Anda di halaman 1dari 3

Tipografi

Tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf pada ruang untuk

menciptakan kesan khusus, sehingga pembaca akan dapat membaca

semaksimal mungkin. Perkembangan tipografi mengalami perkembangan

dari cara manual atau dengan tangan (hand-drawn) hingga menggunakan

komputer. Dengan komputer, penggunaan tipografi menjadi lebih mudah

dan lebih cepat dengan pilihan huruf yang sangat variatif. Meski begitu

dalam pemilihan huruf font, harus diperhatikan karakter produk yang akan

ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya. Grup musik heavy

metal tidak akan menggunakan logo grupnya dengan huruf Script seperti

pada undangan pernikahan bukan?.

Jenis-jenis font meski begitu banyak tetapi tetap dalam kategori sebagai

berikut:

1. Huruf Tanpa Kait (Sans Serif), tidak memiliki kait atau hook, hanya

batang dan tangkainya saja. Contoh: Arial, Tahoma.

2. Huruf Berkait (Serif), Memiliki kait atau hook pada ujungnya, contoh:

Times Roman, Garamond.

3. Huruf Tulis (Script), Setiap hurufnya saling terkait seperti tulisan tangan.

Contoh: Brushscript, Mistral, Shelley.

4. Huruf Dekoratif, Setiap huruf dibuat secara detail, kompleks dan rumit.

Contoh: Augsburger Initial.


5. Huruf Monospace, bentuknya bisa sama seperti huruf Sans Serif atau

Serif, tapi jarak dan ruang setiap hurufnya sama. Contoh: Courrier,

Monotype Cursive, OCR.

Dalam sebuah desain perlu penekanan dan urutan atau hirarki dalam

pembacaan teks. Tidak semua teks harus menonjol, sehingga dalam teks

ada yang disebut Judul (headline), Subjudul (subhead) dan naskah (bodytext).

Dengan memperhatikan hirarki ini maka kita dapat dengan mudah

memanfaatkan tool yang ada pada aplikasi tertentu. Contoh kecil seperti tool

pembuatan daftar isi secara otomatis pada aplikasi Word, dll. Jadi selain

tepat aturan ternyata juga dapat menggiring pembawa pada pemahaman

sistematika yang rapi dan dengan demikian akan mudah menangkap isi.

Tipografi

Tipografi (typography) adalah ilmu yang mempelajari tentang huruf. Latar

belakang tipografi dimulai sejak usaha manusia berusaha menuangkan

pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada orang melalui tulisan. Pada

awalnya orang berkomunikasi secara lisan, mereka menghafal peristiwa

penting dalam sejarah hidupnya dalam bentuk syair dan menuturkan

kembali syair itu kepada orang lain.

Setelah itu barulah penyampaian pesan dalam bentuk tulisan dilakukan

dengan cara menggurat, mengukir, mentakik, menggambar, kemudian

menulis sampai dengan mencetak.

Johan Gutenberg adalah pelopor pembaharu Tipografi. Pada abad XV

tepatnya 1455 Masehi di Jerman ia menemukan huruf cetak timah.


Pada era huruf cetak, kita mengenal istilah font dan Typeface. Font berasal

dari bahasa Perancis foindre, yang artinya mencair. Istilah ini diartikan

sebagai baki atau talam yang berisi set huruf-huruf logam hasil pengecoran

yang digunakan pada pencetak untuk komposisi suatu dokumen. Setiap baki

terdiri dari seluruh huruf abjad dengan ukuran dan jenis

tertentu. Sedangkan Typeface secara tradisional diartikan sebagai suatu set

karakter dengan ciri bentuk yang sama pada setiap karakter. Dengan

demikian, pengertian typeface dengan nama Roman adalah mengandung

semua ukuran huruf Roman dari yang terkecil hingga terbesar, demikian

juga italic, bold dan normal.

Pada generasi cetak komputer istilah font dan typeface menjadi rancu, orang

cukup menyebut dengan sebutan font untuk setiap jenis huruf. Namun

dengan perkembangan teknologi komputer, kita dapat leluasa memilih

jenis font yang diinginkan. Tetapi memilih font adalah pekerjaan yang

melelahkan dan perlu kecermatan, karena jumlah dan jenis font yang

tersedia dan dari tahun ketahun terus bertambah dan berkembang. Meski

demikian akan lebih mudah jika mengetahui lebih dahulu jenis-jenis font

dan anatominya.

Anda mungkin juga menyukai