Anda di halaman 1dari 8

Nama asisten : Elia Herlina Dwiyanti

Tanggal Praktikum : 29 September 2019


Tanggal Pengumpulan : 30 September 2019

PEMBUATAN LARUTAN BUFFER DAN PENGUJIAN KESTABILANNYA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Ghea Raihan Kamal (240210180036)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844,
779570 Fax. (022) 7795780 Email: gheaandrea28@gmail.com

ABSTRACT

The buffer solution is a solution which can maintain a certain pH value. The most
prominent feature of this buffer solution such as the pH of the buffer solution has only slightly
changed with the addition of a slightly stronger acid. In this practical is learn how to make
buffer solution with various pH using the principle of the Henderson-Hasselbach method. This
practice aims to provide an understanding of the buffer solution and the working principle of
the buffer solution. The method used is to create buffer using pH meter. In this practice, the
result is there are a lot of data that not accurate with the literature. This can be caused by many
factors including human errors, pH meter error, decreased solution quality, temperature, etc.

Keywords : buffer, pH, pH meter

PENDAHULUAN Larutan penyangga atau buffer


merupakan larutan yang mana mampu
Kata pH dan larutan buffer menahan atau menjaga perubahan pH
(penyangga) sering dijumpai ketika ketika asam atau basa dalam jumlah
kita mempelajari materi asam dan yang sedikit ditambahkan atau ketika
basa. Larutan penyangga berperan dilakukan pengenceran oleh air.
penting dalam kehidupan, misalnya Larutan penyangga sangat berguna
dalam analisis biokimia, bakteriologi, untuk mempertahankan pH dalam
zat warna, fotografi, dan industri. reaksi pada nilai yang optimum.
Larutan buffer dalam sistem biologis Larutan penyangga dapat dibuat
diperlukan untuk mempertahankan dengan mencampurkan asam lemah
kestabilan metabolisme sistem dengan garamnya atau basa lemah
tersebut, sebab perubahan pH yang dengan garamnya. Asam pada larutan
kecil saja dapat merusak sistem akan bereaksi dengan tiap ion hidroksi
metabolisme. Enzim yang terdapat (OH) yang ditambahkan kedalam
dalam sistem biologis memiliki pH larutan, sedangkan basa konjugatnya/
optimum dan pH diluar optimum, jika garamnya bereaksi dengan ion
pH diluar optimum makan dapat hidrogen (H+) (Christian, 1980).
berakibat buruk terhadap penurunan Sifat dari larutan buffer yaitu
kecepatan katalik dan pada akhirnya pH larutan tidak mengalami perubahan
mempengaruhi sistem tersebut secara apabila diencerkan dan tidak
keseluruhan, maka dari itu larutan mengalami perubahan juga saat larutan
buffer penting untuk dipelajari. ditambahkan kedalamnya sedikit asam
atau basa. Fungsi larutan buffer adalah sebenarnya jika diukur dengan alat pH
untuk mempertahankan pH larutan saat meter dan menguji kestabilan dari
ditambahkan asam atau basa lemah larutan buffer tersebut.
dalam jumlah yang relatif sedikit.
Kapasitas buffer adalah parameter
kuantitatif yang menunjukkan
kekuatan (resistensi) untuk METODOLOGI
mempertahankan pH (Chang R, 2006).
Kapasitas atau daya tahan Alat dan Bahan
larutan penyangga bergantung pada Alat yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah gelas ukur, gelas
jumlah mol dan perbandingan mol dari
komponen penyangganya. Semakin piala, labu ukur 2L, pH meter (atau
banyak jumlah mol komponen kertas lakmus), pipet tetes, ruang asam.
Bahan yang digunakan dalam
penyangga, maka semakin besar praktikum kali ini adalah Air destilat, asam
kemampuannya untuk asetat (CH3COOH), CH3COONa.3H2O
mempertahankan pH dalam larutan.
Apabila komponen asam terlalu Prosedur
sedikit, maka dengan penambahan
sedikit basa dapat mengubah pH-nya. Pembuatan Larutan A
Sebaliknya, apabila komponen Pertama-tama dimasukkan sedikit akuades
kedalam labu ukur 2L, selanjutnya diukur
basanya terlalu sedikit, penambahan
asam asetat sebanyak 22,9 mL dengan
sedikit asam dapat juga mengubah pH- menggunakan gelas ukur, lalu ditepatkan
nya. Sedangkan, perbandingan mol dengan akuades sampai tanda batas pada
antara komponen-komponen suatu labu ukur, kemudian dihomogenkan.
larutan penyangga sebaiknya berada
diantara 0,1-10. Diluar perbandingan Pembuatan Larutan B
tersebut, maka sifat penyangga akan Pertama-tama, dimasukkan sedikit akuades
berkurang (Keenan et al., 1980). kedalam labu ukur 2L, dtimbang garam
Pada praktikum kali ini, asetat sebanyak 54,432 gram dengan
dilakukan pembuatan larutan buffer menggunakan neraca analitik, lalu
dan pengujian kestabilannya. Larutan ditepatkan dengan akuades sebanyak 2000
buffer yang dibuat dan diuji mL, kemudian dihomogenkan.
kestabilannya adalah larutan buffer Pembuatan Larutan Buffer Asetat
asetat yang merupakan campuran dari Pertama, larutan A dan B yang telah dibuat
CH3COOH dengan CH3COONa. Pada dimasukkan kedalam beaker glass sebanyak
campuran CH3COOH dengan yang sudah ditentukan, kemudian diaduk,
CH3COONa yang membentuk larutan larutan A dan B terus ditambahkan hingga
penyangga adalah CH3COOH yang mendapatkan pH yang diinginkan, dalam
bersifat asam lemah dengan CH3COO- pembuatannya dibantu dengan
yang bersal dari CH3COONa. menggunakan alat pH meter.
CH3COO- adalah basa konjugasi dari
CH3COOH (Fitriana, A dkk, 2014). Pengenceran Larutan Buffer
Pertama, diambil larutan buffer Asetat 0,2
Tujuan dari diadakannya
M sebanyak yang telah ditentukan,
praktikum ini adalah untuk mengetahui selanjutnya dilakukan pengenceran dengan
cara pembuatan larutan buffer pada ditambahkan akuades kedalam larutan
beberapa nilai pH berbeda, juga hingga mencapai Molar yang diinginkan,
membandingkan antara perhitungan dan dilakukan pengukuran pH dengan
teoritis larutan buffer dengan yang menggunakan pH meter.
V1 M1 = V2 M2 2&7 0,2 4,0 0,01 2,78
3&8 0,2 4,4 0,01 3,37
Uji Kestabilan Larutan Buffer 4&9 0,2 4,76 0,01 5,00
Pertama, diambil larutan buffer asetat 5&10 0,2 4,92 0,01 5,20
sebanyak 50 mL kedalam beaker glass dan 1&6 0,2 3,61 0,02 3,39
dilakukan diruang asam, dilakukan 2&7 0,2 4,00 0,02 3,71
penambahan NaOH 0,1 M atau HCl 0,1 M 3&8 0,2 4,4 0,02 3,93
sebanyak 10 mL dengan menggunakan 4&9 0,2 4,8 0,02 4,95
bantuan pipet ukur, lalu dihitung 5&10 0,2 4,99 0,02 5,21
kestabilannya.
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)

Tabel 4. Hasil Pengamatan uji


Kestabilan Larutan Buffer
%
HASIL DAN PEMBAHASAN pH pH
Kel. Perlakuan Kesta-
Hasil Pengamatan awal akhir
bilan
Berdasarkan hasil praktikum, 1&6 2,73 2,62 97%
didaptkan tabulasi data sebagai berikut: 2&7 2,78 3,38 84,50%
HCl
3&8 3,37 3,85 87,50%
Tabel 1. Literatur Pembuatan Larutan 0,02 M
4&9 5,00 4,77 99,79%
Buffer Asetat (100 mL)
5&10 5,20 4,93 99,79%
Larutan A Larutan B Ph
1&6 3,39 3,84 93,63%
46,3 3,7 3,6
2&7 3,71 4,11 97,25%
44,0 6,0 3,8 NaOH
3&8 3,93 4,44 99,1%
41,0 9,0 4,0 0,02 M
4&9 4,95 4,99 96,1%
36,8 13,2 4,2 5&10 5,21 5,8 97,6%
30,5 19,5 4,4 (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019)
25,5 24,5 4,6
20,0 30,0 4,8 Perubahan pH pada suatu reaksi
14,8 35,2 5,0 kimia sangat berpengaruh besar terhadap
10,5 39,5 5,2 kestabilan meskipun perubahan pH bernilai
8,8 41,2 5,4 kecil, sehingga dibutuhkan suatu larutan
4,8 45,2 5,6 yang dapat mempertahankan nilai pH agar
kestabilan tersebut dapat dicapai. Artinya,
larutan buffer sangat penting dan
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pembuatan dibutuhkan. Larutan buffer (penyangga)
Larutan Buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan
Lar. Volume derajat keasaman (pH) ketika ditambahkan
Kel. Lar. A pH
B total sedikit asam, basa maupun saat terjadi
1&6 46,3 3,5 49.8 3,6 pengenceran. (Fitriana, A dkk, 2014).
2&7 41 4,3 45,3 4,0 Larutan buffer merupakan campuran yang
3&8 30,5 7,3 37,8 4,4 terdiri dari basa lemah dengan garam dari
4&9 20 39 59 4,76 basa lemah tersebut, seperti NH 4OH dengan
5&10 14,8 50 64,8 4,92 NH4Cl ataupun merupakan campuran dari
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019) asam lemah dengan garamnya, seperti,
CH3COOH dengan CH3COONa. Larutan
Tabel 3. Hasil Pengamatan Pengenceran penyangga berperan besar dalam
Larutan Buffer mengontrol ion-ion dalam larutan sekaligus
Mawal Makhir mempertahankan pH dalam proses biokimia
Kel. pHawal pHpengenceran
(M) (M) dan fisiologis. Banyak proses kehidupan
1&6 0,2 3,6 0,01 2,73 yang sensitif terhadap pH sehingga
diperlukan sedikit pengaturan dalam CH3COONa) yang melibatkan reaksi
interval konsentrasi H3O+ dan OH-. seperti dibawah ini:
Dalam sistem biologis, buffer Air : H2O  H+ + OH-
sangat diperlukan untuk menjaga kestabilan Garam : CH3COONa  Na+ + Cl-
metabolisme sistem tersebut, pasangan Asam lemah : CH3COOH  H+ + Cl –
asam basa konjugas (buffer) asam karbonat, Pada campuran buffer diatas, terdapat
H2CO3 yaitu HCO3-, sedangkan H2PO4 yaitu CH3COO- sehingga larutan buffer tersebut
HPO42- keduanya mempunyai fungsi dalam disebut dengan buffer asam, dan hubungan
menjaga kestabila pH didalam darah agar antar pasangan asam-basa konjugasinya
selalu konstan. Perubahan pH yang sangat yang menjadi perhatian adalah,
kecil saja akan sangat berpengaruh pada
kestabilan metabolisme tubuh (Fitriana A
dkk, 2014). Tentunya hal tersebut sangat
berhubungan dengan aktifitas enzim,
Adapun cara kerja larutan
dimana setiap enzim memiliki pH optimum
penyangga asam dapat dilihat pada larutan
dan pH diluar optimum. Jika enzim tersebut
berada pada pH diluar optimum, ini akan penyangga yang mengandung CH3COOH
menyebabkan kecepatan katalik pada enzim dan CH3COO- yang mengalami
akan menurun yang akhirnya akan kesetimbangan, yang mana apabila
mempengaruhi serta memperlambat reaksi- dilakukan penambahan asam (H+) akan
reaksi lainnya sehingga metabolisme akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana
terganggu. Terdapat dua jenis buffer yang ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi
terdapat didalam tubuh manusia, yaitu dengan ion CH3COO- membentuk molekul
buffer fosfat yang berfungsi untuk menjaga CH3COOH.
kestabilan plasma darah dan buffer CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)
bicarbonate yang berfungsi untuk menjaga (Clugston dan Flemming, 2000)
kestabilan pH sistem dalam sel Selanjutnya, larutan buffer asetat
(intraselular). dibuat dan diukur pH nya dengan
Pada praktikum kali ini digunakan menggunakan pH meter untuk memastikan
sampel asam asetat (CH3COOH) dan pH dari larutan tersebut. Prinsip kerja
sodium asetat (CH3COONa). Sebelum utama dari pH meter adalah terletak pada
membuat larutan tersebut, dilakukan sensor probe berupa elektrode kaca (glass
perhitungan terlebih dahulu untuk electode) dengan jalan mengukur jumlah
mengetahui berapa gram garam dan berapa ion H2O+ didalam larutan. Ujung elektrode
mL larutan asam/basa lemah yang pada kaca merupakan lapisan kaca setebal
dibutuhkan untuk mencapai pH yang 0,01 mm yang berbentuk bulat (bulb). Bulb
diinginkan. Perhitungan tersebut dapat ini dipasangkan dengan silinder kaca non-
dicari dengan menggunakan rumus dari konduktor atau plastik memanjang, yang
persamaan Henderson-Hasselbach, yaitu: selanjutnya diisi dengan larutan HCl.
Didalam larutan HCl terendam sebuah
kawat elektrode panjang berbahan perak
yang pada permukaannya terbentuk
senyawa setimbang AgCl. Konstannya
jumlah HCl pada sistem ini membuat
elekrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial
yang stabil (Petr, 2004).
Dari persamaan tersebut dapat
Apabila yang ditambahkan adalah
diketahui berapa mL asam dan garam yang
suatu basa, maka ion OH- dari basa itu
diperlukan untuk mendapatkan larutan
dengan pH yang diinginkan. Prinsip dari akan bereaksi dengan ion H+ membentuk
larutan buffer asetat ini adalah larutan yang air. Hal ini akan menyebabkan
terdiri dari campuran asam asetat dan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga
natrium asetat (CH3COOH dan konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan.
Jadi, penambahan basa menyebabkan hingga tanda batas juga menjadi salah satu
berkurangnya komponen asam (CH3COOH), faktor yang menjadi penyebab ketidak
bukan ion H+. Basa yang ditambahkan akuratan nilai pH yang didapat. Pengukuran
tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH cairan asam yang tidak sesuai
membentuk ion CH3COO- dan air. mengakibatkan pH yang diinginkan tidak
CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + tercapai, atau volume larutan yang
H2O(l) ditambahkan berbeda namun didapatkan pH
yang sama. Hal ini juga dapat disebabkan
(Clugston dan Flemming, 2000)
oleh kesalahan praktikum ketika
Setiap alat tentunya memiliki
menghitung nilai garam dan volume
perlakuan yang berbeda-beda. Untuk
asamnya, dan dapat juga karena kesalahan
mendapatkan data yang sesuai, diperlukan
alat pH meter dalam mengukur pH dari
alat-alat yang kemampuannya stabil agar
setiap larutan buffer yang telah dibuat
data yang didapat akurat oleh karena itu
hingga pengukuran pH menjadi tidak
diperlukan kalibrasi pada alat-alat
akurat.
laboratorium, termasuk pH meter. Kalibrasi
Kesalahan lainnya yaitu alat yang
pada pH meter bertujuan untuk
sudah tidak layak dan tidak sesuai SNI.
mengakuratkan tingkat nilai kebenaran dan
Penggunaan alat yang sudah tidak layak
memperkecil nilai penyimpangan yang
akan mengurangi tingkat akurasi data,
ditunjukkan oleh suatu instrumen ukur.
contohnya pada praktikum kali ini
Kalibrasi pada pH meter juga bermanfaat
didapatkan pipet yang ujungnya sudah
untuk menjaga alat ukur dengan bahan yang
pecah. Hal ini tentu saja berpengaruh pada
akan diukur agar tetap sesuai dengan
volume jumlah larutan yang dipipet, maka
spesifikasinya. Kalibrasi pada pH ukur bisa
pada saat itu 20 tetes pipet tidak akan sama
dilakukan dengan beberapa cara yaitu,
dengan 1 mL larutan. Faktor lainnya yang
kalibrasi satu titik, dua titik atau multi titik.
juga mungkin terjadi adalah kemungkinan
Kalibrasi dengan satu titik, yaitu pada
pH meter yang digunakan tergoncang pada
sekitar pH yang diukur, jika sistem netral
saat pH meter dimasukkan kedalam larutan,
maka dilakukan kalibrasi dengan buffer
karena seharusnya ketika pH meter
standar pH 7,00, untuk asam dengan pH
dimasukkan kedalam larutan tidak ada
4,00 dan basa dengan pH 10,00. Sedangkan
goncangan apapun, ini menyebabkan pH
kalibrasi dengan teknik dua titik yaitu,
meter menjadi tidak stabil. Hal lainnya
apabila sistem bersifat basa maka
adalah terdapat kejadian volume jumlah
digunakan dua standar buffer yaitu pH 7,00
larutan yang ditambahkan berbeda namun
dan 10,00, dan jika asam maka larutan
didapatkan pH yang sama, hal tersebut
buffer yang disediakan berada pada pH 4,00
disebabkan oleh pembuatan larutan asam
dan 7,00. Kalibrasi dua titik ini banyak
asetat yang tidak dilakukan hari itu, hal ini
digunakan karena hasil yang didapat lebih
menyebabkan konsentrasi larutan asam
terjamin. Sedangkan untuk kalibrasi multi
asetat berkurang sehingga pada saat
titik dilakukan dengan banyak larutan
dicampurkan antara larutan A dan B
buffer standar (lebih dari dua) (Tahir,
didapat pH yang sama meskipun volume
2008).
yang ditambahkan berbeda.
Tabel 2 menunjukkan, hasil
Perlakuan yang dilakukan di
pengukuran nilai pH pada larutan buffer,
laboratorium ini juga mempengaruhi hasil
dari hasil praktikum kali ini, telah
data yang didapatkan. Misalnya dalam
didapatkan banyak data namun data yang
proses penghomogenan larutan yang
didapatkan banyak yang tidak sesuai
dilakukan dengan menggunakan magnetic
dengan tinjauan pustaka. Hal ini bisa
stirrer dan yang dilakukan secara manual.
disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari
Magnetic stirrer adalah alat laboratorium
kesalahan saat penimbangan garam asetat
yang menggunakan putaran medan magnet
menggunakan neraca analitik, sehingga
untuk memutar stir bars atau batang
hasilnya tidak sesuai dengan perhitungan
pengaduk yang diletakkan dalam larutan
yang dilakukan. Penambahan akuades
sehingga akan membantu
menghomogenkan larutan. Prinsip kerja asam lemah dan basa konjugasinya
dari magnetic stirrer ini adalah dengan atau jumlah mol basa lemah dan
memanfaatkan motor dalam bidang asam konjugasinya.
berputar yang terbuat dari medan magnet Akan tetapi dalam praktiknya, jika
ataupun sebuah perangkat elektromagnet dilakukan pengenceran yang berlebihan,
stasioner. Perbedaan perlakuan tersebut maka pH larutan penyangga akan berubah.
tentunya akan berpengaruh terhadap hasil Hal ini disebabkan oleh human error
yang didapat, larutan yang dihomogenkan karena tidak melakukan kalibrasi terlebih
dengan stirrer tentunya memiliki tingkat pada alat pH meter sehingga pH yang
kelarutan yang tinggi sehingga larutan akan didapat menjadi tidak akurat.
terhomogenisasi dengan baik dibandingkan Tabel 4 menunjukkan tingkat kestabilan
dengan larutan yang dihomogenkan secara dari larutan penyangga. Praktikum ini
manual. Adanya temperature control merupakan uji kestabilan larutan buffer
memungkinkan kita untuk mengatur suhu dengan penambahan NaOH atau HCl.
hot plate pada magnetic stirrer sehingga NaOH termasuk dalam basa kuat dan HCl
kita bisa mendapatkan suhu yang baik termasuk asam kuat. Jika ditambahkan
untuk menghomogenkan suatu larutan sedikit ion H+ kedalam larutan, ion H+ ini
tersebut. akan bersenyawa dengan ion asetat dari
Tabel 3 menunjukkan hasil garam natriumnya yang akan menggeser
praktikum selanjutnya yaitu, pengenceran kesetimbangannya kearah pembentukan
pada larutan buffer. Pada tabel 3 hasil asam asetat dimana jumlah asetat akan
pengamatan menunjukkan bahwa setelah bertambah. Sedangkan penambahan ion
larutan diencerkan terjadi perubahan pH, OH- akan bereaksi dengan ion H+ dari asam
bahkan ada yang mengalami perubah pH asetat dan terbentuk H 2O dimana jumlah
yang sangat drastis, hal ini tentu ion asetat akan bertambah dan jumlah asam
berlawanan arah tidak sesuai teoritis. asetat akan berkurang. Dalam hal ini
Menurut teori, pH pada suatu larutan terlihat jelas, bahwa penambahan asam atau
penyangga ditentukan oleh komponen- basa tidak mempengaruhi pH atau
komponennya. Komponen-komponen itu konsentrasi larutan buffer sesuai dengan
dalam perhitungan membentuk suatu prinsipnya. Fungsi penambahan NaOH atau
perbandingan tertentu. Jika campuran HCl ini untuk membuktikan bahwa larutan
tersebut diencerkan, maka perbandingan buffer yang dibuat sudah sesuai dengan
komponen-komponennya tidak berubah fungsinya yaitu mempertahankan pH-nya.
sehingga pH larutan juga tidak berubah. Hasil praktikum kali ini menunjukkan
Secara teoritis, berapapun tingkat bahwa penambahan NaOH atau HCl dapat
pengenceran tidak akan merubah pH dari merubah konsentrasi atau pH dari larutan
larutan penyangga. Sifat-sifat larutan penyangga, ini sangat bertentangan dengan
penyangga adalah sebagai berikut: prinsip dari larutan penyangga. Namun,
1. pH larutan buffer tidak berubah kelompok kami mendapatkan tingkat
pada penambahan sedikit asam kuat kestabilan yang tinggi yaitu 97% dimana
atau sedikit basa kuat atau data tersebut 97% bisa dijelaskan
pengenceran. sedangkan 3% lagi merupakan kesalahan
2. pH larutan buffer praktis tidak dari tidak keakuratan data yang didapat.
berubah pada penambahan asam
kuat atau basa kuat yang relatif KESIMPULAN
banyak, yaitu apabila asam kuat
atau basa kuat yang ditambahkan Berdasarkan hasil pengamatan,
menghabiskan komponen larutan secara umum hasil yang didapatkan
buffer itu, maka pH larutan akan oleh semua kelompok didapatkan hasil
berubah drastis. yang tidak sesuai dengan tinjauan
3. Daya penyangga suatu larutan pustaka, hal ini disebabkan oleh
buffer bergantung pada jumlah mol
berbagai faktor dan kemungkinan besar
komponennya, yaitu jumlah mol
diakibatkan oleh kesalahan praktikan at:
pada saat proses penimbangan sehingga https://www.researchgate.net/Pu
didapatkan konsentrasi yang berbeda, blication/237627554_ARTI-
selain itu bisa juga disebabkan oleh _Penting_Kolaborasi_Pada
penurunan kualitas asam/basa yang _Roses_Pengukuran_Analitik:A
digunakan atau sudah rusak sehingga plikasi_Pada_Penggunaan_phme
pada saat penambahan asam/basa tidak ter_Dan_Spektometer Uv-Vis
tercapai kesetimbangan. (diakses pada tanggal 27
September 2019. Pukul 21.09)
DAFTAR PUSTAKA

Chang Raymond. 2006. Kimia Dasar


Edisi ketiga Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Christian JHB. 1980. Reduced water
activity. 79−90. In J.H. Silliker,
R.P. Elliot, A.C. Baird-Parker,
F.L. Brian, J.H.B. Christian, D.S.
Clark, J.C. Olson Jr., and T.A.
Roberts (Eds.). Microbial Ecology
of Foods. Academic Press, New
York. Keenan, C.W., Kleinfelter,
D.C., Wood, J.H. 1980. General
College Chemistry, 6th edition.
Knoxville: Harper and Row
Publisher, Inc.
Clugston, M dan R. Flemming. 2000.
Advanced Chemistry. New York:
Oxford University Press
Fitriana,A.2014.dkk.Kimia untuk
SMAXI.CV.Haka Mj. Solo
Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., Wood,
J.H. 1980. General College
Chemistry, 6th edition. Knoxville:
Harper and Row Publisher, Inc.
Petr, V.2004. The Glass pH Electrode.
Available at:
https://www.googlw.co.id/amp/s
/artikel-teknologi.com/prinsip-
kerja-ph-meter/amp/ (diakses
pada 27 September 2019. Pukul
20.16)
Tahir, I. 2014. Arti Penting Kolaborasi
Pada Proses Pengukuran
Analitik: Aplikasi Pada
Penggunaan pH meter dan
Spektometer UV-Vis.available
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai