2016
Devi Yanti S
Universitas Sumatera Utara
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8727
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawan pada An. FN dengan Prioritas
Masalah Pertumbuhan/ Perkembangan
Di Lingkungan I Kel. Siti Rejo II
Kec. Medan Amplas
Oleh
Devi Yanti S
132500023
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya, kami dapat menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada An. FN dengan Prioritas Masalah
Pertumbuhan/Perkembangan Di Lingkungan I Kel. Siti Rejo II Kec. Medan
Amplas” selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan
pendidikan ilmu keperawatan program studi diploma III keperawatan fakultas
keperawatan universitas sumatera utara.Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu :
1. Bapak Setiawan, S.Kep, M.NS, P.hd, selaku dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara dan dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan support, saran, dan pengarahan untuk kelancaran
menyelesaikan studi diploma selama ± 3 tahun.
2. Ibu Sri eka wahyuni, S.Kep, Ns., M.Kep, selaku wakil dekan I dan Ibu
cholina Trisa Siregar, S.kep., Sp.KMB, M.Kep, selaku wakil dekan II dan
Ibu Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, selaku wakil dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu nur afi darti, S.Kp., M.Kep, selaku ketua Prodi DIII Keperawatan
Universitas Sumatra Utara.
4. Ibu Fatwa Imelda, S.Kep., Ns., M.Biomed, selaku dosen pembimbing
yang penuh dengan kesabaran dan ketekunan memberikan dorongan,
perhatian, bimbingan, pengarahan, serta saran dalam pembuatan karya
tulis ilmiah ini mulai dari awal sampai akhir.
5. Ibu Eqlima Elvira, S.Kp., Ns., M.Kep, selaku dosen penguji yang telah
banyak memberikan saran yang membangun dalam pembuatan karya tulis
ilmiah ini.
6. Kedua orangtua saya, Bapak (K. Simanihuruk), Ibu (K. Situngkir), kakak
(Elis Simanihuruk), adik (Frika N Simanihuruk, Sofia I Simanihuruk, dan
Risma Duma Fitri Nainggolan) atas cinta, dukungan, dan doa yang selalu
Penulis menyadari dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum
sempurna, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi
perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya.Akhirnya penulis berharap semoga karya
tulis inlmiah ini bermanfaat.
Medan, Juni 2016
penulis
Sampul depan
Halaman orisinalitas
Lembar pengesahan ....................................................................................... i
Kata pengantar ............................................................................................... ii
Daftar isi.......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
C. Manfaat Penulisan ............................................................................... 2
Daftar Pustaka
Lampiran
PENDAHULUAN
D. Latar Belakang
Potter & Perry (2010), mengatakan Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan
untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi,
seperti : karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral. Air adalah
komponen tubuh vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin
dam mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk proses metabolisme
dan kesimbangan asam dan basa.
Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau
dipahami sejak konsepsi hingga dewasa yang menurut WHO sampai usia 18
tahun. Gangguan makan pada anak sering kali kita jumpai pada masyarakat awam
yang belum memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak dan
memahami pentingnya nutrisi pada anak (Hidayat, 2008)
Di Indonesia 23 juta Balita sekitar 7,6 juta anak balita tergolong stunting
(35,6%) terdiri dari 18,5% balita sangat pendek dan 17.1% balita pendek.
Prevelansi Balita stunting di provinsi Bengkulu masih tinggi terutama di
1
Universitas Sumatera Utara
kabupaten Rejang lebong memiliki angka stunting tinggi sebesar 38,5% (Dinkes,
2015).
Pada kasus yang ditemukan di Medan Amplas Siti Rejo II Lingkungan X Jalan
STM, terdapat anak yang memiliki masalah pertumbuhan dan perkembangan
anak.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk melakukan pengkajian asuhan keperawatan pasien pada
masalah pertumbuhan/perkembangan.
b) Untuk melakukan analisa data asuhan keperawatan pasien pada
masalah pertumbuhan/perkembangan.
c) Untuk melakukan rumusan masalah asuhan keperawatan pasien pada
masalah pertumbuhan/perkembangan.
d) Untuk melakukan perencanaan asuhan keperawatan pasien pada
masalah pertumbuhan/perkembangan.
e) Untuk melakukan implementasi asuhan keperawatan pasien pada
masalah pertumbuhan/perkembangan.
f) Untuk melakukan evaluasi asuhan keperawatan pasien pada masalah
pertumbuhan/perkembangan.
F. Manfaat Penulisan
1. Orang tua pasien
Keluarga dapat memperbaiki gizi anaknya dengan memberikan makanan
yang banyak mengandung protein agar pertumbuhan anaknya semakin
membaik.
2. Penulis
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan tentang
kurang kebutuhan nutrisi khususnya pada An.F.
Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan
berkembang sejak saat kontrasepsi sampai berakhirnya masa remaja.Hal ini
adalah yang membedakan anak dari orang dewasa.Jadi anak tidak bisa
diidentikkan dengan dewasa dalam bentuk kecil. Ilmu pertumbuhan (growth) dan
perkembangan (development) merupakan dasar ilmu kesehatan anak dan kedua
istilah itu disatukan menjadi ilmu tumbuh-kembang, meskipun merupakan proses
yang berbeda keduanya tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan satu sama lain
(IDAI, 2002 ).
2
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar di
kelompokkan kedalam tiga kelompok, yaitu :
Kebutuhan akan asuh, yaitu kebutuhan akan nutrisi yang adekuat dan seimbang.
Nutrisi termasuk pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun-tahun pertama kehidupan
dimana anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat terutama
pertumbuhan otak (IDAI, 2002 ).
b. Pemantauan Pertumbuhan
Kita mengenal beberapa cara pengukuran status gizi anak seperti dengan
metode anthropometric, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan laboratorik. Diantara
ketiganya, pengukuran anthropometri relatif paling sederhana, mudah, murah, dan
banyak dilakukan.
1) Ukuran antropometrik
Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-ukuran
antropometrik yang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu meliputi :
Kesulitan menggunakan cara ini adalah menetapkan umur anak yang tepat,
karena tidak semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahirnya.
Secara umum, KMS berisi gambar kurva berat badan terhadap umur untuk
anak berusia 0-5 tahun, atribut penyuluhan, dan catatan yang penting untuk
diperlihatkan oleh petugas dan orang tua, seperti riwayat kelahiran anak,
pemberian ASI dan makanan tambahan, pemberian imunisasi dan vitamin A,
penatalaksanaan diare di rumah, serta patokan sederhana tentang perkembangan
psikomotorik anak (Nursalam, 2005).
Kelompok 5 10 25 50 75 90 95
umur
Laki laki
1-1,9 142 146 150 159 170 176 183
2-2,9 141 145 153 162 170 178 185
3-3,9 150 153 160 167 175 184 190
4-4,9 149 154 162 171 180 186 192
2. Perkembangan
a. Konsep perkembangan
b. Pemantauan Perkembangan
1) Faktor prenatal
a) Gizi
Tumbuh kembang anak tidaklah dimulai sejak anak lahir tetapi dimulai sejak
ibu hamil. Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
memengaruhi pertumbuhan janin.
b) Mekanik
Posisi fetus yang tidak abnormal dapat menyebabkan kelainan kongenital.
Gizi kronis atau pengerdilan adalah bentuk lain dari kegagalan pertumbuhan.
Gizi kronis terjadi dari waktu ke waktu tidak seperti kekurangan gizi akut.Seorang
anak yang terhambat atau kronis kekurangan gizi sering muncul secara normal
porposional tapi sebenarnya lebih pendek dari normal untuk usianya (UNICEF,
2014).
Pengasuh :
a. Penganiyaan
b. Kesulitan belajar (cacat mental)
c. Penyakit mental
d. Ketunadayaan belajar berat
Lingkungan :
a. Deprivasi
b. Kemiskinan
c. Keracunan timbal
d. Bencana alam
e. Teratogen
f. Perilaku kekerasan
a. Anoreksia
b. Perilaku pemberian makan yang maladaptif oleh pengasuh
c. Penyakit kronis
d. Perilaku makan individu yang maladaptaif
e. Infeksi
f. Selera makan yang selalu meningkat
g. Malnutrisi
h. Prematuritas
i. Penyalahgunaan zat
Pre natal :
a. Gangguan kongenital
b. Gangguan genetik
c. Infeksi maternal
d. Nutrisi maternal
e. Kehamilan kembar
f. Penyalahgunaan zat
g. Pemajanan teratogen
Untuk menjamin kesehatan balita yang bagus, pemenuhan nutrisi bagi balita
tidak cukup.Pemenuhan nutrisi bagi balita harus diselaraskan dengan pemenuhan
kebiasaan makan yang sehat.Kebiasaan makan yang sehat ini harus dibentuk
sedini mungkin (Triton, 2006).
Meskipun kebutuhan kalori dan nutrisi balita amat besar, ternyata kapasitas
perut balita jauh lebih kecil daripada orang dewasa. Otomatis porsi makan yang
dapat diberikan bagi balita jauh lebih sedikit, yaitu antara 25% hingga 40% dari
porsimakan orang dewasa. Untuk menyiasati hal ini, maka dilakukan pemberian
makanan selingan tiga kali sehari disela-sela pemberian tiga kali makanan utama
(Triton, 2006) .
Pertumbuhan balita sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor
dalam maupun faktor luar.Faktor dalam dipengaruhi oleh jumlah dan mutu
makanan, kesehatan balita (ada atau tidaknya penyakit). Faktor luar dipengaruhi
tingkat ekonomi, pendidikan, perilaku (orang tua/pengasuh), sosial budaya atau
kebiasaan, ketersediaan bahan makanan di rumah tangga (Depkes RI, 2000 dalam
Adriani,.M, 2012).
7. Pengkajian
A. Riwayat pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil,
seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi, dan lain-lain
serta apakah kehamilannya di pantau secara berkala.Kehamilan resiko tinggi
yang tidak ditangani yang tidak benar dapat menggagu tumbuh-kembang
anak.Dengan mengetahui riwayat prenatal maka keadaan anaknya dapat
diperkirakan.
B. Riwayat kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara
normal dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang dalam
kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya mengalami gangguan (cara
kelahiran dengan tindakan seperti porceps, partus lama, atau kasep) maka
gangguan tersebut dapat mempengaruhi tumbuh-kembang anak.
C. Pertumbuhan fisik
Untuk menentukan pertumbuhan fisik anak, perlu dilakukan pengukuran
antropometri dn pemeriksaan fisik. Pengukuran antropometri yang sering
digunakan di lapangan untuk memantau tumbuh-kembang anak adalah BB,
TB, dan Lingkar kepala.
D. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dimulai dari rambut, kepala, leher, dada, perut,
genetalia, ekstermitas.Selain itu, tanda-tanda vital dan keadaan umum perlu
dikaji. Pemeriksaan fisik pada pertumbuhan dan perkembangan ini adalah
sama seperti cara pemeriksaan fisik pada bayi dan anak. Oleh karena itu,
pemeriksaan fisik tidak dibahas secara khusus pada bagian ini.
E. Perkembangan anak
Analisa data memerlukan pengenalan pola atau kecenderungan yang ada pada
kelompok data, membandingkannya dengan nilai normal, dan kemudian dibuat
kesimpulan mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan. Tahap analisa
data : kenali pola atau kecenderungan tanda, bandingkan dengan nilai normal,
buat kesimpulan yang beralasan (potter & perry, 2010).
9. Rumusn masalah
10. Perencanaan/Intervensi
11. Implementasi
12. Evaluasi
I. Biodata
A. Identitas klien
Agama : Islam
Ibu
Nama : Anita Safitri
Tanggal lahir : 03 November 1986
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. STM Gg. Patri No. 16
Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: laki-laki telah meninggal
: perempuan
: perempuan telah meninggal
: klien
: tinggal serumah
Masalah
No Data Penyebab
keperawatan
1 DS : Nutrisi pada saat Resiko pertumbuhan
- Ny.A prenatal kurang, tidak proporsional b/d
mengatakan anak nutrisi tidak tidak adekuatnya
tidak selera adekuat nutrisi pada anak
makan dan tidak
menyukai Malnutrisi
sayuran
- Saat hamil ibu Resiko
klien (Ny.A) pertumbuhan tidak
tidak nafsu proporsional
makan, lebih
sering
mengkomsumsi
gorengan
DO :
- Klien menolak
saat diberikan
makan terutama
3. Rumusan masalah
1. Resiko pertumbuhan tidak proporsional.
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan.
3. Defisit perawatan diri : mandi.
4. Diagnosa Keperawatan
1. Asuhan keperawatan anak resiko pertumbuhan tidak proporsional d.d
BB : 11 kg, TB : 88 cm, usia : 4,4 tahun, tidak selera makan, orangtua
(Ny. A) tidak nafsu makan saat prenatal, Ny. A mengalami perdarahan
usia kehamilan 7 bulan.
2. Asuhan keperawatan ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan pada An. FN b/d perilaku maladaptif anak pada makanan,
nafsu makan kurang d.d klien tampak kurus, umur : 4,4 tahun, BB : 11
kg, TB : 88 cm, tidak selera makan, tidak suka sayur, menolak
makanan.
3. Asuhan keperawatan defisit perawatan diri : mandi/higiene b/d
penurunan motivasi orangtua.
C. Kesimpulan
1. Pengkajian
Data yang didapat dari pengkajian Senin, 23 Mei 2016 jam 11.00 WIB,
pada An. FN, BB : 11 kg, TB : 88 cm, usia 4,4 tahun. Keadaan TTV normal ;
T : 36, 8 0C, RR : 24 x/menit, HR : 97 x/menit. Orang tua klien mengatakan
BB tidak bertambah sejak ±1 tahun yang lalu,anaknya kurang nafsu makan
dan tidak menyukai sayur dan susu formula. Klien selalu menolak jika
diberikan sayur. Klien menyusui (ASI) sampai usia 4 bulan dan diganti
dengan susu formula sejak usia 5 bulan-3 tahun karena klien tidak mau
menyusu. Keadaan umum klien tampak kotor, kulit lembab dan berdaki,
tercium bau badan pada klien.Ny. A mengatakan pernah mengalami
perdarahan pada usia kehamilan 7 bulan saat mengandung klien, tidak selara
makan, lebih banyak mengkomsumsi gorengan pengganti makanan pokok.
2. Analisa data
44
Universitas Sumatera Utara
3. Rumusan masalah
Diagnosa keperawatan yang muncul dalam Asuhan Keperawatan pada
pasien An. FN dengan masalah pertumbuhan/perkembangan adalah : resiko
pertumbuhan tidak proposional, ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan, serta defisit perawatan diri : mandi.
4. Intervensi
5. Implementasi
6. Evaluasi
Dari implementasi yang telah dilakukan hasil evaluasi yang didapatkan
adalah sebagian masalah teratasi dan intervensi yang belum tecapai
dilajutkan.Orang tua klien (Ny. A) mengatakan memahami informasi yang
diberikan dan berusaha memberikan menu seimbang untuk putrinya. Respon
D. Saran
DAFTAR PUSTAKA
CATATAN PERKEMBANGAN
3. Materi:
Tumbuh-kembang anak (terlampir)
4. Kegiatan penyuluhan
Kegiatan
No Langkah waktu
Penyuluh sasaran
Memberikan Menjawab salam 3 menit
1 Pendahuluan
salam dan
Menjawab Mendengarkan
pertanyaan dan menyimak
peserta
Penutup Menyimpulkan Mendengarkan 2 menit
3 Salam penutup dan menjawab
salam
5. Metode
Ceramah, tanya jawab
6. Media
leaflet
7. Evaluasi :
Jelaskan mengenai tumbuh-kembang anak.
Jelaskan tahap perkembangan anak.
Jelaskan pertumbuhan ideal anak.
12. Materi:
Gizi Seimbang bagi Balita (terlampir)
Menjawab Mendengarkan
pertanyaan dan menyimak
peserta
Penutup Menyimpulkan Mendengarkan 2 menit
3 Salam penutup dan menjawab
salam
14. Metode
Ceramah, tanya jawab
15. Media
leaflet
16. Evaluasi :
Jelaskan mengenai gizi seimbang bagi balita.
Jelaskan jenis-jenis makanan yang baik bagi balita
Jelaskan cara memotivasi makan pada balita
A. Karakteristik Balita
Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu
pendudukyang berada dalam rentang usia tertentu. Usia balita dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun),
golongan balita (2-3 tahun), dan golongan prasekolah (> 3-5 tahun). Adapun
menurut WHO, kelompok usia balita adalah 0-60 bulan. Sumberlain mengatakan
bahwa usia balita adalah 1-5 tahun
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya
anak balita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan
masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah
makanan yang relatif lebih besar. Namun, perut yang masih lebih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan
lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar.Oleh karena itu, pola makan
yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
Keterangan:
- Makanan keluarga: mudah dicerna dan tidak pedas
- Makanan kecil berupa biscuit, bubur kacang ijo dll.