Disusun oleh:
Rania Altairatri Evelina Brawijaya/02411942000006
Annisa Rahmawati Timur/03311942000009
Laksmita Rosyidah Dyah N./03411942000007
A. Latar Belakang
Harta merupakan titipan Allah SWT yang pada hakekatnya hanya
dititipkan kepada kita sebagai manusia ciptaan-Nya. Konsekuensi
manusia terhadap segala bentuk titipan yang dibebankan kepadanya
mempunyai aturan-aturan Tuhan, baik dalam pengembangan maupun
dalam penggunaan. Terdapat kewajiban yang dibebankan pada
pemiliknya untuk mengeluarkan zakat untuk kesejahteraan
masyarakat, dan ada ibadah maliyah sunnah yakni sedekah dan infaq.
Karena pada hakekatnya segala harta yang dimiliki manusia adalah
titipan Allah SWT, maka setiap kita manusia wajib melaksanakan
segala perintah Allah mengenai hartanya. Dalam makalah ini akan
dijelaskan secar rinci apa yang menjadi pengertian zakat, infaq dan
shadaqah serta segala macam bentuk, dasar hukum dan segala hal yang
berkaitan dengan masalah zakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Pengertian Zakat
2. Pengertian Infaq
Pengertian infaq berasal dari kata anfaqa–yunfiqu yang artinya
membelanjakan atau membiayai yang berhubungan dengan usaha
realisasi perintah-perintah Allah. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia edisi Kelima infaq adalah pemberian (sumbangan) harta dan
sebagainya (selain zakat wajib) untuk kebaikan. Sedangkan menurut
istilah infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan
dalam ajaran Islam.
3. Pengertian Sedekah
Sedekah adalah istilah serapan dari bahasa Arab (Shadaqoh) yang
mengandung arti pemberian dari seorang Muslim kepada orang lain
dengan tujuan mendapatkan pahala dari Allah swt. Pemberian itu bisa
berupa barang, jasa atau berkaitan dengan suatu aktivitas manusia
untuk manusia lain. Hal ini didasarkan kepada beberapa hadist dari
Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa senyum tulus saja bagian
dari sedekah, atau suami menggauli istri itu bagian dari sedekah.
Sedekah juga merupakan amal shaleh yang diperintahkan oleh
Allah SWT. Dimana orang yang bersedekah akan dibalas dengan
balasan yang tak ternilai disisi Allah SWT. Kadangkala balasan itu
sama dengan, atau melebihi sedekah yang kita berikan kepada orang
lain. Tetapi tidak sedikit pula balasan sedekah itu hanya berupa pahala
dari Allah SWT saja.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup manajemen organisasi pengelola zakat mencakup
perencanaan, pengumpulan, pendayagunaan, dan pengendalian. Dengan
demikian, manajemen keuangan bertugas membuat perencanaan kegiatan
dan anggaran, menentukan kebijakan umum dan menyusun petunjuk
teknis pengelolaan zakat, serta melakukan pengendalian atas
penghimpunan, penyaluran dan saldo dana.
Ruang lingkup infaq bisa dibilang terbatas. Dalam kata lain, ruang
lingkup infaq dibatasi bentuknya hanya dalam lapangan harta benda
kekayaan.
Ruang lingkup sedekah itu sama dengan pengertiannya. Ia meliputi
harta dan juga non-harta sekaligus.
C. Tujuan
1. Tujuan Zakat
Zakat sebagai salah satu rukun Islam mempunyai kedudukan yang
sangat penting. Hal ini dapat dilihat dari segi tujuan dan fungsi zakat
dalam meningkatkan martabat hidup manusia dan masyarakat. Zakat
mempunyai tujuan yang banyak (multipurpose). Tujuan-tujuan itu dapat
ditinjau dari berbagai aspek, yaitu:
2. Pekerjaan Sampingan
Pekerjaan sosial adalah pekerjaan kedermawanan hati seseorang. Dengan
kondisi demikian format berpikir yang tumbuh menempatkan pekerjaan
social hanyalah sampingan dan aksidental.
3. Tanpa Manajemen
Pembagian tugas dan struktur organisasi hanya formalitas. Struktur
disesuaikan dengan keinginan pengelola atau pendiri tanpa adanya
pertimbangan kebutuhan riil organisasi. Pembagian tugas juga belum
sepenuhnya dipahami oleh anggota organisasi.
4. Tanpa Seleksi Sumber Daya Manusia.
Di antara kebiasaan lembaga nirlaba di Indonesia termasuk lembaga
pengelola ZIS adalah tidak serius dalam menyeleksi SDM pengelola.
Sangat jarang ada system rekrutmen yang pasti, apalagi fit and proper test
yang dirasa terlalu berlebihan
5. Ikhlas Tanpa Imbalan
Ikhlas beramal berarti pengabdian yang tak perlu mendapatkan imbalan,
lebih-lebih menuntut upah yang layak.
6. Kreatifitas Rendah
Pengelolaan dengan model tradisional cenderung pasif, kurang kreatif, dan
tidak inovatif.
7. Tidak ada Monitoring dan Evaluasi
Organisasi yang hanya menggantungkan kepada pimpinan menyebabkan
lemahnya system pengawasan dan evaluasi. Dengan tidak adanya system
monitoring dan evaluasi, sebuah organisasi akan sulit berbenah dan
berkembang
8. Tidak Terbiasa Disiplin
Budaya bangsa Indonesia yang negativ adalah tidak terbiasa disiplin.
Istilah jam karet sudah menjadi tradisi yang turun temurun, dan anehnya
hal ini seakan dianggap wajar dan sah-sah saja.
Manejemen modern :
1. Perencanaan (planning),
Perencanaan terkait dengan berbagai hal di antaranya: terkait dengan
waktu dan strategi.
- Perencanaan waktu dibagi dalam tiga tahap :
perencanaan jangka pendek,
menengah, dan
jangka penjang.
- perencanaan strategis, adalah perencanaan yang digunakan untuk
menjaga fleksibilitas rencana jangka 14 embaga akibat berubahnya
situasi dan kondisi. Rencana strategis ini bertujuan untuk menjaga
eksistensi organisasi sehingga tetap bertahan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Cara yang ditempuh oleh 14embaga untuk mengatur kinerja 14embaga
termasuk anggotannya. Pengorganisasian tidak 14 emb lepas dari
koordinasi, yang sering didefinisikan sebagai upaya penyatuan sikap dan
langkah dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan.
3. Pengarahan (actuating)
Pengarahan adalah proses penjagaan agar pelaksanaan program kegitan
dapat berjalan sesuai dengan rencana. Dalam pelaksanaan ada beberapa
komponen yang sangat diperelukan, diantaranya adalah motivasi,
komunikasi, dan kepemimpinan.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan dalam 14embaga zakat mempunyai dua substansi. Pertama,
secara fungsional, pengawasan terhadap amil telah menyatu dalam diri
amil. Kedua, secara formal 14embaga zakat memiliki Dewan Shariah yang
secara 14 embaga 14 al berada di bawah ketua 14 embaga zakat. Dewan
shariah yang terdiri dari pakar di bidangnya ini bertugas untuk
mengesahkan mengontrol atau menghentikan setiap program yang dibuat
14embaga zakat
BAB III
PENUTUP