Anda di halaman 1dari 4

Rumus perhitungan IMT:

IMT merupakan alat yang sangat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya
yang berkaitan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal
memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Indikator IMT/U
hampir sama dengan BB/PB atau BB/TB.

Pada skenario,BB pasien 100kg dan TB pasien 170 cm.

IMT = 100 = 36.7

2
(1,65)

Dari perhitungan IMT pasien didapati bahwa pasien termasuk dalam kategori Obesitas tipe 2.
Obesitas dapat terjadi akibat ketidakseimbangan energi yang masuk dan energi yang
digunakan. Peningkatan angka obesitas secara global di dunia dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain peningkatan konsumsi makanan padat energi, tinggi lemak dan gula namun
rendah kandungan vitamin, mineral dan zat gizi mikro lainnya. Selain itu adanya suatu tren
penurunan aktivitas fisik yang disebabkan oleh gaya hidup yang santai dan bermalas-malasan
(sedentary), pekerjaan yang padat, perubahan model transportasi dan peningkatan urbanisasi.

Obesitas yang tidak ditangani dapat berdampak serius terhadap kesehatan. Berbagai hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan erat antara obesitas dengan faktor resiko
penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus tipe II, hipertensi, dislipidemia, jantung bahkan
kanker.
Obesitas merupakan faktor resiko bebas bagi penyakit kardiovaskular. Kelebihan berat
badan mempengaruhi faktor resiko penyakit kardiovaskular seperti peningkatan level kolesterol
LDL, trigliserida, tekanan darah, level gula darah dan menurunkan level kolesterol HDL serta
meningkatkan resiko perkembangan penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, dan aritmia
jantung.

Hubungan Obesitas dengan Nyeri Dada

Nyeri pada dada disebabkan karena saraf eferan viseral akan terangsang selama iskemik
miokard, akan tetapi korteks serebral tidak dapat menentukan apakah nyeri berasal dari miokard.
Karena rangsangan saraf melalui medula spinalis T1-T4 yang juga merupakan jalannya
rangsangan saraf sensoris dari sistem somatis yang lain.

Iskemik miokard akan terjadi bila kebutuhan 02 miokard tidak dapat dipenuhi oleh aliran
darah koroner. Pada penyakit jantung koroner aliran darah ke jantung akan berkurang karena
adanya penyempitan pembuluh darah koroner.

Selain infark, penyebab utama nyeri dada antara lain disebabkan karena adanya blockage
di dalam pembuluh arteri dan dapat menyebabkan ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan
penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan
meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung
yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot
jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekakuan atau menyempit akibat ateriosklerosis
dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka
terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Atherosklesrosis sangat dipengaruhi oleh kadar kolestrol yang tingggi (khususnya LDL).
.Kadar LDL yang tinggi dapat menimbulkan jejas pada sel endotel dan miosit. Kolestrol LDL
dapat mengalami oksidasi, agregasi dan berikatan dengan proteoglikan atau menyatu dengan
kompleks imun.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat Oksida) yang
berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat
menyebabkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat
penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini
belum menimbulkan gejala yang begitu nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan
lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan
berkurang. Sel-sel miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan
energi mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan
menimbulkan nyeri. Apabila keutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen
menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi.
Angina pectoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai respon
terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miocard di jantung. Nyeri angina dapat
menyebar ke lengan kiri, ke punggung, rahang, dan daerah abdomen.
Pada saat beban kerja suatu jaringan meningkat, kebutuhan oksigen juga akan meningkat.
Apabila kebutuhan oksigen meningkat pada jantung yang sehat, maka arteri-arteri koroner akan
berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak oksigen kepada jaringan. Akan tetapi jika terjadi
kekakuan dan penyempitan pembuluh darah seperti pada penderita arteosklerotik dan tidak mampu
berespon untuk berdilatasi terhadap peningkatan kebutuhan oksigen. Terjadilah iskemi miocard,
yang mana sel-sel miocard mulai menggunakan glikolisis anaerob untuk memenuhi kebutuhan
energinya. Proses pembentukan ini sangat tidak efisien dan menyebabkan terbentuknya asam
laktat. Asam laktat kemudian menurunkan pH miocardium dan menyebabkan nyeri pada angina
pectoris.
Apabila kebutuhan energy sel-sel jantung berkurang (istirahat, atau dengan pemberian obat)
suplay oksigen menjadi kembali adekuat dan sel-sel otot kembali melakukan fosforilasi oksidatif
membentuk energy melalui proses aerob. Dan proses ini tidak menimbulkan asam laktat, sehingga
nyeri angina mereda dan dengan demikian dapat disimpulkan nyeri angina adalah nyeri yang
berlangsung singkat.

Referensi:

Almatsier S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Supariasa.Nyoman.2001.Penilaian Status Gizi.Jakarta:ECG

Corwin, Elizabeth. 2009. Buku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai