Anda di halaman 1dari 15

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, & SEDEKAH

LEMBAGA ZAKAT DOMPER DHUAFA DI ERA 4.0

Disusun oleh:
Rania Altairatri Evelina Brawijaya/02411942000006
Annisa Rahmawati Timur/03311942000009
Laksmita Rosyidah Dyah N./03411942000007

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Harta merupakan titipan Allah SWT yang pada hakekatnya hanya
dititipkan kepada kita sebagai manusia ciptaan-Nya. Konsekuensi
manusia terhadap segala bentuk titipan yang dibebankan kepadanya
mempunyai aturan-aturan Tuhan, baik dalam pengembangan maupun
dalam penggunaan. Terdapat kewajiban yang dibebankan pada
pemiliknya untuk mengeluarkan zakat untuk kesejahteraan
masyarakat, dan ada ibadah maliyah sunnah yakni sedekah dan infaq.
Karena pada hakekatnya segala harta yang dimiliki manusia adalah
titipan Allah SWT, maka setiap kita manusia wajib melaksanakan
segala perintah Allah mengenai hartanya. Dalam makalah ini akan
dijelaskan secar rinci apa yang menjadi pengertian zakat, infaq dan
shadaqah serta segala macam bentuk, dasar hukum dan segala hal yang
berkaitan dengan masalah zakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Pengertian Zakat

Zakat ialah pemberian sesuatu yang wajib diberikan dari sekumpulan


harta tertentu menurut Bahasa (lughah) berarti kesuburan, kesucian,
keberkatan, pensucian. Menurut syara' zakat, menurut sifat-sifat dan
ukuran tertentu kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya.

Artinya : "Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan


kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan
mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha
Melihat apa-apa yang kamu kerjakan." (Q.S Al-Baqarah: 110)
Pengertian zakat yang berkembang dalam masyarakat adalah
shadaqah wajib, sedangkan pengertian shadaqah sendiri adalah
shadaqah sunnah.

2. Pengertian Infaq
Pengertian infaq berasal dari kata anfaqa–yunfiqu yang artinya
membelanjakan atau membiayai yang berhubungan dengan usaha
realisasi perintah-perintah Allah. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia edisi Kelima infaq adalah pemberian (sumbangan) harta dan
sebagainya (selain zakat wajib) untuk kebaikan. Sedangkan menurut
istilah infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan
dalam ajaran Islam.

3. Pengertian Sedekah
Sedekah adalah istilah serapan dari bahasa Arab (Shadaqoh) yang
mengandung arti pemberian dari seorang Muslim kepada orang lain
dengan tujuan mendapatkan pahala dari Allah swt. Pemberian itu bisa
berupa barang, jasa atau berkaitan dengan suatu aktivitas manusia
untuk manusia lain. Hal ini didasarkan kepada beberapa hadist dari
Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa senyum tulus saja bagian
dari sedekah, atau suami menggauli istri itu bagian dari sedekah.
Sedekah juga merupakan amal shaleh yang diperintahkan oleh
Allah SWT. Dimana orang yang bersedekah akan dibalas dengan
balasan yang tak ternilai disisi Allah SWT. Kadangkala balasan itu
sama dengan, atau melebihi sedekah yang kita berikan kepada orang
lain. Tetapi tidak sedikit pula balasan sedekah itu hanya berupa pahala
dari Allah SWT saja.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup manajemen organisasi pengelola zakat mencakup
perencanaan, pengumpulan, pendayagunaan, dan pengendalian. Dengan
demikian, manajemen keuangan bertugas membuat perencanaan kegiatan
dan anggaran, menentukan kebijakan umum dan menyusun petunjuk
teknis pengelolaan zakat, serta melakukan pengendalian atas
penghimpunan, penyaluran dan saldo dana.
Ruang lingkup infaq bisa dibilang terbatas. Dalam kata lain, ruang
lingkup infaq dibatasi bentuknya hanya dalam lapangan harta benda
kekayaan.
Ruang lingkup sedekah itu sama dengan pengertiannya. Ia meliputi
harta dan juga non-harta sekaligus.
C. Tujuan
1. Tujuan Zakat
Zakat sebagai salah satu rukun Islam mempunyai kedudukan yang
sangat penting. Hal ini dapat dilihat dari segi tujuan dan fungsi zakat
dalam meningkatkan martabat hidup manusia dan masyarakat. Zakat
mempunyai tujuan yang banyak (multipurpose). Tujuan-tujuan itu dapat
ditinjau dari berbagai aspek, yaitu:

a. Hubungan manusia dengan Allah


Zakat sebagai sarana beribadah kepada Allah sebagaimana halnya
sarana-sarana lain adalah berfungsi mendekatan diri kepada Allah.
Makin taat manusia menjalankan perintah dan meninggalkan larangan
Allah maka ia makin dekat dengan Allah.

b. Hubungan manusia dengan dirinya


Dari satu segi zakat menggambarkan kaitan manusia dengan harta
benda adakalanya manusia memandang harta benda itu sebagai alat
mencapai tujuan hidup. Manusia melaksanakn tugasnya sehari-hari
beribadah kepada Allah untuk mencapai kehidupan yang di Ridhoi
Allah. Untuk melaksanakan tugas hidupnya melaksanakan ibadah
kepada Allah dengan sebaik-baiknya, manusia membutuhkan harta
benda, tapi sebaliknya ia menjadikan harta benda itu sebagai alat untuk
melaksanakan tugas hidupnya.
Zakat merupakan salah satu cara memberantas hidup meterialistis,
dengan melaksanakn zakat, manusia di didik untuk melepaskan
sebagian harta benda yang dimilikinya, dan secara pelan-pelan
menghilangkan pandangan hidupnya yang menjadikan materi sebagai
tujuan hidup. Dengan demikian zakat mempunyai peranan menjaga
manusia dari kerusakan jiwa. Zakat membawa pada kesucian diri bagi
orang yang ikhlas melaksanakannya.
c. Hubungan manusia dengan manusia lain
Zakat berperanan dapat mengecilkan jurang perbedaan jurang
ekonomi Antara si kaya dengan si miskin. Sebagaian harta kekayaan
golongan kaya akan mengalir membantu dan menumbuhkan kehidupan
ekonomi golongan yang miskin, sehingga golongan miskin dapat
terperbaiki keadaan ekonominya.
Dengan demikian akan timbul gairah berusaha memperbaiki hidup bagi
si miskin, sehingga keadaan kehidupan perekonomian Antara yang kaya
dan miskin berkurang dan pergaulan mereka dengan masyarakat
bertambah baik, karena di Antara mereka tumbuh rasa persaudaraan
dan saling membantu.

d. Hubungan manusia dengan harta benda


Harta kekayaan yang dimiliki manusia apabila dilihat dari segi
mendapatkannya ada kemungkinan harta kekayaan itu didekatkan
secara halal atau campur baur dengan haram. Maka zakat akan
membantu membersihkan harta itu dari tercampurnya yang halal
dengan yang haram.

D. Profil Lembaga Zakat


Dompet Dhuafa adalah Lembaga Amil Zakat milik masyarakat,
berdiri sejak tahun 1993, yang berkhidmat mengangkat harkat sosial
kemanusiaan dengan mendayagunakan dana Zakat, Infaq, Sedekah dan
Wakaf (ZISWAF) serta dana sosial lainnya baik dari individu, kelompok
maupun perusahaan.
Perintah berzakat bersanding bersama perintah sholat dalam Al-
Qur’an. Sebagaimana yang termaktub dalam QS Al.Baqarah, ayat 43, 83,
110 dan 117. Ini menandakan bahwa kedudukan zakat sama pentingnya
dengan sholat. Lantas, mengapa jumlah potensi zakat di Indonesia berjalan
melambat tak kunjung mendekati 217 T. Sedangkan pembangunan masjid
semakin marak.
Dompet Dhuafa berkomitmen untuk menunjukkan sebuah pola
pengelolaan zakat yang tak hanya memberikan solusi singkat, praktis, dan
sederhana dalam menanggulangi berbagai masalah di Indonesia. Lebih
dari itu, setiap permasalahan harus diselesaikan dari hal yang paling
mendasar. Dompet dhuafa ingin membuktikan kontribusi zakat yang lebih
meluas.
Zakat yang dikelola juga mampu mengentaskan kemiskinan
melalui program pemberdayaan ekonomi. Melalui pemberdayaan, mereka
bisa melatih para mustahik agar mampu bertahan bahkan berpindah dari
mustahik (penerima zakat) menjadi muzzaki (pemberi zakat).
Di lain sisi, zakat pun juga berkontribusi dalam penyebaran
dakwah dan pembenahan akhlak masyarakat. Dompet Dhuafa membentuk
Corps Dai Dompet Dhuafa khusus untuk menjalankan misi melayani umat
Islam dalam menyebarkan dakwah.
E. Deskripsi Sumber Daya Manusia pada Lembaga
Struktur dalam sebuah organisasi merupakan hal yang urgent. Karena
organisasi ini tidak bisa dijalankan oleh satu orang, organisasi
membutuhkan beberapa orang yang akan menjalakan tugas dan fungsinya.
Maka perlu adanya struktur yang dibentuk agar setiap pengurus memiliki
tanggungjawab dan wewenangnya. Dompet Dhuafa Surabaya juga
mempunyai struktur kepengurusan cabang yang di bawah struktur pusat
Rahmad Riyadi, Sebelum menjabat
sebagai Presiden Direktur Dompet
Dhuafa (2003-2008), beliau
menjabat sebagai Manajer
Keuangan dan Manajer Sirkulasi
Harian Republika, Saat mulai
bekerja di Dompet Dhuafa pada
tahun 2000, beliau langsung
ditugaskan sebagai Direktur Keuangan, dan setahun kemudian menjadi
Direktur Penghimpunan. Beliau diangkat sebagai Presiden Direktur sesuai
dengan Surat Keputusan pada tanggal 1 Desember 2003-
Selama kepemimpinannya, beliau memprakarsai pembentukan cabang DD
di Hong Kong untuk melayani sekitar 150 ribu buruh migran di sana
Beliau meluncurkan program pelayanan untuk buruh migran dengan
tagline Sahabat Pekerja Migran'. Di masanya, Dompet Dhuafa mendirikan
sekolah berkualitas tinggi bernama SMART Ekselensia Indonesia.

Prof. Dr. Muhammad Amin Suma


lahir pada tanggal 5 Mei 1955 di
Cilurah, Cilegon, Banten. Beliau
menjadi guru besar tetap pada
Fakultas Syari'ah IJIN Jakarta dan
memberikan kuliah pada Program
Pasca Sarjana UIN Jakarta. Selain
itu Beliau pun mengajar Perguruan Tinggi Ilmu al-Qur'an (PTIQ), Institut
Ilmu al-Qur'an (IIQ Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ),
Institut Agama Islam ganten, STAI Serang, STAIN Metro-Lampung dan
Sekolah Tinggi Agama Islam Madina Ilmu.
Selain sebagai dosen, Prof. Amin juga penah aktif di HMI Ciputat. Beliau
juga merupakan salah satu tokoh pendiri ICMI (Ikatan Cendikiawan
Muslim Indonesia) pusat dan hingga kini menjabat Sebagai Wakil Ketua
Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI.

Nasyth Ma d lahir di Karang


Anyar, 10 April 1964. Lulusan
fakultas ekonomi Universitas
Cadjah Mada ini menjalankan
beberapa jenis usaha dan
menempati beberapa posisi
strategis di sejumlah perusahaan,
seperti Presiden Komisaris pada PT
Waterfront Securities Indonesia, Pimpinan Millennium Investment yang
berfokus pada usaha di bidang sumber daya alam dan start up-
Pendiri dan Komisaris BPR Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sebelumnya beliau juga pernah menjabat sebagai Direktur ECON IT
Advisory Group and Lautandhana Securities sebuah perusahaan broker
dan manajemen investasi. Dalam dunia sosial, Nasyith pernah memegang
posisi Sekretaris Yayasan Dompet Dhuafa Republika dan Sekretaris
Jendral Ikatan Relawan Sosial Indonesia (IRSI).

Imam Rulyawan Lahir di Jakarta


pada 26 Oktober 1973 Imam
Rulyawan menamatkan kuliah
Kedokteran Ciginya di Universitas
Indonesia pada tahun 2000
kemudian melanjutkan Program
Pasca Sarjana di Bidan Kajian
Administrasi Rumah Sakit di
universitas yang sama pada tahun 2001.
Sebelum menjabat sebagai Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa, Imam
pernah menjabat sebagai Direktur LKC pada 2007 - 2010 dan Direktur
Utama Rumah Sa kit RST pada 2011 - 2017. Beliau juga pernah menjadi
dosen di almamaternya, Universitas Indonesia, dan menjabat Direktur
Utama RSIA Soeroso.
Semenjak ditunjuk menjadi Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa, Imam
mencanangkan program yang fokus ke pengembangan wakaf. Karena
wakaf menjadi solusi terbaik untuk umat saat ini. Tercatat sepanjang tahun
2017 ada 5 Rumah Sakit tambahan yang dikelola Dompet Dhuafa dengan
konsep wakaf. Belum termasuk kerjasama dengan Qatar Charity
Foundation untuk pendirian Rumah Sakit Qatar Charity di Zona Madina,
Parung, Beliau juga mengembangkan pengelolaan aset wakaf perkebunan
terpadu yang sebelumnya telah digagas melalui program Indonesia
F. Model dan Bentuk Pengelolaha Zakat pada Lembaga
1. Pola Pengumpulan
Dalam penghimpunan dana zakat Dompet Dhuafa memiliki
beberapa strategi yang tidak jauh berbeda dengan lembaga amil zakat
lainnya. Berikut adalah strategi penghimpunan dana yang dijalankan
Dompet Dhuafa:
a. Layanan Langsung Layan langsung ini donatur dapat
memberikan langsung dana zakat, infaq, shadaqah dan wakaf ke
kantor Dompet Dhuafa.
b. Jemput Zakat Strategi penghimpunan jemput zakat bertujuan
untuk memudahkan para muzakki dalam meberikan zakatnya
terutama bagi tempat yang letaknya jauh dari lembaga Dompet
Dhuafa. Disamping bertujuan untuk memudahkan muzakki jemput
zakat ini juga memiliki tujuan agar muzakki bisa mengenal lebih jauh
pengelolaan zakat yang ada di Dompet Dhuafa.
c. Bank Muzakki dapat memberikan dana zakat melalui Bank, baik
dengan cara transfer, pindah buku atau debet, ATM, maupun
phone/SMS Banking. Transfer tersebut dapat melalui rekening LAZ
Dompet Dhuafa Surabaya:
1) Bank BNI Syariah dengan Nomor Rekening 33-11-55-77- 29
2)Bank Mandiri dengan Nomor Rekening 135-000-999- 6875
3) Bank BCA dengan Nomor Rekening 009-535-947-2

d. Gerai Zakat Gerai zakat ini diselenggarakan dalam waktu-waktu


tertetu. Seperti join kegiatan dengan instansi atau perusahaan yang
mengadakan acara besar, pada waktu car free day, dan bulan
Ramadhan yang membuka gerai zakat di dalam mall kota Surabaya.

2. Pola Pendistribusian Dana Zakat Dompet Dhuafa Surabaya


Bidang-bidang yang menjadi program Lembaga Amil Zakat
Dompet Dhuafa Surabaya adalah sebagai berikut:
a. Bidang Sosial Pendistribusian dana zakat LAZ Dompet Dhuafa
Surabaya dalam bidang sosial diberikan kepada masyarakat yang
membutuhkan dalam bentuk bantuan yang bersifat charity, yakni
memberikan sesuatu yang bersifat lepas tanpa wajib pengembalian,
seperti pemberian bantuan kepada fakir miskin, anak yatim, panti
asuhan dan lain sebagainya.
b. Bidang Dakwah Program Dompet Dhuafa Surabaya dalam
bidang dakwah yaitu melakukan pembinaan rohani di Lapas Wanita di
Bulu. Memberikan pelatihan membaca al-Qur’an kepada para tawanan
serta motivasi. Selain itu Dompet Dhuafa juga sedang menggarap
program untuk menganggulangi bahaya kristenisasi. Dengan
mengirimkan mubaligh untuk berdakwah di daerah tersebut juga
dengan memberikan sembako, sumbangan dan lain-lain guna
membentengi aqidah mereka.
c. Bidang Ekonomi Dalam bidang ekonomi Dompet Dhuafa
memiliki program pemberdayaan. Program pemberdayaan tersebut
dibagi mennjadi dua macam:
1) Pemberdayaan kelompok Program pemberdayaan
kelompok dilaksanakan di desadesa. Seperti program Pemberdayaan
Dusun Jamur di Mijen. Dompet Dhuafa memberikan fasilitas baik
berupa rumah ramur, bibit dan lain sebagainya. Ada juga program
pemberdayaan Kampung Ternak Kambing di Mijen dengan
memberikan beberapa fasilitas seperti kandang, kambing dan lain-
lain.
2) Pemberdayaan individu Pemberdayaan yang bersifat
individu dilaksanakan di wilayah perkotaan. Adapun pelaksanaan
program tersebut yaitu program Tahu Mercon dan Mendoan Bang
Sidik. Dompet Dhuafa memberikan fasilitas berupa gerobak dan
peralatan yang dibutuhkan bukan berupa uang.
G. Program Jangka Menengah dan Jangka Panjang Pengelolaan Zakat
1. Perencanaan jangka menengah
Perencanaan pengelolaan zakat yang biasanya akan dilakukan dalam
kisaran waktu antara satu sampai tiga tahun.
2. Perencanaan jangka Panjang
Perencaan pengelolaan zakat yang membutuhkan waktu tiga sampai lima
tahun. Kisaran waktu tersebut bisa dirubah sesuai dengan situasi kondisi
dan kebutuhan organisasi.
H. Analisis Manajemen Pengelolaan Zakat
Secara garis besar ada dua pola manajemen dalam pengelolaan zakat, yaitu
manajemen tradisional dan manajemen modern.
Manajemen tradisional :
1. Anggap Sepele
Zakat merupakan bantuan, karena bantuan maka bekerja di lembaga zakat
merupakan pekerjaan social semata. Karena sifatnya sosial maka tidak
perlu diseriusi, dan bisa dilakukan sambil lalu.

2. Pekerjaan Sampingan
Pekerjaan sosial adalah pekerjaan kedermawanan hati seseorang. Dengan
kondisi demikian format berpikir yang tumbuh menempatkan pekerjaan
social hanyalah sampingan dan aksidental.
3. Tanpa Manajemen
Pembagian tugas dan struktur organisasi hanya formalitas. Struktur
disesuaikan dengan keinginan pengelola atau pendiri tanpa adanya
pertimbangan kebutuhan riil organisasi. Pembagian tugas juga belum
sepenuhnya dipahami oleh anggota organisasi.
4. Tanpa Seleksi Sumber Daya Manusia.
Di antara kebiasaan lembaga nirlaba di Indonesia termasuk lembaga
pengelola ZIS adalah tidak serius dalam menyeleksi SDM pengelola.
Sangat jarang ada system rekrutmen yang pasti, apalagi fit and proper test
yang dirasa terlalu berlebihan
5. Ikhlas Tanpa Imbalan
Ikhlas beramal berarti pengabdian yang tak perlu mendapatkan imbalan,
lebih-lebih menuntut upah yang layak.
6. Kreatifitas Rendah
Pengelolaan dengan model tradisional cenderung pasif, kurang kreatif, dan
tidak inovatif.
7. Tidak ada Monitoring dan Evaluasi
Organisasi yang hanya menggantungkan kepada pimpinan menyebabkan
lemahnya system pengawasan dan evaluasi. Dengan tidak adanya system
monitoring dan evaluasi, sebuah organisasi akan sulit berbenah dan
berkembang
8. Tidak Terbiasa Disiplin
Budaya bangsa Indonesia yang negativ adalah tidak terbiasa disiplin.
Istilah jam karet sudah menjadi tradisi yang turun temurun, dan anehnya
hal ini seakan dianggap wajar dan sah-sah saja.

Manejemen modern :
1. Perencanaan (planning),
Perencanaan terkait dengan berbagai hal di antaranya: terkait dengan
waktu dan strategi.
- Perencanaan waktu dibagi dalam tiga tahap :
 perencanaan jangka pendek,
 menengah, dan
 jangka penjang.
- perencanaan strategis, adalah perencanaan yang digunakan untuk
menjaga fleksibilitas rencana jangka 14 embaga akibat berubahnya
situasi dan kondisi. Rencana strategis ini bertujuan untuk menjaga
eksistensi organisasi sehingga tetap bertahan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Cara yang ditempuh oleh 14embaga untuk mengatur kinerja 14embaga
termasuk anggotannya. Pengorganisasian tidak 14 emb lepas dari
koordinasi, yang sering didefinisikan sebagai upaya penyatuan sikap dan
langkah dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan.
3. Pengarahan (actuating)
Pengarahan adalah proses penjagaan agar pelaksanaan program kegitan
dapat berjalan sesuai dengan rencana. Dalam pelaksanaan ada beberapa
komponen yang sangat diperelukan, diantaranya adalah motivasi,
komunikasi, dan kepemimpinan.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan dalam 14embaga zakat mempunyai dua substansi. Pertama,
secara fungsional, pengawasan terhadap amil telah menyatu dalam diri
amil. Kedua, secara formal 14embaga zakat memiliki Dewan Shariah yang
secara 14 embaga 14 al berada di bawah ketua 14 embaga zakat. Dewan
shariah yang terdiri dari pakar di bidangnya ini bertugas untuk
mengesahkan mengontrol atau menghentikan setiap program yang dibuat
14embaga zakat

BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai