Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH BIOKIMIA II

“HORMON”

Disusun Oleh:
1. Elgy Kusuma Indra 41204720116034
2. Nadia Elfa 41204720116062
3. Nurfarida 41204720116069
4. Nur Aini 41204720116070
5. Siti Hadiati Mardiah 41204720116090

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NUSA BANGSA
BOGOR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat, petunjuk, dan
pertolongan-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Adapun judul dari makalah ini
yaitu “Hormon”. Tugas ini ditulis sebagai tugas mata kuliah Biokimia II semester ini.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat dijadikan bahan untuk belajar dan
menambah ilmu pengetahuan dalam memahami. Penulis menyadari makalah ini jauh dari
kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan makalah selanjutnya.

Bogor, Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan

BAB 11 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Hormon
2.2. Klasifikasi Hormon Berdasarkan Fungsinya
2.3. Klasifiikasi Hormon Berdasarkan Tempat Pembentukannya
2.4. Biosintesa Dan Sekresi Hormon
2.5. Mekanisme Kerja Hormon
2.6. Transpor Hormon
2.7. Peranan Hormon Terhadap Perasaan Sedih dan Bahagia

BAB 111 PENUTUP


3.1. Kesimpulan
3.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan (chemical
messenger) disekresikan oleh sejenis jaringan, dalam jumlah yang sangat kecil dan dibawa
oleh darah menuju target jaringan di bagian lain dari tubuh untuk merangsang aktivitas
biokimia atau fisiologi yang khusus. Endokrinologi, suatu cabang ilmu biomedis yang
mempelajari hormon dan aktivitasnya, merupakan salah satu bidang biokimia yang sangat
menarik karena beberapa pemahaman baru berasal dari bidang ini. Lagi pula, karena
perubahan dalam kerja hormon dapat menimbulkan penyakit, maka endokrinologi juga
merupakan suatu cabang ilmu biokimia yang kegunaannya dapat dilihat secara langsung.
Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan
mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon adalah suatu pesan kimia
yang disintesa pada sel-sel khusus dan ditranspor ke sel sasaran yang jauh letaknya melalui
darah. Untuk itu kita perlu mengetahui dan mengenal tentang hormon, baik itu pembagian ,
sekresi, dan peranannya dalam kehidupan, terutama dalam pemngaruhi perasaan.
Berbagai macam hormon sudah diketahui dan banyak lagi yang ditemukan. Selain
mengatur beberapa aspek metabolisme, hormon juga mempunyai fungsi yang lain yaitu
mengatur pertumbuhan sel dan jaringan, denyut jantung, tekanan darah, fungsi ginjal,
pergerakan saluran gastrointestinal, sekresi enzim-enzim pencernaan, laktasi dan sistem
reproduksi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan hormon?
2. Bagaimanakah klasifikasi hormon berdasarkan fungsinya?
3. Bagaimanakah klasifiikasi hormon berdasarkan tempat pembentukannya?
4. Bagaimanakah biosintesa dan sekresi hormon?
5. Bagaimanakah mekanisme kerja hormon?
6. Bagaimanakah transpor hormon?
7. Bagaimanakah peranan hormon terhadap perasaan sedih dan bahagia?
1.3.Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis agar penulis dapat berbagi pengetahuan tentang hormon, terutama
pembagiannya berdasarkan fungsi dan tempat pembentuknya, biosintesa dan sekresi dan
transpornya serta mengetahui peranan hormon terhadap perasaan sedih dan senang.
Makalah ini juga ditulis sebagai Tugas Biokimia II pada mata kuliah Biokimia II di Fak
Mipa-Kimia Universitas Nusa Bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hormon
Hormon berasal dari bahasa Yunani, yaitu horman yang artinya “yang
menggerakkan”, jadi hormone adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok
sel. Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin yang mempunyai efek
tertentu pada aktifitas organ-organ lain dalam tubuh. Sistem endokrin adalah suatu sistem
dalam tubuh manusia yang bertugas untuk melakukan sekresi (memproduksi) hormon yang
berfungsi untuk mengatur seluruh kegiatan organ-organ dalam tubuh manusia sesuai dengan
yang dibutuhkan organ tersebut. Hasil sekresi berupa hormon ini langsung masuk ke dalam
pembuluh darah manusia tanpa harus melalui saluran (duktus).
Sistem endokrin terbagi menjadi beberapa kelenjar endokrin yang jika dalam satu
kesatuan disebut dengan sistem endokrin. Jadi, sistem endokrin merupakan gabungan dari
beberapa kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin itu sendiri ada yang menghasilkan satu macam
hormon/tunggal, dan ada juga yang menghasilkan beberapa hormon/ganda.
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu.
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan
masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada
suatu organ target , maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya
pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya
merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan
pemasakan seksual.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari
otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar
pituitari, yang juga mengotrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan
kelenjar pituitari untuk meneksreksikan hormonnya dengan mengirim impuls saraf ke lobus
posteriornya.
2.2. Klasifikasi Hormon berdasarkan Fungsi
Klasifikasi hormon Berdasarkan Fungsi
 Hormon Perkembangan
Hormon yang memegang peranan didalam perkembangan, pertumbuhan dan reproduksi.
 Hormon metabolisme
Hormon yang mempunyai peranan dalam proses metabolisme.
 Hormon trofik
Hormon yang dihasilkan oleh suatu sistem yang merangsang kelenjar endrokin untuk
menghasilkan hormon.
 Hormon pengatur metabolisne mineral dan air
Hormon yang mengatur homeostatik mineral dan konservasi air tubuh.
 Hormon perkembangan
Hormon yang memegang peranan di dalam perkembangan, pertumbuhan dan reproduksi.
 Hormon pengatur sistem kardiovaskuler
Hormon yang mengatur aktivitas konduksi dan kontraksi jantung.

2.3. Klasifikasi Hormon Berdasarkan Tempat Pembentukkannya


2.3.1. Kelenjar Hipofise
Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak yang memegang
peranan penting dalam sekresi hormon dari suatu organ endokrin. Dapat dikatakan sebagai
kelenjar pemimpin sebab hormon-hormon yang dihasilkanya dapat mempengaruhi pekerjaaan
kelenjar lainya. Kelenjar hipofise terdiri dari dua lobus. Lobus anterior (Adenohipofise).
Menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua
organ endokrin yang lain, di antaranya adalah:
1. Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh
2. Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan
hormon tiroksin.
3. Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
4. Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang
merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan
spermatozoa dalam testis.
5. Luteiizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam
ovarium dan testoteron dalam testis. Interstisial Cell Stimulating Hormone (ICSH).

Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan dua jenis hormone yaitu :
1. Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal
membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
2. Hormon oksitosin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu
melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise
terletak didasar tengkorak, didalam fosa hipofise tulang spenoid.

2.3.2. Kelenjar Tiroid


Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus yang terletak disebelah kanan trakea
diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yangt melintasi trakea disebelah depan dan terdapat
didalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding laring.
Atas pengaruh hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofise lobus anerior,
kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin ;
mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan
rohani.

2.3.3. Kelenjar Paratiroid


Kelenjar paratiroid terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat didalam
leher, kelenjar ini berjumlah empat buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para
hormon atau hormon para tiroksin. Masing –masing melekat pada bagian belekang kelenjar
tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan
fosfor didalam tubuh.

2.3.4. Kelenjar Timus


Kelenjar timus terletak didalam mediastinum di belakang os sternum atau
teletak didalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea dan hanya dijumpai pada anak-anak
dibawah 18 tahun. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari dua lobus. Pada bayi baru
lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram aau lebih sedikit. Ukuran kelenjar timus
bertambah pada masa remaja dar 30-40 gram kemudian berkerut lagi.
Adapun hormon yang dikeluarkan kelenjar timus berfungsi untuk mengaktifkan pertumbuhan
badan dan mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.

2.3.5. Kelenjar Suprarenal


Kelenjar suprarenal jumlahnya ada dua, terdapat pada bagian atas ginjal kiri dan
kanan. Ukuranya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal ini terbagi
atas 2 bagian yaitu :
1. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut
korteks
2. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan non adrenalin (nor
epinefrin). Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengndalian sistem persarafan
simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah, takut serta
dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikan
tekanan darah guna melawan shok.
Nor adrenalin menaikan tekanan darah dengan merangsang serabut otot didalam
dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme
karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati. Beberapa
hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah; Hidrokortison,
aldosteron, dan kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan metabolisme,
pertumbuhan fungsi ginjal dan fungsi otot.
Pada insufiesiensi (penyakit aldison) penyakit nampak kurus dan nampak sakit
paling lemah, terutama karena tidak adanya hormon ini, sednangkan ginjal gagal
menyimpan natrium dalam darah terlampau banyak, penyakit ini diobati dengan
kortison

2.3.6. Kelenjar Pankreatika


Kelenjar ini terdapat pada bagian belakang lambung di depan vertebrata
lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel alpha dan beta. Sel alpha menghasilkan hormon glukagon
sedangkan sel- sel beta menghasilkan hormon insulin. Hormon yang diberikan untuk
pengobatan diabetes, insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh
enzim-enzim pencernaan protein. Fungsi hormon insulin adalah untuk mengedalikan glukosa
dan bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk
mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak. Pulau langerhans
Pulau –pulau lngerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan terbanyak pada
bagian kedua pankreas. Dalam tubuh terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel dalam
pulau ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnanya separuh dari sel ini
mensekresi insulin yang lainya menghasilkan polipeptida dari mpankreas diturunkan pada
bagian eksokrin pankreas. Fungsi kepulauan langerhans;sebagai unt sekresi dalam
pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glukagon dan polipeptida
pankreas, serta menghambat sekresi glikogen.
2.3.7. Kelenjar Kelamin
Kelenjar testika terdapat pada pria yaitu, pada skrotum menghasilkan hormon
testoteron. Adapun fungsi hormon testoteron. Mementukan sifat kejantanan, misalnnya ada
jenggot, kumis, jakun dan lain-lain. Menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta mengontrol
pekerjaan seks sekunder pada laki-laki.Kelenjar ovarika terdapat pada wanita yaitu, pada
ovarium disamping kiri dan kanan uterus. Menghasilkan hormon estrogen dan progesteron,
hormon ini dapat mempegaruhi pekerjaan uterus serta memberika sifat kewanitaan, misalnya
pinggul yang membesar, bahu sempit dan lain-lain.
Kelenjar kelamin (kelenjar gonad) adalahkelenjar endokrin yang memproduksi dan
mengeluarkan steroid yangmengatur pembangunan tubuh dan mengendalikan karakteristik seksual
sekunder. Gonad adalah organ yang memproduksi sel kelamin. Pada pria, gonadnya adalah testes, dan
pada wanita gonadnya adalah ovarium. Secara umum, kelanjar kelamin (kelenjar gonad) pada laki-laki dan
perempuan sangat berbeda baik dari segi struktur fisiologis, kandungan dan jumlah hormon yang
dikandungnya.
Kelenjar kelamin (kelenjar gonad) terbentuk pada minggu-minggu pertama
gestasi dan tampak jelas pada minggu kelima. Diferensiasi jelas dengan mengukur kadar
testosteron fetal terlihat jelas pada minggu ketujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar
gonad terjadi pada masa prepubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan
LH) akibat penurunan inhibisisteroid.
Kelenjar Kelamin (Kelenjar Gonad) wanita
Kelenjar kelamin atau kelenjar gonad wanita adalah sebagai berikut:
1. Estrogen dihasilkan oleh folikel graaf. Fungsinya merangsang pertumbuhan cirri-ciri
kelamin sekunder pada wanita.
2. Progesterone dihasilkan oleh korpus luteum, perkembangan, dan pertumbuhan
kelenjar air susu.
Kelenjar gonad wanita dihasilkan dari ovarium. Ovarium berbentuk memanjang, terletak
dibawah atau disamping gelembung gas yang terkadang berjumlah sepasang. Ovarium
bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan perantaran cheovaria. Ukuran dan
perkembangannya dalam tubuh manusiabervariasi sesuai dengan tingkat kematangannya.
Warnanya pun berbeda-beda.Sebagian besar berwarna keputih-putihan pada waktu lebih
muda dan berubah menjadi kekuning-kuningan pada waktu matang. Seperti halnya testes,
ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan organreproduksi.
Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiapbulannya pada masa
ovulasi untuk selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan
mempengaruhi perkembangan seks sekunder, menyiapkanendometrium untuk menerima hasil
konsepsi serta mempertahankan proses laktasi. Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel
dan sel lutein korpus luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus luteum.
Kelenjar Kelamin (Kelenjar Gonad) laki-laki
Kelenjar kelamin pria, menghasilkan hormon testosterone yang dihasilkan dari testis
(gonad jantan) yang berfungsi merangsang pertumbuhan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria
dan perilaku seksual.
Laki-laki mempunyai sepasang testis yang terdapat dalam skrotum. Testis (gonad jantan)
berbentuk memanjang dan menggantung pada bagian atas rongga tubuh dengan perantaraan
mesorkium. Pada Chonduricthyes testis yang satu lebih besar dari testis yang lain. Testis
tersusun dari folikel-folikel tempat spermatozoa berkembang. Ukuran gonad dapat mencapai
12% atau lebih dari bobot tubuhnya. Kebanyakan testis berwarna dan halus pada sikuroisea
testisnya tegak.
Testis terdiri atas ribuan saluran (tubulus) sperma. Dinding tubuh tubulus
spermater tersebut dilapisi oleh sel gersmital primitif yang mengalami kekhususan
disebut spermatogonium. Ukuran testis pada orang dewasa adalah 4 x3 x 2,5 cm,
dengan volume 15 ± 25 ml berbentuk avoid. Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan
tunika albuginea yang melekat pada testis. Di luar tunika albuginea terdapat tunika
vagainalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis serta tunika dortos.
Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ
reproduksi.Menghasilkan hormon testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH.
Testosteron diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis, sedangkan FSH diperlukan
untuk memulai dan mempertahankan spermatogenesis. Estrogen mempunyai
efek menurunkan konsentrasi testosteron melalui umpan balik negatif terhadap
FSH sementara kadar testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap
LH. Fungsi testis sebagai organ reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus.
Efektestosteron pada fetus merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria.
Pada masa pubertas hormon ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda
seks sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan
alat genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring danpenebalan pita suara
serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon anabolik, akan merangsang
pertumbuhandan penutupan epifise tulang.
Proses Pembentukan Kelenjar Kelamin (Kelenjar Gonad)
Proses pembentukan gonad pada laki-laki
Di dalam testis terdapat banyak tubulus yang berisi cyste-cyste seminiferous
yangdikelilingi oleh sel-sel cretoli. Kemudian, cyste ini akan berdiferensiasi
menjadispermatogonium yang selanjutnya akan mengalami proses spermatogenesis
menjadispermatozoa. Menurut Herper dan Prugirin (1982) dalam Rustidja (1998) menyatakan
terdapat dua hal yang berkaitan dengan diferensiasi kelamin yaitu:
 Jenis kelamin terbentuk pada standia akhir perkembangan larva yaitu pada sekitar
3sampai 4 minggu setelah menetas.
 Jenis kelamin larva setelah penetasan kondisinya sangat labil sehingga dapat
dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.
Proses pembentukan gonad pada wanita
Gonad pada wanita (ovarium) merupakan semacam kantong dan mempunyai lamella
yangmengandung sel-sel fold yang berdiferensiasi menjadi ougonium. Selanjutnya
ougoniumakan mengalami proses ovogenesis menjadi ovum yang dibungkus folikel dan
folikel ini terletak di dalam lamella yang mempengaruhi ruang ovarium.
Menurut Rustidja (2000), pertumbuhan ousit dalam ovarium dapat di bagi menjadi dua tahap,
yaitu:
 Tahap pertumbuhan primer (privitell ogenesis) yang ditandai dengan peningkatan
ukuran.
 Tahap pertumbuhan sekunder(oxogenenous vitellegenesis) yang ditandai dengan
terjadinya pembentukan visikel padabagian parifer sitoplasma dan meluas ke arah inti
sel. Oasit berkembang mulai terjadiakumulasi protein kuning telur dari alam
(endogenous vitellogenesis) dan mengaturdengan derivate kuning telur hasil sintensa
dari hasil laxogenous vetellogenesis yang dibawah melalui aliran darah.

2.4. Biosintesa dan Sekresi Hormon


Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu.
Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu jaringan
diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai fungsi
Endokrin. Ini bisa dilihat dari sekresi hormon Insulin oleh pulau β Langerhans Pankreas
yang akan dibawa melalui sirkulasi darah ke organ targetnya sel-sel hepar. Sekarang diakui
hormon dapat bertindak setempat di sekitar mana mereka dilepaskan tanpa melalui sirkulasi
dalam plasma di sebut sebagai fungsi Parakrin, digambarkan oleh kerja Steroid seks dalam
ovarium, Angiotensin II dalam ginjal, Insulin pada sel α pulau Langerhans.Hormon juga
dapat bekerja pada sel dimana dia disintesa disebut sebagai fungsi Autokrin. Secara khusus
kerja autokrin pada sel kanker yang mensintesis berbagai produk onkogen yang bertindak
dalam sel yang sama untuk merangsang pembelahan sel dan meningkatkan pertumbuhan
kanker secara keseluruhan.
Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari
otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar
pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan
kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus
anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus
posteriornya. Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-
selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam tahap
perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer hormon dari satu
bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer
antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.

2.5. Mekanisme Kerja Hormon


2.5.1. Mekanisme Kerja Insulin
Dimulai dengan berikatnya insulin dengan reseptor glikoprotein yang spesifik pada
permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu:
a. subunit α yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler terlibat
pada pengikatan molekul insulin
b. subunit β yang lebih kecil dengan BM 90.000yang dominan di dalam sitoplasma
mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada pengikatan insulin dengan
akibat fosforilasi terhadap subunit β itu sendiri (autofosforilasi)
Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap
substrat reseptor insulin ( IRS -1).IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan domain SH2
pada sejumlah protein yang terlibat langsung dalam pengantara berbagai efek insulin yang
berbeda.
Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan jaringan adiposa,
serangkaian proses fosforilasi yang berawal dari daerah kinase teraktivasi tersebut akan
merangsang protein-protein intraseluler, termasuk Glukosa Transpoter 4 untuk berpindah ke
permukaan sel. Jika proses ini berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan
mempermudah transport zat-zat gizi ke dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut.
2.5.2. Mekanisme Kerja Thyroid
Hormon 3,5,3’-l-triiodotironin ( T3) dan 3,5,3’,5’-l- tetraiodotironin (T4) berikatan
dengan reseptor spesifiknya dengan afinitas yang tinggi di nukleus sel sasaran. Di sitoplasma
hormon ini berikatan pada tempat dengan afinitas yang rendah dengan reseptor spesifiknya.
Kompleks hormon reseptor berikatan padasuatu regio spesifik DNA, menginduksi atau
merepresi sintesis protein dengan meningkatkan atau menurunkan transkripsi gen.
Dari transkripsi gen–gen ini timbul perubahan dari tingkat transkripsi m RNA mereka.
Perubahan tingkat mRNA ini mengubah tingkatan dari produk protein dari gen ini.Protein ini
kemudian memperantarai respon hormon Thyroid. Hormon Thyroid dikenal sebagai
modulator tumbuh kembang → penting pada usia balita
2.6. Transpor Hormon
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target.
Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada
permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal
tersebut dan bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas
protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan
serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifansistem kekebalan,
pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan
perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan monopause). Pada banyak
kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga
mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar
endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ
dan jenis jaringan pada tubuh hewan. Molekul hormon dilepaskan langsung kealiran darah,
walaupun ada juga jenis hormon – yang disebut ektohormon (ectohormone) – yang tidak
langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.
Hormon keluar sel mereka asal melalui exositosis atau cara lain dari transpor membran.

2.7. Peranan Hormon Terhadap Perasaan Sedih dan Bahagia


Area limbik di otak berhubungan dengan emosi dan mempengaruhi
hipotalamus.Hipotalamus berfungsi mengontrol kelenjar endokrin dan tingkat hormon yang
dihasilkan. Hormon yang dihasilkan hipotalamus juga mempengaruhi kelenjar pituarity.
Salah satu kelenjar tersebut adalah kelenjar adrenal berperan memproduksi respon sistem
saraf simpatik, mempengaruhi organ reproduksi dan berperan dalam metabolisme. Kelenjar
ini berfungsi melepaskan hormon kortisol pada lapisan luar (korteks) dan hormon adrenalin
pada lapisan dalam (medula) ke dalam tubuh.
Hormon kortisol adalah hormon steroid yang digunakan untuk mengembalikan
keseimbangan tubuh selama periode stres. Oleh sebab itu, kortisol disebut juga sebagai
“hormon stres”. Sedangkan adrenalin bekeja dengan sistem saraf simpatik untuk
meningkatkan denyut jantung dan mendorong metabolisme karbohidrat. Ketika sistem saraf
pusat melihat adanya situasi berbahaya atau keadaan darurat, adrenalin akan dilepaskan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan
mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon beredar di dalam sirkulasi
darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Klasifikasi hormon berdasarkan fungsi
diantaranya: Hormon perkembangan, Hormon metabolisme, Hormon trofik, Hormon
pengatur metabolisne mineral dan air, Hormon pengatur sistem kardiovaskuler: hormon
bekerja dengan reseptor glikoprotein yang spesifik pada permukaan sel sasaran. Produksi
hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi
banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-
kelenjar lain. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor
tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal.
3.2. Saran
Hormon merupakan pesan kimia yang sangat penting dalam tubuh, oleh karena itu
sangat penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam tentang hormon. Makalah ini dapat
dijadikan bahan untuk belajar dan menambah ilmu pengetahuan dalam memahami hormon.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon) diakses tanggal 10 Januari 2013, pukul 17:


30
Anonim. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3541/1/biokimia-
mutiara2.pdf) diakses tanggal 28 Februari 2019, pukul 17: 30
Anonim. (http://biologi-ed.blogspot.com/2012/09/system-koordinasi- hormon.html)
diakses tanggal 28 Februari 2019, pukul 17: 30
S.Colby. 1999. Ringkasan Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai