Anda di halaman 1dari 1

1.

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Cacingan. Penyakit yang diakibatkan beberapa jenis cacing seperti cacing gelang,
cacing kremi, tambang, ataupun pita ini kerap disepelekan. Banyak yang menganggap
cacingan sebagai penyakitnya ‘orang kampung’, akibat banyaknya warga perkampungan padat
penduduk yang terkena penyakit tersebut. Padahal, prevalensi penyakit cacingan di Indonesia
termasuk tinggi dan tidak hanya terjadi di kampung-kampung saja. Masyarakat kelas
menengah dan atas juga tidak bebas dari ancaman cacingan. Berdasarkan data terbaru dari
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1,5 miliar orang atau sekitar 24% dari total
populasi dunia menderita infeksi cacingan, dan pada umumnya menyerang anak-anak usia
sekolah. Sementara di Indonesia, kasus cacingan menyebar di seluruh wilayah. "Rata-rata
prevalensi cacingan di Indonesia mencapai lebih dari 28% dengan tingkat yang berbeda-beda
di tiap daerahnya. Tingginya prevalensi cacingan di Indonesia tidak terlepas dari iklim tropis
yang memungkinkan beberapa jenis cacing tumbuh dan berkembang," ujar Vensya Sitohang,
Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2), saat di temui pada pers
conference di Gedung Sasana Kriya TMII Jakarta Timur, Kamis (5/11).
Ketua Umum PKK dr. Erni Guntarti Tjahjo Kumolo mengatakan masyarakat kerap
mengabaikan bahaya cacingan. “Gejala yang ditimbulkan akibat cacingan pun selalu
disepelekan dan dianggap sebagai kondisi lumrah. Padahal, apabila terus dibiarkan, cacing
yang terus berkembang biak di dalam tubuh akan berpengaruh pada pertumbuhan dan
kesehatan, terutama pada anak-anak,” ujar dia. Cacing, umumnya menginfeksi melalui tanah,
air dan makanan yang tercemar. Penularan infeksi bisa terjadi penetrasi kulit atau saluran
pencernaan, bisa juga melalui telur cacing yang terbawa dalam kuku. Setelah cacing masuk ke
dalam usus, kemudian menggigit dinding usus untuk ‘membajak’ nutrisi. Pada anak,
kurangnya nutrisi akan menghambat perkembangan kognitif dan membuat potensi IQ mereka
berkurang. "Cacingan sangat berbahaya bagi anak terutama dibawah 4 tahun, karena mereka
akan kehilangan golden period. Cacing yang berkoloni di dalam usus akan mengambil nutrisi
dan zat penting lain nya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak. Tindakan
pencegahan perlu dilakukan," kata dr. Sri Kusumo Amdani, Dokter Spesialis Anak. Oleh
karena itu, pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan mengimbau orangtua untuk
terus memeringatkan anak-anak mengenai pentingnya menggunakan alas kaki, serta
membiasakan anak untuk hidup bersih. Selain itu, pencegahan infeksi cacingan ini juga
didukung dengan lingkungan yang bersih.Mirisnya, penyakit cacingan tidak bisa dideteksi
secara kasat mata, karena tidak adanya gejala yang begitu signifikan. Oleh karena itu, para
orang tua harus memahami bagaimana cara perkembangbiakan cacing di dalam tubuh. Selain
secara aktif melakukan pencegahan dengan meminum obat cacing.Organisasi Kesehatan
Dunia WHO menyarankan agar masyarakat mengonsumsi obat cacing sekali setahun untuk
mereka yang tinggal di lingkungan dengan tingkat prevalensi cacingan lebih dari 20% dan dua
kali setahun untuk yang lebih dari 50%.
1.2 Tujuan Penulisan
Mengetahui potensi biji buah Pepaya kombinasi buah buahan yang banyak vitamin dan
spirulina / sarang walet sebagai Permen Cacingan yang banyak manfaat lebihnya
1.3 Manfaat Penulisan
Tulisan ini diharapkan dapat mencetuskan pembuatan obat cacingan penuh manfaat , serta
menginisiasi rakyat Indonesia untuk menggunakan Permen cacingan sebagai obat cacingan

Anda mungkin juga menyukai