Anda di halaman 1dari 22

Keterampilan Asuhan Kebidanan Nifas

“SOAP Asuhan Ibu Nifas dengan Penyakit Degeneratif (Diabetes Melitus)”

Disusun Oleh :

1. Aida Ajeng Juwita 1810105094

2. Adinda Melly Yunita1810105096

3. Nadila Chairunisa 1810105097

4. Vivia Venna Diaz V. 1810105101

B3/Semester III

Program Studi Diploma III Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

2019
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, nikmat,
rizki, hidayah dan hikmah yang Ia berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “SOAP Asuhan Ibu Nifas dengan Penyakit Degeneratif (Diabetes Melitus)”.

Dalam menyelesaian pembuatan makalah ini penulis telah banyak menerima bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin berterima kasih pada berbagai
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini selesai dibuat.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran demi memperbaiki kekurangan dan kekeliruan yang
ada. Penulis mengharapkan semoga dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca, khususnya bagi mahasiswa untuk menambah wawasan dalam bidang
kesehatan.

Yogyakarta, 11 November 2019

Penulis

Daftar Isi

i
Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Tujuan Umum..............................................................................................................1

1.3 Tujuan Khusus.............................................................................................................1

1.4 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3

2.1 Definisi Data Subyektif dalam Dokumentasi Kebidanan............................................3

2.2 Definisi Data Obyektif dalam Dokumentasi Kebidanan.............................................3

2.3 Definisi Analisa dalam Dokumentasi Kebidanan........................................................3

2.4 Definisi Penatalaksanaan dalam Dokumentasi Kebidanan.........................................3

2.5 Definisi Diabetes Melitus............................................................................................4

2.6 Faktor Resiko Diabetes Melitus..................................................................................5

2.7 Penyebab Diabetes Melitus.........................................................................................5

2.8 Gejala Diabetes Melitus..............................................................................................6

2.9 Tindakan Pengobatan Terhadap Diabetes Melitus.......................................................6

2.10 Cara Mencegah Diabetes Melitus................................................................................8

BAB III TINJAUAN KASUS 10

BAB IV PEMBAHASAN 19

Daftar Pustaka 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes melitus merupakan penyakit kronis dengan metabolisme yang tidak teratur.
Ketika kita mengonsumsi karbohidrat (termasuk gula dan pati, dll), bahan-bahan tersebut
dipecah menjadi dekstrosa setelah dicerna dan menjadi glukosa pada saat diserap oleh usus
kecil ke dalam sistem peredaran darah. Pankreas mengeluarkan insulin, yang membantu
glukosa masuk ke dalam sel untuk digunakan oleh tubuh.

Kadar glukosa meningkat bila sekresi insulin tidak mencukupi atau tubuh tidak bisa
menggunakan insulin yang dihasilkan. Hiperglikemia bisa mengakibatkan gangguan
metabolisme lemak dan protein, dan penghancuran berbagai macam sistem tubuh dan organ,
termasuk: kardiovaskular, retina, saraf, dan ginjal dalam jangka waktu yang lama.

1.2 Tujuan Umum


Mahasiswa mampu melakukan asuhan antenatal care pada ibu nifas dengan diabetes
melitusmenggunakan metode SOAP.

1.3 Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui definisi dari data subyektif dalam dokumentasi kebidanan

b. Untuk mengetahui definisi dari data obyektif dalam dokumentasi kebidanan

c. Untuk mengetahui definisi dari analisa dalam dokumentasi kebidanan

d. Untuk mengetahui definisi dari penatalaksanaan dalam dokumentasi


kebidanan

e. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan diabetes melitus.

f. Untuk mengetahui apa saja faktor resiko diabetes melitus.

g. Untuk mengetahui apa saja penyebab diabetes melitus.

h. Untuk mengetahui apa saja gejala dari diabetes melitus

i. Untuk mengetahui tindakan pengobatan penyakit diabetes melitus.

j. Untuk mengetahui cara mencegah penyakit diabetes melitus.


1
1.4 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan data subjektif dalam dokumentasi kebidanan ?
b. Apa yang dimaksud dengan data objektif dalam dokumentasi kebidanan ?
c. Apa yang dimaksud dengan analisa dalam dokumentasi kebidanan ?
d. Apa yang dimaksud dengan penatalaksanaan dalam dokumentasi kebidanan ?
e. Apakah yang dimaksud dengan diabetes mellitus ?
f. Apa saja faktor resiko diabetes mellitus ?
g. Apa saja penyebab diabetes mellitus ?
h. Apa saja gejala dari diabetes mellitus ?
i. Bagaimana tindakan pengobatan untuk mengobati penyakit diabetes mellitus ?
j. Bagaimana cara mencegah penyakit diabetes mellitus ?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Data Subyektif dalam Dokumentasi Kebidanan


Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien. Ekspresi
klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau
ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada klien yang menderita
tuna wicara, dibagian data dibagian data dibelakang hruf “S”, diberi tanda huruf “O”
atau”X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien adalah penederita tuna wicara. Data
subjektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun.

2.2 Definisi Data Obyektif dalam Dokumentasi Kebidanan


Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium Catatan medik dan informasi dari
keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang.
Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosis.

2.3 Definisi Analisa dalam Dokumentasi Kebidanan


Analisa merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi ( kesimpulan)
dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien yang setiap saat bisa mengalami
perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif,
maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.

2.4 Definisi Penatalaksanaan dalam Dokumentasi Kebidanan


Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan penatalaksanaan

3
untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan
kesejahteraanya.

2.5 Definisi Diabetes Melitus


Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik atau kelainan heterogen
dengan karakteristik kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan karena kelainan sekresi insulin,
gangguan kerja insulin atau keduanya, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (ADA, 2012; Perkeni, 2011; Soegondo dkk, 2004;dan
Smeltzer, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Steinthorsdotti, dkk (2012) menyimpulkan
bahwa penderita diabetes melitus mempunyai ketidakseimbangan insulin dalam merubah
glukosa, hal ini menyebabkan penumpukan glukosa dalam darah.

Diabetes Pragestasi

Diabetes pragestasi, artinya sudah diketahui diabetes mellitus kemudian hamil.


Mereka tanpa komplikasi atau dengan komplikasi yang ringan. Mereka dengan komplikasi
berat, khususnya retinopati, nefropati dan hipertensi.Diabetes Pragestasi adalah diabetes yang
terjadi sebelum konsepsi dan terus berlanjut setelah masa hamil. Diabetes pragestasi dapat
berupa diabetes tipe 1 (tergantung insulin) dan tipe II (tidak tergantung insulin), yang
mungkin disertai atau tidak disertai penyakit vaskuler, retinopati, nefropati, dan komplikasi
diabetic lainnya. Kondisi diabetogenik kehamilan pada sistem metabolic yang terganggu
selama masa pragestasi memiliki implikasi yang signifikan.

Adapun hormone yang normal terhadap kehamilan mempengaruhi kontrol glikemia


pada pasien diabetic pragestasi. Kehamilan juga dapat mempercepat kemajuan komplikasi
vaskuler diabetes. Selama trimester pertama, sementara kadar glukosa darah maternal dalam
kondisi normal menurun, dan respon insulin terhadap glukosa meningkat, kontrol glikemia
meningkat. Dosis insulin untuk klien diabetic yang terkontrol baik perlu disesuaikan untuk
menghindari hipoglikemi. Episode hipoglikemia tidak umum terjadi pada klien diabetic tipe
1 selama awal kehamilan (Mayer, palmer, 1990)

Diabetes Melitus Gestasional

Diagnosis DMG ditegakkan tanpa memperhatikan kebutuhan akan insulin atau


kontrol diet atau apakah ada kemungkinan diabetes atau tidak, yang pasti belum pernah
terdiagnosis sebelum kehamilan berlangsung (Varney, 2007. Diabetes Melitus Gestasional

4
( DMG) adalah kelainan padda metabolisme karbohidrat dari factor yang memberatkan yang
terjadi selama kehamilan ( Marilyn, 2001). Disebut diabetes gestasional bila gangguan
toleransi glukosa

2.6 Faktor Resiko Diabetes Melitus


 Riwayat diabetes melitus pada anggota keluarga dekat;
 Penderita hipertensi atau hiperlipidemia (kadar lemak dalam darah yang sangat tinggi)
 Wanita yang memiliki riwayat diabetes melitus gestasional (jenis diabetes melitus
yang terjadi hanya selama kehamilan) atau melahirkan bayi yang mengalami
kelebihan berat badan (bobot 4 kg ke atas);
 Obesitas (dengan IMT lebih dari 23)
 Berada di usia paruh baya (usia 45 tahun ke atas), dll.

2.7 Penyebab Diabetes Melitus


Diabetes Melitus umumnya diklasifikasikan menjadi 4 kategori dengan penyebab

yang berbeda-beda:

 Diabetes Melitus Tipe 1 Disebut sebagai “Diabetes Melitus yang Tergantung pada
Insulin”. Terkait dengan faktor genetik dan sistem kekebalan tubuh, yang
mengakibatkan kerusakan sel-sel yang memproduksi insulin, sehingga sel tidak
mampu untuk memproduksi insulin yang dibutuhkan oleh tubuh. Kelompok orang
yang paling sering mengidap penyakit ini adalah anak-anak dan remaja, yang
mewakili 3% dari jumlah seluruh pasien yang ada.
 Diabetes Melitus Tipe 2 Disebut “Diabetes Melitus yang Tidak Tergantung pada
Insulin”, yang mewakili lebih dari 90% kasus diabetes melitus. Terkait dengan faktor
pola makan yang tidak sehat, obesitas, dan kurangnya olahraga. Sel-sel tubuh menjadi
resisten terhadap insulin dan tidak bisa menyerap dan menggunakan dekstrosa dan
kelebihan gula darah yang dihasilkan secara efektif. Jenis diabetes melitus ini
memiliki predisposisi genetik yang lebih tinggi daripada Tipe 1.
 Diabetes Melitus Gestasional: Terutama disebabkan oleh perubahan hormone yang
dihasilkan selama kehamilan dan biasanya berkurang atau menghilang setelah
melahirkan. Studi dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa wanita yang
pernah mengalami diabetes melitus gestasional memiliki tingkat risiko yang lebih
tinggi untuk mengidap penyakit diabetes melitus tipe II, sehingga wanita tersebut
harus lebih memerhatikan pola makan yang sehat demi mengurangi risiko tersebut.

5
 Jenis lain dari Diabetes Melitus: Ada beberapa penyebab lain yang berbeda dari ketiga
jenis diabetes melitus di atas, termasuk sekresi insulin yang tidak memadai yang
disebabkan oleh penyakit genetik tertentu, disebabkan secara tidak langsung oleh
penyakit lainnya (misalnya pankreatitis, yaitu peradangan pada pankreas), yang
diakibatkan oleh obat atau bahan kimia lainnya.

2.8 Gejala Diabetes Melitus


 Sering merasa haus
 Sering buang air kecil
 Sering merasa lapar
 Penurunan berat badan
 Kelelahan
 Penglihatan yang kabur
 Tingkat penyembuhan luka yang lambat
 Rasa gatal pada kulit, wanita mungkin merasa gatal di daerah vitalnya

Beberapa pasien mungkin tidak mengalami gejala-gejala di atas sama sekali, sehingga
pemeriksaan kesehatan secara rutin dianjurkan untuk menghindari penundaan tindakan
medis yang diperlukan.

2.9 Tindakan Pengobatan Terhadap Diabetes Melitus


Saat ini tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit diabetes melitus. Pasien harus
mengikuti solusi pengobatan untuk mengendalikan penyakit dan mengurangi risiko
komplikasi. Pasien harus menerapkan dan mengikuti berbagai jenis pengobatan yang
berbeda, sesuai dengan jenis dan tingkat keakutan diabetes melitus.

Perubahan pola makan

Semua pasien harus mengikuti petunjuk perubahan pola makan yang ditetapkan.
Setiap orang memiliki kebutuhan kalori yang berbeda-beda, pasien harus berkonsultasi
kepada ahli gizi terdaftar untuk merancang menu yang sesuai dengan pengelolaan penyakit
dan proses penstabilan glukosa. Prinsip umumnya adalah sebagai berikut:

 Pola makan yang seimbang, teratur, dan dengan jumlah yang sesuai dengan prinsip
“kurangi jumlah makanan dan perbanyak waktu makan” untuk menstabilkan glukosa.
 Makanan yang mengandung karbohidrat dalam jumlah yang tepat (termasuk biji-
bijian, sayuran rimpang, buah-buahan, dan produk susu).

6
o Jumlah karbohidrat haruslah sekitar 50% dari total asupan kalori. Misalnya,
sekitar 750 kkal kalori (setara dengan sekitar 188g karbohidrat, yaitu 18 - 19
porsi pertukaran karbohidrat) yang akan diproduksi oleh karbohidrat dalam
menu 1500 kkal.

o Pertukaran karbohidrat di atas haruslah merata di antara waktu makan utama


dan di waktu camilan, misalnya: 5 porsi untuk sarapan, makan siang, dan
makan malam, serta 1 porsi untuk waktu camilan di antara waktu makan
utama. 1 porsi pertukaran karbohidrat = 10g karbohidrat.

o Pasien bisa memilih jumlah biji-bijian, sayuran rimpang, buah-buahan, dan


produk susu yang sesuai dengan “pertukaran karbohidrat”, misalnya:

 1 porsi biji-bijian (10g karbohidrat) = sesendok sup penuh beras /


1/5 mangkuk bihun/mie Shanghai (dimasak) / 1/3 mangkuk bubur
Chiuchow / 1/3 mangkuk makaroni/spaghetti (dimasak) / 1/2 iris
roti (tanpa pinggiran) / 1/2 mangkuk oat meal gandum (dimasak) (1
mangkuk = mangkuk 300ml ukuran sedang)
 1 porsi sayuran rimpang (10g karbohidrat) = kentang/ubi jalar
seukuran telur / labu/akar teratai seukuran 2 butir telur
 1 porsi buah (10g karbohidrat) = apel/jeruk/jeruk keprok/pir/buah
kiwi berukuran kecil / 1/2 apel/jeruk berukuran besar / 10 buah
anggur kecil / 1/2 buah pisang
 1 porsi produk susu (12g karbohidrat) = 240ml susu rendah
lemak/skim / 4 sendok sup bubuk susu skim
 Hindari makanan dan minuman yang kaya kandungan gula atau gula tambahan demi
mencegah lonjakan glukosa.
 Hindari konsumsi lemak yang terlalu banyak (terutama lemak jenuh seperti kulit dan
lemak hewan) untuk melindungi sistem kardiovaskular.
 Hindari minum terlalu banyak minuman beralkohol. Alkohol memengaruhi
kemanjuran obat dan bisa menyebabkan rendahnya kadar glukosa darah. Selain itu,
hindari juga mengonsumsi minuman beralkohol saat perut masih kosong. Jika tidak
bisa dihindari, konsumsi harus dibatasi hingga kurang dari 2 porsi alkohol untuk pria
dan kurang dari 1 porsi alkohol untuk wanita setiap hari (1 porsi sama dengan 300ml
bir / 150ml anggur merah / 45ml minuman spirit).

Injeksi insulin

7
Injeksi insulin merupakan cara yang mirip dengan sekresi insulin normal untuk
mengelola glukosa. Tindakan pengobatan ini diterapkan kepada pasien diabetes melitus tipe 1
dan kepada beberapa pasien diabetes melitus tipe 2 yang kadar glukosanya tidak bisa dikelola
setelah pemberian obat hipoglikemik oral. Suntikan insulin bisa diklasifikasikan menjadi 4
durasi kerja insulin, yaitu durasi singkat, menengah, lama, dan insulin pra-campuran. Para
dokter umumnya akan menentukan jenis, dosis, dan frekuensi injeksi insulin yang diperlukan.
Injeksi bisa dilakukan oleh diri pasien sendiri setelah menerima pelatihan terkait. Inkretin
Mimetik Mirip dengan peptida-1 yang mirip dengan glukagon (GLP-1) dari usus yang
digunakan untuk meningkatkan sekresi insulin dan mengendalikan glukosa.

2.10 Cara Mencegah Diabetes Melitus


Obesitas merupakan faktor risiko utama diabetes melitus. Dengan demikian, kita bisa
menurunkan risiko diabetes melitus dengan mencegah obesitas. Beberapa metode pencegahan
disarankan di bawah ini:

 Menjaga berat badan ideal. Mereka yang sudah mengalami kelebihan berat badan
wajib menetapkan sasaran penurunan berat badan (5-10% dari berat badan saat ini).

o Indeks Massa Tubuh (IMT/BMI - Body Mass Index) dari orang Asia adalah 18,5-
22,9.

o IMT = Berat (kg) ÷ Tinggi (m) ÷ Tinggi (m)

 Pola makan yang seimbang dengan target “Tiga rendah dan satu tinggi” yaitu prinsip
pola makan rendah lemak, rendah gula, rendah natrium, dan tinggi serat.
 Tetap aktif, berolahraga secara teratur dengan intensitas sedang (dianjurkan untuk
berolahraga setiap hari selama 30 menit atau lebih selama setidaknya 5 hari
seminggu).

Karena gejala awal Diabetes Melitus yang tidak jelas, pemeriksaan kesehatan yang tepat
setiap tahun bisa membantu mendeteksi penyakit ini sesegera mungkin.

8
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN DIABETES MELITUS

Ny. “ Y “ UMUR 24 TAHUN P1A0Ah1

DI RUMAH SAKIT SARDJITO YOGYAKARTA

No. Register : 0280600

Tanggal : 20 Oktober 2019

Pukul : 14.05 WIB

Oleh : Dokter Navida

A. Data Subyektif

1. Identitas

Istri Suami

Nama : Ny. Y Tn. D

Umur : 24 tahun 27 tahun

Agama : Islam Islam

Pendidikan : SMA SMA

Pekerjaan : IRT Pedagang

Alamat : Jl. Kaliurang Km.12 Yogyakarta Jl. Kaliurang Km.12 Yogyakarta

No. Telepon : 085xxx 085xxx

9
2. Keluhan utama

Ibu mengatakan merasa sering merasa haus, sering buang air kecil dan merasa kelelahan.

3. Riwayat Menstruasi

Menarche : 13 Tahun

Siklus : 28 Hari

Lama : 7-8 Hari

Teratur/Tidak : Teratur

Jumlah Darah : ganti pembalut 1 – 2 kali sehari.

HPHT : 10 Januari 2019

HPL : 17 Oktober 2019

4. Riwayat Pernikahan

Ibu mengatakan usia menikah 23 tahun, lama menikah 1 tahun, pernikahan yang pertama dan
sah.

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Ibu mengatakan bahwa ini adalah. kehamilan yang pertama

6. Riwayat Persalinan ini

Tanggal / Jam persalinan : 20 Oktober 2019 / 14.30 WIB

Tempat Bersalin : Rumah Sakit

Penolong Persalinan : Dokter

Jenis Persalinan : SC

Jumlah Perdarahan : ± 250 cc

7. Keadaan Bayi baru lahir

BB / PB Bayi : 2900 gram / 48 cm

Jenis Kelamin : Perempuan

10
8. Riwayat Post Partum

a. Pola nutrisi :

Makan 2-3x / hari, porsi sedang, jenis nasi, sayur, buah, lauk, tidak ada keluhan.

Minum 6-8 gelas/hari, air putih, tidak ada keluhan.

b. Pola Istirahat

Ibu mengatakan sehari tidur selama 7-8 jam.

c. Eliminasi :

BAK 4-5x/ hari, warna kuning pekat, bau khas, tidak ada keluhan

BAB 1x/ hari, warna kuning pucat, tidak ada keluhan.

d. Personal Hygiene :

Mandi 2x/hari, gosok gigi 3x/hari, keramas 4x/minggu, ganti pakaian 2x/hari, ganti
pembalut dan celana dalam 2-3x/hari atau setiap selesai BAB dan BAK.

e. Pola aktivitas :

Ibu hanya mobilisasi kecil seperti miring kanan kiri, jalan ke kamar mandi karena merasa
badan masih tidak nyaman.

f. Pengalaman menyusui :

Ibu belum begitu mengerti posisi menyusui bayinya dengan benar. Belum ada pengalaman
menyusui dan ibu mengatakan masih sulit intuk menyusui.

9. Riwayat Kontrasepsi

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.

10. Riwayat Kesehatan (sekarang dan dahulu)

a. Ibu

Ibu mengatakan Ibu tidak punya keturunan kembar, kondisi kesehatan Ibu sekarang dan
dahulu tidak pernah menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, Hepatitis B, TBC), Ibu
pernah menderita penyakit degenaratif (Diabetes Melitus).

11
b. Keluarga

Ibu mengatakan kondisi keluarga sekarang dan dahulu tidak pernah menderita penyakit
menular seperti (HIV/AIDS, Hepatitis B, TBC), Ayah dari pihak ibu pernah menderita
penyakit degeneratif (Diabetes Melitus).

11. Keadaan Psikososiospiritual

Ibu mengatakan perasaan saat ini sangat bahagia dengan kehadiran anak pertama. Suami dan
keluarga juga senang. Ibu berencana menyusui anak selama 2 tahun, 6 bulan untuk ASI
ekslusif. Tapi ibu juga merasa sedih, cemas dan tampak lelah. Karena ibu belum bisa merawat
bayi sepenuhnya sendiri karena ibu masih sulit untuk bergerak. Ibu mengatakan kebutuhan
bayinya sudah tercukupi, ibu juga mengatakan sering mendengarkan pengajian.

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Fisik Ibu

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis

 TTV :

• TD : 110/70 mmHg

• Nadi : 80x/ menit

• Suhu : 37℃

• RR : 18x / menit

 Antopometri :

• BB : 62 Kg

• TB : 157 cm

• LILA : 25 cm

12
b. Pemeriksaan Fisik

Kepala : simetris, rambut warna hitam, lurus, panjang, kulit kepala bersih,
tidak berketombe dan tidak ada lesi.

Muka : tidak odema, pucat kekuningan.

Mata : sclera putih, conjungtiva merah muda

Hidung : mukosa lembab, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping
hidung

Mulut : tidak ada stomatitis, lidah bersih, gigi putih, tidak ada caries

Leher : tidak ada pelebaran vena jugularis, tidak ada pembesaran


kelenjar tiroid dan kelenjar limfe

Dada : bentuk dada simetris, terdapat hyperpigmentasi areola mammae,


putting menonjol, konsistensi kenyal, payudara tegang, tidak terdapat
benjolan, ada pengeluaran ASI.

Abdomen : terdapat luka bekas jahitan, tidak ada tanda infeksi, tidak ada benjolan, tidak
ada masa,TFU 2 jari di bawah pusat.

Genital : tidak ada odema dan varises, pengeluaran lokhea sanguinolenta


berwarna merah bercampur putih

Anus : tidak ada hemoroid

Ekstremitas atas dan bawah : Bentuk simetris, tidak ada oedema, jari-jari lengkap,
warna kulit kuning.

2. Pemeriksaan Fisik Bayi

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik Kesadaran : Composmentis

 TTV:

• Nadi : 130x/menit

• Respirasi : 45x/menit

• Suhu : 36,70C

13
 Antopometri:

• BB : 2900 gr

• PB : 48 cm

• LK : 35 cm

• LD: 35 cm

• LILA : 14 cm

b. Pemeriksaan fisik

Kepala : ubun-ubun teraba lunak, kepala mesochepal

Mata : conjungtiva merah muda, sklera putih

Hidung : bersih, tidak ada polip

Mulut : Tidak ada stomatitis, bersih

Telinga : Daun telinga bersih, tidak ada serumen

Leher : tidak ada pelebaran vena jugularis, tidak ada pelebaran kelenjar
tiroid dan limfe.

Dada : denyut jantung teratur,tidak ada tarikan dinding dada

Payudara : simetris

Abdomen : simetris,tidak ada masa

Ekstremitas : jumlah jari tangan kaki lengkap, tidak ada polidaktili.

Punggung : tidak ada spina bifida

Genitalia : ada labia mayor dan minor,ada lubang uretra

Anus : berlubang

14
3. Pemeriksaan Penunjang

Hasil Pemeriksaan gula darah : 140 mg/dl

Hasil Pemeriksaan reduksi urine : + 1 ( positif 1 )

C. ANALISA

Ny Y P1A0Ah1 umur 24 tahun persalinan SC post partum hari ke 4 dengan diabetes


melitus

D. PENATALAKSANAAN

20 Oktober 2019, 14.05

1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan dan hasil pemeriksaan

TD : 110/70 mmHg Suhu : 370 C

Nadi : 80x/ menit RR : 18x / menit

Dan ibu menderita diabetes melitus

Evaluasi : Ibu dan keluarga mendengarkan penjelasan yang telah bidan berikan,
sehingga ibu dan keluarga tampak sedikit cemas.

2. Melakukan kolaborasi dengan dokter dan tenaga medis lain dalam pemberian terapi,
tindakan dan pemeriksaan laboratorim ulang. Dokter dibantu tim medis lain telah
melakukan pemeriksaan dan memberikan terapi yaitu diet ketat, rendah karbohidrat,
rendah lemak, tinggi protein.

Evaluasi : Ibu mengerti dan mendapatkan pemeriksaan yang lebih baik.

3. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa ibu harus dirawat di rumah sakit sampai
kondisi ibu dan bayi stabil.

Evaluasi : Ibu dan keluarga mengerti

4. Menjelaskan kebutuhan istirahat dan aktivitas yang sedikit,

Evaluasi : Ibu mengerti dan jelas dengan penjelasan bidan dan mau melakukannya.

15
5. Menjelaskan kebutuhan nutrisi dan cairan. Memberikan diet ketat, rendah karbohidrat,
rendah lemak dan tinggi protein.

Evaluasi :Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan ibu diberikan diet ketat, rendah
karbohidrat, rendah lemak dan tinggi protein.

10. Menyediakan ruangan khusus dan alat makan khusus

Evaluasi : Ibu mengerti dan Ibu di tempatkan pada ruangan tersendiri dan alat makan
tersendiri

11. Mengkaji dan menjelaskan pada ibu tentang Personal hygiene dengan mandi gosok
gigi, ganti pakaian dan celana dalam 2x / hari, vulva hygiene dengan sering ganti
pembalut bila terasa basah, bersihkan luka perineum dengan
sabun/antiseptic,dibersihkan dari arah depan ke belakang, kemudian ganti pembalut
bila sudah terasa penuh.

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melaksanakan penjelasan bidan

12. Memberikan diet dan memotivasi ibu untuk menghabiskan porsi makan yang berikan
dan menganjurkan ibu untuk tidak pantang makanan karena nutrisi yang cukup dapat
membantu mempercepat involusi uteri.

Evaluasi : Ibu mengerti dan akan melaksanakan penjelasan bidan

13. Memberitahukan pada ibu pentingnya mobilisasi karena dapat memperlancar


peredaran darah

Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan bidan

14. Beri tahu ibu untuk mengawasi juga keadaan puting, agar tidak terluka atau lecet.
Setiap ibu selesai menyusui, puting susu dibersihkan dengan air hangat tanpa sabun.
Sabun dapat membuat kulit kering dan mudah luka.

Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan bidan

15. Beri dukungan semangat serta ajarkan doa doa kepada ibu untuk cepat sembuh dan
bisa merawat bayinya sendiri

Evaluasi : Ibu tampak bersemangat untuk sembuh

16. Memberikan terapi obat dengan kolaborasi bersama dokter

16
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan meminumnya

17
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “Y” umur 24 tahun P1A0Ah1


persalinan SC post partum hari ke 4 dengan Diabetes Melitus dan membandingkan antara
teori dan kasus yang ada dilapangan, Pada pengkajian didapatkan keluhan utama berupa :
sering merasa haus, sering buang air kecil dan merasa kelelahan.. Pada kasus didapatkan ibu
mengalami keluhan seperti pada teori.

Pada intervensi data dasar antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan dan sudah
sesuai dengan managemen. Pada implementasi antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan
karena semua yang di intervensikan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan klien. Dan pada
evaluasi antara teori dan kasus yang ada tidak terdapat kesenjangan. Pada evaluasi ibu
mengatakan mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan oleh petugas kesehatan.

18
Daftar Pustaka

Champman, vicky. 2006. Asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran. Jakarta :EGC

Fadlun, dkk. 2012.asuhan kebidanan patologis. Jakarta: Salemba medika

Nugraheny, erti. 2010. Asuhan kebidanan patologi. Yogyakarta: Pustaka rihana

19

Anda mungkin juga menyukai