Data Pengkajian
Tanggal : 2 April 2019 Jam : 13.15 S : 36, 5⁰C, P : 27 x/mnt, N : 81 /mnt SaO2 :
%
Cara dengan : TD : 123/94 mmHg
⃝ Jalan kaki ⃝ Kursi roda Cara Ukur : ⃝Berdiri ⃝Berbaring ⃝ Duduk
⃝ Brankard ⃝ Lainnya :
Datang melalui : TB :160 cm BB : 60,2 kg IMT : 19,6 kg/m2
⃝ UGD ⃝ Poliklinik
⃝ OK ⃝ Lainnya : dating
sendiri
Diagnosa Masuk : ADHF, CAD (Post NSTEMI), DM tipe 2, SEC at LV
Diagnosis Medis : Akut Decompression Heart Failure (ADHF), Coronary Artery Disease, SEC di LV,
Diabetes Melitus tipe 2, Pyelonefritis Chronic, Hipertrofi Prostat
Keluhan utama : Sesak Nafas
Riwayat keluhan utama :
Klien mengeluh esak nafas yang dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, sesak saat
beraktivitas, sesak saat baring terlentang. Klien juga merasa lemah.
Riwayat Alergi : Ada/ Tidak
⃝ Makanan laut : ⃝ Udara dingin ⃝ Lainnya :
⃝ Obat : ⃝ Debu
Penggunaan alat bantu : Ya/ Tidak
⃝ Kacamata/lensakontak ⃝ Alat bantu dengar ⃝ Lainnya :
⃝ Gigi palsu ⃝ Kruk/walker/kursiroda
RiwayatPasien
Riwayat penyakit : Ya/tidak
⃝Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes : sejak 2004 ⃝
Kanker:
⃝Penyakit jantung : sejak tahun 2015 ⃝Asma : ⃝ Hepatitis : ⃝
Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental : ⃝ Lainnya :
Riwayat operasi : Ya/tidak
Merokok : Ya/ tidak berhenti sejak tahun 2012
Konsumsi alcohol : Ya/tidak
Riwayat Penyakit Keluarga
⃝ Hipertensi : ibu pasien ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes : ⃝
Kanker:
⃝ Penyakit jantung : ⃝ Asma ⃝ Hepatitis : ⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental : ⃝ Lainnya :
Psikososial/Ekonomi
Status pernikahan : ⃝ belum menikah ⃝ ⃝ Menikah ⃝ Janda/duda
Keluarga : ⃝ ⃝ tinggal bersama ⃝ tinggal sendiri
Tempat tinggal : ⃝ ⃝ Rumah ⃝ Panti ⃝ Lainnya :
Pekerjaan : ⃝ PNS ⃝ Wiraswasta ⃝ Pensiunan ⃝ Lainnya :
Status emosi : ⃝ ⃝ Kooperatif ⃝ Tidak kooperatif
Pengalaman hospitalisasi : Ya/tidak
Keterangan :
Pernah di rawat di RSUP Wahidin Sudirohusodo dengan sakit CAD
Sumberinformasi : ⃝ ⃝ Pasien ⃝Keluarga ⃝ Lainnya :
⃝Gangguan pendengaran :
⃝ Gangguan penciuman :
HIDUNG
Kiriatas/bawah
⃝Wheezing: ⃝Kananatas/bawah ⃝Kiriatas/bawah
⃝ Modulasi O2 : .4 lpm via nasal kanul
Catatan :
Catatan :
⃝ Distensi ⃝ Hipoperistaltik :
⃝ Anoreksia: ⃝ Diare: ⃝ Inkontinensia:
INTESTINAL
/hari
Catatan :
Catatan :
1. Sangatburu 4
Kondisi Fisik 2.Buruk 3. Sedang 4. Baik
NORTON SCALE (Skin Risk
k
4
Kondisi mental 1. Stupor 2.Konfusi 3. Apatis 4. Sadar
1. Ditempattid 2.Kursi roda 3. Jalandenganb 4. Jalan Sendiri 1
Assessment)
Aktivitas
ur antuan
1. Tidak 2.Sangatterbatas 3. Agak terbatas 4. Bebas 2
Mobilitas mampu bergerak
bergerak
1. Inkontinenu 2.Selalu 3. Kadang- 4. Inkontinen 3
Inkontinensia rin dan alvi inkontinenurin kadanginkont
inenurin
Ket : ⃝ < 12 : resiko tinggi decubitus, ⃝12-15 resiko sedang decubitus, Skor
14
⃝16-20 : resiko rendah
Mengendalikan rangsang 0. Perlu pencahar 1. Kadang perlu 2. Mandiri 2
Assassment
(Function
BARTEL
BAB pencahar
al Status
INDEX
Kualitas :
Medikasi :
Efeknyeri :
⃝ Hubungan relasi ⃝ tidur ⃝ Nafsu makan
⃝aktivitas ⃝ Emosi ⃝ Lainnya :
meredakan
dengan menghambat
pembengkakan
yang disebabkan kotransporter
oleh gagal jantung, Na+/K+/Cl- (disebut
penyakit hati,
NKCC2) pada membran
penyakit ginjal atau
kondisi terkait luminal tubulus. Kerja
NKCC2 mereabsorpsi ketiga
elektrolit natrium, kalium,
dan klorida. Paska reabsorpsi
via NKCC2, kadar ion K+
berlebihan di dalam sel
sehingga ion kalium
berdifusi kembali ke lumen
tubular. Hal ini memicu
reabsorpsi kation (Mg2+,
Ca2+) ke dalam cairan
interstisial via jalur
paraselular. Akibatnya
pemberian furosemide akan
menghambat reabsorpsi
natrium, kalium, dan klorida.
Selain meningkatkan
ekskresi NaCl, obat ini juga
meningkatkan ekskresi
magnesium dan kalsium.
Penurunan reabsorpsi
tersebut akan meningkatkan
konsentrasi zat terlarut yang
dihantarkan ke bagian distal
nefron serta penurunan
osmolaritas interstisium
medula ginjal. Penurunan
osmolaritas medulla ginjal
mengakibatkan reabsorpsi
cairan pada duktus koligentes
menurun serta memicu
penurunan absorpsi air dari
pars desenden ansa henle.
Pada akhirnya tak hanya
ekskresi ion-ion tersebut
yang meningkat tetapi
eksresi air dalam urin juga
meningkat. Furosemide juga
meningkatkan kadar
prostaglandin E2 yang
berperan pada inhibisi
reabsorbsi Na+ dan transport
air pada tubulus kolektivus
yang dimediasi oleh ADH.
Urinalisis
CLR KUNING KUNING JERNIH
PH 6.0 4.5-8.0
SG 1.007 1.005-1.035
PRO 2+ NEGATIVE
GLU 2+ NEGATIVE
BIL NEGATIVE NEGATIVE
UBG NORMAL NORMAL
KET NEGATIVE NEGATIVE
NIT POSITIVE NEGATIVE
BLD - NEGATIVE
LEU NEGATIVE NEGATIVE
VC 0 NEGATIVE
RBC 1 0-3 /HPF
WBC 1 0-5 /HPF
HB 10.4 12.0-16.0 g/dL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hematologi
PT 13.6 10-14 Detik
PNR 1.32 -
APTT 25.9 22.0-30.0 Detik
Kimia Darah
GDS 190 140 Mg/dl
Fungsi Ginjal
UREUM 118 10-50 Mg/dl
KREATININ 2.98 L(<1.3), P(<1.1) Mg/dl
Fungsi Hati
SGOT 22 <38 U/L
SGPT 21 <41 U/L
Elektrolit
NATRIUM 138 136-145 Mmol/l
KALIUM 3.9 3.5-5.1 Mmol/l
KLORIDA 106 97-111 Mmol/l
B. ANALISA DATA DAN RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA
DO :
Klien nampak sesak dengan
frekuensi napas 27 kali/menit
GCS 15 (E4M6V5) Ketidakefektifan Pola Napas
pernapasan klien tampak cepat
Tanda – tanda Vital :
- TD : 123/94 mmHg,
- HR :81 x/menit
- S : 36,5°C
- RR : 27 x/menit
2. DS :
Klien mengeluh lemas
DO :
Klien tampak pucat Intoleran aktivitas
Masalah sirkulasi (Hb 10,4)
Skor bartel index : 9
(ketergantungan sedang)
3 DO:
Keadaan pasien yang lemah
Pasien terpasang infus dan
Risiko jatuh
kateter
Skor risiko jatuh 55 (risiko tinggi)
Anemia (Hb 10,4)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN (NOC DAN NIC)
P:
kaji pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
kaji pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot
bantu napas, dan retraksi pada otot dada.
Posisikan pasien
Pemberiaan terapi oksigen
Membina hubungan S :
saling percaya Pasien mengatakan lemas
Melakukan Pasien mengatakan ADL masih dibantu keluarga
pengkajian awal
menggunakan
format pengkajian O:
yang telah Pasien belum mampu melakukan aktivitas secara mandiri
disediakan dan ADL dibantu
Memonitor vital sign Pasien terlihat lemah
Mengkaji keadaan Skor bartel index 9 (ketergantungan sedang)
umum pasien
Mengkaji kegiatan A : Intoleransi aktifitas
yang dapat
dilakukan P:
Monitor toleransi aktivitas pasien
Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
Pukul 16.30
Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
Menganjurkan
pasien untuk
beristirahat
Resiko jatuh Pukul 16.00 Pukul 20.00
Mengevaluasi S:
perasaan pasien Pasien merasa pusing dan lemah
Melakukan
pengkajian awal O:
menggunakan Pasien tampak lemah
format pengkajian Skor fall risk >50 (resiko tinggi)
yang telah
disediakan A : Risiko jatuh
P:
Menciptakan lingkungan yang aman
Menganjurkan keluarga meletakkan benda dalam
jangkauan pasien
Menganjurkan keluarga berada disamping pasien
P : Intervensi lanjutan
1. kaji pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
2. kaji pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot
bantu napas, dan retraksi pada otot dada.
3. Posisikan pasien
4. Pemberiaan terapi oksigen
Intoleran aktivitas Pukul 21.30 Pukul 06.30
Menciptakan S:
lingkungan yang Pasien megatakan masih lemah namun sudah bisa berdiri
aman sebentar meskipun harus memegang di tempat tidur /
Menganjurkan anaknya
keluarga
meletakkan benda O:
dalam jangkauan Pasien sudah nampak lebih membaik
pasien
Menganjurkan A : Risiko jatuh
keluarga berada
disamping pasien P:
Anjurkan keluarga menyingkirkan barang-barang yang
dapat menyebabkan cedera
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Hari 3, tanggal 5 April 2018
Ketidakefektifan Pukul 08.00 Pukul 13.30
pola napas
Mengkaji pola napas S :
Klien mengatakan sesak berkurang
(frekuensi,
kedalaman, usaha O :
Frekuensi nafas nampak stabil , 23 x/menit
napas)
GCS 15 (E4M6V5)
Mengkaji Tanda – tanda Vital :
pergerakan dada, - TD : 128/90 mmHg,
- HR :76 x/menit
kesimetrisan,
- S : 36,8°C
penggunaan otot - RR : 23x/menit
bantu napas, dan
retraksi pada otot Diberikan terapi oksigen 4 liter melalui nasal kanul
Anjurkan keluarga S :
menyingkirkan barang- Pasien mengatakan sudah berjalan tanpa bantuan apapun
barang yang dapat
menyebabkan cedera O:
Pasien terlihat berjalan di area sekitar infection center
lantai 3 tanpa menggunakan bantuan baik dari kluarganya
maupun dari alat
A : Risiko jatuh
P:
Menganjurkan keluarga menemani pasien saat berjalan
Memberitahukan kepada pasien untuk lebih berhati-hati
dan beristirahat apabila merasa pusing atau sakit kepala