Anda di halaman 1dari 14

PENGAMATAN POLEN

LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan II
dibina oleh Dr. Murni Saptasari, M.Si. dan Umi Fitriyati, S.Pd., M.Pd.

Oleh:

Offering C
Adera Suri Wardani (180341617544)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
November 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Melalui kegiatan praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mengamati dan menganalisis struktur polen pada bunga
2. Membedakan polen tunggal dan pollinea
3. Mengetahui fungsi pada polen
1.2 Dasar Teori
Polen merupakan gametofit jantan pada tumbuhan Gymnospermae dan Angiospermae,
sedangkan spora biasanya dihasilkan tumbuhan non vaskuler seperti alga, jamur, lumut serta
tumbuhan vaskuler tingkat rendah yaitu paku-pakuan. Melalui pembelahan meiosis, sel induk
mikrospora membelah manjadi empat sel haploid yang disebut mikrospora atau sering disebut
sebagai butir polen atau serbuk sari dan spora (Kapp, 1969).
Walker (1975) menyatakan bahwa, serbuk sari merupakan alat penyebaran dan
perbanyakan generatif dari tumbuhan berbunga. Secara sitologi, serbuk sari merupakan sel
dengan tiga nukleus, yang masing-masing dinamakan inti vegetatif, inti generatif I, dan inti
generatif II. Sel dalam serbuk sari dilindungi oleh dua lapisan (disebut intine untuk yang di
dalam dan exine yang di bagian luar), untuk mencegahnya mengalami dehidrasi. Perbedaan
antara pollen monokotil dan dikotil antara lain:
1) Butir polen monokotil umumnya lonjong dibandingkan dikotil.
2) Pada monokotil butir pollen tetrad tunggal yang biasanya tersusun dalam satu bidang,
sedangkan dikotil susunannya biasaanya tetrahedral.
Ilmu yang mempelajari tentang polen dan spora disebut palinologi yang umumnya
lebih terfokus pada struktur dinding (Erdtman, 1969). Selain sebagai tempat gametofit jantan
dan alat penyerbukan pada tumbuhan berbunga, serbuk sari memiliki fungsi dan penting dalam
beberapa bidang meliputi morfologi serbuk sari dan kaitannya dalam taksonomi, filogeni dan
palinologi fosil. Beberapa karakter dari morfologi serbuk sari adalah: simetri, ukuran dan
bentuk, struktur dinding serbuk sari (pollen wall), stratifikasi exine, ornamentasi exine,
kerutan/alur dan lubang. (Agashe dan Caulton, 2009).
Daya tahan polen sangat tinggi karena memiliki exine yang keras dan secara kimia tidak
mudah hancur oleh aktifitas mikroba, tingkat salinitas, kondisi basah, oksigen rendah, dan
kekeringan (Moore et al., 1991). Selain ukuran dan bentuk, ciri polen adalah tipe, jumlah dan posisi
apertura serta arsitektur dinding. Ciri morfologi polen tersebut semakin meningkat penggunaannya
dalam taksonomi, terutama untuk mengoreksi kembali hubungan kekerabatan antara satu
tumbuhan dengan tumbuhan lainnya dalam kelompok-kelompok takson (Erdtman, 1969).
Berbagai variasi polen dapat digunakan untuk mengetahui arah evolusi suatu tumbuhan
(Moore etal., 1991). Sifat polen yang mudah melekat pada berbagai benda membantu dalam
penyelidikan kriminal, sedangkan kandungan protein, karbohidrat dan zat-zat lainnya yang tinggi
mempengaruhi kualitas madu (Bhojwani dan Bhatnagar, 1978). Hasil penelitian menunjukkan
pula bahwa polen adalah penyebab utama alergi pernafasan. Oleh karena itu data tentang polen
diperlukan untuk menunjang berbagai disiplin ilmu diantaranya taksonomi, sejarah vegetasi dan
evolusi flora (Moore etal., 1991). Selain itu juga dapat menunjang beberapa data antara lain
kriminologi, medis dan melittopalinologi yaitu studi kandungan polen dalam madu (Bhojwani dan
Bhatnagar, 1978).
Polen memiliki dinding yang berfungsi untuk melindungi inti sperma tumbuhan dari proses
desikasi dan iradiasi selama perpindahan dari antera menuju ke stigma. Butir polen yang kecil
dilapisi oleh lilin dan protein yang berupa elemen scluptura (Davis, 1999). Menurut Faegri dan
Iversen (1989) polen mempunyai dua lapis dinsing, yaitu lapisan dalam (intine) dan lapisan luar
(exine). Exine tersusun dari sporopollenin sebagai komponen utamanya, yaitu berupa substansi
keras yang berfungsi memberikan daya tahan yang kuat kepada dinding butir polen. Sedangkan
lapisan intine merupakan dinding pektoselulosa tipis yang mengelilingi butir polen yang masak
(Fahn, 1991).
Sifat polen yang penting dalam mempelajari polen yaitu unit pollen, polaritas polen, simetri
polen, bentuk polen, tipe dan jenis apertura serta ornamen exine (Erdtman, 1952). Sebagian besar
tanaman memiliki bentuk unit polen monad. Pada beberapa genus ada yang tetrad, dyad, dan
polyad (Faegri dan Iversen, 1989). Apertura adalah suatu penipisan atau modifikasi dinding spora
atau polen yang berfungsi untuk jalan keluar isi spora atau pollen (Davis, 1999).
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat:
1. Kamera handphone
2. Jarum Pentul
3. Mikroskop cahaya
4. Kaca benda
5. Kaca penutup
6. Pipet
7. Baskom kecil
Bahan:
1. Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
2. Bunga paitan (Titonia diversifolia)
3. Bunga widuri (Calotropis gigantea)
4. Bunga bakung (Crynum asiaticum L.)
5. Bunga kertas (Zinnia sp.)
6. Bunga Markisa (Passiflora edulis)
7. Bunga Cangkring (Erythrina variegata)
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah kegiatan praktikum pengamatan polen, dapat disimpulkan bahwa:
1. Struktur polen secara morfologi terdiri dari lapisan luar (exine) dan lapisan dalam (intine).
2. Berdasarkan jumlahnya, polen dikelompokkan dalam dua jenis yaitu polen tunggal seperti
pada kembang sepatu dan polleniea seperti pada bunga widuri.
3. Berdasarkan fungsinya serbuk sari berperan untuk membawa gamet jantan menuju gamet
betina.
4.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan praktikum pengamatn polen, mahasiswa telah
memahami materi yang akan dipraktikkan yang bertujuan untuk memudahkan berjalannya
praktikum. Apabila mahasiswa telah memahami materi, maka tidak ada lagi kendala saat
praktikum sehingga praktikum berjalan dengan baik dan lancar.
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN

No Nama Bunga Gambar


1. Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa
sinensis)

Perbesaran 10x10
2. Bunga paitan (Titonia diversifolia)
Perbesaran 10x10
3. Bunga widuri (Calotropis gigantea)

Perbesaran 10x10
4. Bunga bakung (Crynum asiaticum L.)

Perbesaran 10x10
5. Bunga kertas (Zinnia sp.)
Perbesaran 10x10
6. Bunga Markisa (Passiflora edulis)

Perbesaran 10x10
7. Bunga Cangkring (Erythrina variegata)
Perbesaran 10x10
LAPORAN SEMENTARA

Anda mungkin juga menyukai