Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Agama: Arti, Unsur-Unsur,

Tujuan, dan Fungsi Agama

Pengertian Agama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur
tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta
tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya. Kata "Agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama (आगम) yang
berarti "tradisi".[10]. Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang
berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti
"mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya
kepada Tuhan.
Menurut filolog Max Müller, akar kata bahasa Inggris "religion", yang dalam
bahasa Latin religio, awalnya digunakan untuk yang berarti hanya "takut akan
Tuhan atau dewa-dewa, merenungkan hati-hati tentang hal-hal ilahi, kesalehan" (
kemudian selanjutnya Cicero menurunkan menjadi berarti " ketekunan "
).[11][12] Max Müller menandai banyak budaya lain di seluruh dunia, termasuk
Mesir, Persia, dan India, sebagai bagian yang memiliki struktur kekuasaan yang
sama pada saat ini dalam sejarah. Apa yang disebut agama kuno hari ini, mereka
akan hanya disebut sebagai "hukum".
Banyak bahasa memiliki kata-kata yang dapat diterjemahkan sebagai "agama",
tetapi mereka mungkin menggunakannya dalam cara yang sangat berbeda, dan
beberapa tidak memiliki kata untuk mengungkapkan agama sama sekali. Sebagai
contoh, dharma kata Sanskerta, kadang-kadang diterjemahkan sebagai "agama",
juga berarti hukum. Di seluruh Asia Selatan klasik, studi hukum terdiri dari
konsep-konsep seperti penebusan dosa melalui kesalehan dan upacara serta tradisi
praktis. Jepang pada awalnya memiliki serikat serupa antara "hukum kekaisaran"
dan universal atau "hukum Buddha", tetapi ini kemudian menjadi sumber
independen dari kekuasaan.
Tidak ada setara yang tepat dari "agama" dalam bahasa Ibrani, dan Yudaisme tidak
membedakan secara jelas antara, identitas keagamaan nasional, ras, atau
etnis.[16] Salah satu konsep pusat adalah "halakha", kadang-kadang diterjemahkan
sebagai "hukum" ",yang memandu praktik keagamaan dan keyakinan dan banyak
aspek kehidupan sehari-hari.
Penggunaan istilah-istilah lain, seperti ketaatan kepada Allah atau Islam yang juga
didasarkan pada sejarah tertentu dan kosakata

Pendapat lain mengatakan arti agama adalah suatu kepercayaan dan penyembahan
terhadap kuasa dan kekuatan sesuatu yang luar biasa di luar diri manusia. Sesuatu
yang luar biasa itu disebutkan dengan beragam istilah sesuai dengan bahasa
manusia, misalnya; Aten, Tuhan, Yahweh, Elohim, Allah, Dewa, God, Syang-ti,
dan lain sebagainya.

Kata “Agama” berasal dari bahasa Sansekerta yang secara umum berarti suatu
tradisi, dimana “A” artinya tidak dan “Gama” artinya kacau. Sehingga bila dilihat
dari asal katanya, definisi agama adalah suatu peraturan yang dapat menghindarkan
manusia dari kekacauan, serta mengarahkan manusia menjadi lebih teratur dan
tertib

Di Indonesia, istilah agama digunakan untuk menyebut enam agama yang diakui
resmi oleh negara, seperti Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budhisme,
dan Khonghuchu. Sedangkan semua sistem keyakinan yang tidak atau belum
diakui secara resmi disebut “religi”.

Agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan


manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan
manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan
lingkungannya. Secara khusus, agama didefinisikan sebagai suatu sistem
keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu
kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan
terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. Bagi para
penganutnya, agama berisikan ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan
mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-petunjuk untuk hidup selamat di
dunia dan di akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi bagian dan inti dari
sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang
bersangkutan, dan menjadi pendorong serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para
anggota masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai
kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya.

Pengertian Agama Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa arti agama, maka kita dapat merujuk pada pendapat para
ahli berikut ini:

1. Anthoni F. C. Wallace

Menurut Anthoni F. C. Wallace, pengertian agama adalah seperangkat upacara


yang diberi rasionalisasi melalui adanya mitos dan menggerakkan kekuatan
supranatural agar terjadi perubahaan keadaan pada manusia dan alam semesta.

2. Émile Durkheim

Menurut Émile Durkheim, arti agama adalah suatu sistem yang terdiri dari
kepercayaan serta praktik yang berhubungan dengan hal suci dan menyatukan para
penganutnya dalam suatu komunitas moral (umat).

3. Nicolaus Driyarkara SJ

Menurut Nicolaus Driyarkara SJ, pengertian agama adalah suatu kenyakinan


karena adanya kekuatan supranatural yang mengatur serta menciptakan alam dan
seisinya.

4. Jappy Pellokila
Menurut Jappy Pellokila, pengertian agama adalah suatu keyakinan yang percaya
dengan adanya tuhan yang maha esa serta mempercayai hukum-hukumnya.

5. Damianus Hendropuspito

Menurut Damianus Hendropuspito, pengertian agama adalah suatu sistem nilai


yang mengatur hubungan antara manusia dengan alam semesta yang memiliki
keterkaitan dengan keyakinan.

Fungsi Agama Secara Umum

Kehadiran agama memiliki peran dan fungsi yang cukup banyak dalam kehidupan
manusia. Adapun beberapa fungsi agama adalah sebagai berikut:

Sebagai pedoman hidup manusia dalam kehidupan sehari-hari, baik secara individu
maupun kelompok.

Sebagai sumber aturan tata cara hubungan manusia dengan Tuhannya, dan juga
sesama manusia.

Sebagai pedoman bagi manusia dalam mengungkapkan rasa kebersamaan dengan


sesama manusia.

Sebagai pedoman perasaan keyakinan manusia terhadap sesuatu yang luar biasa
(supranatural) di luar dirinya.

Sebagai cara manusia mengungkapkan estetika/ keindahan alam semesta dan


segala isinya.

Sebagai cara untuk memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu
agama.

Fungsi Agama menurut Al-Qur’an dapat dikemukakan sebagai berikiut:

1) Memberikan informasi kepada umat manusia, bahwa Tuhan itu Esa, karena
itu beribadat dan taat hanya ditunjukkan kepada-Nya.[
2) Untuk mengontrol prilaku manusia baik dalam hubungannya kepada Allah
maupun kepada sesamanya. Dengan adanya konrol diharapkan umat manusia akan
menjadi hamba yang taat dan menjadi warga masyarakat yang baik.
3) Mendidik manusia agar berlaku jujur dan bertindak adil dalam segala hal,
karena dengan jujur dan bertindak adil akan menciptakan kedamaian.
4) Mendidik manusia agar tidak bersikap sombong dan bersifat dendam
5) Menamkan sifat social kemasyarakatan yang tinggi terhadap sesamanya
dengancara mengeluarkan berupa zakatinfaq, dan shadekah.
6) Mendidik dan memotivasi kepada pemeluk agama untuk menumbuh
kembangkan siakp tolong menolong antara sesama, sebagaiman yang telah
dipraktikkan oleh kaum Anshar kepada kaum Muhajirin.
7) Agama merupakan motivator, dinamisator, stabilator dalamdiri manusia,
hingga dia senantiasa melakukan kebaikan dan meningalkan keburukan dengan
kesadaran bahwa segala yang dilakukan pasti diketahui oleh Tuhan Maha Pencipta.
8) Mendidik manusia agar dapat memilih dan menentukan akidah yang tepat
dan benar-benar sesuai dengan fitrah manusia, guna mendapatkan kebahagian di
akhirat. 9) Memberi motivasi agar manusia menuntut ilmu pengetahuan baik
pengetahuan tentang agama maupun umum.
10) Untuk membina akhlak dan persaudaraan intern dan antar ummat.

Tujuan Agama
Suatu agama tercipta karena manusia ingin mencapai tujuan tertentu di dalam
hidupnya, dan agama dianggap dapat membantu mencapai tujuan tersebut. Adapun
beberapa tujuan agama adalah sebagai berikut:

Untuk membimbing manusia dalam menjalani kehidupannya dengan cara lebih


baik melalui pengajaran dan aturan, dimana ajaran dan aturan tersebut dipercaya
berasal dari Tuhan.

Untuk menyampaikan firman Tuhan kepada umat beragama, berupa ajaran-ajaran


kebaikan dan aturan berperilaku bagi manusia.

Untuk membimbing manusia menjadi individu yang berakal baik dan dapat
menemukan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Untuk membuka jalan bagi manusia yang ingin bertemu dengan penciptanya, yaitu
Tuhan Yang Maha Esa, ketika mati kelak.

Unsur-Unsur Agama
Menjelaskan definisi agama merupakan sesuatu yang sangat kompleks. Penjelasan
yang dikemukakan oleh para ahli tidak dapat menjawab secara tuntas mengenai
realitas agama dalam kehidupan manusia.

Untuk memudahkan kita memahami arti agama, maka kita perlu mengetahui
unsur-unsur pokok yang terkandung dalam agama itu sendiri. Berikut ini adalah
tiga unsur pokok agama:

1. Manusia

Manusia merupakan mahluk yang memiliki akal budi, dapat berpikir dan berusaha
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini, manusia adalah umat atau
penganut suatu agama yang berpikir dan percaya bahwa ada sesuatu di luar dirinya
yang memiliki kuasa dan kekuatan yang tidak bisa dijelaskan dengan hukum alam.

2. Penghambaan

Dalam konteks agama, penghambaan bukan berarti perbudakan. Tapi lebih kepada
adanya kebutuhan manusia akan kedudukannya dihadapan sang
penciptanya. Dalam hal ini, penghambaan manusia kepada Tuhan akan melibatkan
banyak hal, seperti; simbol-simbol agama, praktik agama, serta pengalaman
keagamaan manusia itu sendiri.

3. Tuhan

Pada dasarnya tidak ada kesepakatan bersama mengenai konsep ketuhanan,


sehingga ada banyak konsep ketuhanan, seperti teisme, deisme, panteisme, dan
lain-lain. Namun, secara umum Tuhan dipahami sebagai Roh Mahakuasa dan asas
dari suatu kepercayaan. Dalam ajaran teisme, Tuhan adalah pencipta sekaligus
pengatur segala kejadian di alam semesta

Anda mungkin juga menyukai