Tentang
Dosen pengampu :
Dra. Hj. Yarmis Hasan, M. Pd.
Disusun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala kemudahan yang diberikan-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang diharapkan dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Waktu, tenaga, pikiran telah kami berikan agar makalah ini selesai dengan baik.
Namun, dalam usaha yang maksimal tersebut penulis menyadari tiada gading yang
tak retak. Saran dan kritikan yang konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan
makalah ini selanjutnya.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku manusia dapat diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik yang
secara prinsipil dapat dibedakan dengan manusia lainnya. Sedangkan perilaku
itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu bentuk respon dengan stimulus yang
timbul dan manusia merupakan gabungan dari jiwa dan raga yang memiliki
sifat-sifat tertentu dan unik. Terhambatnya perkembangan sosial anak sejak
kecil akan menimbulkan kesulitan bagi anak dalam mengembangkan dirinya
di kemudian hari. Tidak semua anak mampu menunjukkan perilaku sosial
seperti yang diharapkan. Upaya untuk membantu pengembangan sosial anak,
selayaknya ada kerjasama antara orang tua dan guru. Karena melalui
merekalah perkembangan sosial anak berkembang dengan baik. Dalam
perkembangan sosial anak, teman sebaya memberikan pengaruh yang kuat
sekali bagi pembentukan perilaku perilaku sosial anak. Oleh karena itu, peran
aktif orang tua dan guru dalam memperhatikan kebutuhan dan perkembangan
anak. sangat dibutuhkan agar mereka memiliki perilaku sosial yang
diharapkan. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dari anak kesulitan
belajar adalah anak tersebut mengalami gangguan perilaku. Oleh karena itu
diperlukan pengetahuan tentang perkembangan perilaku, seerta intervensi apa
saja yang dapat diberikan untuk mengoptimalkan kemampuan anak
berkesulitan belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Perkembangan perilaku.
2. Analisis hasil asesmen perkembangan.
3. Interprestasi hasil analisis asesmen.
4. Intervensi gangguan perilaku.
C. Tujuan
1. Memahami tentang perkembangan perilaku?
2. Memahami tentang analisis hasil asesmen perkembangan?
3. Memahami tentang interprestasi hasil analisis?
4. Memahami tentang intervensi gangguan perilaku?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Perilaku
Menurut Syaifudin Azwar yang dikutip dari Tulus Tu’u (2004:63) memberi
rumusan bahwa perilaku merupakan ekspresi sikap seseorang. Sikap itu terbentuk
dalam dirinya, artinya potensi reaksi yang sudah terbentuk dalam dirinya akan
muncul berupa perilaku aktual sebagai cerminan sikapnya, perilaku juga bisa
dicerminkan oleh orang-orang disekitar anak sperti kedua orang tua anak selalu
tersenyum kepada orang yang mereka kenal, maka anak akan mengikuti perilaku
orang tuanya. Perilaku sebagai hasil proses belajar. Dalam proses belajar itu terjadi
interaksi antara individu dan dunia sekitarnya. Sebagai hasil interaksi maka jawaban
yang terlihat dari seorang individu akan dipengaruhi oleh hal-hal atau kejadian-
kejadian yang pernah dialami oleh individu tersebut maupun oleh situasi masa kini.
Siswa dengan kesulitan belajar juga menunjukan sikap yang kurang wajar
seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya. Siswa
menunjukan tingkah laku yang kurang wajar seperti membolos, datang terlambat,
tidak mengerjakan tugas rumah, mengganggu di dalam kelas atau di luar kelas, tidak
mau mencatat pelajaran, tidak tertib dalam kegiatan belajar mengajar, mengasingkan
diri, tidak mau bekerja sama dan sebagainya. Dan secara emosi siswa menunjukkan
gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah,
kurang gembira dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukan perasaan sedih dan
menyesal dan sebagainya (Fauzi, 2012).
6. Rekomendasi ditujukan kepada guru kelas atau guru bidang studi dan
kepada orang tua sebagai anggota tim IEP/PPI
10. Rekomendasi ditujukan kepada guru kelas atau guru bidang studi dan
kepada orang tua sebagai anggota tim IEP/PPI
d. Membuat rekomendasi
Menurut Harwell (1982) ada beberapa aspek perkembangan anak yang perlu
diases jika mereka dijumpai mengalami kesulitan belajar termasuk ABK, yaitu:
gangguan motorik, gangguan persepsi, gangguan atensi/perhatian, gangguan memori,
hambatan dalam orientasi ruang, arah/spatial, hambatan dalam perkembangan bahasa,
hambatan dalam pembentukan konsep, dan mengalami masalah dalam perilaku.
Pendapat tersebut mengacu pada teori psikologi pendidikan yang mengatakan bahwa
ada tiga tingkatan dalam belajar, yaitu: tingkatan motorik (doing level). Tingkatan
persepsi (matching level) dan tingkatan konseptual(categorization level ).
C. Interprestasi hasil analisis
Martini Jamaris (2013:215), dikatakan secara umum, anak yang
menunjukkan gangguan perilaku sangat mudah untuk diidentifikasi karena
perilaku mereka tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyrakat.
Identifikasi dan asesmen terhadap kelainan perilaku dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk, seperti bentuk, seperti DSM, tes, observasi yang digunakan
menggunakan ceklist, rating scale, dan sociometri.
Menganalisis hasil asesmen artinya membuat deskripsi dari hasil
jawaban siswa tentang keterampilan yang diaseskan, menginterpretasikan, dan
membuat kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh berwujud suatu penemuan
kemampuan keterampilan yang dimiliki siswa, kelemahan atau kesulitan yang
dialami siswa. Berdasarkan kekuatan dan kelemahan atau kesulitan siswa
tentang keterampilan yang diaseskan tersebut asesor dapat menemukan
kebutuhan belajar siswa. Apakah siswa tersebut sudah siap untuk mengikuti
pelajaran yang akan diajarkan atau masih memerlukan program latihan
keterampilan tertentu.
PENUTUP
A. Kesimpulan
sikap merupakan suatu kecenderungan dalam diri individu untuk
memberi respond dan berbuat, menuntut cara belajar yang berbeda.Siswa
yang menunjukkan kesulitan dalam belajar matematika juga menunjukkan
bukti kekurangan atau kesulitan dalam hal sosial seperti kekurangan dalam
keterampilan menolong diri sendiri seperti pemalu atau tidak percaya diri dan
sulit dalam bekerja kelompok serta sulit dalam. Adanya gangguan emosional,
rasa tak tenang, khawatir, mudah tersinggung, sikap agresif, gangguan dalam
proses berpikir, semuanya menjadikan kegiatan belajar terganggu.
gangguan perilaku merupakan hal yang cukup sulit untuk
didefenisikan, karena adanya perbedaan dalam mendefenisikan gangguan
perilaku, dan adanya perbedaan cara pandang dan dasar teori yang digunakan
untuk merumuskan gangguan perilaku, sehingga masing-masing mempunyai
defenisi sendiri. Masalah lain adalah adanya perbedaan kebudayaansehingga
perilaku yang wajar bagi suatu masyarakat pada latar belakang tertentu akan
dikatakan bermaslah oleh masyarakat yang memiliki latar belakang
kebudayaan lain. Selanjutnya, kelainan perilaku timbul seiring dengan
kelainan lainnya, seperti kesulitan belajar.
B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis selesaikan sebagai salah satu tugas
kelompok mata kuliah pembelajaran anak berkesulitan belajar. Namun penulis
menyadari terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Maka dari itu,
penulis mengharapkan kepada pembaca, pendengar, maupun dosen pembimbing,
untuk turut serta dalam memberikan kritik yang membangun agar kedepannya
menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI
Siti Latifah. (2017). Dampak Kesulitan Belajar. Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 6
Fauzi, Danang Tri. 2012. Faktor-faktor Kesulitan Belajar Matematika Kelas IVMI
Tjutjusundari, dkk. (2013). Modul Mata Kuliah Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus.
Bandung: UPI
Rineka Cipta
Martini Jamaris. (2013). Kesulitan Belajar Perspektif, Asesmen, Dan
Penanggulangannya. Jakrta:Ghalia Indonesia.