Bimbingan dan konseling di SD idealnya bagian integral dalam
keseluruhan program pendidikan yang yang mempunyai fungsi positif, bukan hanya suatu kekuatan kolektif. Proses yang terpenting dalam pentingnya bimbingan adalah proses penemuan diri sendiri. Hal tersebut akan membantu anak mengadakan penyesuaian terhadap situasi baru, mengembangkan kemampuan anak untuk memahami diri sendiri dan menerapkannya dalam situasi mendatang. Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak, tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan, minat dan kemampuan yang harus berkembang.
B. Kenyataannya
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SD sudah berjalan
tetapi tanpa program atau tanpa perencanaan yang jelas dan tanpa bantuan media bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan dan konseling masih dilakukan oleh guru kelas dan hanya dilakukan pada waktu ada siswa yang bermasalah. Media bimbingan dan konseling di SD belum dikembangkan secara efektif oleh guru dan hanya sebatas pada papan informasi. Padahal siswa yang dibimbing adalah siswa dengan usia Sekolah Dasar yang masih berada pada tingkat berpikir dan membutuhkan media dalam berpikir
C. Analisis
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, bertanggung jawab pada
anak didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan kecakapan siswa dalam menetapkan suatu keputusan untuk bertindak atau untuk tidak bertindak. Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan formal tahap awal bagi anak didik mempunyai tugas memberikan pengajaran tahap awal yang tepat dan sesuai dengan tingkat kemampuan. Sehingga bertanggung jawab sebagai dasar penanaman pendidikan moral dan membantu siswa mengembangkan cara berpikir sejak awal. Masa usia Sekolah Dasar merupakan masa perkembangan awal siswa sekolah yang akan melandasi perkembangan selanjutnya, maka menjadi penting sekali peletakan dasar-dasar pengetahuan yang kuat menjadi landasan bagi siswa pada saat melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi. Pada masa usia Sekolah Dasar, siswa sudah mampu menerima informasi yang diterimanya baik itu informasi yang baik atau yang tidak baik. Jadi informasi yang positif atau baik sangat diperlukan pada masa perkembangan ini agar siswa Sekolah Dasar mengalami perkembangan yang wajar. Siswa Sekolah Dasar mengimitasi semua hal yang dianggapnya menarik bagi dirinya, sehingga contoh yang bagus akan sangat dibutuhkan dalam masa ini. Masa usia Sekolah Dasar merupakan masa ketidakstabilan dirinya, hal ini tergantung dari lingkungan yang ditempati. Syamsu Yusuf LN (2011: 181) mengatakan bahwa siswa Sekolah Dasar apabila berada pada suasana lingkungan yang kondusif dan mendukung perkembangan belajarnya maka siswa tersebut akan mengikuti lingkungan yang ditempatinya dan sebaliknya.
D. Masalah
Dalam perkembangan siswa sekolah dasar terdapat berbagai masalah
yang muncul. Pada dasarnya dari setiap jenis-jenis masalah, cenderung bersumber dari faktor-faktor yang melatarbelakanginya (penyebabnya). Pada garis besarnya permasalahan pada siswa sekolah dasar dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori yaitu:
1. Faktor-faktor Internal (faktor-faktor yang berada pada diri murid itu
sendiri) a) Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, gangguan panca indra, cacat tubuh, serta penyakit bawaan (alergi, asma, dan sebagainya). b) Ketidakseimbangan mental (adanya gangguan dalam fungsi mental), seperti menampakkan kurangnya kemampuan mental, taraf kecerdasannya cenderung kurang. c) Kelemahan emosional, seperti merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri (maladjustment ), tercekam rasa takut, benci, dan antipati serta ketidakmatangan emosi. d) Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap salah seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
2. Faktor Eksternal (factor-faktor yang timbul dari luar diri individu)
Sekolah, antara lain:
a) Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.
b) Terlalu berat beban belajar (murid) dan mengajar (guru). c) Metode mengajar yang kurang memadai. d) Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar. e) Keluarga (rumah) f) Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis. g) Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya. h) Keadaan ekonomi.
E. Kekuatan dan kelemahan
F. Obsi-obsi solusi dari Pelaksanaan layanan BK
Masalah Anak SD Pengertian Bimbingan dan Konseling SD
Bimbingan itu sendiri dapat diartikan suatu bagian integral dalam
keseluruhan program pendidikan yang yang mempunyai fungsi positif, bukan hanya suatu kekuatan kolektif. Proses yang terpenting dalam pentingnya bimbingan adalah proses penemuan diri sendiri. Hal tersebut akan membantu anak mengadakan penyesuaian terhadap situasi baru, mengembangkan kemampuan anak untuk memahami diri sendiri dan menerapkannya dalam situasi mendatang. Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak, tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan, minat dan kemampuan yang harus berkembang.
Menurut Prayitno (1997:106), konseling adalah proses pemberian layanan
bimbingan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
Menurut Mungin Eddy Wibowo(1986:39), konseling merupakan upaya
bantuan yang diberikan kepada seseorang supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang.
Bimbingan konseling dapat juga dikatakan sebagai pengembangan diri
yang merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah atau madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan konseling difasilitasi atau
dilaksanakan oleh konselor, dan kegiatan ekstra kurikuler dapat dibina oleh konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan kewenangnya. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler dapat mengembangkan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Fungsi Bimbingan Konseling
1. Fungsi Bimbingan Konseling secara umum
1. Fungsi Penyaluran (distributif)
1. Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam
membantu menyalurkan siswa-siswa dalam memilih program-program pendidikan yang ada di sekolah, memilih jurusan sekolah, memilih jenis sekolah sambungan ataupun lapangan kerja yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan ciri-ciri kepribadiannya. Di samping itu fungsi ini meliputi pula bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di sekolah antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar, dan lain-lain. 2. Fungsi Penyesuaian (adjustif) 1. Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai teknik bimbingan khususnya dalam teknik konseling, siswa dibantu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya. Fungsi ini juga membantu siswa dalam usaha mengembangkan dirinya secara optimal. 3. Fungsi Adaptasi (adaptif)
1. Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka
membantu staf sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan serta kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha untuk merencanakan pengalaman belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat. 2. Fungsi Bimbingan Konseling secara khusus
4. Fungsi Pemahaman
1. Pemahaman tentang klien (identitas individu,
pendidikan, cita-cita, dan prestasi). 2. Pemahaman masalah klien adalah usaha untuk membantu klien agar dapat memahami masalah yang dialaminya. Pemahamn terhadap masalah akan mempermudah klien unutk dapat menyelesaikan masalahnya. 3. Pemahaman terhadap lingkungan adalah usaha membantu klien untuk dapat memahami lingkunga di luar rumah seperti lingkungan masyarakat dan lingkunga sekolah. Untuk hal ini individu perlu mendapatkan informasi yang akurat. 5. Fungsi Pencegahan
1. Pencegahan adalah usaha untuk mempengaruhi
individu dengan cara positif dan bijaksana terhadap suatu masalah, sebelum masalah yang sebenarnya terjadi. 2. Fungsi Pengentasan 3. Pengentasan masalah klien didasarkan pada teori atau pendekatan yang dimiliki oleh masing-masing konselor. 6. Fungsi Pemeliharaan
1. Pemeliharaan yaitu fungsi untuk membantupeserta
didik memelihara berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya. 7. Fungsi Pengembangan
1. Pengembangan yaitu fungsi untuk membantu peserta
didik menumbuh- kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya. 8. Fungsi Advokasi
1. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta
didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau keentingannya yang kurang mendapat perhatian.
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling SD
1. Prinsip Umum Bimbingan Konseling
9. Diperuntukan bagi semua individu
10. Bersifat individual 11. Melakukan hal yang positif 12. Merupakan usaha bersama 13. Pengambilan keputusan 14. Berlangsung dalam berbagai setting kehidupan
2. Prinsip Khusus Bimbingan Konseling
15. Ditujukan bagi semua siswa
16. Membantu kematangan 17. Berkelanjutan 18. Berorientasi pada tujuan 19. Pengambilan keputusan 20. Berorientasi pada masa depan
Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan Konseling SD
1. Pelaksana pelayanan konseling di SD/MI/SDLB pada dasarnya
adalah guru kelas yang melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, dan penguasaan konten dengan menginfusikan materi layanan tersebut ke dalam pembelajaran, serta untuk peserta didik kelas IV, V, dan VI dapat diselenggarakan layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. 2. Pada SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang konselor untuk menyelenggarakan pelayanan konseling.
1. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru. 2. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan. 3. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler. 4. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat. 5. Konseling Perorangan, yaitu lsayanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya. 6. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok. 7. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok. 8. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. 9. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.