Anda di halaman 1dari 12

BLOK I

SKENARIO IV

TUTOR: drg. Andriansyah, M.H.Kes

PJ Blok: drg. Intan Batura EM

KETUA: Hayi Zuci Mei Lestari (17-022)

SEKRETARIS: Lia Mariana (17-015)

ANGGOTA:
Ahmad Ghazali Adam (17-014)
Heru Sulfan (17-016)
Amelia (17-017)
Resma Sri Juniarti (17-018)
Nurul Alfiyah (17-019)
Syaella Olvira Muiza (17-020)
Tika Bonita Sari (17-021)
Fanny Fennissa (17-023)
Vellia Anita Rizka (17-024)
M. Hafidh Alim Dihan Edi (17-025)
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas Kehadiraat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat ,hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang skenario
pertama yang berjudul Jangan Sembarang Percaya.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak terutama drg. Andriansyah, M.H.Kes. Sebagai tutor pembimbing sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari tutor pembimbing agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 19 September 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar belakang

1.2. Rumusan masalah

1.3. Tujuan penelitian

Bab II Pembahasan

2.1. STEP 1 Klarifikasi Istilah

2.2. STEP 2 Menetapkan Permasalahan

2.3. STEP 3 Curah Pendapat

2.4. STEP 4 Analisis Masalah

2.5. STEP 5 Tujuan Pembelajaran

2.6. STEP 7 Laporan hasil belajar

Bab III Kesimpulan

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

Daftar pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Profesi dokter gigi merupakan tugas mulia bagi kehidupan manusia dalam bidang kesehatan
khususnya kesehatan gigi dan mulut. Karenanya seorang dokter gigi dalam menjalankan tuganya
dituntut untuk bersikap profesional. Untuk mencapai kompetensi tersebut,pendidikan dokter gigi
yang merupakan pendidikan profesi harus didasari oleh keilmuan yang kokoh. Dengan demikian
seorang dokter gigi akan mempunyai kompetensi akademik-profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi yang didasari oleh pendidikan akademik,sehingga setelah selesai
pendidikannya akan memiliki kemampuan melaksanakan praktik sesuai dengan
keahliannya,bersikap profesional,dengan selalu membekali dirinya dengan pengetahuan dan
keterampilan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Undang-Undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran mengamanahkan Konsil


Kedokteran Indonesia (KKI) dan berbagai pihak terkait menuju tercapainya pelayanan kesehatan
yang bermutu,dengan konsep dasar melindungi masyarakat,membimbing dokter,serta
memberdayakan institusi pendidikan dan profesi. Sebagai konskuensinya,profesi dokter gigi
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu,benar secara ilmiah dan baik dari
aspek etik.

Setiap dokter gigi wajib menunjukkan kinerja yang prima pada waktu melakukan pelayanan.
Untuk itu disusun kompetensi profesi dokter gigi yang berlandaskan akademik-profesional,selain
memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), juga memperhatikan
perubahan paradigma pelayanan kesehatan dan perubahan pola hubungan dokter-pasien yang
demokratis
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka kami merumuskan beberapa pokok
permasalahan sebagai berikut :

1. Sebutkan wewenang dokter gigi umum dan spesialis dalam melakukan tindakan menurut
kompetensi dokter gigi Indonesia
2. Apakah sikap dokter gigi tersebut sudah layak dilakukan dan apa dampaknya jika tidak
dirujuk?
3. Apakah pemanfaatan evident based dentistry untuk kepentingan pengelolaan kesehatan
gigi dan mulut?
4. Apa saja yang diatur dalam kewenangan klinis?
5. Bagaimana mekanisme melakukan rujukan?

C.Tujuan penelitian

1. Mahasiswa mampu menjelaskan wewenang dokter gigi umum dan spesialis dalam
melakukan tindakan menurut kompetensi dokter gigi Indonesia
2. Mahasiswa mampu menjelaskan sikap dokter gigi tersebut sudah layak dilakukan dan apa
dampaknya jika tidak dirujuk
3. Mahasiswa mampu menyebutkan pemanfaatan evident based dentistry untuk kepentingan
pengelolaan kesehatan gigi dan mulut
4. Mahasiswa mampu menjelaskan apa saja yang diatur dalam kewenangan klinis
5. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme melakukan rujukan
BAB II
PEMBAHASAN

Skenario 4

Aku Tak Sanggup..

Seorang laki-laki berusia 27 tahun datang ke praktek dokter gigi dgn keluhan bengkak dan
terasa sakit pada gigi geraham belakangnya. Pemeriksaan intraoral dan ekstraoral terdapat
pembengkakan yg menyebar ke wajah dan leher. Dokter gigi mengatakan tdk memiliki
wewenang untuk melakukan tindakan pd kasus tersebut. Standar kompetensi dokter gigi
Indonesia mengemukakan bahwa kasus tersebut bukan kewenangan klinis (clinical priviledge)
dokter gigi dan harus dirujuk ke dokter gigi spesialis.

2.1. STEP 1 Klarifikasi Istilah

1. Intraoral
2. Standar Kompetensi
3. Kewenangan klinis
4. Ekstraoral
5. Wewenang
6. Dirujuk
7. Bengkak
8. Spesialis

2.2. STEP 2 Menetapkan Permasalahan

1. Sebutkan wewenang Dokter Gigi dalam melakukan tindakan


2. Apa ciri-ciri sumber rujukan yg sahih?
3. Apa beda kewenangan Dokter Gigi biasa dan spesialis?
4. Apa saja standar kompetensi Dokter untuk menangani suatu masalah kesehatan?
5. Apa saja yang bukan wewenang Dokter Gigi umum menurut standar kompetensi Dokter
Gigi Indonesia?
6. Apakah sikap Dokter Gigi tersebut sudah layak dilakukan?
7. Apa dampak jika tidak dirujuk ke Dokter Gigi spesialis?
8. Apakah pemanfaatan evident based dentistry untuk kepentingan pengelolaan kesehatan
gigi dan mulut?

2.3. STEP 3 Curah Pendapat

1. Sebutkan wewenang dokter gigi dalam melakukan tindakan


Melakukan pemeriksaan intraoral dan esktraoral
Melakukan anamnesis terlebih dahulu
2. Apa ciri-ciri sumber rujukan yg sahih?
Yang memiliki fakta dan sudah dilakukan penelitian berkali-kali
Sudah melakukan pemeriksaan dengan Rumah Sakit atau dokter untuk melakukan
rujukan
3. Apa beda kewenangan dokter gigi biasa dan dokter gigi spesialis?
Dokter gigi umum hanya bisa mengobati penyakit gigi biasa atau umum ,sedangkan
dokter gigi spesialis terfokus pada bidangnya
Dokter gigi spesialis bisa membedah dan dokter gigi biasa jika tidak memiliki
kompetensi ia tidak bisa melakukan pembedahan
Dokter gigi biasa melakukan perawatan secara umum,sedangkan dokter gigi spesialis
lebih spesifik
4. Apa saja standar kompetensi dokter gigi untuk menangani suatu masalah kesehatan?
Seorang dokter gigi sudah lulus standar kompetensi dokter gigi Indonesia dan
mempunyai keahlian
Seorang dokter gigi yang memiliki SIP (Surat Izin Praktek)
5. Apa saja yang bukan wewenang dokter gigi umum menurut standar kompetensi dokter
gigi Indonesia?

6. Apakah sikap dokter gigi tersebut sudah layak dilakukan?

Sudah, karena dokter gigi tersebut sudah merasa tidak memiliki kewenangan klinis untuk
melakukan perawatan selanjutnya
7. Apa dampak jika tidak dirujuk ke dokter gigi spesialis?
Akan membahayakan kondisi pasien jika pasien tidak mendapatkan tindakan yang tepat
Akan membahayakan kondisi pasien karena dari pemeriksaan,penyakit ini sudah
menyebar ke muka dan leher
Akan terjadi kesalahan penindakan kepada pasien
Akan mengganggu kegiatan syaraf-syaraf bagian kepala
8. Apakah pemanfaatan evident based dentistry untuk kepentingan pengelolaan kesehatan
gigi dan mulut?
Sebagai dasar dokter gigi dalam memeriksa pasien
Untuk mengedukasi pasien dalam kesehatan gigi dan mulut
Agar dokter gigi dapat melakukan analisa terhadap pasien dan menegakkan diagnosis
serta dapat mengambil tindakan yang sesuai
2.4. STEP 4 Analisis Masalah

1. Sebutkan wewenang dokter gigi umum dan spesialis dalam melakukan tindakan menurut
kompetensi dokter gigi Indonesia
2. Apakah sikap dokter gigi tersebut sudah layak dilakukan dan apa dampaknya jika tidak
dirujuk?
3. Apakah pemanfaatan evident based dentistry untuk kepentingan pengelolaan kesehatan
gigi dan mulut?
4. Apa saja yang diatur dalam kewenangan klinis?
5. Bagaimana mekanisme melakukan rujukan?

2.5. STEP 5 Kesimpulan dan Menetapkan Tujuan Belajar

Kesimpulan : Seorang dokter gigi jika melakukan tindakan seharusnya memiliki standar
kompetensi dan wewenang. Jika tidak mampu menangani kasusnya maka harus melakukan
rujukan kepada dokter spesialis yg lebih paham kasus tersebut.

Tujuan Pembelajaran :

1. Mahasiswa mampu menjelaskan wewenang dokter gigi umum dan spesialis dalam
melakukan tindakan menurut kompetensi dokter gigi Indonesia
2. Mahasiswa mampu menjelaskan sikap dokter gigi tersebut sudah layak dilakukan dan apa
dampaknya jika tidak dirujuk
3. Mahasiswa mampu menyebutkan pemanfaatan evident based dentistry untuk kepentingan
pengelolaan kesehatan gigi dan mulut
4. Mahasiswa mampu menjelaskan apa saja yang diatur dalam kewenangan klinis
5. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme melakukan rujukan
Step 7: Laporan hasil belajar

1. Mahasiswa mampu menjelaskan wewenang drg umum dan spesialis dlm melakukan
tindakan menurut kompetensi drg indonesia ?
Dokter gigi umum hanya melayani kesehatan tingkat pertama,spesialis di tingkat kedua
dalam pelayanan yang lebih kompleks
Mengobati penyakit gigi,mengobati kelainan gigi
Pelayanan tingkat 3 oleh sub spesialis
Prefesionalisme,penguasaan ilmu dokter da n dokter gigi,pemeriksaan secara umum dan
system stomatonatig,pemulihan system stomamatonatig,kesehatan gigi dan mulut
kesehatan,manajemen praktek dokter gigi
Tindakan medic spesialis tahapan perawatan,perawatan non bedah,perawatan kelainan
oklusi yg ringan,perawatan area yg tidak bergigi
Memberikan pelayanan menurut standar profesi dan standar prosedur oprasional
Dokter gigi umum preventif,promotif,kuratif,rehabilitative terhadap kondisi gigi mulut
individu atau masyarakat. Spesialisasi meliputi tndakan radiologi mulut
Dokter gigi spesialis profesionalisme,tanggung jawab,etika,penguasaan ilmu di
kedokteran,keterampilan klinik
2. Mahasiswa mampu menjelaskan sikap dokter gigi tersebut sudah layak dilakukan? dan
apa dampaknya jika tdk dirujuk
Sudah,menurut UU RI no.29 tahun 2004 dokter wajib merujuk pasien ke dokter gigi lain
yang mempunyai keahlian/kemampuan yg lebih baik
Karena penyakitnya bisa di diagnosis abses selulitis
Sudah,dan dampaknya bsa berpotensi resiko klinis
Sudah,mengakibatkan pnyakit tambahan
Sudah,karna dokter sudah tau diagnosisnya diluar kemampuannya,jika tidak dirujuk
tidak akan mendapatkan penanganan
3. Mahasiswa mampu menyebutkan pemanfaatan evident based dentistry untuk kepentingan
pengelolaan kesehatan gigi dan mulut
Menentukan diagnosis,memilih terapi terbaru,memilih metode pencegahan penyakit
terbaru
Memandu pengambilan keputusan dalam dokter gigi,untuk mendapatkan perawatan yang
lebih baik
Dokter gigi yang kurang memiliki ilmu iptek dapat berkembang, dapat memecahkan
masalah pasien
Untuk perawatan kesehatan mulut yang integrasi,memiliki penilaian sistematis akan bukti
ilmiah klinis
Untuk membuat rencana perawatan yang lebih baik
Pendekatan dan pelayanan kesehatan mulut yng buktinya secara relevan
Meningkatkan kualitas pelayan dan outcome klinis
Memperoleh studi penelitian kritis,memperbaiki derajat kesehatan dan
keperawatan,memperoleh informasi yg sahih dan mutakhir,membantu memilih artikel
yang relevan
Untuk menyusun dan memeriksa,meta analisis,kolaborasi,panduan klinis

4. Mahasiswa mampu menjelaskan apa saja yg diatur dalam kewenangan klinis?


Anamnesis,membuat surat rujukan,mengisi rekam medis,membuat resep,serta sakit
Komunikasi informasi edukasi,inform konsen,penatalaksaan penyakit
Pencapaian pelindungan hukum,informasi komunikasi edukasi,perawatan kewenangan
klinis dalam pemenuhan perlindungan hak pasien
Gejala dan tanda klinis,menegakkan diagnosis penyakit,pemeriksaan intraoral dan
esktraoral,anastesi local,pencabutan gigi,sterilisasi dan asepsis
Memberitahu edukasi kepad pasien tentang kesehatan gigi mulut
Berbeda-beda tergantung rumah sakit dan dokter
Membuat resep,membuat keterangan sakit,pengukuran indeks kesehatan gigi dan
mulut,membuat gigi tiruan
Klinikal previledge,clinical appointment,credentialing,recredentialing
5. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme melakukan rujukan?
Menentukan kedaruratan pada tingkat kader, puskesmas,menetukan tmpat
rujukan,memberikan informasi pada pasien dan keluarga,mengirim informasi ke tempat
rujukan,persiapan penderita,tindak lanjut penderita
Mendiagnosa pasien,menginformasikan keluhan pada pasein,melakukan komunikasi
kepada tempat rujukan,membuat serta rujukan,merujuk pasien dengan
mendampingi,dokter menyerahkan tanggung jawab ke tempat rujukan
Kader ke pueksesmas pembantu ke rumah sakit pemerintah,puskesmas ke rumah sakit
swasta/pemerintah,posyandu ke puskesmas pembantu
Instansi ke instansi,ke dokterr spesialis a ke b
Melakukan anamnesis,melakukan tindakan sesuai SOP,menentukan rujukan
Rujukn parsial Puskesmas ke rumah sakit tipe D ke rumah sakit tipe C ke rumah sakit B
ke rumah sakit
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan: kegiatan pelayanan yg dilakukan drg umum/spesialis sudah diatur. Dalam


kewenangan klinis drg wajib membuat surat rujukan,jika tdk dilakukan rujukan kita bisa
menuntut hak rujukan tersebut.

SARAN

Kita sebagai mahasiswa kedokteran gigi, harus dapat memahami dan mengerti bagaimana
tindakan demi tindakan dalam menangani pasien,lebih mengerti bagaimana keadaan pasien, dan
melakukan tindakan medis dengan cepat serta tidak mengacuhkan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.acribd.com/doc/71495411/EB D2003
http://www.kki.go.id/assets/data/arsip/standar_kompetensi_dokter_gigi.pdf

Anda mungkin juga menyukai