsi
gula, garam dan lemak tubuh dari makanan dan minuman.
Definisi Operasional.
3.3 Definisi Operasional
c. Baik untuk
Wanita ≤ g
d. Tidak baik
untuk Wanita
> g
(Lebih)
(Lebih)
d. ≥ 30.0 (Obesitas)
. Jadual Kegiatan
NO KEGIATAN SEMESTER I SEMESTER II
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 Persiapan X X X x x
4 Penyusunan laporan X X
5 Penyusunan Jurnal X X
DAFTAR PUSTAKA
Cohen HW, Hailpern SM, Fang J, Alderman MH. 2006. Sodium intake and mortality
in the NHANES II follow-uo study. Am J Med. 119 (3): 275.e7-14
Couch, Sarah C and Krummel, Debra A. 2008. Krause’s Food & Nutrition
Therapy 12th Edition.USA: Saunders Elseveir.
Drake SL, Drake MA. 2010. Comparison of salty taste and time intensity of sea and land
salts from
around the world. Journal of Sensory Studies. Vol 26 Issue 1; 25-34.
Karyadi, Elvina. 2002. Hidup Bersama Penyakit Hipertensi, Asam Urat dan Jantung
Koroner. Jakarta: Intisari Mediatama.
Lenz, Thomas L. 2008. Lifesytle Modifications in Pharmacotherapy.Philadelphia:
Wolters Kluwer Health.
Muliyati, Hepti dkk. 2011. Hubungan Pola Konsumsi Natrium Dan Kalium Serta Aktifitas
Fisik Dengan Kejadian Hiperetensi Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makasar. Artikel Penelitian. Media Gizi Masyarakat
Indonesia, vol 1, No 1 Agustus 2011 :46-51. FKM-Universitas Hasanuddin.
Diakses pada tanggal 7 Desember 2013 pukul 18.00
Novian, Arista. 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Diit Hipertensi
(Studi Pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Tahun 2013 (Skripsi). Semarang. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat – Universitas Negeri Semarang.
[Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar. 2007. Laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007.
Jakarta: Kemenkes.
[Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013.
Jakarta: Kemenkes.
Wihastuti, Titin Andri dkk. 2012. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Penderita Hipertensi Di Poliklinik
Jantung Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang.Jurusan Ilmu
Keperawatan FKUB.
Kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penelitian ini dibiayai DIPA Politeknik
Kesehatan Jakarta II Tahun anggaran 2018. Adapun bagian-bagian tertentu dalam
penelitian ini kami kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara
jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah. Apabila di kemudian hari
ditemukan seluruh atau sebagian isi penelitian ini bukan hasil karya kami atau adanya
plagiat dalam bagian-bagian tertentu kami bersedia menerima sanksi sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
Tanda Tangan
Peneliti Utama
Nanang Prayitno, MPS -------------------
Peneliti I
Sugeng Wiyono, SKM, M.Kes --------------------
Peneliti II
Meilinasari, SKM, M.Kes --------------------
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah mendapat masukan dari Tim Pembahas/Tim Pakar Politeknik Kesehatan Jakarta
II pada tanggal ………………. 2018
Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Nanang Prayitno, MPS
gelar)
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 196004251984011001
5 NIDN 4025046001
6 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta 25 April 1960
7 E-mail nprayitno@rocketmail.com
8 Nomor Telepon/HP 0816780884
9 Alamat kantor Jl Hang Jebat III Keb Baru Jakarta Selatan
10 Nomor Telepon/Faks 021-7395331/7395383
11 Lulusan yang Telah S-1 = … orang; S-2 = … orang; S-3 = …
Dihasilkan orang
1. Kimia Pangan
1. Mata Kuliah yang Diampu 2. Biokimia Gizi
3. Kimia Dasar
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Akademi Gizi UPLB
Bidang Ilmu Gizi Gizi
Tahun Masuk-Lulus 1979-1984 1987-1990
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
Nama Pembimbing/Promotor
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan Sugeng Wiyono, SKM, M.Kes
gelar)
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 196404121985031003
5 NIDN
6 Tempat dan Tanggal Lahir Wonogiri 12 April 1964
7 E-mail Sugeng_gizi@yahoo.com
8 Nomor Telepon/HP 085890572630
9 Alamat kantor Jl. Hang Jebat III Keb Baru Jakarta Selatan
10 Nomor Telepon/Faks 021-7395331/7395383
11 Lulusan yang Telah S-1 = … orang; S-2 = … orang; S-3 = …
Dihasilkan orang
1. Mata Kuliah yang Diampu 1. Ilmu Kesehatan Masyarakat
2. Ilmu Komputer Dasar dan Lanjut
3. Ilmu Kimia Dasar
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi UI Depok UI Depok
Bidang Ilmu Kes Mas Kes Mas
Tahun Masuk-Lulus 1996-1998 2000-2002
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Hubungan
IMT,asupan
energi dengan
RLPP orang
dewasa
Nama Hubungan
Pembimbing/Promotor RLPP dengan
kadar
kolesterol
orang dewasa
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2013 Hubungan berat dan DIPA
panjang badan lahir
dengan tinggi badan anak
usia 2-3 tahun
2 2014 Pemantauan status gizi
balita di Prop DKI
3 2015 Pemantauan status gizi
balita di Prop DKI
4 2016 Pengaruh Frekwensi DIPA 37.740.000
menggoreng dan
Penambahan bubuk
kunyit terhadap kadar
MDA dan angka asam
minyak goreng
A. Identitas Diri
A. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi UI Depok UI Depok -
Bidang Ilmu Kes Mas Kes Mas
Tahun Masuk-Lulus 1994-1996 2000-2002
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi
Nama Pembimbing/Promotor
Naskah penjelasan
Partisipasi responden bersifat sukarela tanpa paksaan dan bila tidak berkenan
dapat menolak, atau sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri tanpa sanksi apapun.
Jawaban yang anda berikan atau data anda akan saya rahasiakan dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian ini. Semua data tidak akan dihubungkan
dengan identitas responden.
Saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti hal yang berkaitan
dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Nanang Prayitno, Politeknik Kesehatan
Jakarta II jurusan Gizi yaitu “ Hubungan Asupan Gula, Garam Dan Lemak Dengan
Kegemukan Dan Penyakit Hipertensi Pada Siswa Sekolah Dasar Di Jakarta
Selatan “
...............................,...................... 2018
I. Identitas Responden
Kode Responden :
Nama Responden :
Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir : - -
Umur :
Anak ke : dari
Kelas :
Alamat :
RT: RW:
Alasan jajan : enak / murah / praktis / higienis / tidak membawa bekal / tidak sarapan
Status gizi :
Nama :
Jenis kelamin :
Kelas :
3-6x seminggu
1-2x seminggu
Tidak pernah
>1x sehari
1x sehari
Nama bahan makanan
Karbohidrat
Roti Tawar
Nasi goreng
Nasi uduk
Nasi kuning
Roti bakar
Mie instant
Mie goreng
Mie ayam
Bihun goreng
Spaghetti
Kentang goreng
Mie Bakso
Biskuit
Bubur Ayam
Protein Hewani
Ayam goreng
Opor ayam
Fried chicken
Sate ayam
Ikan goreng
Ikan bakar
Gulai ikan
Seafood goreng
Seafood tumis
Beef steak
Sate kambing
Nugget
Sosis goreng
Protein Nabati
Tempe goring
Orek tempe
Tahu goring
Ikan Sarden
Ikan Asap
Abon
Ikan Asin
Telur Asin
Sayur
Tumis kangkung
Tumis brokoli
Terong balado
Lalapan
Cream soup
Buah
Buah segar
Jus buah
Buah Kaleng
Rujak
Susu
Susu kental manis
Susu kemasan
Pocari Sweat
Susu skim
Keju
Es krim
Yoghurt
Jajanan
Gado-gado
Ketoprak
Bubur ayam
Soto bening
Soto santan
Bakso
Hamburger
Pizza
Seblak
Dim sum
Pempek Palembang
Cilok
Sosis/ Bakar/Goreng
Ciki
Nugget
Makaroni
Lee Chees
Es Kepal
Cimol
Cokelat
Siomay/batagor
Biskuit
Bakso
Popic/minuman instan
Minuman kemasan
Waffer
Telur gulung
Cilung
Indomie instan
Kentang goreng
FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM, HARI KE-1
NAMA :
UMUR : tahun
TGL. WAWANCARA/HARI : :
Hari/Tanggal :
Kategori
Waktu Makan Makanan Hidangan Bahan Berat Ket.*
(bekal, dibeli)
Nama Porsi Makanan URT Gram
1 2 3 4 5 6 7 8
*informasi tambahan spt : harga per porsi, cara persiapan dan pemasakan.
Kode Sample :
NAMA :
UMUR : tahun
TGL. WAWANCARA/HARI : :
Hari/Tanggal :
Waktu Kategori
Makanan Hidangan Berat Ket.*
Makan Bahan Makanan
(bekal, dibeli)
Nama Porsi URT Gram
1 2 3 4 5 6 7 8
*informasi tambahan spt : harga per porsi, cara persiapan dan pemasakan.
Quisioner Pengetahuan
3. Sebaiknya minimal berapa kali kita harus mengonsumsi buah dalam sehari?
a. 1 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. 3 kali sehari
d. Tidak pernah
a. 4 gelas c. 8 gelas
b. 6 gelas d. 10 gelas
14. Hal apa yang harus diutamakan pada waktu memilih makanan jajanan?
a. Rasa
b. Kebersihan
c. Harga
d. Kemasan yang menarik