Anda di halaman 1dari 2

Sebuah rantai nilai adalah rangkaian kegiatan untuk operasi perusahaan dalam industriyang

spesifik. Unit bisnis adalah tingkat yang sesuai untuk pembangunan rantai nilai, bukantingkat
divisi atau tingkat korporasi. Produk melewati semua rantai kegiatan dalam rangka,dan pada
setiap aktivitas nilai keuntungan beberapa produk. Rantai kegiatan memberikan produk-
produk nilai tambah dari jumlah nilai tambah dari semua kegiatan. Hal ini pentinguntuk tidak
mencampur konsep rantai nilai dengan biaya yang terjadi di seluruh kegiatan.Sebagai bagian
dari lean principles, pencapaian nilai yang spesifik yang diinginkanoleh pengguna akhir
serta usaha untuk menciptakan dan mempertahankan nilai tersebut pada setiap
tahapan pelaksanaan produksi perlu diperhatiakan untuk menciptakan
kondisi produksi yang memberikan nilai maksimum dengan pemborosan yang minimum, ata
udisebut sebagai produksi ramping (Womack dan Jones, 1996)Womack, Jones et all, (1990)
mendefinisikan Value Chain Analysis (VCA) sebagai berikut :
“…..is a technique widely applied in the fields of operations management,
processengineering and supply chain management, for the analysis and
subsequentimprovement of resource utilization and product flow within manufacturing
processes.”
Sedang Shank dan Govindarajan, 1992; Porter 2001, mendefinisikan Value
Chain Analyisis, merupakan alat untuk memahami rantai nilai yang membentuk
suatu produk.Rantai nilai ini berasal dari aktifitas-aktifitas yang dilakukan, mulai dari bahan
baku samapiketangan konsumen, termasuk juga pelayanan purna jual.Selanjutnya Porter
(1985) menjelaskan, Analisis value-chain merupakan alatanalisis stratejik yang digunakan
untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulankompetitif, untuk mengidentifikasi
dimanavalue pelanggan dapat ditingkatkan
atau penurunan biaya, dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan p
emasok/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industri. Value Chain
mengidentifikasikan dan menghubungkan berbagai aktivitas stratejik diperusahaan(Hansen,
Mowen, 2000). Sifat Value Chain tergantung pada sifat industri dan berbeda-bedauntuk
perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan organisasi yang tidak berorientasi
padalaba.Tujuan dari analisis value-chain adalah untuk mengidentifikasi tahap -
tahap valuechain di mana perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau
untukmenurunkan biaya. Penurunan biaya atau peningkatan nilai tambah (Value added )
dapatmembuat perusahaan lebih kompetitif.
2.2 Aktifitas Rantai Nilai
Menurut Porter (1985), konsep rantai nilai menyediakan suatu kerangka yang sesuaiuntuk
menjelaskan bagaimana suatu kesatuan organisasi dapat mengelola pertimbanganyang
substansial dalam mengalokasikan sumber dayanya, menciptakan pembedaan dansecara
efektif mengatur biaya-biayanya. Porter selanjutnya mengajukan suatu model rantainilai
sebagai alat untuk mengidentifikasi cara-cara menghasilkan nilai tambah bagikonsumen,
yang mana ada model ini ditampilkan keseluruhan nilai yang terdiri dariaktifitas- aktifitas
nilai dan keuntungan (margin).Porter membagi aktivitas-aktivitas kedalam dua kategori.
aktifitas nilai dibagi menjadilima aktifitas utama (primary activities) dan empat aktifitas
pendukung (support activities)Pertama adalah primary activities (aktivitas primer), yaitu
aktivitas yang berkaitan dengan penciptaan fisik produk, penjualan dan distribusinya ke
para pembeli, dan layanan setelah penjualan. Aktivitas ini terdiri dari inbound
logistics (logistik ke dalam),operations (kegiatan operasi),outbound logistics (logistik
ke luar),marketing and sales (pemasarandan penjualan), service (pelayanan). Kedua
adalah support activities (aktivitas pendukung),yaitu aktivitas yang menyediakan dukungan
yang diperlukan bagi berlangsungnya aktivitas primer. Aktivitas ini terdiri dari procurement
(pembelian/pengadaan), technologydevelopment (pengembangan teknologi),human
resource management (manajemensumber daya manusia) dan firm infrastructure
(infrastruktur perusahaan) (Mangifera, 2015)

Anda mungkin juga menyukai