Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KETOASIDOSIS DIABEIKUM (KAD)

OLEH :

NOOR MAIDA

1814901210168

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KESEHATAN & ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS B
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
KETOASIDOSIS DIABEIKUM (KAD)

A. Pengertian B. Etiologi

Diabetes melitus adalah sindrom yang disebabkan 1. Infeksi : pneumonia, infeksi traktus
ketidakseimbangan antara tuntunan dan suplai urinarius, dan sepsis. diketahui bahwa
insulin. jumlah sel darah putih mungkin
Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi meningkat tanpa indikasi yang mendasari
berat insulin dan disertai gangguan metabolisme infeksi.
protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang 2. Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan
disebut “akselerasi puasa” dan merupakan gangguan dalam dosis
metabolisme yang paling serius pada diabetes 3. Pengobatan: onset baru diabetes atau
ketergantungan insulin. (Wallace, T.M. & Matthews, dosis insulin tidak adekuat
D.R, 2004) 4. Kardiovaskuler : infark miokardium
C. Tanda dan Gejala 5. Penyebab lain : hipertiroidisme,
Gejala dan tanda-tanda yang dapat ditemukan pada pasien pankreatitis, kehamilan, pengobatan
KAD adalah : kortikosteroid and adrenergik. (Samijean
1. Kadar gula darah tinggi (> 240 mg/dl) Nordmark, 2008)
2. Terdapat keton di urin
3. Banyak buang air kecil sehingga dapat dehidrasi D. Patofisiologi
4. Sesak nafas (nafas cepat dan dalam)
Ketoasidois terjadi bila tubuh sangat
5. Nafas berbau aseton
6. Badan lemas kekurangan insulin. Karena dipakainya
7. Kesadaran menurun sampai koma
jaringan lemak untuk memenuhi
8. Keadan umum lemah, bisa penurunan kesadaran
9. Polidipsi, polyuria kebutuhan energi, maka akan terbentuk
10. Anoreksia, mual, muntah, nyeri perut
keton. Bila hal ini dibiarkan
11. Bisa terjadi ileus sekunder akibat hilangnya K+ karena
diuresis osmotic terakumulasi, darah akan menjadi asam
12. Kulit kering
sehingga jaringan tubuh akan rusak dan
13. Keringat <<<
14. Kussmaul (cepat, dalam) karena asidosis metabolic bisa menderita koma. Hal ini biasanya
terjadi karena tidak mematuhi
Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya KAD
adalah: perencanaan makan, menghentikan
1. Infeksi, stres akut atau trauma
sendiri suntikan insulin, tidak tahu
2. Penghentian pemakaian insulin atau obat diabetes
3. Dosis insulin yang kurang bahwa dirinya sakit diabetes mellitus,
mendapat infeksi atau penyakit berat
lainnya seperti kematian otot jantung,
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Glukosa
b. Natrium
c. Kalium
d. Bikarbonat.
e. Sel darah lengkap (CBC).
f. Gas darah arteri (ABG).
g. Keton.
h. β-hidroksibutirat.
i. Urinalisis (UA)
j. Osmolalitas
k. Fosfor
l. Tingkat BUN meningkat.
m. Kadar kreatinin
2. Pemeriksaan diagnostik
1. Tes toleransi Glukosa (TTG)
2. Gula darah puasa normal atau diatas normal.
3. Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal
4. Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat
5. Aseton plasma : Positif secara mencolok
6. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meninggkat
7. Elektrolit : Na normal/menurun
8. Hemoglobin glikosilat : Meningkat 2-4 kali normal
9. Gas Darah Arteri : pH rendah
10. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat
11. Amilase darah : meningkat mengindikasikan pankreatitis akut
F. Komplikasi G. Penatalaksanaan
1. Ginjal diabetik (Nefropati Diabetik) Fase I/Gawat :
2. Kebutaan (Retinopati Diabetik)
1. Rehidrasi
3. Syaraf (Neuropati Diabetik)
2. Insulin
4. Kelainan Jantung
3. Infus K (tidak boleh bolus)
5. Hipoglikemia.
4. Infus Bicarbonat
6. Hipertensi.
5. Antibiotik dosis tinggi

Batas fase I dan fase II sekitar GDR 250 mg/dl atau


reduksi

Fase II/maintenance:

1. Cairan maintenance
2. Kalium
Pathway

Gangguan produksi atau


gangguan reseptor insulin

Penurunan proses Penurunan kemampuan


penyimpanan glukosa reseptor sel dalam uptake
dalam hat glukosa

Kadar glukos darah >> Kelaparan tngkat seluler

Hiperosmolar darah
Peningkatan proses glukolisis
dan glukoneogenesis

Proses pemekatan <<

Pembentukan benda keton

Glukosuria

Rangsang metabolism
anaerobik
Shift cairan
Poliuria intraseluler →
ekstraseluer
Asidosis
Keseimbangan kalori negatf

Dehidrasi
Polipagia dan tenaga <<

Kesadaran terganggu
Gangguan keseimbangan
Nutrisi : kurang dari cairan dan elektrolit
kebutuhan

Resiko tnggi cedera

Rencana Asuhan Klien Dengan Ketoasidosis Diabetikum (KAD)


1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istrahat
b. Sirkulasi
c. Integritas/ego
d. Eliminasi
e. Nutrisi/Cairan
f. Neurosensori
g. Nyeri/kenyamanan
h. Pernapasan
i. Keamanan
j. Seksualitas
k. Penyuluhan/pembelajaran
DIAGNOSA KEPERAWATAN MUNGKIN MUNCUL

Dx 1: Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit Dx 2 : Ketidakseimbangan nutrisi Dx 3 : Resiko tinggi cedera


: kurang dari kebutuhan tubuh

NOC: NOC : NOC :


Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan pasien tidak mengalami ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama … x 24
cairan dan elektrolit dengan kriteria hasil : keperawatan selama … x 24 jam jam diharapkan pasien tidak mengalami resiko cedera
1. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, Ht normal diharapkan pasien tidak mengalami dengan kriteria hasil :
2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal ketidakseimbangan nutrisi dengan 1. Mempersiapkan lingkungan yang aman
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi kriteria hasil : 2. Mengidentifikasi resiko yang meningkatkan
Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan 1. Mempertahankan BB atau kerentanan terhadap cedera
NIC : bertambah 3. Menghindari cedera fisik
Fluid management 2. Menoleransi diet yang NIC :
1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan dianjurkan 1. Manajemen lingkungan : keamanan
2. Pertahankan catatan intake dan output yng akurat 3. Mempertahankan massa tubuh 2. Pencegahan jatuh
3. Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan dan berat badan dalam batas 3. Identifikasi resiko
4. Monitor vital sign normal 4. Surveilans keamanan
5. Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian 4. Memiliki nilai labotatorium
6. Kolaborasikan pemberian cairan IV dalam batas normal
7. Monitor status nutrisi NIC :
8. Berikan cairan IV pada suhu ruangan 1. Manajemen nutrisi
9. Dorong masukan oral 2. Terapi nutrisi
10.Berikan penggantian nasogastric sesuai output 3. Pemantauan nutrisi
11.Dorong keluarga untuk membantu pasien makan 4. Bantuan perawatan- diri : makan
12.Tawarkan snack (jus buah, buah segar) 5. Bantuan menaikkan berat badan
13.Kolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
14.Atur kemungkinan tranfusi
15.Persiapan untuk transfusi

Hipovolemia management
1. Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan
2. Pelihara IV line
3. Monitor tingkat Hb dan Ht
4. Monitor tanda vital
5. Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan
6. Monitor BB
7. Dorong pasien untuk menambah intake oral
8. Pemberian cairan IV monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan
9. Monitor adanya tanda gagal ginjal
Daftar Pustaka
Ahern, N. R & Wilkinson, J. M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9 Edisi
Revisi. Jakarta: EGC.
Nurarif, A. H & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Mediaction.
Wallace, T.M. & Matthews, D.R. (2004). Recent Advance in The Monitoring and
management of Diabetic Ketoacidosis. QJ Med; 97 : 773-80.

Banjarmasin,05 September 2019

Ners Muda,

(Noor Maida, S.Kep)

Preseptor Akademik,

(Diah Retno W, Ns., M.Kep)

Anda mungkin juga menyukai