DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat taufiq dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERIODE
REMAJA DAN KARAKTERISTIKNYA” ini tepat pada waktu. Tak lupa sholawat dan
salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan ajaran Islam dan memberikan tauladan yang baik untuk kita semua, semoga
kita semua mendapatkan Syafaatul Ummahnya kelak di hari kiamat.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami selama pembuatan makalah ini sampai selesai dengan tepat waktu. Sudah pasti makalah
ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang
membangun untuk memperbaiki makalah ini agar lebih baik.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan edukasi yang baik untuk penulis dan pembaca yang budiman.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Masa remaja boleh dibilang masa peralihan, peralihan tidak berarti terputus
dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih –
lebih sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya.
Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa
yang akan terjadi sekarang dan akan datang. Bila anak – anak beralih dari masa
kanak – kanak ke masa remaja, anak – anak harus meninggalkan segala sesuatu
yang bersifat kekanak – kanakkan dan juga harus mempelajari pola perilaku dan
sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.
1
gemar coba-coba dalam emosi labil sehingga mudah terpengaruh. Remaja juga
sering melakukan sesuatu hal tanpa berpikir panjang terhadap akibat yang akan
terjadi selanjutnya. Sehingga usaha untuk mewujudkan generasi penerus yang
diharapkan akan sulit untuk diwujudkan. Maka dalam makalah ini akan dibahas
tentang psikologi perkembangan masa remaja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN REMAJA
Menurut WHO pengertian remaja lebih bersifat konseptual, ada tiga kriteria
yaitu biologis, psikologik, dan sosial ekonomi, dengan batasan usia antara 10-20
tahun, yang secara lengkap berbunyi sebagai berikut:
3
2. Aspek intlektual (kognitif)
Masa remaja sudah mencapai tahap perkembangan berpikir oprasional formal,
tahap ini ditandai dengan kemampuan berfikir afstrak (seperti memecahkan
persamaan aljabar), idealistik (seperti berpikir tentang ciri-ciri ideal dirinya, orang
lain dan masyarakat), dan logis (seperti menyusun rencana untuk memecahkan
masalah).Tipe pemikiran logis ini.oleh plaget disebut juga pemikiran deduktif
hipotatik (hypotatical-deductivereasoning),yaitu kemampuan koqnitif untuk
mengembangkan hipotesis (dugaan-dugaan terbaik) tentang cara-cara
memecahkan masalah dan mengambil kesimpulan. Tahap berpikir oprasional
formal ini ditandai juga dengan ciri-ciri:
3. Aspek emosi.
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, pertumbuhan organ-organ
seksual mempengaruhi emosi atau perasaan-perasaan baru yang belum dialami
sebelumnya, seperti rasa cinta, rindu dan keinginan berkenalan lebih intim dengan
lawan jenis. Pada usia remaja awal ( MTS), perkembangan emosinya
menunjukkan sifat yang sensitif dan kritis yang sangat kuat terhadap berbagai
peristiwa atau situasi sosial ,emosi yang sering bersifat negatif dan tempramental
atau mudah tersinggung, marah dan sedih, kondisi ini terjadi terutama bila remaja
itu hidup dilingkungan yang kurang harmonis.
4. Aspek sosial.
Pada masa ini berkembang “sosial cognition” yaitu kemampuan untuk
memahami orang lain, kemampuan ini mendorong remaja untuk menjalin
hubungan sosial dengan teman sebaya, masa ini juga ditandai dengan
berkembangnya sikap”comformity” yaitu kecendrungan untuk meniru, mengikuti
opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, atau keinginan orang lain.
4
buruknya sesuatu tindakan yang akan dilakukan, tapi pada saat remaja sudah
menanjak dewasa maka kemampuan untuk menirunya berkurang karena
kemampuan untuk berpikir sudah semangkin matang.
5. Aspek kepribadian.
Masa remaja merupakan saat berkembang self identity ( kesadaran akan
identitas atau jati diri), remaja dihadapkan kepada berbagai pertanyaan:
Siapa saya ?
Apa bila remaja memahami dirinya, peran-peranya dalam kehidupan maka dia
akan menemukan jati dirinya dalam arti lain dia akan memiliki kepribadan yang
sehat sebaliknya apa bila ia gagal maka ia akan mengalami kebingungan atau
kekacauan sehingga ia cendrung memiliki kepribadian yang kurang sehat. Remaja
yang mempunyai kepribadian yang kurang sehat dia cendrung untuk melakukan
tindakan – tindakan atau prilaku yang menyimpang yang keluar dari aturan-aturan
norma baik itu norma sosial maupun norma hukum seperti:
remaja pria rambutnya di cat merah, memakai anting-anting, memakai gelang dan
kalung, pakaian compang camping, bertato, merokok narkoba dan
minumminumam keras Prilaku nakal atau aneh-aneh itu berkembang karena
dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya orang tua tidak memberikan
ketauladanan dalam berakhlak mulia atau pengamalan ajaran agama, orang tua
bersikap bebas, otoriter, maka anak mengalami pola asuh yang salah.
5
kehidupan beragama remaja, ternyata mengalami proses yang cukup panjang
untuk mencapai kesadaran beragama yang diharapkan. Kualitas kesadaran
beragama remaja sangat diperbaharui oleh kualitas pendidikan atau pengalaman
keagamaan yang diterimanya sejak usia dini, terutama di lingkungan
keluarga.Proses kesadaran beragama remaja itu dipaparkan pada uraian berikut.
C. CIRI-CIRI REMAJA
Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja
awal.Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama
terutama hormon yang terjadi pada mas remaja. Dari segi kondosi sosial,
peningkatan emosional ini merupakan tanda awal remaja berada dalam kondisi
baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan dan
tekanan ng ditujukan pada masa remaja. Misalnya, mereka diharapkan tidak
lagi bertingkahlaku seperi anak – anak, mereka juga harus lebih mandiri dan
bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbebtuk
seiring berjalannya waktu dan akan nampak kelas pada remaja akhir yang
duduk di wal awal masa kulia.
Perubaha dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang
lain. Selama masa remaja banyak hal – hal yang menarik bagi dirinya di bawa
dari masa kanak- kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih
matang. Hal itu juga dikerenak anadanya tanggung jawab yang lebih besar di
masa remaja, maka remaja diharapkan remaja untuk dapat mengarahkan
keterkaitan mereka pada hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam
hubunga dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan
individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi dengan lawan jenis, dan dengan
orang dewasa.
Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa
kanak – kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
6
serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab
tersebut.
A. Ketidakstabilan emosi
Emosi yang kurang stabil, cenderung berubah-ubah merupakan ciri yang
paling utama terlihat pada anak anak yang akan memasuki masa remaja mereka.
Pada umumnya remaja laki-laki memiliki perubahan emosi yang lebih stabil dari
pada perempuan dan hanya berpengaruh terhadap ego dan tempramennya.
Berbeda dengan perempuan yang sangat mengedepankan perasaan mereka. Dalam
hal ini, orang tua sangat berperan penting untuk menjaga emosi anak mereka.
Orang tua yakni berperan sebagai pengawas sekaligus sahabat, yang bisa
mengarahkan dan menenangkan emosi yang memuncak serta tidak stabil tadi.
Kita tahu pasti di zaman sekarang ini banyak para remaja yang mengikuti mode
terkini, fashion, baik itu dari luar maupun dalam negeri. Meskipun banyak dari
mereka terkesan hanya ikut-ikutan ataupun meniru gaya idola mereka, agar
terlihat “kekinian” ataupun hanya untuk mendapatkan status sosial dalam
pergaulan. Seperti cermin yang mengikuti apapun ang ada di depannya, baik
ataupun buruk.
7
D. Kegelisahan
Kegelisahan, keadaan tidak tenang menguasai diri remaja, banyak hal
diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya. Banyak cita-cita dan
angan-angan yang ingin dicapai setiggi langit. Baik itu rasional maupun irasional,
keinginan yang tidak tercapai tersebut akan meninggalkan perasaan gelisah
bagidiri remaja. Contoh yang paling umum pada saait ini adalah membludaknya
permintaan barang sekunder dan tersier, seperti HP, tas, motor dan lainnya.Peran
orang tua dalam hal ini ialah membatasi terkabulnya permintaan anak-anak
mereka, hanya memberikan sesuai kebutuhan, dan memberikan penjelasan yang
logis. Agar remaja tidak merasa tertekan atau merasa bahwa mereka tidak
dianggap oleh oran tuanya.
8
Tetapi jika hal ini dapat diarahkan dengan baik maka akan menciptakan dorongan
moril pada sesama remaja. Remaja dapat memperoleh kekuatan dari keadaan
bersama karena seperti pepatah yang mengatakan “bersatu kita teguh, bercerai kita
runtuH.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.http://blog.persimpangan.com/blog/2007/08/15/diakses tgl 10 Mei 2008
10
Budiningsih, Asih. 2005. Pengertian remaja Jakarta: Rineka Cipta
Knowles, Malcolm. 1979. The Adult Learning (thirt Edition), Houston, Paris,
London, Tokyo:Gulf Publishing Company
Mappa, Syamsu. 1994. Teori belajar Orang Dewasa. Jakarta: Departemen P dan K
11