2, November 2009
Abstract
The failure of vannamei shrimp culture often caused by virus attack, i.e. WSSV, TSV and IMNV. So
that it need an alternative method like closed circulation method and probiotic application. Closed circulation is
culture method without water circulation where as an additional water will do to change loss water, caused by
evaporation and culture waste water. This kinds of probiotic ar Bacillus subtilis, Nitrosomonas, Nitrobacter,
Saccaromyces, Rhodobacter and Rhodococcus.
The aim of these research are preventing virus attack through closed circulation method and probiotic
application. These culture used two culture ponds (3000 m2, density 60 species/m2) and two reservoir ponds
(2000 m2) for 105 days. The first culture pond (A) produced 2895 kg of vannamei shrimp (size 60, SR 96.5 %
and FCR 1.3). The second culture pond (B) produced 3025 kg of vannamei shrimp (size 58, SR 97.4 % and FCR
1.28).
121
Budidaya Udang Vannamei ......
pemeliharaan udang vannamei pada kegiatan ini intensif dengan padat tebar 60 ekor/m2.
adalah dengan sistem sirkulasi tertutup yaitu tidak
melakukan pergantian air tambak, tetapi melakukan Pengelolaan kualitas air
penambahan air yang hilang diakibatkan oleh Selama pemeliharaan udang vannamei
proses penguapan dan pembuangan air limbah ditambak tidak dilakukan pergantian air budidaya
lewat central drain. Adapun tahapan kegiatan tetapi dilakukan penambahan air yang hilang akibat
pemeliharaan udang vannamei ditambak adalah penguapan dan pembuangan air limbah budidaya
sebagai berikut : lewat central drain. Penambahan air dilakukan 3
(tiga) hari sekali antara 3-5 cm untuk
Persiapan petakan mempertahankan ketinggian air seperti semula. Air
Sebelum dilakukan pengisian air terlebih yang digunakan untuk penambahan terlebih dahulu
dahulu dilakukan persiapan petakan tambak yaitu : disterilisasi di petakan tandon dengan kaporit
melakukan proses perbaikan plengsengan, sebanyak 30 ppm. Untuk mempertahankan kualitas
pengeringan, pengapuran, pembalikan tanah dan air terutama amoniak dan H2S digunakan probiotik
pemerataan sampai tanah dasar tambak layak untuk hasil kultur sebanyak 10 - 15 ppm, dimana pada
pemeliharaan udang. Kualitas tanah dasar layak awal pemeliharaan diberikan sekali seminggu.
dipakai apabila redoks potensial tercapai nilai 50 Selanjutnya pada bulan ke dua sampai panen
mVA dan pH tanah 6,5. Sedangkan persiapan diberikan dua kali seminggu.
tandon juga dilakukan hanya dengan pengeringan
dan pengapuran saja. Pengelolaan pakan
Benih udang yang sudah ditebar pada
Persiapan air tambak petakan tambak selang 6 jam diberi pakan pellet.
Setelah petakan siap maka dilakukan Pakan (pellet) dengan kadar protein 35 – 40 %
pengisian air laut dengan ketinggian air 70 cm. Air diberikan dengan cara ditebar merata pada pinggir
yang masuk kepetakan tambak terlebih dahulu tambak dan dosis pakan 3 – 10 % dari berat tubuh
disaring menggunakan saringan dengan ukuran per hari dengan frekuensi pemberian 4 kali. Untuk
mesh size 80 yang selanjutnya disterilisasi dengan mengetahui nafsu makan udang dilakukan kontrol
kaporit sebanyak 30 ppm yang ditebar secara pakan melalui anco yang diberi pakan sebanyak 1 %
merata. Sehari setelah penebaran kaporit, kincir dari total pakan yang diberikan.
dihidupkan dengan tujuan untuk menetralkan
kandungan kaporit. Penambahan air tawar Monitoring penyakit
dipetakan tambak dilakukan sampai dengan Untuk mengetahui kesehatan udang
ketinggian air di tambak mencapai 120 cm dengan vannamei selama pemeliharaan dilakukan
salinitas sekitar 20 ppt. monitoring penyakit rutin setiap 20 hari sekali untuk
Dalam pembentukan warna air digunakan virus dan setiap minggu sekali untuk pengamatan
pupuk urea 10 kg/Ha dan SP 36 sebanyak 15 kg/Ha bakteri vibrio.
sampai terbentuk warna air. Sedangkan untuk
mempertahankan warna air dan pembentukan Parameter yang diamati
bakteri yang menguntungkan digunakan probiotik - Pertumbuhan (berat rata-rata)
yang mengandung Bacillus subtilis, Nitrosomonas, - Laju pertumbuhan harian
Nitrobacter, Saccaromyces, Rhodobacte dan,
Rhodococcus. Setelah warna air terbentuk dengan t Wt - 1
transparansi 70 cm baru dilakukan penebaran a = 100% Wo
benih.
122
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 1, No. 2, November 2009
20
18
16
14
Bobot udang rata-rata (gr)
12
A
10
B
0
20 30 40 50 60 70 80 90 100 105
Hari
123
Budidaya Udang Vannamei ......
100
99
98
SR (%) 97
A
B
96
95
94
20 30 40 50 60 70 80 90 100 105
Hari
Kualitas air
Dari hasil pengamatan kualitas air selama
pemeliharaan kandungan oksigen terlarut 3-5 ppm,
o
suhu 29-31 C, salinitas 15-20 ppt, transparansi air
25 – 70 cm dan pH 7,8 – 8,2. Parameter kualitas air
selama pemeliharaan udang vannamei masih dalam
batas-batas yang layak untuk budidaya udang
(Ahmad, 1991). Adapun kandungan amoniak, nitrit,
bahan organik dapat dilihat pada Tabel 5.
Untuk lebih jelasnya penyajian data Hasil analisis kandungan amoniak dan
tingkat kelangsungan hidup dalam kegiatan ini bahan organik berdasarkan Tabel 3 semakin naik
dapat dilihat pada Grafik 2. dengan bertambahnya umur udang vannamei, hal
Tingkat kelangsungan hidup udang ini dikarenakan semakin menumpuknya sisa pakan
vannamei sampai hari ke 105 masih sangat tinggi atau feces yang dihasilkan dan selama pemeliharaan
yaitu petak A 96,5 % dan petak B 97,4 %, hal ini tidak dilakukan sirkulasi air. Secara berkala kotoran
dikarenakan kualitas air selama pemeliharaan dalam ini dikeluarkan melalui central drain. Kenaikan
keadaan baik sehingga mendukung kehidupan amoniak dan bahan organik ini masih mampu
udang vannamei, disamping itu kualitas benur yang ditolerir bagi kehidupan udang vannamei karena
ditebar juga sangat baik selama pemeliharaan udang vannamei diberi
probiotik. Hal ini juga menunjukkan bahwa
Feed Convertion Ratio ( FCR ) probiotik yang digunakan mampu dan sangat
Feed convertion Ratio adalah berperan dalam menguraikan sisa pakan, kotoran
perbandingan antara pakan yang digunakan dengan udang dan plankton yang mati sehingga kestabilan
daging udang yang dihasilkan (Biomassa udang). air tetap terjaga.
124
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 1, No. 2, November 2009
Tabel 5. Kandungan amoniak, nitrit, bahan organik pada media pemeliharaan udang vannamei selama
pemeliharaan
125
Budidaya Udang Vannamei ......
Petak A
laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Hasil analisis virus melalui metode PCR
BBAP Situbondo. yang dilakukan selama pemeliharaan udang
To t a l b a k t e r i v i b r i o p a d a m e d i a vannamei menunjukkan selama pemeliharaan tidak
pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 6 di atas, terdeteksi TSV, WSSV dan IMNV. Untuk lebih
dimana total bakteri vibrio tidak lebih dari 103 jelasnya hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.
CFU/ml baik petak A maupun petak B. Kondisi
seperti ini tidak membahayakan kehidupan udang Kesimpulan
vannamei, menurut Darmawan. dkk (2004) Produksi yang dihasilkan adalah 2.895 kg
kelimpahan bakteri vibrio di atas 105 CFU/ml pada atau 9,6 ton/ha dengan FCR 1,3 pada petak A dan
media pemeliharaan merupakan indikasi yang 3.025 kg atau 10,0 ton/ha dengan FCR 1,28 pada
kurang menguntungkan untuk pertumbuhan udang. petak B.
126
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 1, No. 2, November 2009
Pertumbuhan berat rata-rata udang Ariawan, K., 2005. Peningkatan Produksi Udang
vannamei setelah dipanen petak A 16,6 gr size 60 M e rg u i e n s i s M e l a l u i O p t i m a s i d a n
dan petak B 17,24 gr size 58.Tingkat kelangsungan Pengaturan Oksigen. Laporan Tahunan.
hidup petak A 96,5 % dan petak B 97,4 %. BBPBAP Jepara.
Kualitas air dalam batas-batas yang Briggs, M., S. Funge-Smith, R. Subasinghe and M.
normal dalam pemeliharaan udang dan tidak Philips, 2004. Introductions and movement of
terdeteksi (negatif) TSV, WSSV dan IMNV selama Penaeus vannamei and Penaeus stylirostris in
masa pemeliharaan. Asia and the Pacific. FAO Regional Office for
Metode sirkulasi tertutup dapat diterapkan Asia and the Pacific. Bangkok.
dengan menggunakan probiotik secara penuh untuk Darmawan A., Triyono, Herman, Hadi Prayitno dan
mempertahankan kualitas lingkungan agar tetap Aris Supranoto, 2004. Peningkatan
baik. Produktifitas Budidaya Udang Rostris
Sistem budidaya menggunakan sirkulasi ( L i t o p e n a e u s s t y l i ro s t r i s ) M e l a l u i
tertutup dengan penggunaan probiotik dapat Optimalisasi Volume peningkatan Air Pada
diterapkan pada budidaya tambak udang semi Sistem Tertutup. BBPBAP Jepara.
intensif. Fuller. R. 1992. Probiotics The Scientif Basic.
Sistem budidaya udang vannamei semi Murdjani,M., Subyakto, S. dan Subaidah, S. 2003.
intensif dengan sirkulasi tertutup menggunakan Status Budidaya Udang Introduksi (L.
probiotik sebaiknya diterapkan di masyarakat untuk vannamei dan L. stylirostris) di Jawa Timur.
mengurangi tekanan lingkungan agar sistem Laporan Balai Budidaya Air Payau situbondo.
berbudidaya udang dapat lestari dan ramah Purnomo,A. 2003. Seminar Evaluasi
lingkungan. Perkembangan udang Vannamei. BBAP
Situbondo.
Daftar Pustaka
Anonymous., 2003. Pengendalian Penyakit Taura
Syndrome Virus pada Budidaya Udang
Vannamei (Litopenaeus vannamei). Ditjen
Perikanan Budidaya.
127