KEPERAWATAN)
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi
sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan
dalam perusahaan itu, para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya.
Sehingga berbagai upaya meningkatkan produktivitas perusahaan harus dimulai
dari perbaikan produktivitas karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang
perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan
kinerjanya.
Materi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah “PERILAKU INDIVIDUAL
DALAM ORGANISASI’. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari
meluasnya pembahasan, maka masalah yang akan dibahas kami batasi pada :
1. Dasar-dasar organisasi
2. Perilaku organisasi
3. Perilaku individual dalam organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Biografis
1. Usia
Hubungan antara usia dan kinerja diperkirakan akan terus menjadi isu
yang penting dimasa yang akan datang. Hal ini disebabkan setidaknya oleh 3
alasan, yaitu :
bersifat perintah.
2. Jenis kelamin
Dari segi jenis kelamin, umumnya tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria
dan wanita dalam hal kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis,
dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, produktivitas pekerjaan, kepuasan
kerja, atau kemampuan belajar. Namun hasil studi menunjukkan bahwa wanita
lebih bersedia mematuhi wewenang, dibandingkan pria yang lebih agresif dan
lebih besar kemungkinannya dalam memiliki pengharapan untuk sukses, namun
tetap saja perbedaannya kecil.
Biasanya, yang membuat adanya perbedaan adalah karena posisi wanita sebagai
ibu yang juga harus merawat anak-anaknya. Ini juga yang mungkin menimbulkan
anggapan bahwa wanita lebih sering mangkir daripada pria. Jika anak-anak sakit,
tentulah ibu yang akan merawat dan menemani dirumah.
hubungan gender - absensi = wanita mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi
(lebih sering mangkir). dengan alasan : wanita memikul tanggung jawab rumah
tangga dan keluarga yang lebih besar, juga jangan lupa dengan masalah
kewanitaan.
3. Status Perkawinan
4. Masa Kerja
Masa kerja juga tidak mempunyai alasan bahwa karyawan yang lebih lama
bekerja (senior) akan lebih produktif dari pada yang junior. Senioritas/masa kerja
berkaitan secara negatif dengan kemangkiran dan dengan tingkat turnover.
Berikut ilustrasinya :
B. Kemampuan
1. Kemampuan fisik
2. kemampuan intelektual
1. kecerdasan angka
2. pemahaman verbal
3. kecepatan persepsi
4. penalaran induktif
5. penalaran deduktif
6. visualisasi spasial
3. Proses
Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus
tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.
Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi
dalam kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami,
dipertimbangkan sangat penting.
Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak.
Biasanya aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan
tidak dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti
berpikir dan berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi
bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya
perilaku terbuka.
6. Data
Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan
pada dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.
a. Produktivitas kerja
b. Tingkat absensi
c. Tingkat turnover
d. Kepribadian
e. Proses belajar
f. Pembelajaran
g. Persepsi
h. Sikap
i. Kepuasan kerja
a. Produktivitas Kerja
adalah kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran
biasa yang telah umum. Pengertian produktivitas pada dasarnya mencakup sikap
mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan di hari lebih baik
dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari baik dari hari ini.
Secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai
(output) dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (input). Produktivitas
mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran
tenaga kerja persatuan waktu.
1) Pendidikan 7) Motivasi
2) Keterampilan 8) Gizi dan kesehatan
3) Sikap dan etika kerja 9) Hubungan individu
4) Tingkat penghasilan 10) Teknologi
5) Jaminan sosial 11) Produksi.
6) Tingkat sosial dan iklim kerja
b. Tingkat Absensi
adalah Presensi yang merupakan kehadiran pegawai yang berkenaan dengan tugas
dan kewajibannya. Pada umumnya instasi atau lembaga selalu memperhatikan
pegawainya untuk datang dan pulang tepat waktu, sehingga pekerjaan tidak
tertunda. Ketidakhadiran seorang pegawai akan berpengaruh terhadap
produktivitas kerja, sehingga instansi atau lembaga tidak bisa mencapai tujuan
secara optimal.
Presensi atau kehadiran pegawai dapat diukur melalui :
a. Ketepatan waktu,
c. Tingkat Turnover
c. Apa yang dikeluarkan buat karyawan lebih kecil dari yang dihasilkan karyawan
baru tersebut.
d. Kepribadian
Merupakan sifat dari seorang individu dalam bereaksi dan berinteraksi dengan
orang lain, serta cara individu tersebut bekerja dalam organisasi. Kepribadian
terbentuk dari faktor keturunan, lingkungan (budaya, norma keluarga dan
pengaruh lainnya), dan juga situasi.
e. Proses belajar
Adalah bagaimana kita dapat menjelaskan dan meramalkan perilaku, dan pahami
bagaimana orang belajar. Belajar adalah setiap perubahan yang relatif permanen
dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.
Proses belajar melibatkan perubahan (berupa perubahan baik ataupun
buruk), perubahan harus relatif permanen. Proses belajar berlangsung jika ada
perubahan tindakan atau perilaku. Beberapa bentuk pengalaman diperlukan untuk
belajar, pengalaman dapat diperoleh lewat pengamatan langsung atau tidak
langsung (membaca) atau lewat praktek.
f. Pembelajaran
Pembelajaran dalam hal ini berkaitan dengan pengalaman agar suatu pekerjaan
atau suatu hal itu bisa lebih baik dari sebelumnya. Dalam memiliki pengalaman,
karyawan juga perlu memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Yang
dimaksud dengan kemampuan intelektual ini adalah kemampuan yang diperlukan
untuk melakukan kegiatan mental. Ada banyak tes yang dapat dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemampuan intelektual seseorang, seperti : tes IQ, SAT, ACT,
GMAT, LSAT, dan MCAT.
1. kemahiran berhitung,
2. pemahaman verbal,
3. kecepatan perpetual,
4. penalaran induktif,
5. penalaran deduktif,
6. visualisasi ruang,
7. dan ingatan.
Tes atas semua dimensi diatas akan menjadi prediktor yang tepat untuk
menilai kinerja keseluruhan karyawan, setelah kemampuan intelektual ada yang
disebut kemampuan fisik, yaitu kemampuan yang diperlukan untuk melakukan
tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan fisik
lainnya.
Kemampuan fisik ini tentu saja disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang
dijalankan, seorang manajer dapat menilai seberapa banyak kemampuan
intelektual dan fisik yang harus dimiliki karyawannya. Ada 9 kemampuan fisik
dasar yang porsinya dimiliki secara berbeda-beda oleh tiap individu, tentu saja
porsi yang dituntut oleh tiap jenis pekerjaan juga beda-beda.
Agar kinerja yang baik dapat dicapai, kesesuaian antara pekerjaan dengan
kemampuan yang dimiliki karyawan sangat penting. Apabila karyawan
kekurangan kemampuan yang disyaratkan, kemungkinan besar mereka akan
gagal. Jika karyawan memiliki kemampuan tambahan yang tidak disyaratkan
dalam pekerjaan, tentu hal tersebut dapat menjadi nilai tambah. Namun jika
jumlah kelebihan jauh melampaui apa yang dibutuhkan pekerjaan, akan ada
ketidakefisienan organisasi dan kepuasan karyawan mungkin merosot, bahkan
manajer juga mungkin perlu membayar upah yang lebih tinggi atas kelebihan
tersebut.
g. Persepsi
komponen sikap :
· perilaku, suatu maksud untuk perilaku dalam suatu cara tertentu terhadap
seseorang atau sesuatu.
i. Kepuasan kerja
Adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau perasaan
senang atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja dapat
mempengaruhi sikap kerja seseorang.
· Penguatan negatif : bila suatu respon diikuti oleh dihentikannya atau ditarik
kembalinya sesuatu yang tidak menyenangkan, misalnya berpura-pura bekerja
lebih rajin sangat pengawas berkeliling.
Dari hasil riset, didapati bahwa melalui penguatan akan didapati hasil yang lebih
mengesankan dibandingkan melalui hukuman dan pemunahan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap Individu adalah pribadi yang unik. Manusia pada hakekatnya adalah
kertas kosong yang di bentuk oleh lingkungan mereka. Perilaku manusia
merupakan fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan
lingkungannya. Mereka berperilaku berbeda satu sama lain karena ditentukan oleh
masing – masing lingkungan yang memang berbeda.
Secara biografis individu memiliki karakteristik yang jelas bisa terbaca,
seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, yang semua itu memiliki hubungan
signifikan dengan produktivitas atau kinerja dalam suatu organisasi dan
merupakan isu penting dalam dekade mendatang. Dari kajian beberapa bukti riset,
memunculkan kesimpulan bahwa usia tampaknya tidak memiliki hubungan
dengan produktivitas. Dan para pekerja tua yang masa kerjanya panjang akan
lebih kecil kemungkinannya untuk mengundurkan diri. Demikian pula dengan
karyawan yang sudah menikah, angka keabsenan menurun, angka pengunduran
diri lebih rendah serta menunjukkan kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada
karyawan yang bujangan.
3.2 Saran :
2. Apabila ada kekurangan dalam Makalah ini bagi si pembaca, mohon kritik dan
sarannya yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
· http://syadiashare.com/panduan-organisasi-pengaruh-prilaku-individu-
terhadap-efektifitas-organisasi.html
· http://generasiberpendidikan.blogspot.com/2010/04/makalah-analisis-
perilaku-individu.html
· http://berandakampus.wordpress.com/2011/01/14/makalah-dasar-dasar-
prilaku-individu/
· http://widiastuti09.blogspot.com/2011/11/makalah-analisis-tingkat-absensi-
dan.html
· http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/04/perilaku-individu-dalam-
organisasi.html
· http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/turnover-intentions-definisi-
indikasi.html
Perilaku di dalam organisasi berasal dari dua sumber yaitu individu dan
kelompok. Perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Sedangkan kelompok merupakan dua individu atau lebih yang
berinteraksi dan saling bergantung, bergabung untuk mencapai sasaran tertentu
(Robbins, 2003: 292).
Jadi, definisi dari pengertian perilaku kelompok adalah suatu aktifitas yang
dilakukakan oleh seorang individu dengan yang lainnya untuk mendapatkan
aspirasi anggota, berinteraksi dari setiap individu dan saling bergabung untuk
mencapai sasaran yang diinginkan.
Kelompok didasarkan atas jenisnya dapat dibagi dua yaitu, kelompok formal dan
kelompok informal.
Kelompok Formal
Diciptakan oleh keputusan manajerial untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh
organisasi tersebut. Tuntutan dan proses organisasi mengarah pada pembentukan
jenis-jenis kelompok yang berbeda. Khususnya, timbul dua jenis kelompok
formal, kelompok pimpinan/komando (command group) dan kelompok
tugas (task).
Kelompok Komando
Kelompok Tugas
Kelompok tugas terdiri dari para karyawan yang bekerja sama untuk
menyelesaikan suatu tugas atau projek tertentu. Sebagai contoh, aktivitas para
pegawai administrasi dari suatu perusahaan asuransi jika klaim suatu kecelakaan
diajukan, adalah tugas-tugas yang diwajibkan. Aktivitas ini menciptakan suatu
situasi di mana beberapa pegawai administrasi harus berkomunikasi dan
berkoordinasi satu sama lain jika klaim tersebut ingin ditangani dengan pantas.
Tugas-tugas yang diwajibkan dan interaksi tersebut memudahkan pembentukan
suatu kelompok tugas.
Kelompok Informal
Kelompok informal adalah pengelompokan orang-orang secara alamiah dalam
suatu situasi kerja sebagai tanggapan terhadap kebutuhan social. Dengan kata lain
kelompok informal tidak muncul sebagai hasil rencana yang disengaja tetapi
berkembang secara agak alamiah. Ada dua jenis khusus kelompok informal :
kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan.
Kelompok Kepentingan
Kelompok Persahabatan
Kelompok Primer
Perbedaan diantara kelompok terbuka dan tertutup terletak pada daya respon
terhadap perubahan dan pengaruhnya terhadap kestabilan.
Secara lebih jauh, ada 4 dimensi yang dapat menjadi dasar membedakan kedua
tipe kelompok ini, yaitu:
Kerangka referensi.
Perspektif waktu.
Kelompok Referensi
Kelompok referensi digunakan bagi anggotanya sebagai sumber dari nilai dan
sikap pribadinya.
Kelompok ini memberikan dua 2 fungsi bagi seseorang untuk melakukan evaluasi
diri, yaitu:
Karakteristik Kelompok
Struktur
Di dalam setiap kelompok, berkembang jenis struktur tertentu setelah beberapa
saat. Para anggota organisasi dibedakan atas dasar berbagai paktor seperti
keahlian, sikap agresif, kekuasaan, dan status. Setiap anggota menduduki
suatu posisi dalam kelompok tersebut. Pola hubungan antarposisi
membentuk struktur kelompok. Anggota kelompok tersebut mengevaluasi setiap
posisi berdasarkan gengsi, status, dan kepentingan terhadap kelompok. Dalam
banyak hal, terdapat jenis status tertentu yang berbeda di antara posisi tersebut
seperti halnya bahwa struktur kelompok itu hirarki. Status dalam kelompok
formal biasanya didasarkan atas posisi dalam organisasi formal, sedangkan dalam
kelompok informal status dapat didasarkan atas sesuatu yang relevan terhadap
kelompok itu (misalnya, skor golf, kemampuan berkomunikasi dengan pimpinan).
Para anggota mengharapkan setiap pemegang posisi untuk memerankan perilaku
tertentu. Perangkat perilaku yang diharapkan, yang dikaitkan dengan suatu posisi
dalam struktur, merupakan peranan dari pemegang posisi tersebut.
Hirarki Status
Status dan posisi begitu serupa sehingga istilah tersebut sering digunakan secara
bergantian. Status yang diberikan terhadap posisi khusus secara khas merupakan
konsekuensi dari karakteristik tertentu yang membedakan satu posisi dari posisi
lainnya. Dalam beberapa hal, seseorang memperoleh status, karena factor-faktor
tertentu seperti senioritas, umur, atau penugasan. Sebagai contoh, karyawan yang
terutama mungkin secara teknis dianggap lebih cakap dan diberi status oleh suatu
kelompok teknisi. Jadi, pemberian status mungkin tidak ada sangkut pautnya
dengan hirar ki status formal.
Peranan
Setiap posisi dalam struktur kelompok mempunyai suatu peranab terkait yang
terdiri dari berbagai perilaku yang diharapkan dari pemegang posisi tersebut.
Direktur jasa perawatan sebuah rumah sakit diharapkan mengorganisasi dan
mengendalikan departemen perawatan. Direktur itu juga diharapkan membantu
mempersiapkan dan mengelola anggaran departemen tersebut. Di lain pihak,
seorang penyelia (supervisor) perawat diharapkan menyelia kegiatan karyawan
perawat yang bertugas pada jasa perawatan khusus, seperti kebidanan, kesehatan
anak, dan pembedahan. Perilaku yang diharapkan tersebut umumnya bukan hanya
disetujui oleh pemegang pekerjaan, direktur perawatan, dan penyelia perawat,
tetapi juga oleh para anggota lain dalam kelompok dan personalia lain dari rumah
sakit tersebut. “Peranan yang diharapkan”merupakan salah satu jenis peranan. Ada
juga “peranan yang dipersiapkan” (perceived role) dan “peranan yang dimainkan”
(enacted role). Peranan yang dipersepsikan ialah perangkat perilaku seseorang
dalam suatu posisi di mana ia berpendapat bahwa ia harus memainkan peranan
tersebut. Dalam beberapa hal, peranan yang dipersepsikan tersebut mungkin sama
dengan peranan yang diharapkan. Seperti telah dibahas dalam Bab 3, dalam
beberapa hal, persepsi dapat terganggu atau tidak tepat. Di lain pihak, peranan
yang dimainkan adalah perilaku yang benar-benar dilaksanakan seseorang. Jadi,
dapat timbul tiga kemungkinan perilaku peranan. Konflik dan frustasi dapat
timbul dari perbedaan ketiga jenis peranan tersebut. Dalam kelompok yang benar-
benar stabil atau permanent, terdapat persetujuan khas yang baik antara peranan
yang diharapkan dan peranan yang dipersepsikan. Jika peranan yang
dipersepsikan menyimpang terlalu banyak dari peranan yang diharapkan, orang
yang bersangkutan dapat lebih menyukai peranan yang diharapkan itu atau
meninggalkan kelompok. Karena seseorang mungkin menjadi anggota dalam
kelompok yang berbeda, ia cenderung memainkan peranan ganda (multiple roles).
Para penyelia lini pertama adalah anggota dari tim pimpinan dan pada saat yang
sama anggota dari kelompok pekerja yang mereka selia. Peranan ganda tersebut
menimbulkan sejumlah perilaku peranan yang diharapkan. Dalam banyak hal,
perilaku yang dikhususkan oleh peranan yang berbeda tersebut sesuai satu sama
lain. Terdapat beberapa jenis konflik peranan dan konsekuensinya yang penting.
Konflik peranan akan dibahas kemudian dalam bab ini.
Norma
Norma adalah standar yang dimiliki bersama oleh anggota suatu kelompok.
Norma mempunyai cirri-ciri tertentu yang penting bagi anggota kelompok.
Pertama, norma hanya dibentuk berkenaan dengan hal-hal yang penting bagi
kelompok. Norma tersebut mungkin tertulis, tetapi lebih sering dikomunikasikan
secara lisan kepada anggotanya. Dalam banyak hal, norma mungkin tidak pernah
ditetapkan, tetapi diketahui anggota kelompok. Jika produksi adalah penting,
selanjutnya akan berkembang suatu norma. Jika anggota kelompok lainnya dalam
menyelesaikan suatu tugas adalah penting, maka akan berkembang suatu norma.
Kedua, norma diterima dengan berbagai tingkatan oleh anggota kelompok.
Beberapa norma sepenuhnya diterima oleh semua anggota, sedangkan norma lain
hanya diterima sebagian. Dan Ketiga, norma dapat diterapkan kepada setiap
anggota kelompok, atau hanya dapat diterapkan kepada beberapa anggota
kelompok. Terdapat empat kelas variabel umum yang mempengaruhi kesesuaian
terhadap norma kelompok:
Faktor Situasi.
Hubungan antarkelompok.
Kepemimpinan
Kepaduan
Tentunya terdapat berbagai sumber daya tarik terhadap suatu kelompok. Suatu
kelompok mungkin menarik bagi orang-orang karena:
Tujuan kelompok tersebut dan tujuan anggotanya sesuai dan terinci secara jelas.
Para anggota berdaya tarik, di mana mereka mendukung dan membantu satu sama
lain untuk mengantisipasi hambatan dan rintangan pertumbuhan dan
perkembangan pribadi.
Kelompok formal dan informal terbentuk karena berbagai alasan. Alasan itu
antara lain kebutuhan, kedekatan (proximity), atraksi, tujuan, dan ekonomis.
Pemuasan Kebutuhan
Rasa aman. Tanpa kelompok yang diandalkan, jika terjadi berbagai tuntutan
pimpinan, karyawan tertentu mungkin berasumsi bahwa mereka berdiri sendiri
menghadapi pimpinan dan keseluruhan sistem organisasi. “Kesendirian” ini
menjurus kepada suatu tingkat tidak adanya rasa aman. Dengan menjadi anggota
suatu kelompok, karyawan dapat terlibat dalam kegiatan kelompok dan membahas
tuntutan pimpinan dengan anggota lainnya yang mempunyai pandangan
mendukung. Interaksi dan komunikasi yang terjadi antara anggota kelompok
tersebut merupakan penyangga terhadap tuntutan pimpinan. Kebutuhan akan
penyangga khususnya akan menjadi kuat bagi seorang karyawan baru. Ia dapat
menggantungkan seluruhnya kepada kelompok untuk memperoleh bantuan
pelaksanaan pekerjaan dengan benar.
Tujuan Kelompok
Alasan Ekonomi
Dalam banyak hal, kelompok terbentuk karena individu percaya mereka dapat
memperoleh kemanfaatan ekonomi yang lebih besar dari pekerjaan mereka jadi
mereka berorganisasi. Sebagai contoh, karyawan yang bekerja pada ujung yang
berbeda dari suatu lini perakitan mungkin dibayar atas dasar insentif kelompok di
mana produksi kelompok tersebut menentukan besaran upah masing-masing
anggotanya. Dengan bekerja dan berhimpun sebagai suatu kelompok, setiap
individu dapat memperoleh keuntungan ekonomi yang lebih besar.
Forming (pembentukan)
Performing (melaksanakan)
Anjourning (pengakhiran)
Fase ini terjadi pada kelompok yang bersifat temporer dimana hal ini ditandai
dengan berakhirnya rangkaian kegiatan. Dalam tahap ini, kelompok tersebut
mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi tidak lagi
menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan untuk
menyelesaikan aktivitas – aktivitas. Respons dari anggota kelompok dalam tahap
ini bervariasi. Beberapa merasa gembira, bersenang – senang dalam persahabatan
dan pertemanan yang didapatkan selama kehidupan kelompok kerja tersebut.
Dewasa ini orang makin yakin bahwa dinamika kelompok memainkan peranan
penting dalam performa keoraganisasaian. Akibatnya adalah timbul suatu gerakan
aktif dalam bidang manajemen. Tujuannya adalah untuk menerapkan pengetahuan
behavioral guna membentuk proses-proses kelompok dan hubungan-hubungan
antar kelompok demikian rupa hingga mereka membantu mempertinggi efektifitas
keorganisasian
Para anggota memiliki perasaan pasti dalam pengambilan keputusan yang oleh
mereka dianggap tepat.
Iklan
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD
BAB I
PENDAHULUAN
TUJUAN :
BAB II
PEMBAHASAN
o Menurut Petty Cocopio, prilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia
terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue.
Kelompok dapat didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi
dan saling bergantung, yang bergantung untuk mencapai tujuan tertentu.[1]
Secara formal kelompok adalah suatu kumpulan dua atau lebih orang-orang yang
bekerja dengan yang lainnya secara teratur untuk mencapai satu atau lebih tujuan
umum. Kelompok dalam hal ini, lebih dari sekedar kumpulan orang-orang, seperti
untuk membeli karcis suatu pertandingan baseball atau berdesak-desakan di
sekitar pemusik jalanan.
a. Kelompokyang
terjadi karena adanya
kepentingsn
b. Kelompok yang
terjadi karena persahabatan
2. Kelompok informal
meliputih :
- Kelompok
kepentingan
- Kelompok
persahabatan
- Kelompok
persahabatan
c) Kelompok dari sisi motivasi adalah kelompok yang gagal dari membantu
anggotanya dalam memuaskan kebutuhan mereka akan menganggu semangat
mereka.
1. Ketika kehadiran dari “tenaga ahli” yang tidak pasti, kelompok yang
nampaknya membuat pertimbangan yang lebih baik dibanding rata-rata
perorangan.
2. Kapan pemecahan masalah dapat ditangani oleh suatu pembagian kerja dan
pembagian informasi kelompok bersifat lebih berhasil dibanding individu.
Kelompok formal
Schermerhornet menjelaskan bahwa kelompok formal adalah suatu “
kepengurusan “ yang ditunjuk oleh kewenangan formal untuk melakukan suatu
yang lebih spesifik.
Psikolog sosial membuat suatu perbedaan penting antara kelompok formal yang
dibahas diatas dengan kelompok informal. Belakang ini muncul bukan pejabat
dan tidak secara formal ditunjuk ketika bagian bagian dari organisasi itu
memerlukannya.kunci perbedaaan ini : kelompok formal secara resmi
digambarkan dalam struktur organisasi, sedangkan kelompok informal menjadi
ada secara spontan dan tanpa pengesahan formal. Kebanyakan kelompok formal
meliputih satu atau elbih kelompok informal yang muncul diantara mereka.
Dua jenis kelompok informal umumnya adalah kelompok persahabatan dan tujuan
:
-Kelompok persahabatan terdiri dari para orang dengan gaya hubungan dekat
yang alami satu sama lain, mereka cenderung untuk bekerja sama, duduk
bersama-sama, istrahat bersama-sama di luar tempat kerja.
Kelompok terbuka adalah kelompok yang secara ajeg mempunyai rasa tanggap
akan perubahan dan pembaharuan.sedangkan kelompok tertutup adalah kecil
kemungkinannya menerima perubahan dan pembaharuan, mempunyai
kecenderungan tetap menjaga kestabilan. [2]
Suatu kelompok yang efektif adalah satu pencapaian tingkat tinggi dari
pemeliharaan kedua tugas sumber daya manusia dari waktu kewaktu. Dalam
banyak hal pelaksanaan tugas, suatu kelompok yang efektif mencapai tujuan
kinerja dalam pengetian standar tepat waktu dan hasil pekerjaannya berkualitas
tinggi. Dalam banyak hal pemeliharaan sumber daya manusia, kelompok yang
efektif adalah satu angotanya cukup dipenuhi dengan tugasnya, pemenuhan, dan
hubungan antar pribadi bekerja baik bersama-sama pada suatu dasar yang
berkesinambungan. Karena sebuah kelompok kerjapermanen dalam hal ini
anggotanya bekerja bersama-sama untuk satu kelompok kerja temporer, ini berarti
anggotanya bekerja bersama-sama untuk jangka waktu yang telah ditugaskan
kepadanya.
Hal-hal lain untuk pengaturan yang terbaik dalam suatu kelompok meliputih :
1. Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk
wajah gender, tempramen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama
biologis adalah karasteristik yang pada umumnya diamggap, entah sepenuhnya
atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut,
yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaandari individu.
2. Faktor lingkungan
Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak menyukai
diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif,
dan apakah mereka mersa memegang kendali atau tidak berdaya atas (lingkungan)
mereka. Evaluasi inti diri seorang individu ditentukanoleh dua elemen utama
yaitu harga diri dan fokus kendali.
b. Machiavellianisme
d. Kepribadian tipe A
e. Kepribadian proaktif
f.
Kepribadian dan budaya nasional
Tidak ada tipe kepribadian umum untuk satu negara tertentu. Namun budaya suatu
negara mempengaruhi karasteristik yang dominan dari penduduknya, ini dapat
dilihat dengan memperhatikan fokus kendali dan kepribadian tipe A.
Keterlibatan ego mengacu pada tingkat dimana anggota betul-betul dan secara
pribadi dengan tugas kelompok, ego meliputih tugas yang berhubungan dengan
nilai-nilai pribadi, yang mempengaruhi kehidupan pribadi, dan atau melibatkan
keterampilan pribadi.
Persetujuan akhir mengacu pada persetujuan anggota atas apa yang mereka
usahakan untuk memenuhi dan kriteria untuk melukiskan “ kesuksesan “
persetujuan akhir adalah lebih mudah dicapai ketika tugas kelompok adalah jelas
dan hasilnya terukur.
Perlengkapan persetujuan mengacu pada persetujuan anggora atas keperluan
kelompok yang melakukan penyelenggaraan tugasnya; persetujuan alat-alat ini
adalah lebih mudah dari tugas pendekatan yang terbaik, lebih keras untuk
mencapai beberapa alternatif yang ada
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Stephen P. Robins, perilaku organisasi, terj. Drs Benyamin Molan (prentice hall :
2003).
http://anthoposthink02.blogspot.com/2014/02/makalah-prilaku-organisasi.html