Anda di halaman 1dari 2

korupsi

oleh : Sarah Ramadani

Pada era saat ini manusia memiliki aturan sendiri tanpa melihat resiko yang
akan terjadi dikemudian hari. Sebut saja Korupsi. Korupsi mulai diminati oleh
siapapun bila mungkin digunakan jika keadaan menyanggupi untuk melakukan hal
tersebut. Bahkan lebih parah lagi Anak Zaman Now atau bisa dikenal dengan Anak
Zaman Sekarang juga sudah dapat melakukan Korupsi dari hal yang kecil.

Bagaimana tidak bisa melakukan korupsi. Contohnya sebut aja Ani meminta
uang kepada ibunya untuk membeli buku paket seharga 100rb padahal harga per
paket hanya di beri harga 80rb dari situ Ani membohongi ibu dan Ani juga
mendapatkan uang lebih. Apalagi Pejabat publik banyak kasus yang menyudutkan
bahwa pejabat publik banyak melakukan korupsi dengan berbagai alasan. Mungkin
karena terlalu sering menerima uang yang bukan dari haknya tetapi menikmati
setiap proses yang ada.

Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere
yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah
tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang
terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan. Menyalahgunakan sesuatu yang seharusnya tidak digunakan
dengan tidak wajar. Belum lagi jika ada kampanye-kampanye yang notabenenya dari
partai yang sebenarnya masyarakat tidak tertarik untuk memilihnya menjadi pejabat
publik. Dengan adanya kampanye dengan sesuatu yang akan diberikan hadiah misal
uang sekian ratus ribu pasti masyarakat akan memilihnya. Jika tidak kuat dalam
kampanye ini “sumbangan kampanye” dapat di lebih-lebihkan tambahannya. Di
arena politik, sangatlah sulit untuk membuktikan korupsi, namun lebih sulit lagi
untuk membuktikan ketidakadaannya. Maka dari itu, sering banyak ada gosip
menyangkut politisi.Politisi terjebak di posisi lemah karena keperluan mereka untuk
meminta sumbangan keuangan untuk kampanye mereka. Sering mereka terlihat
untuk bertindak hanya demi keuntungan mereka yang telah menyumbangkan uang,
yang akhirnya menyebabkan munculnya tuduhan korupsi politis.

Gaji pegawai yang bisa dibilang sangat kecil itu juga akan menyebabkan
adanya korupsi. mengenai kurangnya gaji atau pendapatan pegawai negeri
dibanding dengan kebutuhan hidup yang makin hari makin meningkat pernah di
kupas oleh B Soedarsono yang menyatakan antara lain " pada umumnya orang
menghubung-hubungkan tumbuh suburnya korupsi sebab yang paling gampang
dihubungkan adalah kurangnya gaji pejabat-pejabat....." namun B Soedarsono juga
sadar bahwa hal tersebut tidaklah mutlak karena banyaknya faktor yang bekerja dan
saling memengaruhi satu sama lain. Kurangnya gaji bukanlah faktor yang paling
menentukan, orang-orang yang berkecukupan banyak yang melakukan korupsi.
Namun kurangnya gaji dan pendapatan pegawai negeri memang faktor yang paling
menonjol dalam arti merata dan meluasnya korupsi di Indonesia.

Dampak negatif dari segi demokrasi ini Korupsi menunjukan tantangan serius
terhadap pembangunan. Di dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan
tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses
formal. Lebih umum korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah.

Korupsi saja tidak cukup bagi mereka yang bisa dibilang kepunyaan orang
berada. Bagaimana bisa? Ya karena mereka cenderung juga mencari mangsa
sebagai ladangnya untuk memberikan hasilnya tidak hanya kepada satu orang
bahkan bisa lebih dari satu orang. Mereka menikmati apa yang telah mereka peroleh
dengan hasil yang dapat merugikan orang lain juga apabila terciduk oleh tim KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi). Anehnya jika mereka tertangkap atau bahkan bisa
dikatakan diperiksa oleh tim KPK mereka masih bisa tersenyum-senyum tanpa
adanya kesalahan yang diperbuat. Seolah-olah bukan mereka yang melakukannya.
Padahal tindakannya telah merugikan orang lain. Masuk penjara kadang juga tidak
membuatnya jera padahal barang-barang atau sesuatu apapun yang digunakan telah
disita oleh tim sebagai barang bukti.

Apabila tidak di tangani dengan paksa akan banyak korupsi yang akan
merajalela di era globalisasi saat ini. Menikmati hasil dari uang haram saja mereka
sangat suka. Terkadang lucu juga jika menanggapi kasus korupsi saat ini. Memang
tidak akan pernah jera sepertinya. Mungkin karena hasil yang diterima terlalu banyak
sehingga mereka masih sering melakukannya lagi dan lagi. Manusia tak pernah puas
dengan sesuatu yang mereka peroleh jika belum mencoba yang lainnya.

Manusia juga sifatnya bermacam-macam ada yang baik, buruk, licik, munafik.
Tetapi mereka akan melakukan segala cara untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkannya. Baginya mungkin itu berharga belum tentu untuk orang lain berharga.
Siapa juga sih yang tidak mau uang? Uang saat ini telah disalahgunakan oleh orang-
orang yang tidak bertanggung jawab demi kepentingannya.

Manusia pandai menyimpan segalanya tapi suatu ketika semua akan


terbongkar bila waktu memungkinkan. Seperti korupsi ini tentunya yang akan
menggunakannya nantikan juga akan di hukum.

Anda mungkin juga menyukai