Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor penting dalam pengembangan sumber
daya manusia yang berkualitas, oleh sebab itu pembangunan di bidang
pendidikan wajib mendapatkan perhatian yang serius dari seluruh pihak
terutama pemerintah. Dalam hal lainnya bahwa sumber daya manusia sebagai
penggerak pembangunan turut menentukan indeks keberhasilan suatu daerah
yang dapat memacu laju pembangunan di daerah. Oleh karena itu, melalui
pendidikan diharapkan dapat dihasilkan sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan untuk berkreasi, berinovasi serta punya kemauan berusaha
meraih kehidupan yang lebih baik sehingga mampu berkontribusi dalam
pembangunan.
Hasil survei internasional tentang indeks pembangunan manusia yang
dilaporkan United Nations Development Programme (UNDP) menempatkan
Indonesia pada rangking ke-124 dari 187 negara, dengan kategori medium
yang dikeluarkan pada Desember 2011. Hasil kajian ini didasarkan pada 3
(tiga) komponen yaitu kesehatan, pendidikan dan standar kehidupan. Data ini
menunjukkan bahwa masalah pendidikan merupakan faktor penting dalam
kehidupan manusia, karena itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk
mengatasinya.
Aspek penting yang sangat menentukan keberhasilan
penyelenggaraan proses pendidikan berada dalam tangan guru. Pihak gurulah
yang memiliki andil cukup besar bagi keberhasilan pendidikan itu sendiri
serta keberhasilan peserta didik. Dengan demikian, sangat tepat apa yang
dikatakan Sam dan Tuti bahwa ujung tombak dari setiap kebijakan atau yang
berkaitan dengan pendidikan, akhirnya berpulang pada makhluk yang
bernama guru. Gurulah yang akan melaksanakan secara operasional segala
bentuk pola gerak, dan geliatnya perubahan kurikulum. Hal ini menunjukkan

1
bahwa fungsi dan peran guru dalam penyelenggaraan pendidikan menduduki
tempat yang sangat strategis.
Pentingnya peran guru dalam proses penyelenggaraan pendidikan,
maka segala hal yang berkaitan dengan kehidupan guru. mendapatkan
perhatian dari berbagai pihak baik masyarakat, pemerintah serta pemangku
kepentingan. Guru diharapkan dalam tugasnya berusaha meningkatkan
kemampuan anak didik.
2. Rumusan Masalah
3. Manfaat Penelitian
4. Tujuan Penelitian

2
BAB II
PEMBAHASAN
1.1. Pengertian Profesionalisme Guru
Profesionalitas guru mendapatkan perhatian masyarakat karena peran
guru dalam pengembangan sumber daya manusia telah menjadi isu penting
dewasa ini. Asmani menyatakan bahwa profesionalitas merupakan
pembuktian kepada publik atas kerja yang dilakukan seseorang. Karena itu
guru profesional harus menunjukkan bukti kepada masyarakat berupa prestasi
yang mengagumkan.
Fakta empiris yang dimaksudkan adalah bagaimana guru dengan
kemampuan yang dimilikinya mau melaksanakan tugas- tugas pendidikan dan
pembelajaran sesuai tujuan yang diharapkan. Guru profesional melaksanakan
tugasnya berorientasi pada proses dan tujuan sehingga keberhasilan yang
diraih dapat menunjukkan kualitas pembelajaran yang diharapkan.
Urgensi pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan,
menempatkan guru sebagai sosok yang penting. Sebagai sumber daya
pendidik, guru merupakan garda terdepan dalam pelaksanaan pendidikan,
yang memiliki tanggung jawab besar bagi keberhasilan peserta didik. Sanjaya
mengemukakan beberapa peran guru yaitu guru sebagai sumber belajar, guru
sebagai fasilitator, guru sebagai pengelola, guru sebagai demonstrator, guru
sebagai pembimbing, guru sebagai motivator, dan guru sebagai evaluator. Ini
menunjukkan bahwa guru memiliki kedudukan strategis dalam proses
penyelenggaraan pendidikan. Sebagai sumber belajar, maksudnya guru
memiliki sesuatu yang dibutuhkan anak didik berupa materi pelajaran serta
hal lain seperti nasehat, menjadi panutan karena perilakunya yang mampu
mengubah anak didik dalam hal-hal positif.
Sebagai fasilitator, guru dapat membantu mempermudah anak didik

3
untuk memperoleh informasi berkaitan dengan materi pelajaran ataupun hal
lain yang berkaitan dengan kebutuhan anak didik

4
Sebagai pengelola, guru mengelola proses belajar mengajar agar dapat memberi
manfaat bagi anak didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Sebagai
demonstrator, maka seyogianya guru memiliki kemampuan untuk menunjukkan
hal-hal positif yang berkaitan dengan kebutuhan belajar anak. Anak didik biasanya
mengharapkan sosok seorang guru yang dapat diteladani dalam kehidupannya.
Sebagai pembimbing, guru harus mampu menuntun peserta didik bagaimana belajar
serta menunjukkan cara-cara positif menghadapi masalah berkaitan dengan proses
belajar.
Sebagai motivator, peran guru sangat penting sebagai penggerak dalam arti
mampu mendorong anak didik memiliki semangat belajar untuk bisa meraih
keberhasilan dalam hidup.
Guru harus mampu meyakinkan anak didik bahwa belajar itu sangat penting untuk
kehidupan masa depannya. Dan sebagai evaluator, guru harus melakukan penilaian
sebagai upaya untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada anak didik sesudah
mengikuti proses pembelajaran, hasil-hasil apa yang telah dicapai atau mengetahui
bagaimana daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan. Hasil evaluasi dapat
menjadi masukan ataupun informasi bagi guru dalam melakukan proses
pembelajaran yang lebih produktif.
Sejalan dengan pendapat yang telah dikemukakan, Menteri Pendidikan Nasional
Muhammad Nuh bahwa guru memiliki posisi strategis dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Oleh karena itu, profesionalitas guru harus terus ditingkatkan.
Profesionalitas kerja guru sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru menguasai
bahan ajar.16 Selanjutnya dikemukakan terdapat 3 (tiga) tugas utama guru yaitu
mengajarkan ilmu, membentuk kepribadian dan karakter yang mulia, dan
menanamkan rasa optimis, cita-cita dan pikiran positif.

13
Mengajarkan ilmu artinya bahwa guru memiliki sesuatu yang harus
ditransfer kepada peserta didik berupa ilmu pengetahuan yang nantinya
dapat berguna untuk masa depan mereka.
Membentuk kepribadian dan karakter mulia, merupakan tugas yang lebih
mengarah pada sifat pribadi. Guru harus mampu menjadi panutan, teladan
dalam melaksanakan tugasnya sehingga ia bisa mentranformasikan kepada
peserta didik menjadi pribadi yang berkarakter mulia.
Menanamkan cita-cita, rasa optimis dan pikiran-pikiran positif merupakan
tugas guru yang rumit dan cukup berat. Hal ini hanya dapat dilakukan
oleh guru yang memiliki visi ke depan, rasa optimis dan selalu berpikir
positif. Ketiga tugas yang telah dijelaskan merupakan satu kesatuan yang
harus dimiliki seorang pendidik. Tugas tersebut hendaknya menjadi
pedoman profesinya.
Dengan demikian guru wajib meningkatkan kemampuan, dapat
menginstrospeksi diri serta memiliki visi tentang pendidikan ke depan agar
mampu melaksanakan fungsi dan perannya bagi peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Tantangan dan
permasalahan yang kompleks membutuhkan tanggung jawab besar untuk
menghadapinya. Oleh karena itu seorang guru bukan hanya bertindak
sebagai pengajar tetapi juga sebagai pendidik, sehingga seorang anak didik
bukan hanya memperoleh materi pelajaran tetapi juga pendidikan moral,
karakter serta membangun cita-cita ke depan.
Simon dan Alexander dalam Mulyasa menyatakan ada 2 (dua) kunci penting
dari peran guru yaitu:
“Jumlah waktu efektif yang digunakan guru untuk melakukan
pembelajaran di kelas, dan kualitas kemampuan guru. Agar guru
dapat melakukan perannya dengan baik, guru harus memiliki
standar kemampuan profesional untuk melaksanakan pembelajaran
yang berkualitas.”18
Hal ini mengindikasikan bahwa seorang guru harus memiliki kemampuan
yang diperlukan sesuai bidangnya sekaligus dapat membantu anak didik
untuk meningkatkan kemampuan belajarnya.

14
15

Anda mungkin juga menyukai