Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH TUGAS KHUSUS PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

“Daun Prasman”

Ayapana triplinervis (Vahl)

Disusun oleh:

Kelompok

Desi Mudasih 1606832385

Dini Dyanti Lestari 1606831981

Geavani Widya 1606828873

Hana Shabrina 1606833425

Putri Alvi Aisyah 1606833091

Siti Fachrunisa M. 1606830013

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan berkat-Nya sehingga makalah tugas khusus Praktikum
Farmakognosi “Ayapana Triplinervis (Vahl)” ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Berna Elya,
M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing makalah tugas khusus Praktikum
Farmakognosi yang telah membantu, membimbing, dan mendukung penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa mungkin masih terdapat
banyak kekurangan di dalam penyusunan makalah ini. Saran dan kritik yang
membangun penulis harapkan sehingga kedepannya penulis dapat menyusun
makalah dengan lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada pembaca yang telah


meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca.

Depok, 08 Desember 2018

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
BAB 2 KLASIFIKASI DAN TATA NAMA ..........................................................2
2.1 Klasifikasi .............................................................................................2
2.2 Tata Nama .............................................................................................2
BAB 3 MORFOLOGI, ANATOMI, HABITAT, DAN PENYEBARAN
TANAMAN .............................................................................................................3
3.1 Morfologi Tanaman...............................................................................3
3.2 Anatomi Tanaman .................................................................................5
3.3 Habitat dan Penyebaran Tanaman .........................................................6
BAB 4 IDENTIFIKASI SIMPLISIA .......................................................................7
4.1. Makroskopik .........................................................................................7
4.2. Mikroskopik ..........................................................................................9
BAB 5 KANDUNGAN KIMIA, PENYIAPAN SIMPLISIA, PENGGUNAAN
SECARA TRADISIONAL, SERTA BERDASARKAN PENELITIAN ..............14
5.1. Kandungan Kimia ...............................................................................14
5.2. Penyiapan Simplisia ............................................................................17
5.3. Penggunaan Secara Empiris ................................................................17
5.4. Penggunaan Berdasarkan Penelitian (Ilmiah) .....................................19
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................22
6.1. Kesimpulan .........................................................................................22
6.2. Saran ...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................24

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Tanaman Ayapana triplinervis (Vahl). ..............................................9


Gambar 3.2. Akar Ayapana triplinervis (Vahl). .....................................................9
Gambar 3.3. Batang Ayapana triplinervis (Vahl).................................................10
Gambar 3.4. Daun Ayapana triplinervis (Vahl). ..................................................11
Gambar 3.5. Bunga Ayapana triplinervis (Vahl).. ...............................................11
Gambar 3.6. Bunga Ayapana triplinervis (Vahl). ................................................12
Gambar 4.1. Makroskopis Ayapana triplinervis (Vahl) Folium ..........................14
Gambar 4.2. Makroskopis Ayapana triplinervis (Vahl) Folium ..........................15
Gambar 4.3. Serbuk Daun Senduduk (Ayapana triplinervis (Vahl)). .................15
Gambar 4.4. Foto-foto asli penampang melintang Daun Senduduk (Ayapana
triplinervis (Vahl)) .................................................................................................16
Gambar 4.5. Foto-Foto asli Penampang Membujur Atas Daun Senduduk
(Ayapana triplinervis (Vahl).). ...............................................................................17
Gambar 4.6. Foto-foto asli penampang Membujur Bawah Daun Senduduk
(Ayapana triplinervis (Vahl). .................................................................................19
Gambar 4.7. Mikroskopis Serbuk Daun Senduduk (Ayapana triplinervis (Vahl).).19
Gambar 4.8. Foto asli mikroskopis serbuk daun senduduk (Ayapana
triplinervis (Vahl)..). ..............................................................................................21

v
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Kegunaan tanaman Melastoma malabathricum L. secara ilmiah.........24

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Obat tradisional merupakan salah satu jenis obat yang cukup sering
digunakan oleh masyarakat pada zaman sekarang. Obat tradisional dapat
didefinisikan sebagai obat-obatan yang berasal dari bahan-bahan alami
seperti tumbuhan, hewan, mineral, maupun campuran dari bahan-bahan
tersebut yang belum teruji secara klinis dan biasanya digunakan berdasarkan
pengalaman. Obat tradisional mempunyai ciri-ciri yang kompleks karena
memiliki kandungan senyawa aktif yang banyak jenisnya dan berbeda-beda
kadarnya. (Rusmarini, 2003).
Di beberapa negara seperti India, China, dan Indonesia penggunaan obat
tradisional masih menjadi pilihan untuk pengobatan. Banyak kajian yang
telah dilakukan berhubungan dengan khasiat tanaman obat tradisional bagi
kesehatan, yang terbukti efektif, efisien, ekonomis, dan aman. (Anonim,
2002).
Kekayaan alam tumbuhan Indonesia terdiri atas 30.000 jenis tumbuhan dari
total 40.000 jenis tumbuhan di dunia dan 940 jenis di antaranya merupakan
tumbuhan berkhasiat obat (Nugroho, 2010). Bangsa Indonesia telah lama
mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu
upaya dalam meningkatkan kesehatan (promotif), memulihkan kesehatan
(rehabilitatif), pencegahan penyakit (preventif), dan penyembuhan (kuratif).
Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasar pada pengalaman
dan keterampilan yang secara turun-temurun telah diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. (Sari, 2006).
Salah satu jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah
daun Ayapana triplinervis atau yang biasa dikenal dengan daun prasman.
Tumbuhan prasman banyak membentuk anakan dan dapat ditemukan mulai
dataran rendah sampai ketinggian 1600 m dpl. Daun tumbuhan ini memiliki
beberapa khasiat diantaranya sebagai antipiretik, diuretik, penghenti
perdarahan (hemostatis), dan antitusif (Dalimartha, 2001). Akan tetapi,
banyak masyarakat yang masih belom mengetahui khasiat dari tumbuhan

6
ini. Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis berharap agar penulis dan
masyarakat dapat lebih mengenal tanaman prasman sehingga dapat
dimanfaatkan lebih baik lagi.
1.1 Rumusan Masalah
1.1.1 Bagaimana klasifikasi dan tata nama tumbuhan
prasman?
1.1.2 Bagaimana struktur morfologi, habitat, penyebaran, budidaya, serta
cara panen tumbuhan prasman?
1.1.3 Bagaimana ciri-ciri dan karakteristik daun prasman?
1.1.4 Apa saja kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan
prasman?

1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui klasifikasi dan tata nama tumbuhan
prasman
1.2.2 Mengetahui struktur morfologi tumbuhan prasman,
habitat, penyebaran, budidaya serta cara panen
tumbuhan prasman.
1.2.3 Mengetahui ciri-ciri dan karakteristik tumbuhan
prasman melalui pengamatan secara mikroskopik dan
makroskopik.
1.2.4 Mengetahui kandungan kimia tumbuhan prasman.

1.3 Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
penulis berupa penambahan wawasan mengenai tanaman gadung.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan makalah ini adalah berdasarkan studi literatur serta hasil
pengamatan praktikum langsung yang dilakukan oleh penulis.

7
BAB II
KLASIFIKASI DAN TATA NAMA

2.1 Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Ayapana Spach
Spesies : Ayapana triplinervis (Vahl)

2.2 Tata Nama


Tumbuhan Ayapana triplinervis memiliki nama sinonim yaitu
Eupatorium triplinerve Vahl. Di Indonesia, tumbuhan ini memiliki banyak
nama. Pada umumnya, tumbuhan ini dikenal dengan nama prasman. Di
daerah Jawa, tanaman ini dikenal dengan dua nama. Jukut prasman
merupakan nama yang dikenal di daerah Sunda, sedangkan di daerah Jawa
Tengah tumbuhan ini dikenal dengan nama godong prasman dan rajapanah.
Di daerah Sumatera, tanaman ini dikenal dengan nama acerang, daun
prasman, dan panahan (Melayu) (Dalimartha, 2001).

8
BAB III
MORFOLOGI, HABITAT DAN PENYEBARAN TANAMAN

3.1. Morfologi Tanaman


Ayapana triplinervis (juga dikenal sebagai Eupatorium ayapana) adalah
tanaman ibat tradisional tropis yang dimiliki keluarga Asteraceae dan asli
Amerika Selatan dengan terutama Brasil (Trang et al.,1993). Tumbuhan
tahunan merayap atau tegak, bercabang banyak dengan memiliki tinggi 30 –
60 cm.

Gambar 3.1: Tanaman Ayapana triplinervis


Sumber: http://fleurs-fruits-feuilles-de.com/eupatorium_ayapana.php
3.1.1. Akar

9
Akar tunggang, berwarna kecoklatan dan permukaan akar bergerigi.

Gambar 3.2: Akar Ayapana triplinervis


Sumber:http://www.tramil.net/sites/www.tramil.net/files/eupatorium_triplinermgg
.jpg

3.1.2. Batang
Batang Ayapana triplinervis merupakan batang berkayu, beruas-ruas,
berbulu, bentuk batang bulat (silinder), arah tumbuh batang serong dan
warnanya merah keunguan.

Gambar 3.3: Batang Ayapana triplinervis

10
Sumber: https://alchetron.com/cdn/ayapana-triplinervis-f9bafcbf-1dfe-430b-901e-
b0c735cf839-resize-750.jpeg
3.1.3. Daun
Daun halus, tunggal berhadapan atau berlawanan, helaian daun berbentuk
bulat panjang atau lanset, panjang 3-12 cm × 0,5-2,5 cm, warnanya hijau
keunguan, pangkal secara bertahap meruncing, puncak tumpul, margin
keseluruhan, rekurved, bilah agak tebal, paling bawah sepasang
berlawanan vena lateral yang timbul di atas daun, hijau gelap atau
diwarnai ungu ke tingkat yang bervariasi; tangkai daun sepanjang 0-10
cm.

Gambar 3.4: Daun Ayapana triplinervis


Sumber:
http://www.tramil.net/sites/www.tramil.net/files/eupatorium_triplmgg.jpg
3.1.4. Bunga
Bunga majemuk yang setiap tangkainya terdapat banyak bunga,
panjangnya 6-13 mm, memiliki sekitar 20 bunga berwarna merah muda
atau ungu kemerahan dengan dasar putih kehijauan, berbentuk tabung atau
corong sempit, panjang 3,5-5 mm, gundul di permukaan bagian dalam,
dengan kelenjar di permukaan luar lobus, kepala sari 5, sangat longgar
atau akhirnya bebas, indung telur lebih rendah, dasar membesar, gundul,
cabang-cabang gaya filiform, pelengkap fimbriate.

11
Gambar 3.5: Bunga bagian atas Ayapana triplinervis
Sumberhttp://www.tramil.net/sites/www.tramil.net/files/eupatorium_triplinervem
gg.jpg

Gambar 3.6: Bunga Ayapana triplinervis


Sumber:
http://www.tramil.net/sites/www.tramil.net/files/eupatorium_triplinmgg.jpg

3.2. Anatomi

12
Pengamatan anatomi dilakukan untuk mengamati bentuk sel dan jaringan,
yang diuji berupa sayatan melintang dan membujur dari simplisia, dilakukan
dengan menggunakan mikroskop yang derajat perbesarannya disesuaikan
dengan keperluan.
a. Penampang melintang daun prasman (Eupatorium triplinerve V.)
Secara umum terdapat epidermis, korteks, xilem, floem, berkas
pembuluh pada perbesaran 40x.
b. Penampang membujur prasman (Eupatorium triplinerve V.)
Secara umum pada perbesaran 10x terdapat kutikula, epidermis atas,
hablur kalsium oksalat dan epidermis bawah.
c. Penampang melintang batang prasman (Eupatorium triplinerve V.)
Secara umum terdapat kutikula, epidermis, endodermis, parenkim,
kristal kalsium oksalat, xylem, floem dan cambium pada perbesaran 10x.
d. Penampang membujur batang prasman (Eupatorium triplinerve V.)
Secara umum pada perbesaran 10x terdapat epidermis, berkas pembuluh
dan parenkim korteks.
e. Penampang melintang akar prasman (Eupatorium triplinerve V.) Secara
umum epidermis, endodermis, floem, xilem dan korteks pada perbesaran
4x
f. Penampang membujur akar prasman (Eupatorium triplinerve V.)
Secara umum pada perbesaran 4x terdapat rambut penutup, epidermis,
endodermis dan berkas pengangkut.

3.3. Habitat dan Penyebaran


Tumbuhan prasman berasal dari Amerika tropis. Pada zaman dahulu,
tumbuhan ini di budidayakan sebagai tanaman obat di beberapa negara,
diantaranya India, Malaysia, Mauritius, dan Afrika tropis (Duke, 2009).
Tumbuhan ini banyak membentuk anakan dan dapat ditemukan mulai dari
dataran rendah sampai ketinggian 1600 m dpl. Banyak ditanam di daerah
perbukitan dan pegunungan rendah dekat perumahan (Dalimartha, 1999).

13
14
BAB IV
IDENTIFIKASI SIMPLISIA

4.1.Makroskopik
4.1.1. Makroskopik Tanaman
Daun prasman umumnya terletak sejajar berhadapan, sederhana,
berbentuk lanset sampai lonjong sempit, ukuran daun sekitar 3-12
cm untuk panjang dan 0,5-2,5 cm untuk lebar, pangkal daun
meruncing, tepi daun melengkung rata atau agak sedikit bergerigi,
daun berwarna hijau gelap atau keunguan, tangkai daun sepanjang
0-10 cm tanpa adanya daun penumpu (Schmelzer & Maesen,
2016).

Gambar 4.1 Ayapana triplinervis Folium segar


(Sumber: Tropical Plants Database, Ken Fern. tropical.theferns.info.
2018 dan Dokumentasi Pribadi)

15
Gambar 4.2 Makroskopis Simplisia Ayapana triplinervis Folium
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

4.2 Mikroskopik

Serbuk daun Prasman dibuat dengan menghancurkan sejumlah simplisia


daun kering dengan blender/food processor. Hasilnya merupakan serbuk
berwarna hijau, tekstur halus dan memiliki bau yang khas. Bau yang
dihasilkan adalah bau yang sama dari daun segar Prasman, tetapi intensitas
bau lebih kuat setelah disajikan dalam bentuk serbuk. Adapun fragmen-
fragmen khusus dapat dilihat melalui mikroskop dan akan dibahas lebih
lanjut di subbab berikutnya.

16
Gambar 4.3 Serbuk Daun Prasman (Ayapana triplinervis)

Sumber: Foto Asli Dokumentasi Pribadi

4.2.1 Penampang Melintang Daun Senduduk (Ayapana triplinervis)

Gambar 4.4. Foto-foto asli penampang melintang Daun Prasman (Ayapana


triplinervis)
Sumber: Foto Asli Dokumentasi pribadi

4.2.2 Penampang Membujur Atas Daun Senduduk (Ayapana


triplinervis)

17
1

Gambar 4.5. Penampang Membujur atas Daun Prasman (Ayapana triplinervis)

Sumber: Foto Asli Dokumentasi Pribadi

Keterangan Gambar: 1) Epidermis; 2) rambut penutup/sistolit ; 3) ????


(Pembesaran 10X)

18
4.2.3 PenampangBerkas
Membujur Bawahdan
Pengangkut Daun Prasman
episermis
bawah (Pembesaran 10X)

19
(Pembesaran 40X)

Gambar 4.6. Foto-foto asli penampang membujur bawah Daun Prasman


(Ayapana triplinervis)

Sumber: Foto Asli Dokumentasi pribadi

4.2.4 Serbuk Daun Prasman (Ayapana triplinervis)

1. Perbesaran 40X 2. Perbesaran 40X 3. Perbesaran 10X

4. Perbesaran 40X 5. Perbesaran 10X 6. Perbesaran 10X

20
Gambar 4.7. Mikroskopis Serbuk Daun Prasman (Ayapana triplinervis)

Sumber: Foto Asli Dokumentasi Pribadi

Keterangan gambar: 1) Epidermis dengan Ca oksalat; 2) Berkas pembuluh


dengan penebalan jala; 3) pembuluh yang berasosiasi dengan epidermis yang
ada tetes miyak; 4) Stomata; 5) Rambut Penutup; 6) Sistolit

A: Foto asli epidermis dengan Ca oksalat B: Foto asli epidermis dan tetes-tetes
bentuk roset (Pembesaran 40X) minyak (Pembesaran 10X)

C: Foto asli pembuluh dengan D: Foto asli rambut penutup dan


penebalan jala (Pembesaran 40X) sistolit (Pembesaran 10X)

21
E: Foto asli stomata (Pembesaran 40X)

Gambar 4.8. A-F: Foto asli mikroskopis serbuk daun Prasman (Ayapana
triplinervis)

Sumber: Foto asli dokumentasi pribadi

22
BAB V
KANDUNGAN KIMIA, PENYIAPAN SIMPLISIA, DAN PENGGUNAAN
EMPIRIS, SERTA BERDASARKAN PENELITIAN

5.1. Kandungan Kimia


1. Kandungan kimia dauin prasman dalam bentuk daun adalah minyak
atsiri kumarin, dimetilester timohidrodinon, ayepin, timohidrokuinon,
saponin, flavonoid dan polifenol. Efek yang dimiliki daun prasman
adalah antibakteri, anti-diare, antipiretik, dan astringen.

2. Kandungan kimia daun prasman dalam bentuk serbuk adalah :


Hasil uji
No Uji Perekasi Keterangan
positif
Apabila direaksikan
dengan perekasi, warna
FeCl3 + merah yang terbentuk apat
1 Flavonoid Merah
HCl mengindikasikan bahwa
daun prasman tersebut
mengandung flavonoid
Apabila dikocok dengan
menggunakan HCl 2 N
terbentuk buih dan dapat
Terbentuk
2 Saponin HCl 2N dipertahankan selama ±30
Buih
detik, dapat dikatakan
bahwa daun tersebut
mengandung saponin
Tabel 1. Kandungan kimia dan uji identifikasinya pada serbuk daun prasman

Kandungan flavonoid dalam daun prasman digunakan sebagai antiinflamasi,


antikanker, antifertilitas, antiviral, antidiabetes, antidepresan dan diuretic
(Wheluvchem, 2013). Sementara kandungan saponin bermanfaat untuk
mengobati insufiensi vena (hemoriud,varises, pendarahan karena luka,
mengurangi edema dan permeabilitas kapiler, dan meningkatkan tonisitas

23
vena); sebagai ekspektoran untuk pengobatan batuk dan bronchitis;
pengobatan diabetes; pengobatan arthritis serta mengobati gangguan pada
lambung (Najib.A , 2015).

5.2. Penyiapan Simplisia


Penyiapan simplisia daun prasman :
1. Daun prasman sebanyak ±500 gram dibersihkan dari kotoran pada daun,
dan di sortir antara daun segar dan tidak segar
2. Daun prasman segar dicuci bersih dengan air mengalir selama ± 3 menit
3. Daun dikeringkan dari air dengan lap atau tissue hingga benar-benar
kering dan ditata pada wadah untuk dimasukkan ke oven
4. Daun prasman dikeringkan dalam oven ± 40ºC selama ±2 hari atau
hingga benar-benar kering (hingga keras dan mudah hancur ketika
diremas)
5. Daun prasman yang telah dikeringkan dalam oven, dimasukkan dalam
blender, sebagian daun dimasukkan kedalam jar untuk disimpan
6. Daun diblender selama ±4-5 menit atau hingga benar-benar hancur
7. Serbuk daun prasman diayak untuk menyamakan ukuran
8. Serbuk daun yang telah diayak dimasukkan ke dalam vial ±10ml untuk
disimpan
5.3. Kegunaan Empiris
Secara tradisional daun dari tanaman Ayapana triplinervis atau Prasman
memiliki beragam manfaat diseluruh daerah penyebaran tanaman tersebut.
Beberapa manfaat dari daun Ayapana triplinervis atau Prasman yaitu
banyak digunakan sebagai teh (Schmelzer & Maesen, 2016). Secara internal
dapat digunakan dalam pengobatan untuk melawan diare kronis, influenza,
chest cold, demam, panas dalam, sakit kepala, penyakit paru – paru
(pneumonia) dan sembelit (pencahar, apabila digunakan dalam jumlah/dosis
yang cukup besar). Selain itu, daun tersebut juga dapat digunakan untuk
mengatur masalah menstruasi karena sifat hemostatiknya. Secara eksternal,
daun digunakan untuk sariawan, kudis, mengobati luka yang terinfeksi
parah, dan sebagai antidote (penangkal) gigitan ular (Fern, 2018).

24
5.4. Kegunaan secara Ilmiah

Tabel 5.1. Kegunaan tanaman Prasman (Ayapana triplinervis) secara ilmiah


Aktivitas yang Bagian Ekstrak Hasil Referensi
diteliti yang yang
digunakan digunakan

Antibakteri Daun Destilasi Menunjukkan aktivitas (Peter,


air antibakteri yang sangat 2018)
baik terhadap
Salmonella, Bacillus
dan Pseudomonas.

Anti- Daun Etil asetat Menunjukkan aktivitas (Leejae,


inflammatory dan anti-inflamasi yang baik Sudsai, &
kloroform terhadap nitrit oksida Krobthong,
dengan nilai IC50 pada 2015)
65,7 dan 66,9 µg / ml,
masing-masing.

Anti-Oksidan Daun Etil asetat Menunjukkan aktivitas (Leejae et


yang sangat baik al., 2015)
terhadap radikal DPPH
dengan nilai konsentrasi
setengah penghambatan
(IC50) pada 22,7 µg /
ml, yang sangat tertutup
dengan BHT (24,3 µg /
ml).

Menghambat Daun Etanol Dari penelitian ini dapat (Bepari,


Ehrlich’s Ascites disimpulkan bahwa Maity, &
Carcinoma EEEAL dan WEEAL Choudhury,
efektif terhadap Ehrlich n.d.)

25
Sel Ascites Carcinoma
(EAC) in vivo.

Sitotoksik Daun Metanol Penelitian ini (Asha,


menunjukkan bahwa E. Khan,
ayapana dapat menjadi Mukharjee,
sumber sitotoksik yang & Rony,
sangat potensial, agen 2017)
trombolitik,
antioksidan, anti-
inflamasi dan
antimikroba.

Trombolitik Daun Metanol Penelitian ini (Asha et


menunjukkan bahwa E. al., 2017)
ayapana dapat menjadi
sumber sitotoksik yang
sangat potensial, agen
trombolitik,
antioksidan, anti-
inflamasi dan
antimikroba.

Antiinflamasi Batang dan Etanol Klaim tradisional dari (Vahl,


akar kegunaan dari 2016)
Eupatorium triplinerve
dalam nyeri pengobatan
telah divalidasi secara
ilmiah oleh hasil
penelitian ini. Ekstrak
batang dan akar
tanaman ayapana
memiliki aktivitas

26
analgesik.

27
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Ayapana triplinervis (Vahl) berasal dari famili Asteraceae. Tumbuhan ini di
budidayakan sebagai tanaman obat di beberapa negara, diantaranya India,
Malaysia, Mauritius, dan Afrika tropis.
Secara makroskopik daun Prasman ini berbentuk lonjong, panjang, pinggir
daun rata, pangkal membulat dengan ujung meruncing. Secara mikrskopik
dapat dilihat adanya epidermis, rambut penutup, dan stomata.
Ayapana triplinervis (Vahl) khususnya bagian daunnya secara ilmiah yang
telah dibuktikan oleh beberapa penelitian berkhasiat sebagai antibakteri, anti
inflamasi, antioksidan, dan sitotoksik.

6.2. Saran
Ayapana triplinervis (Vahl) (Tanaman Prasman) merupakan salah satu
tanaman yang memiliki banyak manfaat sebagai tumbuhan obat. Kandungan
dalam daun Ayapana triplinervis (Vahl) sangat kaya dan dapat diteliti lebih
lanjut. Sedangkan daunnya memiliki potensi yang besar untuk diisolasi
sehingga dapat diperoleh zat yang berguna sebagai obat. Selain itu, Prasman
sangat mudah tumbuh di Indonesia, sehingga potensi pengembangannya
bisa lebih baik. Masih dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
menganalisis kegunaan daun Prasman dalam pengobatan, sedangkan
penelitian terhadap daun prasman masih sangat kurang. Penelitian lebih
mendalam terhadap daun prasman sebaiknya dilakukan, sehingga
pemanfaatannya dapat dilakukan dengan lebih baik.

28
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, Setiawan. 2001. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Jakarta:


Trubus Agriwidya.
Duke, James A. 2009. Duke's Handbook of Medicinal Plants of Latin America.
USA: CRC Press.
Khare, C.P. 2004. Indian Medicinal Plants :An Illustrated Dictionary. New York:
Springer-Verlag Heidelberg.
Rusmarini, I. A., 2003. Pengobatan Tanaman Obat Tradisional Bali Edisi 2.
Denpasar: Puri Damai.

https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_val
ue=38843#null (diakses pada 8 Desember 2018)
Mamatha. C, Dr. M. Thangavel.2018. Phytochemical Analysis of Ayapana
triplinervis and Thespesia populnea: The Wonder Plants of Traditional Medicine.
Internatioanl Journal of Pharmacy And Pharmaceutical Research. Diakses
melalui: http://ijppr.humanjournals.com/wp-
content/uploads/2018/02/15.Mamatha.-C-Dr.-M.-Thangavel.pdf pada 8 Desember
2018 pukul 19.30 WIB.
Godofredo U. Stuart Jr., M.D. 2016. Philippine Medicinal Plant. Diakses melalui:
http://www.stuartxchange.org/Ayapana.html pada 8 Desember 2018 pukul 19.30
WIB.
Plant Resources of South-East Asia. 2016. Diakses melalui https://uses.plantnet-
project.org/en/Ayapana_triplinervis_(PROSEA) pada 8Desember 2018 pukul
20.15 WIB.
Pelu, Debby Aulia. 2017. Tanaman Prasman (Eupatorium triplinerve V.) Global
Health Science, Volume 2 Issue 4.
Schmelzer, G., & Maesen, M. S. (2016). Ayapana triplinervis (PROSEA). Plant
use. Diakses pada sabtu 8 Desember 2018 pukul 22.10 dari: https://uses.plantnet-
project.org/en/Ayapana_triplinervis_(PROSEA)

Fern, K. (2018). Ayapana triplinervis. Tropical Plants Database. Diakses pada


minggu 9 Desember 2018 pukul 02.30 dari :
http://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Ayapana+triplinervis

29
Asha, I. Z., Khan, I. H., Mukharjee, S. K., & Rony, S. R. (2017). Total Phenolic
Content , Cytotoxic , Antioxidant , Thrombolytic , Membrane Stabilizing
And Antimicrobial Activities of Eupatorium Ayapana Vent ., 6(8), 23–28.

Bepari, M., Maity, P., & Choudhury, S. M. (n.d.). Research Journal of


Pharmaceutical , Biological and Chemical Sciences Inhibition of Ehrlich ’ s
Ascites Carcinoma by the Leaf Extracts of Eupatorium ayapana in Swiss
Albino Mice ., 6(1274), 1274–1281.

Leejae, S., Sudsai, T., & Krobthong, C. (2015). Eupatorium ayapana, a natural
source of anti-biofilm, anti-inflammatory and anti-oxidant agents, 5(2), 141–
149.

Peter, S. (2018). GREEN SYNTHESIS OF SILVER NANOPARTICLES USING


LEAF EXTRACT OF AYAPANA TRIPLINERVIS AND ITS
ANTIBACTERIAL ACTIVITY Sona S. Dev * , K. U. Vineetha and Sneha
Francis Department of Biotechnology, St. Peter’s College, Kolenchery,
Kochi - 682311, Kerala, India., 9(9), 3897–3902.
https://doi.org/10.13040/IJPSR.0975-8232.9(9).3897-02

Vahl, T. (2016). INTERNATIONAL JOURNAL OF UNIVERSAL “


ANALGESIC ACTIVITY OF HYDRO ALCOHOLIC EXTRACTS OF
STEMS AND ROOTS OF EUPATORIUM, 5(August).

30

Anda mungkin juga menyukai