Anda di halaman 1dari 1

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 KLASIFIKASI TANAH


Pada umumnya, tanah terbagi dalam beberapa kelompok seperti kerikil (gravel), pasir
(sand), lanau (silt), dan lempung (clay). Tanah asli merupakan campuran dari butir-butir yang
mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Dalam sistem klasifikasi tanah berdasarkan tekstur,
tanah diberi nama atas dasar komponen utama yang dikandungnya, misalnya lempung berpasir
(sandy clay), lempung berlanau (silty clay), dan seterusnya.
1. Tanah Granuler
Tanah granuler, seperti pasir, kerikil, batuan, dan campurannya, mempunyai sifat-sifat
teknis yang sangat baik. Sifat-sifat tersebut, antara lain:
- Merupakan material yang baik untuk mendukung bangunan dan perkerasan jalan, karena
mempunyai kapasitas dukung yang tinggi dan penurunan kecil, asalkan tanahnya padat.
- Merupakan material yang baik untuk tanah urug pada dinding penehan tanah dan lain-
lain karena menghasilkan tekanan lateral yang kecil.
- Tanah yang baik untuk urugan, karena mudah didapatkan dan mempunyai kuat geser
yang tinggi. Bila tidak dicampur dengan material kohesif, tidak dapat digunakan sebagai
bahan tanggul, bendungan, kolam, dan lain-lain, karena permebilitasnya besar.
2. Tanah Kohesif
Tanah kohesif seperti lempung, lempung berlanau, lempung berpasir atau berkerikil yang
sebagian besar butiran tanahnya terdiri dari butiran halus.
Tanah kohesif mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
- Kuat geser rendah, terutama bila kadar air tinggi atau jenuh.
- Berkurang kuat gesernya, bila kadar air bertambah.
- Berkurang kuat gesernya, bila struktur tanahnya terganggu.
- Bila basah bersifat plastis dan mudah mampat.

Anda mungkin juga menyukai