Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Program propesi (pengalaman belajar klinik/lapangan) merupakan proses
transformasi peserta didik dari mahasiswa menjadi seorang perawat professional.
Program ini dilakukan di tempat peraktik yaitusuatu institusi di masyarakat dimana
peserta didik berpraktik di situasi nyata melalui penumbuhan dan pembinaan
keterampilan intelektual, tehnikal, dan interpersonal. Terdapat beberapa metode
yang bisa dipilih oleh pendidik untuk mendidik peserta didik sesuai dengan tujuan
dan karakteristik individual, salahsatunya yaitu ronde keperawatan.
Ronde keperawatan yaitu suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Ronde Keperawatan


Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate
yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.
Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Klien dilibatkan secara langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
6. Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

2.2. Tujuan Ronde Keperawatan


Adapun tujuan ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah
klien.
3. Meningkatkan validitas data klien.
4. Menilai kemampuan justifikasi.
5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
6. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.

2.3. Peran dalam Ronde Keperawatan


A. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim
1. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
2. Menjelaskan masalah keperawata utama.
3. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
4. Menjelaskan tindakan selanjutnya.
5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.

B. Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor


 Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
1. Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
2. Menjelaskan masalah keperawatan utama
3. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
4. Menjelaskan tindakan selanjtunya
5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
 Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler
1. Memberikan justifikasi
2. Memberikan reinforcement
3. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang
rasional
4. Mengarahkan dan koreksi
5. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
2.4. Langkah-langkah Ronde Keperawatan
A. Persiapan
1. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.

B. Pelaksanaan
1. Penjelasan tentang klien o/ perawat primer dlm hal ini penjelasan difokuskan pd
mslh keperawatan& rencana tindakan yg akan/telah dilaksanakan& memilih
prioritas yg perlu didiskusikan.
2. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
3. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan
tentang masalah klien serta tindakan yg akan dilakukan.
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
C. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan.
2.5.Kelemahan Ronde Keperawatan
Kelemahan metode ini adalah klien dan keluarga merasa kurang nyaman serta
privasinya terganggu.
Masalah yang biasanya terdapat dalam metode ini adalah sebagai berikut:
1. Berorientasi pada prosedur keperawatan
2. Persiapan sebelum praktek kuarang memadai
3. Belum ada keseragaman tentang laporan hasil ronde keperawatan
4. Belum ada kesempatan tentang model ronde keperawatan
BAB III
PENUTUP

3.1. kesimpulan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate
yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis ke dalam peraktik keperawatan secara langsung.

3.2. Saran

Definisi
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang
dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim.

B. Karakteristik
1. Klien dilibatkan secara langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat
6. primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

C. Tujuan
1. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien.
3. Meningkatkan validitas data klien.
4. Menilai kemampuan justifikasi.
5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
6. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.

D. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim


1. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
2. Menjelaskan masalah keperawata utama.
3. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
4. Menjelaskan tindakan selanjutnya.
5. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.

E. Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor


1. Memberikan justifikasi
2. Memberikan reinforcement.
3. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang
rasional.
4. Mengarahkan dan koreksi.
5. Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.

F. Persiapan
1. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
G. Pelaksanaan
1. Penjelasan tentang klien o/ perawat primer dlm hal ini penjelasan difokuskan pd mslh
keperawatan& rencana tindakan yg akan/telah dilaksanakan& memilih prioritas yg perlu
didiskusikan.
2. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
3. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan tentang
masalah klien serta tindakan yg akan dilakukan.
4. Tindakan keperawatan pd masalah prioritas yg telah &yg akan ditetapkan.
H. Langkah2 Ronde Keperawatan
Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Pesiapan
1). Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
2). Pemberian informed consent kepada klien/keluarga
b. Pelaksanaan Ronde
1). Penjelasan tentang klien oleh Perawat dalam hal ini penjelasan difokuskan
2). Pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan
memilih prioritas yang perlu didiskusikan
3). Pemberian justifikasi oleh perawat tentang masalah klien serta rencana tindakan yang
akan dilakukan
4). Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan

I. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan
yang perlu dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Sitorus R. & Yulia. 2005. Model praktek keperawatan profesional di Rumah Sakit Panduan
Implementasi,. EGC, Jakarta
Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional di Rumah Sakit,. EGC, Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen adalah suatu upaya kegiatan untuk mengarahkan, mengkoordinasi,
mengarahkan dan mengawasi dalam mencapai tujuan bersama dalam sebuah organisasi.
Manajemen keperawatan adalah upaya staf keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga, serta masyarakat.
Manajemen sangat penting diterapkan di dalam ruangan agar semua kegiatan tertata rapid
an terarah, sehingga tujuan dapat dicapai bersama, yaitu menciptakan suasana yang aman dan
nyaman baik kepada sesama staf keperawatan maupun pasien.
Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktikkeperawatan professional ( MPKP
) yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde keperawatan. Ronde keperawatan adalah suatu
kegiatan dimana perawat primer dan perawat asosiet bekerja sama untuk menyelesaikan masalah
klien, dank lien dilibatkan secara langsung dalam proses penyelesaian masalah tersebut.
Ronde keperawatan diperlukan agar masalah klien dapat teratasi dengan baik, sehingga
semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.Perawat professional harus dapat menerapkan
ronde keperawatan, sehingga role play tentang ronde keperawatan ini sangat perlu dilakukan
agar mahasiswa paham mengenai ronde keperawatan dan dapat mengaplikasikannya kelak saat
bekerja.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Management Keperawatan.
2. Tujuan Khusus:
Adapaun tujuan yang dicapai setelah penyampaian materi tentang Ronde Keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu:
a. Mengetahui dan memahami pengertian ronde keperawatan
b. Mengetahui dan memahami karakteristik ronde keperawatan
c. Mengetahui tujuan ronde keperawatan
d. Mengetahui manfaat ronde keperawatan
e. Mengetahui dan memahami tipe-tipe ronde keperawatan
f. Mengetahui dan memahami tahapan ronde keperawatan
g. Mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan dalam ronde keperawatan
h. Mengetahui komponen yang terlibat dalam ronde keperawatan

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Ronde Keperawatan


Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan
oleh perawat primer dan /atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu
juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).
Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari rondekeperawatan. Chambliss (1996),
ronde keperawatan adalah pertemuan antara staff yang usai kerja melaporkan pada staf yang
mulai kerja tentang kondisi pasien, dengan staf menjelaskan apa yang telah dilakukan dan
mengapa dilakukan yang membawa setiap kasus ke dalam kerangka kerja berfikir staf, dan
secara sistematis menegakkan kemampuan sistem untuk menangani masalah medis.
Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat dengan perawat,
perawat dengan pasien. Kozier et al. (2004) menyatakan bahwa ronde keperawatan merupakan
prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang
akan membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan pada
pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan
keperawatan yang telah diterima pasien.
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau siswa
perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher nurse
atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit
dan efek perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien yang
dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas & melaksanakan asuhan
keperawatan, yang dilakukan oleh Perawat Primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan Perawat
pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim.
Rondekeperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan
peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam peraktik
keperawatan secara langsung.

B. Karakteristik RondeKeperawatan
Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini:
1. Klien dilibatkan secara langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat asosiet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet dan perawat primer untuk
meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

C. Tujuan Ronde Keperawatan


Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan terbagi menjadi 2 yaitu: tujuan bagi perawat
dan tujuan bagi pasien. Tujuan ronde keperawatan bagi perawat menurut Armola et al. (2010)
adalah:
1) Melihat kemampuan staf dalam managemen pasien
2) Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
3) Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus
4) Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian keterampilan
klinis
5) Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta
6) Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi
keperawatan

Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga berguna bagi pasien. Hal ini
dijelaskan oleh Clement (2011) mengenai tujuan pelaksanaan ronde keperawatan bagi pasien,
yaitu:
1) Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari
2) Untuk mengamati pekerjaan staff
3) Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan laporan kepada dokter
mengenai, missal: luka, drainasi, perdarahan, dsb.
4) Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya
5) Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
6) Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien
7) Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan kepada pasien
8) Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus decubitus, foot drop,
dsb
9) Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga perawat memperoleh
wawasan yang lebih baik
10) Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan

D. Manfaat Ronde Keperawatan


Banyak manfaat dengan dilakukannya ronde keperawatan oleh perawat, diantaranya:
1) Ronde keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada perawat. Clement
(2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah membantu mengembangkan
keterampilan keperawatan, selain itu menurut Wolak et al. (2008) dengan adanya ronde
keperawatan akan menguji pengetahuan perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilan dan
pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga peningkatan secara menyeluruh. Hal ini dijelaskan
oleh Wolak et al. (2008) peninkatan kemampuan perawat bukan hanya keterampilan
keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan berkembang
secara profisonal.
2) Melalui kegiatan ronde keperwatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang telah diberikan
pada pasien berhasil atau tidak. Clement (2011) melalui ronde keperawatan, evaluasi
kegiatan,rintangan yang dihadapi oelh perawat atau keberhasilan dalam asuhan keperawatan
dapat dinilai. Hal ini juga ditegaskan oleh O’connor (2006) pasien sebagai alat untuk
menggambarkan parameter penilaian atau teknik intervensi.
3) Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan mahasiswa perawat. Ronde
keperawatan merupakan studi percontohan yang menyediakan sarana untuk menilai pelaksanaan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak et al, 2008). Sedangkan bagi mahasiswa
perawat dengan ronde keperawatan akan mendapat pengalaman secara nyata dilapangan
(Clement, 2011).
4) Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membanu mengorientasikan perawat baru pada
pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak mengetahui mengenai pasien yang dirawat di
ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde keperwatan membantu
mengorientasikan perawat baru pada pasien (Clement, 2011).
5) Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian Febriana (2009) ronde
keperwatan meningkatkan kepuasan pasien lima kali dibanding tidak lakukan ronde
keperawatan. Chaboyer et al. (2009) dengan tindakan ronde keperawatan menurunkan angka
insiden pada pasien yang dirawat.
E. Tipe-tipe Ronde Keperawatan
Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan. Diantaranya
adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds, nurse
management rounds, patient comfort rounds dan teaching nurse.
1) Matron nurse menurut Close dan Castledine (2005) seorang perawat berkeliling ke ruangan-
ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini
adalah memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan kerapihan, dan menilai penampilan dan
kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien.
2) Nurse management rounds menurut Close dan Castledine (2005) ronde ini adalah ronde
manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien.
Untuk melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan serta melibatkan pasien dan keluarga pada
proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara perawat dan head nurse.
3) Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde disini berfokus pada
kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah
memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan dimalam hari, perawat
menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
4) Teaching rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan antara teacher nurse dengan
perawat atau mahasiswa perawat, dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa
dilakukan oleh perawat atau mahasiswa perawat.Dengan pembelajaran langsung. Perawat atau
mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien.
Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round, physician-nurse rounds atau
interdisciplinary rounds. Nursing rounds adalah ronde yang dilakukan antara perawat dengan
perawat. Physician-nurse adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh dokter dengan perawat,
sedangkan interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai
macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dsb.

F. Tahapan Ronde Keperawatan


Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan adalah :
1) Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientation (orientasi).
2) Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation (pengamatan),
instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan).
3) Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran), reflection (refleksi),
preparation (persiapan).
Langkah-langkah Ronde Keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
2. Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan/ telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang
perlu didiskusikan.
b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala ruangan tentang masalah
klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.
3. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan
yang perlu dilakukan.
4. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.
A. Struktur
o Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
o Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
o Persiapan dilakukan sebelumnya.
B. Proses
o Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
o Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan.
C. Hasil
o Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
o Masalah klien dapat teratasi.
o Perawat dapat :
a. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
b. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
c. Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
e. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah klien.
f. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
h. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

G. Hal yang Dipersiapkan dalam RondeKeperawatan


Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa dilakukan persiapan
sebagai berikut:
1) Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langka).
2) Menentukan tim ronde keperawatan.
3) Mencari sumber atau literatur.
4) Membuat proposal.
5) Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.
6) Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?; Apa data yang mendukung ?; Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?; Apa hambatan yang ditemukan selama perawatan?

H. Komponen Terlibat dalam RondeKeperawatan


Komponen yang terlibat dalam kegiatan ronde keperawatan ini adalah perawat primer
dan perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate, yang perlu juga melibatkan seluruh
anggota tim kesehatan lainnya.
1) Peran Ketua Tim dan Anggota Tim :
o Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
o Menjelaskan masalah keperawata utama.
o Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
o Menjelaskan tindakan selanjutnya.
o Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2) Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor
a. Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :
o Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien
o Menjelaskan masalah keperawatan utama
o Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
o Menjelaskan tindakan selanjtunya
o Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
b. Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler
o Memberikan justifikasi
o Memberikan reinforcement
o Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan yang rasional
o Mengarahkan dan koreksi
o Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
Selain perawat, pasien juga dilibatkan dalam kegiatan ronde keperawatan ini untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pasien yang dipilih untuk yang dilakukan
ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut :

o Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan
keperawatan
o Pasien dengan kasus baru atau langka.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rondekeperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi Ronde Keperwatan yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman bisa
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan dalam
penulisan dan penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca yang
budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2011).Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Jakarta: Salemba Medika
Sitorus R. & Yulia. 2005. Modelpraktek Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit Panduan
Implementasi. Jakarta: EGC
Ratna Sitorus, 2005, Model Praktek Keperawatan Profesional Di Rumah Sakit. Jakarta:EGC
Nursalam Dan Ferry Efendi. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Kinchay, A. (2012, September).Www.Scribd.Com. Retrieved Oktober 17, 2013, From
http://Www.Scribd.Com/Doc/76643445/RONDE-KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Managemen adalah proses bekerja melalui staff keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara professional. Disini dituntut tugas manajer keperawatan untuk
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia
untuk memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga,
dan masyarakat (Gillies, 1996).
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan
keperatan adalah pembenahan manajemen keperawatan karena dengan adanya factor kelola yang
optimal diharapkan mampu menjadi wahana peningkatan keefektifan pembagian pelayanan
keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.
Dalam pelaksanaan manajemen terdapat model praktik keperawatan professional ( MPKP
) yang di dalamnya terdapat kegiatan ronde keperawatan. Ronde keperawatan adalah suatu
bagian kegiatan asuhan keperawatan dengan membahas kasus tertentu dengan harapan adanya
transfer pengetahuan dan aplikasi pengetahuan secara teoritis kedalam praktek keperawatan
secara langsung yang dilakukan oleh perawat konselor, kepala ruangan, MA, kabid keperawatan
dengan melibatkan seluruh tim keperawatan. Karakteristik dari ronde keperawatan meliputi:
pasien dilibatkan secara langsung, pasien merupakan fokus kegiatan, perawat yang terlibat
melakukan diskusi, konselor memfasilitasi kreatifitas dan membantu mengembangkan
kemampuan perawat dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
Rumah sakit adalah salah satu bentuk sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan
upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan serta upaya kesehatan penunjang. Pada masa kini
perjalanan peran rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan sedang memasuki
lingkungan global yang kompetitif dan terus berubah. Perubahan lingkungan tersebut menurut
Trisnantoro (2004), akan mendorong rumah sakit menjadi organisasi yang berciri multiproduk,
sehingga membutuhkan pengelolaan yang tepat. Perkembangan terkini semakin mengarah ke
kondisi rumah sakit sebagai lembaga usaha dengan berbagai konsep bisnis. Transisi ini yang
mengakibatkan rumah sakit menjadi lembaga yang berkarakter sosial sekaligus ekonomi.
Pelayanan prima di rumah sakit sangat bergantung pada kualitas sdm tenaga kesehatan yang ada
didalamnya salah satunya adalah perawat. Menurut RSU Swadana Daerah Tarutung, pelaksanaan
ronde keperawatan yang tidak optimal menimbulkan ronde perawat yang shift pagi tidak
melaporkan secara rinci perkembangan kesehatan pasien termasuk seringnya perawat rawat inap
operan hanya dilakukan di nursing station secara administrasi saja berdasarkan pengamatan
penulis, hal ini menimbulkan perbedaan persepsi tentang kebutuhan pelayanan keperawatan dan
pada akhirnya berdampak meningkatnya lama perawatan pasien.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas disimpulkan yang menjadi
masalah pada makalah ini adalah bagaimana pengaruh kompetensi perawat (kompetensi teknis,
kompetensi perilaku) dan kerja tim (kerjasama, kepercayaan, kekompakan), terhadap pasien
yang ditangani dan Apakah kualitas ronde keperawatan akan berdampak pada pasien secara
langsung?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Management Keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan yang dicapai setelah penyampaian materi tentang ronde keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu:
. Mengetahui dan memahami pengertian ronde keperawatan
. Mengetahui dan memahami karakteristik ronde keperawatan
Mengetahui tujuan ronde keperawatan
Mengetahui dan memahami manfaat ronde keperawatan
Mengetahui dan memahami tipe – tipe ronde keperawatan
Mengetahui dan memahami tahapan ronde keperawatan
Mengetahui hal – hal yang harus dipersiapkan dalam ronde keperawatan
Mengetahui komponen yang terlibat dalam ronde keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Ronde Keperawatan (Nursing Rounds)


Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilakukan oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer
dan atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga seluruh anggota tim
kesehatan (Nursalam, 2009).
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau siswa
perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh pengajar atau
siswa perawat dengan anggota sifatnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit
dan efek perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).

2.2. Karakteristik Ronde Keperawatan


a. Pasien dilibatkan secara langsung.
b. Pasien merupakan fokus kegiatan.
c. Perawat associate, perawat primer, dan konselor melakukan diskusi bersama.
d. Konselor menfasilitasi kereativitas.
e. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam meningkatkan kemampuan
dalam mengatasi masalah.

2.3. Tujuan Ronde Keperawatan


Tujuan dari pelaksanaan ronde keperawatan bisa dibagi menjadi 2 yaitu : tujuan bagi
perawat dan bagi pasien.
Tujuan bagi keperawatan menurut Amola et al, (2010) adalah

1. Melihat kemampuan staf dalam manajemen pasien.


2. Mendukungan pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
3. Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format stud kasus
4. Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian
keterampilan klinis.
5. Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta (6) meningkatkan retensi perawat
berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi keperawatan.
Sedangkan tujuan bagi pasien menurut Clement (2011) adalah

1. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari
2. Untuk mengamati pekerjaan staf
3. Untuk membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan laporan ke dokter, misalnya
: luka, drainase, perdarahan, dsb
4. Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya.
5. Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
6. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasaan pasien
7. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan pada pasien
8. Untuk memeriksa kondisi pasien sehingga dapat dicegah seperti ulcus decubitus, foot
drop, dsb.
9. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada apsien sehingga perawat
memperoleh wawasan yang lebih baik
10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan.

Sedangkan menurut Nursalam (2009) tujuan ronde keperawatan dibagi menjadi:

a. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis.

b. Tujuan Khusus
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis (Problem-Based Learning PBL)
2. Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari masalah klien.
3. Meningkatkan pola pikir sistematis
4. Meningkatkan validitas data klien
5. Menilai kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
6. Meningkatkan kemampuan membuat justifikasi, menilai hasil kerja, dan memodifikasi rencana
asuhan keperawatan (renpra)

2.4. Kriteria Pasien


Menurut Nursalam (2009) pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keprawatan adalah
pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakuakn tindakan
keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.

2.4. Manfaat Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan akan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada perawat.
Clement, (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah membantu mengembangkan
keterampilan keperawatan, selain itu juga menurut Wolak (2008) dengan adanya ronde
keperawatan akan menguji pengetahuan perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilandan
pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga peningkatan secara menyeluruh. Hal ini dijelaskan
oleh Wolek et al (2008) peningkatan kemampuan perawat bukan hanya keterampilan
keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan berkembang
secara profesional.
Melalui ronde keperawatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang telah diberikan
pada pasien berhasil atau tidak. Clement (2011) melalui ronde keperawatan, evaluasi kegiatan,
rintangan yang dihadapi oleh perawat atau keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai.
Hal itu juga dtegaskan oleh O’Connor (2006) pasien sebagai alat untuk menggambarkan
parameter penilaian atau teknik intervensi.
Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan siswa perawat. Ronde
keperawatan merupakan studi percontohan yang menyediakan sarana untuk menilai pelaksanaan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak et al, 2008). Sedangkan bagi siswa perawat
dengan ronde keperawatan akan mendapatkan pengalaman secara nyata dilapangan (Clement,
2011).
Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membantu mengorientasikan perawat baru
pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak tahu mengenai pasien yang di rawat di
ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde keperawatan membantu
mengorientasikan perawat baru pada pasien (Clement, 2011).
Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian Febriana (2009)
ronde keperawatan meningkatkan kepuasan pasien lima kali dibanding tidak dilakukan ronde
keperawatan. Chaboyer et al (2009) dengan tindakan ronde keperawatan menurunkan anga
insiden pada pasien yang dirawat.

2.5. Tipe - Tipe Ronde Keperawatan


Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan. Diantaranya
adalah menurut Close & Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu matrons’rounds, nurse
management rounds, patient comfort rounds dan teaching rounds.

1. Matron rounds menurut Close & Castlide (2005) seorang perawat berkeliling ke ruangan-
ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat
ronde ini adalah memeriksa standar pelayanan, kebersihan dan kerapian, dan menilai
penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada pasien.
2. Nurse management rounds menurut Close & Castlide (2005) ronde ini adalah ronde
manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok
pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses
pembelajaran antara perawat dengan head nurse.
3. Patient comfort rounds menurut Close & Castledine (2005) ronde di sini berfokus pada
kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini
adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan malam hari,
perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
4. Teaching rounds menurut Close & Castledine (2005) dilakukan antara teacher nurse
dengan perawat atau siswa perawat, dimana terjad proses pembelajaran. Teknik ronde ini
biasa dilakukan untuk perawat atau siswa perawat. Dengan pembelajaran langsung
perawat atau siswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada
pasien.
Menurut Daniels (2004) walking round terdiri dari nursing round, physician-nurse rounds
atau interdisciplinary rounds. Nursing round adalah ronde yang dilakukan antara perawat dengan
perawat. Physician nurse rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan dokter dengan
perawat, sedang interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai
macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi dsb. Sedangkan
menurut Clement (2011) menyebutkan berbagai jenis word round yang dilakukan oleh perawat
meliputi rounds with the doctors, rounds to discuss psychological problem of patients, social
service rounds, medical rounds for nurses, rounds with the physical therapits, dan nursing
rounds.

2.6. Langkah-langkah Ronde Keperawatan


Ramani (2003) menjelaskan rahapan ronde keperawatan adalah (1) Pre-rounds:
Preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientasion (orientasi) (2) Rounds:
Introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation (pengamatan), instruction
(pengajaran), summarizing (kesimpulan) (3) Post-Rounds : debriefing (Tanya jawab), feedback
(saran), reflection (refleksi), preparation (persiapan).
Bimbauner (2004) mengatakan bagaimana menyiapkan ronde keperawatan yaitu:

a. Before rounds meliputi: (1) persiapan, terdiri dari membuat tujuan kegiatan ronde
keperawatan dan membaca status pasien dengan jelas sebelum melakukan ronde
keperawatan (2) orientasi perawat, terdiri dari membuat menyadari tujuan : demonstrasi
temuan klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan perilaku professional (3) orientasi
pasien.
b. During rounds meliputi : (1) menetapkan lingkungan: membuat lingkungan yang nyaman
serta dorong untuk mengajukan pertanyaan (2) menghormati: perawat: hormati mereka
sebagai pemberi layanan pada pasien dan pasien : perlakukan sebagai manusia, bukan
hanya obyek dari latihan mengajar, peka terhadap bagaimana penyakit mempengaruhi
kehidupan pasien (3) libatkan semua perawat, bertujuan untuk mengajar semua tingkat
peserta didik dan mendorong semua untuk berpartisipasi (4) libatkan pasien: dorong
pasien untuk berkontribusi mengenai masalah penyakitnya, dorong pasien untuk
mengajukan pertanyaan tentang masalahnya, gunakan kata-kata yang dapat dimengerti
pasien, dsb.
c. After rounds: waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik.
Menurut Nursalam (2009) langkah – langkah ronde keperawatan dibagi menjadi:
a. Pra Ronde
- Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langka)
- Menentukan tim ronde
- Mencari sumber atau literatur
- Membuat proposal
- Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian
- Diskusi: Apa diagnosis keperawatan? Data apa yang mendukung? Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan? Dan hambatan apa yang ditemukan selama perawatan?

b. Pelaksanaan Ronde
- Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah keperawatan dan
rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas
yang perlu didiskusikan
- Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
- Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan tentang masalah
pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
c. Pasca Ronde
- Evaluasi, revisi, dan perbaikan
- Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi keperawatan selanjutnya.

2.7. Mekanisme Ronde Keperawatan

1. Perawat membaca laporan mengenai pasien melalui status pasien sebelum melakukan
ronde keperawatan. Hal ini dilanjutkan Clament (2011) bahwa perawat sebaiknya melihat
laporan penilaian fisik dan psikososial pasien 2-3 menit. Selain itu juga perawat
menetapkan tujuan yang ingin dicapai ketika pelaksanaan ronde keperawatan. Sebelum
menemui asien, sebaiknya perawat membahas tujuan yang ingin dicapai (Clament, 2011).
2. Perawat menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan. Hal itu disebut
Sitorus (2006) sebelum dilakukan ronde perawat primer (PP) menentukan 2-3 klien yang
akan di ronde dan ditentukan pasien yang akan di ronde. Sebaliknya dipilih klien yang
membutuhkan perawatan khusus dengan masalah yang relative lebih kompleks (Sitorus,
2006).
3. Ronde keperawatan dilakukan pada pasien. Perawat melaporkan kondisi, tindakan yang
sudah dilakukan dan akan dilakukan, pengobatan, serta rencana yang lain. Clement
(2011) saat ronde keperawatan melaporkan tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan,
perawat medis dan prognosis. Selain itu juga menurut Annual review of nursing
education dalam ronde keperawatan perawat mendiskusikan diagnosis keperawatan yang
terkait, intervensi keperawatan, dan hasil. Mengenai masalah yang sensitive hendaknya
tidak boleh dibicarakan dihadapan pasien. Masalah yang sensitive sebaiknya tidak
didiskusikan dihadapan klien (Sitorus, 2006).
4. Waktu pelaksanaan ronde bermacam-macam tergantung kondisi dan situasi ruangan.
Sitorus (2006) menyebutkan waktu yang dilakukan untuk melakukan keseluruhan ronde
adalah setiap hari dengan waktu kurang lebih 1 jam ketika intensitas kegiatan di ruang
rawat sudah relative tenang. Sedangkan menurut Atiken et al. (2010) pelaksanaan ronde
keperawatan diadakan dua hari setiap minggu dan berlangsung satu jam.

2.8. Masalah Etik dengan Pasien


Beberapa strategi untuk mendorong kenyamanan pasien selama ronde keperawatan
berlangsung menurut Weinholt & Edward (1992) dalam Clament (2009) meliputi: (1)
memberikan pemberitahuan sebelum kunjungan (2) membatasi waktu ronde keperawatan agar
pasien bias istirahat (3) menjelaskan semua pemeriksaan dan prosedur kepada pasien (4) semua
diskusi dan komunikasi harus dijelaskan dan dipahami oleh pasien.

2.9. Strategi Ronde Keperawatan yang Efektif


Ramani (2003) dalam Clament (2009) menyebutkan ada beberapa strategi agar ronde
keperawatan berjalan efektif yaitu:
1. Melakukan persiapan dengan seksama terkait dengan pelaksanaan ronde keperawatan
baik waktu pelaksanaan, pasien masalah yang terkait, dsb.
2. Membuat perencanaan apa yang akan dilakukan meliputi:sistem apa yang akan diajarkan,
aspek-aspek apa yang harus ditekankan: pemeriksaan fisik, melakukan tindakan dsb.
Rencanakan agar semua aktif terlibat dalam kegiatan, pilih pasien yang akan dilakukan
proses pembelajaran, serta tentukan berapa banyak waktu yang harus dihabiskan dengan
pasien tertentu.
3. Orientasikan pada perawat tujuan yang ingin dicapai. Kegiatan berikut ini dapat
dilakukan selama fase orientasi: (1) orientasikan perawat untuk tuuan latihan dan
kegiatan yang direncanakan (2) memberikan peran kepada setiap anggota tim (3) buat
aturan mengenai ronde (4) setiap diskusi sensitive perlu ditunda dan seluruh tim harus
menyadari hal ini.
4. Perkenalkan diri anda dan tim pada pasien meliputi: (1) memperkenalkan diri kepada
pasien (2) pasien perlu diberitahu bahwa pertemuan itu terutama dimaksudkan untuk
berdiskusi mengenai pemberian perawatan pada pasien (3) keluarga tidak perlu diminta
untuk perg jika pasien ingin untuk ditemani.
5. Meninggalkan waktu untuk pertanyaan, klarifikasi, menempatkan pembacaan lebih
lanjut. Fase ini terjadi diluar ruangan, keluar dari pasien jarak pendengaran. Ini adalah
kesembatan untuk mendiskusikan aspek sensitive dari riwayat pasien.
6. Evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan. Mulai persiapan untuk pertemuan berikutnya
dengan merefleksikan pada diri mengenai hasil ronde yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai