Anda di halaman 1dari 3

Kehadiran agama islam yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw diyakini bahwa dapat

menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamya
terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyingkapi hidup
dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya. Petunjuk-petunjuk
agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat dalam sumber
ajarannya, Al-quran dan hadist nampak amat ideal dan agung.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran
melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi
kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian social, menghargai
waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti
feodalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, beraklak mulia dan sikap-
sikap positif lainnya. Namun kenyataan islam sekarang menampilkan keadaan yang lebih
jauh dari cita ideal tersebut. Ibadah yang dilakukan umat islam seperti shalat, puasa, zakat,
haji dan sebagainya hanya berhenti pada sebatas membayar kewajiban dan menjadi lambang
kesalehan, sedangkan buah dari ibadah yang berdimensi kepedulian social sudah Nampak
berkurang. Di kalangan masyarakat telah terjadi kesalahpahaman dalam memahami simbol-
simbol keagamaan itu, maka agama lebih dihayati sebagai penyelamat individu dan bukan
sebagai keberkahan social secara bersama.
B. Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makakalah ini adalah sebagai berikut:
1. pengertian “konstruksi teori” penelitian agama
2. macam-macam penelitian
3. langkah-langkah pokok penyusunan draft penelitian dan pengkajian islam
4. pendekatan yang digunakan

C. Tujuan makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah pembaca dapat terbawa untuk memiliki
wawasan yang utuh dan integral tentang islam dan pengembangannya dan diharapkan untuk
dapat menunjukkan dengan jelas tentang bagaimana ajaran islam itu seharusnya dipahami.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian “Konstruksi Teori” Penelitian Agama
konstruksi adalah cara membuat (menyusun) bangunan-bangunan (jembatan dan
sebagainya); dan dapat pula berarti susunan dan hubungan kata di kalimat atau dikelompok
kata. Sedangkan teori berarti pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai
suatu peristiwa(kejadian); dan berarti pula asas-asas dan hukum-hukum umum yang menjadi
dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Konstruksi teori adalah susunan atau bangunan
dari suatu pendapat, asas-asas atau hukum mengenai sesuatu yang antara satu dan lainnya
saling berkaitan, sehingga membentuk suatu bangunan.
Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, yang artinya seksama
dan teliti, dan dapat pula berarti penyelidikan. Tujuan penelitian ini adalah mencari
kebenaran-kebenaran objektif yang disimpulkan melalui data-data yang terkumpul.
Kebenaran-kebenaran objektif yang diperoleh tersebut kemudian digunakan sebagai dasar
atau landasan untuk pembaruan, perkembangan atau perbaikan dalam masalah-masalah
teoretis dan praktis bidang-bidang pengetahuan yang bersangkutan.[1]
Agama ialah kepercayaan kepada tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan
hubungan dengan Dia melalui upacara, penyembahan dan permohonan, dan membentuk
sikap hidup manusia menurut atau berdasarkan ajaran agama itu.[2]
Beberapa ahli mencoba mendefinisikan agama, yaitu:
 R.R. Marett salah seorang ahli antropologi inggris, mengatakan bahwa agama adalah yang
paling sulit dari semua perkataan untuk didefinisikan karena agama menyangkut lebih
daripada hanya pikiran, yaitu perasaan dan kemauan juga, dan dapat memanifestasikan
dirinya menurut segi-segi emosionalnya walaupun idenya kabur.
 E.B. Taylor mendefinisikan agama adalah kepercayaan terhadap kekuatan gaib.
 J.G. Frazer mendefinisikan agama adalah suatu ketundukan atau penyerahan diri kepada
kekuatan yang lebih tinggi daripada manusia yang dipercaya mengatur dan mengendalikan
jalannya alam dan kehidupan manusia.
 Frazer mengatakan bahwa agama terdiri dari dua elemen, yakni yang bersifat teoretis dan
bersifat praktis. Yang bersifat teoretis berupa kepercayaan kepada kekuatan-kekuatan yang
lebih tinggi daripada manusia, sedangkan yang bersifat praktis ialah usaha manusia untuk
tunduk kepada kekuatan-kekuatan tersebut serta usaha mengembirakannya.
 Harun Nasution, Guru besar Filsafat dan Teologi Islam, berdasarkan analisisnya terhadap
berbagai kata yang berkaitan dengan agama yaitu al-din,religi dan agama itu sendiri sampai
pada kesimpulan bahwa intisari yang terkandung dalam istilah-istilah di atas ialah ikatan.
Agama mengandung arti ikatan-ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini
mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Ikatan ini
berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi daripada manusia.
Dari definisi-definisi tersebut, Harun Nasution selanjutnya menyebutkan adanya empat
unsur penting yang terdapat dalam agama, yaitu:
1. unsur kekuatan gaib yang dapat mengambil bentuk dewa, tuhan, dan sebagainya;
2. unsur keyakinan manusia bahwa kesehjateraannya di duniaini dan hidupnya di akhirat nanti
amat bergantung kepada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud;
3. unsur respons yang bersifat emosional dari manusia yang dapta mengambil bentuk perasaan
takut, cinta, dan sebagainya;
4. unsur paham adanya yang kudus(sacred) dan suci yang dapat mengambil bentuk kekuatan
gaib, kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama yang bersangkutan, dan dalam bentuk
tempat-tempat tertentu.
Jika kaum antropolog, sosiolog, dan sebagainya mendefinisikan agama demikian sulit
dan bermasalah, tidak demikian halnya bagi orang-orang yang memeluk agama samawi. Bagi
pemeluk agama samawi, agama memiliki kriteria yang jelas karena telah disebutkan dalam
kitab-kitab sucinya dan agama bukan ciptaan manusia, melainkan berasal dari tuhan,
sehingga asal-usulnya tidak bersumber pada kondisi dan situasi alam sekitar atau masyarakat.
Agama samawi memiliki ciri-ciri antara lain:
1. Berasal dari tuhan. Karena tuhan maha benar, agama pun mutlak benar;
2. Diperuntukkan bagi orang-orang yang berakal;
3. Dianut berdasarkan pilihan dan kemauannya sendiri;
4. Menawarkan kebaikan hidup didunia dan kebahagian hidup di akhirat.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa yang termasuk dalam kelompok agama wahyu
ini adalah agama yahudi, Nasrani dan Islam. Namau dalam kenyataan yang sebenarnya islam
adalah satu-satunya agama samawi. Bagaimana halnya dengan agama yahudi dan nasrani?.
Dalam bentuknya yang asli (dalam bentunya yang dulu ketika diturunkan masing-masing
kepada nabi Musa a.s. dan Isa a.s.) keduanya (yahudi dan nasrani) merupakan agama samawi,
dalam pandangan Alquran keduanya adalah islam. Tegasnya nabi Musa a.s. adalah muslim
dan memperoleh tugas dari Allah Swt. Untuk menyampaikan agama Allah (islam) kepada
umatnya, begitu pula nabi Isa a.s. adalah muslim yang memperoleh amanah Allah untuk
menyampaikan wahtu/agama Allah (islam) kepada umatnya (Anshari,1989:120). Jadi, islam
adalah satu-satunya agama samawi murni, satu-satunya agama Allah Swt.[3]
Baru saja kita simpulkan bahwa islam adalah agama samawi satu-satunya.
Kesimpulan ini diambil dari informasi wahyu Allah Swt. Melalui ayat-ayat Alquran sebagai
berikut.

Katakanlah (hai orang-orang mukmin). Kami beriman kepada Allah dan apa yang
diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,Ishaq, Ya’qub dan
anak cucunya dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta dan apa yang diberikan
kepada Nabi-nabi dari tuhan-Nya. Kami tidak membedakan seorang pun diantara mereka
dan kami muslim kepada-nya. (QS Al-Baqarah [2]: 136)

Selanjutnya, timbul pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai