Sap 15
Sap 15
Tujuan pengauditan atas siklus pembelian dan pembayaran adalah untuk menilai
apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh pembelian barang dan jasa serta pengeluaran kas
untuk pembelian tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi
keuangan. Ada tiga kelompok transaksi yeng tercakup dalam siklus ini, yaitu:
Untuk setiap akun kontrol, juga diberikan contoh akun pembantu beban yang bersangkutan.
Jelas kiranya bahwa banyak akun yang terlibat dalam siklus. Oleh karena itu tidak
mengherankan apabila pengauditan siklus pembelian dan pembayaran seringkali lebih
memakan waktu dibndingkan siklus-siklus lainnya.
Siklus pembelian dan pembayaran melibatkan setiap keputusan dan proses yang
diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa guna menjalankan operasi perusahaan. Siklus
tersebut biasanya dimulai dengan pengajuan permintaan pembelian oleh seorang pegawai
berwenang yang membutuhkan barang atau jasa dan berakhir dengan pembayaran atas setiap
manfaat yang diterima. Permintaan barang atau jasa oleh pegawai kliean adalah titik awal dari
siklus. Formulir permintaan dan persetujuan yang diwajibkan tergantung pada sifat barang dan
jasa serta kebijakan perusahaan.
Pengajuan permintaan untuk membeli barang atau jasa oleh pejabat perusahaan klien
adalah awal siklus ini. Formulir yang digunakan dan pemberian persetujuan tergantung pada
sifat brang dan jasa serta kebijakan yang diterapkan perusahaan. Dokumen-dokumen yang
lazim digunakan meliputi:
1. Permintaan Pembelian
Formulir permintaan pembelian digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh pejabat
perusahaan yang diberi kewenangan untuk mengajukan permintaan pembelian. Pada
1
perusahaa-perusahaan tertentu seringkali digunakan komputer untuk melakukan
pemesanan ketika persediaan gudang mencapai re-order point yang akan melakukan
pemesanan secara otomatis.
2. Order Pembelian
Adalah dokumen yang mengidentifikasikan deskripsi, jumlah, dan informasi terkait
untuk barang dan jasa yang akan dibeli prusahaan. Dokumen ini seringkali digunakan
untuk menunjukkan otorisasi guna mendapatkan barang dan jasa. Perusahaan-
perusahaan seringkali menyerahkan pesanan pembelian elektronik ke pemasok yang
mengatur pertukaran data secara elektronik (EDI).
Penerimaan barang dan jasa oleh perusahaan dari pemasok adalah saat yang paling kritis
didalam siklus ini, karena saat ini oleh kebanyakan perusahaan dipakai pertama kali untuk
mengakui pembelian dan utangyang bersangkutan. Ketika barang diterima, agar kontrol
berjalan baik, diperlukan pemeriksaan tentang deskripsi, kuantitas, tanggal penerimaan, dan
kondisi barang yang diterima.
Pengakuan kewajiban yang tepat atas barang dan jasa yang telah diterima menuntut
adanya pencatatan yang tepat dan akurat. Pencatatang pertama kali mempengaruhi laporan
keuangan dan pengeluaran kas yang sesungguhnya. Oleh karena itu perusahaan harus seksama
dalam memasukan semua transaksi pembelian, yaitu pembelian yang sungguh-sungguh terjadi,
dengan jumlah yang benar. Dokumen-dokumen dan catatan yang lazim digunakan adalah :
2
dengan faktur, tetapi menjadi pendukung atas pengurangan kewajiban, bukan
menambah utang.
3. Voucher
Voucher biasanya digunakan dalam suatu organisasi untuk menetapkan cara yang
formal dalam pencatatan dan pengawasan pembelian, terutama dengan membuat agar
setiap transaksi pembelian bernomor urut.
4. File Transaksi Pembelian
File transaksi pembelian adalah file yang dihasilkan komputer yang mencakup
semua transaksi pembelian yang diproses oleh sistem akuntansi untuk suatu periode
tertentu, misalnya suatu hari, satu mingggu, atau sebulan.
5. Jurnal Pembelian
Jurnal pembelian dihasilkan dari file transaksi pembelian dan biasanya berisi nama
pemasok, tanggal, jumlah, dan kelompok akun untuk setiap transaksi, seperti reparansi
dan pemeliharaan, persediaan, atau kelompok akun lainnya.
6. Master File Utang Usaha
Master file utang usaha mencatat transaksi pembelian, pengeluaran, kas, dan retur
pembelian untuk setiap pemasok. Master file ini dimutahirkan (update) dari file
transaksi komputer untuk pemebelian, retur pembelian, dan pengeluaran kas.
7. Daftar Utang Usaha
Daftar utang usaha sesuai dengan namanya, berisi daftar daftar jumlah yang
terutang kepada masing-masing pemasok atau setiap faktur, atau voucher pada suatu
saat tertentu. Daftar ini dibuat langsung dari master file utang usaha.
8. Laporan dari Pemasok (Vendor’s statement)
Laporan dari pemasok adalah dokumen yang dibuat oleh pemasok setiap akhir
bulan dan menunjukan saldo awal, pembelian, retur pembelian, dan pembayaran
kepemasok tersebut, serta saldo akhir. Saldo dan aktivitas tersebut adalah laporan yang
dibuat pemasok (bukan klien). Jumlah saldo menurut master file utang usaha
seharusnya sama dengan saldo yang ditunjukan dalam laporan pemasok, kecuali bila
ada kerancuan antara pemasok dengan klien atau bila ada selisih akibat faktor waktu.
3
akun kewabjiban, biasanya akun utang usaha. Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
dengan proses pembayaran yang akan diperiksa auditor meliputi:
1. Check
Dokumen ini biasanya digunakan untuk pembayaran pembelian pada saat kewajiban
jatuh tempo.
2. File Transaksi Pengeluaran Kas
File ini dihasilkan Komputer yang meliputi seluruh transaksi pengeluaran kas yang
diolah sistem akuntansi untuk suatu periode tertentu, mungkin perhari, per minggu, per
bulan.
3. Jurnal Pengeluaran Kas
Ini adalah daftar laporan yang dihasilkan dari file transaksi pengeluaran kas yang
mencakup seluruh transaksi pada suatu periode waktu tertentu.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk siklus pembelian dan
pembayaran terbagi dalam dua bagian besar berikut :
1. Pengujian pembelian,yang berkaitan dengan tiga dari empat fungsi bisnis yang telah
disinggung diatas,yakni: order pembelian,penerimaan barang dan jasa, dan
pengakuan utang.
4
internal,dan melaksanakan,pengujian mengikuti jejak transaksi pembelian dan pengeluaran
kas.
a. Otorisasi pembelian
Pembelian otorisasi yang tetap untuk pembelian menjamin bahwa barang dan jasa yang
dibeli sungguh-sungguh barang yang dibutuhkan perusahaan,dan dengan demikian
menghindarkan terjadinya pembelian yang berlebihan atau tidak diperlukan.
5
d. Otorisasi Pembayaran
Bukti audit untuk suatu perikatan audit akan bervariasi tergantung pada pengendalian
internal serta keadaan lainnya.Efisiensi audit yang signifikan akan tercapai dalam audit apabila
pengendalian beroperasi secara efektif.
Apabila auditor puas bahwa pengendalian cukup untuk tujuan ini,pengujian untuk
memeriksa adanya transaksi yang tidak tepat dan pencatatan transaksi yang tidak
pernah terjadi bisa sangat dikurangi.
Kegagalan mencatat pembelian barang dan jasa yang diterima menyebabkan utang
usaha kurang saji dan mengakibatkan laba bersih dan ekuitas pemilik lebih saji.Oleh
karena itu, auditor harus memandang hal ini sebagai tujuan yang penting.
6
3.Pembelian Dicatat dengan Akurat (Ketelitian)
Luas pengujian rinci pada kebanyakan akun neraca dan akun beban tergantung pada
evaluasi auditor tentang efektivitas pengendalian internal atas ketelitian pencatatan
transaksi pembelian.
Pengujian rinci akun individual tertentu dapat dikurangi apabila auditor yakin
bahwa pengendalian internak mencukupi untuk dapat memberikan keyakinan mamadai
mengenai penggolongan yang benar didalam jurnal pembelian. Meskipun semua akun
terpengaruh sampai pada tingkatan tertentu oleh efektivitas pengendalian untuk
penggolongan, dua bidang yang paling terpengaruh adalah pembelian asset tetap
periode ini, dan semua akun beban, seperti beban reparasi dan pemeliharaan, beban
listrik & gas, dan beban advertensi.
7
1.3.6 SAMPLING ARIBUT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI.
Ada tiga hal yang berbeda pada siklus pembelian dan pembayaran dibandingkan dengan siklus-
siklus lainnya :
1. Seperti telah disinggung pada awal bab, siklus ini menyangkut banyak akun, baik yang
berupa akun-akun laba-rugi, maupun akun-akun neraca. Dampaknya adalah
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penggolongan menjadi tinggi, bahkan
beberapa diantaranya berpengaruh terhadap laba bersih. Contohnya adalah kesalahan
penggolongan antara beban reparasi dan pemeliharaan dan asset tetap. Akibatnya,
auditor sering menurunkan tingkat toleransi bisa diterima, terutama untuk atribut
penggolongan.
2. Dalam siklus transaksi ini sangat lazim diperlukan pertimbangan yang signifikan,
seperti misalnya dalam hal sewa guna dan biaya kontruksi. Kebutuhan atas
pertimbangan ini meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian.
Akibatnya, auditor sering menurunkan tingkat toleransi bisa diterima untuk atribut
ketelitian.
3. Jumlah rupiah untuk transaksi individual, seringkali berjumlah sangat besar. Akibatnya,
auditor menggabungkan unsur-unsur yang besar dan tidak biasa seperti itu dan
mengujinya 100%
Utang usaha adalah kewajiban yang belum dibayar yang timbul dari pembelian barang
dan jasa yang telah diterima dalam kegiatan normal perusahaan. Utang usaha meliputi
kewajiban yang timbul dari pembelian bahan baku, peralatan, listrik, reparasi, dan masih
banyak jenis barang atau jasa lainnya yang diterima sebelum akhir tahun buku.
Utang usaha harus dibedakan dari utang biaya dan kewajiban utang bunga. Kewajiban
merupakan utang usaha hanya apabila total kewajiban diketahui dan terutang pada tanggal
8
neraca. Apabila kewajiban menyangkut pembayaran bunga, maka harus dicatat sebagai utang
wesel, utang kontrak, utang hipotik, atau obligasi.
Seperti halnya piutang usaha, sejumlah besar transaksi bisa memengaruhi utang usaha.
Saldonya seringkali berjumlah besar dan meliputi sejumlah besar pemasok dan biasanya akan
9
mahal bila harus mengaudit semua akun tersebut. Karena alasan tersebut, auditor biasanya
menetapkan materialitas kinerja untuk utang usaha relatif tinggi. Dengan alasan yang sama,
auditor sering menilai risiko inheren pada tingkat medium atau tinggi. Mereka biasanya
menaruh perhatian pada tujuan kelengkapan dan tujuan saldo pisah batas karena potensi
terjadinya kurang saji dalam saldo utang usaha.
Setelah auditor menetapkan materialitas kinerja dan risiko inheren untuk utang usaha,
mereka menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman atas pengendalian internal.
Pengujian substantif yang dilakukan auditor pada akhirnya akan tergantung pada efektivitas
pengendalian internal yang berkaitan dengan utang usaha. Oleh karena itu auditor harus
memiliki pemahaman yang dalam tentang bagaimana pengendalian yang berhubungan dengan
utang usaha.
Pengaruh pengendalian internal klien atas pengujian pengendalian internal dapat dilukiskan
dengan dua contoh berikut:
1. Misalkan klien memiliki pengendalian internal yang efektif atas catatan dan
pembayaran untuk pembelian. Penerimaan barang didokumentasi melalui penggunaan
laporan penerimaan barang bernomer urut bercetak : voucher bernomer urut tercetak
dibuat dengan tepat dan efisen dan dicatat dalam file transaksi pembelian dan master
file utang usaha. Pengeluaran kas dilakukan dengan tepat pada tanggal jatuhnya dan
segera dicatat dalam file transaksi pembayaran dan dalam master file utang usaha. Saldo
utang usaha individual dalam master file direkonsiliasi secara bulanan dengan laporan
dari pemasok, dan computer secara otomasis merekonsiliasi total master file dengan
buku besar. Dengan situasi demikian, verifikasi atas utang usaha hanya membutuhkan
sedikit usaha dari auditor, karena auditor berkesimpulan bahwa pengendalian internal
telah beroperasi dengan efektif.
10
dalam piutang usaha; oleh karena itu diperlukan pengujian rinci yang ekstensif untuk
memastikan apakah utang usaha telah ditetapkan dengan tepat pada tanggal neraca.
11
1.4.6 PENGUJIAN LIABILITAS SESUDAH TANGGAL NERACA
Karena penekanan audit pada kurang saji dalam akun-akun liabilitas pengujian sesudah
tanggal neraca sangat penting artinya bagi utang usaha. Luasnya pengujian untuk menemukan
utang yang tidak dicatat, sangat tergantung pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas
saldo potensial dalam akun yang bersangkutan. Prosedur audit yang sama yang digunakan
untuk mencari utang tidak dicatat diterapakan pula untuk tujuan ketelitian.
Berikut adalah prosedur-prosedur yang lazim digunakan yaitu :
12
e. Pengiriman Konfirmasi kepada Pemasok yang Memiliki Hubungan Bisnis
dengan Klien
Walaupun penggunaan konfirmasi untuk utang usaha kurang begitu umum
ketimbang untuk piutang usaha, auditor kadang-kadang menggunakannya untuk menguji
vendor yang dihapus dari daftar utang usaha, transaksi yang dihilangkan dan saldo akun
yang salah saji.
13
A. Perbedaan antara Faktur dari Penjual dengan Laporan dari Penjual
Auditor harus membedakan antara faktur vendor dengan laporan keuangan ketika
memverivikasi jumlah yang terutang kepada vendor. Auditor akan memperoleh bukti
yang sangat handal mengenai setiap transaksi ketika mereka memeriksa faktur faktur
vendor dan dokumen pendukung terkait setiap laporan penerimaan dan pesanan
pembelian.
14
KASUS
Sistem pengendalian internal telah diterapkan oleh hotel JWM terutama di bagian pembelian.
Menurut COSO, terdapat lima komponen pengendalian internal:
a. Lingkungan kontrol Lingkungan kontrol mencakup tindakan, peraturan, dan prosedur yang
merefleksikan keseluruhan perilaku manajemen, direktur, dan pemilik mengenai pentingnya
pengendalian internal bagi perusahaan. Dalam hotel JWM, telah terdapat lingkungan kontrol
yang baik, karena terdapat peraturan yang dibuat dan penerapan standar operasional prosedur
yang dibuat menyangkut kegiatanpembelian. Standar operasional selain merupakan salah satu
kunci penting dalam pelaksanaan kontrol, juga merupakan salah satu tindakan yang dilakukan
perusahaan untuk mencegah terjadinya tindak kecurangan, sehingga penerapannya
membuktikan bahwa manajemen meyakini peranan pengendalian internal bagi perusahaan.
Selain itu, dalam perusahaan juga telah terdapat struktur organisasi yang menunjukkan
tingkatan level otorisasi dan pemisahan tugas yang jelas.
c. Aktivitas kontrol Aktivitas kontrol merupakan inti dari sistem pengendalian internal yang di
dalamnya dibagi menjadi lima komponen: • Pembentukan Tanggung Jawab Proses pembelian
yang ada di hotel JWM memiliki prosedur otorisasi yang baik. Karena barang harus sesuai
dengan surat order dari bagian pembelian.
d. Informasi dan Komunikasi Pentingnya informasi dan komunikasi juga disadari oleh pihak
manajemen hotel. Mereka menyadari dengan ukuran perusahaan yang cukup besar, bahwa
masing- masing manajemen tidak dapat secara langsung terlibat dalam semua kegiatan
operasional perusahaan. Sehingga perlu diadakannya briefing setiap harinya untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan operasional perusahaan setiap hari, termasuk di dalamnya kendala
maupun masalah yang dihadapi. Komunikasi juga dilakukan dengan berbagai departemen yang
terkait dengan bagian pembelian, untuk membahas hal- hal yang menjadi perhatian kedua belah
pihak.
15
e. Pengawasan Di hotel JWM telah dilakukan adanya audit internal sebagai metode
pengawasan terhadap aktivitas yang dilakukan. Audit ini biasanya dilakukan satu kali dalam
setahun, yang dilakukan oleh bagian audit internal perusahaan. Selama kegiatan operasional,
pengawasan dilakukan oleh manajer pembelian.
16
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al.Haryono. 2014. AUDITING (Pengauditan Berbasis ISA). Cetakan Pertama. EDISI
II. Yogjakarta: Unit Penerbitan dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
17