Oleh :
Jonathan Billy G99172096
Rindu Permata Putri G99172141
William Gani G991902058
Pembimbing :
dr. FX. Soetedjo W, Sp. S (K)
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. P
Umur : 74 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Mangkubumen, Surakarta
Nomor Rekam Medis : 0147xxxx
Status : Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Tanggal MRS : 9 Agustus 2019
Tanggal Pemeriksaan : 9 Agustus 2019
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat makan : Makan 3 kali sehari
Riwayat minum jamu : Disangkal
Riwayat minum alkohol : Disangkal
Riwayat merokok : Disangkal
Riwayat olahraga : Tidak diketahui
d. Thoraks
Bentuk thoraks : Normochest, simetris, retraksi intercostae (-), sela
iga melebar (-), limfadenopati axilla (-/-),
limfadenopati supraclavicula (-/-), limfadenopati
infraclavicula (-/-)
e. Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicularis
sinistra, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas kanan atas di SIC II linea sternalis dextra
Batas kanan bawah di SIC II linea parasternalis
dextra
Batas kiri atas di SIC II linea sternalis sinistra
Batas kiri bawah di SIC V linea midclavicularis
sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, regular, bising (-)
f. Pulmo
Inspeksi : Pengembangan dada kanan-kiri simetris
Palpasi : Fremitus taktil dada kanan-kiri normal
Pengembangan dada kanan-kiri simetris
Perkusi : Sonor, redup pada batas relatif paru-hepar di SIC
VI
Auskulasi : Suara dasar vesikular (+/+), suara tambahan
wheezing (-/-), ronki basah kasar (-/-), ronki basah
halus (-/-)
g. Abdomen
Inspeksi : Dinding perut sejajar dengan dinding dada, striae
(-), ascites (-), luka (-), massa (-)
Auskultasi : Bising usus 10 kali/menit, suara tambahan (-)
Palpasi : Timpani, ascites (-)
h. Ekstremitas
Warna kulit : Warna kulit coklat, turgor menurun (-),
hiperpigmentasi (-), petechiae (-), icterus (-)
2. Pemeriksaan Neurologi
a. Kesadaran dan Fungsi Luhur
Kesadaran : GCS E4V5M6
Fungsi Luhur : Gangguan atensi
tata bicara disartria
4) N. V
Kanan Kiri
Sensorik V1 – V3 : Dalam batas normal
M. masseter dan m. temporalis : Dalam batas normal
Refleks kornea : (+) (+)
5) N. VII
Kanan Kiri
Kerutan dahi : Ada Ada
Tinggi alis : Lebih tinggi lebih rendah
Memejamkan mata : Lebih kuat Lebih lemah
Lipatan nasolabial : Menghilang Normal
Meringis : Deviasi ke kanan
Simpulan : Parese N. VII sinistra tipe UMN
6) N. VIII
Fungsi pendengaran baik
7) N. IX dan N. X
Refleks muntah (+)
8) N. XI
Dalam batas normal
9) N. XII
Kanan Kiri
Atrofi lidah : Tidak ada Tidak ada
Fasikulasi : Tidak ada Tidak ada
Posisi lidah saat diam : Deviasi ke kanan
Posisi lidah saat dijulurkan : Deviasi ke kiri
Simpulan : Parese N. XII sinistra tipe UMN
Kanan Kiri
Refleks biceps : +2 +2
Refleks triceps : +2 +2
Refleks patella : +2 +2
Refleks achilles : +2 +2
g. Pemeriksaan Refleks Patologis
Kanan Kiri
Hoffman : - -
Trommer : - -
Babinski : - -
Chaddock : - -
Oppenheim : - -
Schaeffer : - -
Rossolimo : - -
Mendel B : - -
k. Skor Siriraj
= (2,5 Kesadaran) + (2 Muntah) + (2 Nyeri kepala) + (0,1
Diastole) – (3 Atheroma) – 12
= (2,50) + (20) + (21) + (0,187) – (30) – 12
= 0+ 0 + 2 + 8,7 – 0 – 12
= - 1,3 (Stroke Non Hemorrhagic)
l. NIHSS = 17
IV. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium Darah (9 Agustus 2019)
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hematologi Rutin
Hemoglobin 15.5 gram/dL 13.5 – 17.5
Hematokrit 49 % 33 – 45
Leukosit 11.1 ribu/L 4.5 – 11.0
Trombosit 288 ribu/L 150 – 450
Eritrosit 5.45 juta/L 4.50 – 5.90
Index Eritrosit
MCV 89.0 /um 80.0-96.0
MCH 28.4 pg 28.0-33.0
MCHC 31.9 g/dl 33.0-36.0
RDW 16.3 % 11.6-14.5
MPV 8.5 fl 7.2-11.1
PDW 16 % 25-65
Hitung Jenis
Netrofil 83.50 % 55.00-80.00
Limfosit 9.80 % 22.00-44.00
Mono, Eos, Bas 6.70 % 0.00-12.00
Hemostasis
PT 12.8 Detik 10.0 – 15.0
APTT 27.4 Detik 20.0 – 40.0
INR 0.980 -
Kimia Klinik
Gula darah sewaktu 58 mg/dL 60 – 140
SGOT 45 /L < 35
SGPT 15 /L < 45
Kreatinin 0.4 mg/dL 0.8-1.3
Ureum 12 mg/dL < 50
Elektrolit
Natrium darah 138 mmol/L 132 – 146
Kalium darah 3.9 mmol/L 3.3 – 5.1
Kalsium ion 99 mmol/L 1.17 – 1.29
Serologi
HBsAg Nonreactive Nonreactive
3. Pemeriksaan Radiologi
a. MSCT Scan Kepala tanpa Kontras (9 Agustus 2019)
Klinis: hemiparese sinistra, disfagia, stroke suspek SNH dd SH
Keterangan:
Tampak lesi hipodens pada lobus frontotemporoparietalis dextra,
capsula externa dextra, dan insula dextra
Tak tampak midline shifting
Sulci dan gyri normal
Sistem ventrikel dan sisterna normal
Pons, cerebellum, dan cerebellopontine angle normal
Tak tampak kalsifikasi abnormal
Orbita dan mastoid kanan kiri normal
Craniocerebral space tak tampak melebar
Calvaria intak
Kesimpulan :
Thromboemboli infark pada lobus frontotemporoparietalis kanan sesuai dengan
teritori MCA dekstra segmen M1, M2, M4, M5, serta di capsula externa dextra
dan insula dextra
b. Foto Thoraks PA (9 Agustus 2019)
Klinis: hemiparese sinistra
Keterangan:
Cor: CTR tidak valid diukur
Pulmo: tak tampak infiltrat dikedua lapang pulmonal, corakan
bronkovaskuler normal
Sinus costophrenicus kanan kiri tajam
Hemidiaphragma kanan kiri normal
Trakhea di tengah
Sistema tulang baik
Kesimpulan:
1. Cor tidak valid dinilai
2. Pulmo tak tampak kelainan
V. Assessment
Klinis : Hemiplegia sinistra tipika, cephalgia akut, disartria
Topis : Subcortex dekstra
Etiologis : Stroke susp SNH dd SH
VI. Plan
1. MRS Unit Stroke
2. Head up 300
3. O2 3 lpm NK jika SpO2<95%
4. Diet sonde 1300 kkal/hari
5. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
6. Injeksi ranitidin 50 mg/12 jam
7. Injeksi santagesic 1 amp/12 jam
8. Injeksi sitikolin 1 amp/12 jam
9. Injeksi D40% 1 flacon di IGD
10. Aspilet 320mg loading jika CT Scan tidak ada perdarahan
11. Cek lab lengkap
12. Rontgen thorax PA
13. CT Scan kepala tanpa kontras
14. EKG di IGD
15. Observasi TTV
16. Observasi peningkatan TIK
17. Cek GDS ulang
VII. Prognosis
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad sanam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
BAB II
FOLLOW UP
Riwayat DM disangkal
SpO2 : 99%
HR : 68 kali/menit
Nervi Craniales
Kekuatan Tonus
+2 +2 - -
+2 +2 - -
P: 1. Head up 300
2. O2 3 lpm (bila SpO2<95%)
3. Infus NaCl 0,9% 20 tpm
4. Diet bubur 1300 kkal/hari
5. Injeksi Ranitidin 50 mg/12 jam
6. Injeksi Citicolin 250 mg /12 jam
7. Injeksi Santagesic 1 amp/12 jam
8. Aspilet 320mg loading jika hasil CT Scan tidak ada
perdarahan lalu 1x80mg (maintenance)
Plan : Lacak hasil CT Scan
NGT (+) sudah terpasang
Kateter urin (+) sudah terpasang
Konsul Rehab Medik Senin 12 Agustus 2019
Cek lab lengkap Senin 12 Agustus 2019
Observasi TTV
Cek GDS ulang post infus D40% 1 flacon
Usul TCD
A. Anatomi Otak
Otak terdiri dari sel-sel otak yang disebut neuron, sel-sel penunjang yang dikenal
sebagai sel glia, cairan serebrospinal, dan pembuluh darah. Semua orang memiliki
jumlah neuron yang sama sekitar 100 miliar, tetapi koneksi di antara berbagi neuron
berbeda-beda. Pada orang dewasa, otak membentuk hanya sekitar 2% (sekitar 1,4
kg) dari berat tubuh total, tetapi mengkonsumsi sekitar 20% oksigen dan 50%
glukosa yang ada di dalam darah arterial. Otak diselimuti oleh selaput otak yang
disebut selaput meninges. Selaput meninges terdiri dari 3 lapisan:
1. Lapisan durameter yaitu lapisan yang terdapat di paling luar dari otak dan
bersifat tidak kenyal. Lapisan ini melekat langsung dengan tulang tengkorak.
Berfungsi untuk melindungi jaringan-jaringan yang halus dari otak dan
medula spinalis.
2. Lapisan araknoid yaitu lapisan yang berada dibagian tengah dan terdiri dari
lapisan yang berbentuk jaring laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut
dengan ruang subaraknoid dan memiliki cairan yang disebut cairan
serebrospinal. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi otak dan medulla
spinalis dari guncangan.
3. Lapisan piameter yaitu lapisan yang terdapat paling dalam dari otak dan
melekat langsung pada otak. Lapisan ini banyak memiliki pembuluh darah.
Berfungsi untuk melindungi otak secara langsung.
Otak dibagi kedalam lima kelompok utama, yaitu:
1. Telensefalon (endbrain), terdiri atas: hemisfer serebri yang disusun oleh
korteks serebri, system limbic, basal ganglia dimana basal ganglia disusun
oleh nucleus kaudatum, nucleus klaustrum dan amigdala.
2. Diensefalon (interbrain) yang terbagi menjadi epitalamus, thalamus,
subtalamus, dan hipotalamus.
3. Mesensefalon (midbrain) corpora quadrigemina yang memiliki dua kolikulus
yaitu kolikulus superior dan kolikulus inferior dan terdiri dari tegmentum yang
terdiri dari nucleus rubra dan substansia nigra
4. Metensefalon (afterbrain), pons dan medulla oblongata
5. Cerebellum
Gambar 1.Struktur Otak
Kebutuhan energi oksigen jaringan otak adalah sangat tinggi oleh karena out
aliran darah ke otaj harus berjalan lancar. Adapun pembuluh darah yang
memperdarahi otak diantaranya:
1. Arteri Karotis
Arteri karotis interna dan arteri karotis eksterna bercabang dari arteri
karotis komunis setinggi tulang rawan carotid.Arteri karotis kiri langsung
bercabang dari arkus aorta, tetapi arteri karotis komunis kanan berasal dari arteri
brakiosefalika. Arteri karotis eksterna memperdarahi wajah, tiroid, lidah dan
taring. Cabang dari arteri karotis eksterna yaitu arteri meningea media,
memperdarahi struktur-struktur di daerah wajah dan mengirimkan satu cabang
yang besar ke daerah duramater.Arteri karotis interna sedikit berdilatasi tepat
setelah percabangannya yang dinamakan sinus karotikus. Dalam sinus karotikus
terdapat ujung-ujung saraf khususnya berespon terhadap perubahan tekanan
darah arteri, yang secara reflex mempertahankan suplai darah ke otak dan tubuh.
Arteri karotis interna masuk ke otak dan bercabang kira-kira setinggi
kiasma optikum, menjadi arteri serebri anterior dan media.Arteri serebri media
adalah lanjutan langsung dari arteri karotis interna.Setelah masuk ke ruang
subaraknoid dan sebelum bercabang-cabang arteri karotis interna
mempercabangkan arteri ophtalmica yang memperdarahi orbita.Arteri serebri
anterior menyuplai darah pada nucleus kaudatus, putamen, bagian-bagian kapsula
interna dan korpus kalosum dan bagian-bagian lobus frontalis dan parietalis.
Arteri serebri media menyuplai darah untuk bagian lobus temporalis,
parietalis dan frontalis.Arteri ini sumber darah utama girus presentralis dan
postsentralis.
2. Arteri Vertebrobasilaris
Arteri vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteri subclavia sisi yang sama.
Arteri subclavia kanan merupakan cabang dari arteri inomata, sedangkan arteri
subklavia kiri merupakan cabang langsung dari aorta.Arteri vertebralis memasuki
tengkorak melalui foramen magnum, setinggi perbatasan pons dan medulla
oblongata.Kedua arteri tersebut bersatu membentuk arteri basilaris.Tugasnya
mendarahi sebagian diensfalon, sebaian lobus oksipitalis dan temporalis,
apparatus koklearis dan organ-prgan vestibular.
3. Sirkulus Arteriosus Willisi
Arteri karotis interna dan arteri vertebrobasilaris disatukan oleh pembuluh-
pembuluh darah anastomosis ya itu sirkulus arteriosus willisi.
B. Fisiologi Otak
Ada dua hemisfer di otak yang memiliki masing-masing fungsi. Fungsi-fungsi
dari otak adalah otak merupakan pusat gerakan atau motorik, sebagai pusat
sensibilitas, sebagai area broca atau pusat bicara motorik, sebagai area Wernicke
atau pusat bicara sensoris, sebagai area visuosensoris, dan otak kecil yang berfungsi
sebagai pusat koordinasi serta batang otak yang merupakan tempat jalan serabut-
serabut saraf ke target organ.
5. Medulla oblongata
Disebut juga dengan sumsum lanjutan atau penghubung atau batang otak.
Terletak langsung setelah otak dan menghubungkana dengan medulla spinalis, di
depan cerebellum. Susunan kortexmya terdiri dari neeurit dan dendrite dengan
warna putih dan bagian medulla terdiri dari bdan sel saraf dengan warna kelabu.
Berfungsi sebagai pusat pengaturan ritme respirasi, denyut jantung, penyempitan
dan pelebaran pembuluh darah, tekanan darah, gerak alat pencernaan, menelan,
batuk, bersin,sendawa.
6. Medulla spinalis
Disebut denga sumsum tulang belakang dan terletak di dalam ruas-ruas tulang
belakang yaitu ruas tulang leher sampaia dengan tulang pinggang yang
kedua.Berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan menghantarkan impuls dari
organ ke otak dan dari otak ke organ tubuh.
C. Pengertian Stroke
Menurut definisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang
secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Secara garis besar stroke
dibagi menjadi 2 golongan yaitu stroke yang paling banyak dijumpai yaitu stroke
non hemoragik dan stroke hemoragik. Stroke non hemoragik disebabkan oleh
trombus dan emboli, hal ini terjadi akibat penutupan aliran darah ke sebagian otak
tertentu, maka terjadi serangkaian proses patologis pada daerah iskemik, sedangkan
stroke hemoragik terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur
sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subaraknoid atau langsung ke dalam
jaringan otak.
Tabel 1.Sindroma stroke
1. Gangguan Motorik
a. Tonus abnormal (hipotonus/ hipertonus)
b. Penurunan kekuatan otot
c. Gangguan gerak volunter
d. Gangguan keseimbangan
e. Gangguan koordinasi
f. Gangguan ketahanan
2. Gangguan Sensorik
a. Gangguan propioseptik
b. Gangguan kinestetik
c. Gangguan diskriminatif
3. Gangguan Kognitif, Memori dan Atensi
a. Gangguan atensi
b. Gangguan memori
c. Gangguan inisiatif
d. Gangguan daya perencanaan
e. Gangguan cara menyelesaikan suatu masalah
4. Gangguan Kemampuan Fungsional
a. Gangguan dalam beraktifitas seharihari seperti mandi,
makan, ke toilet dan berpakaian.
Gambaran klinis utama yang berkaitan dengan insufisiensi arteri ke otak mungkin
berkaitan dengan pengelompokan gejala dan tanda berikut yang tercantum dan
disebut sindrom neurovaskular:
1. Arteri karotis interna (sirkulasi anterior: gejala biasanya unilateral)
a. Dapat terjadi kebutaan satu mata di sisi arteria karotis yang terkena, akibat
insufisiensi arteri retinalis
b. Gejala sensorik dan motorik di ekstremitas kontralateral karena
insufisiensi arteria serebri media
c. Lesi dapat terjadi di daerah antara arteria serebri anterior dan media atau
arteria serebri media. Gejala mula-mula timbul di ekstremitas atas dan
mungkin mengenai wajah. Apabila lesi di hemisfer dominan, maka terjadi
afasia ekspresif karena keterlibatan daerah bicara motorik Broca.
2. Arteri serebri media (tersering).
a. Hemiparese atau monoparese kontralateral (biasanya mengenai lengan)
b. Kadang-kadang hemianopsia (kebutaan) kontralateral
c. Afasia global (apabila hemisfer dominan terkena): gangguan semua fungsi
yang berkaitan dengan bicara dan komunikasi
d. Disfasia
3. Arteri serebri anterior (kebingungan adalah gejala utama)
a. Kelumpuhan kontralateral yang lebih besar di tungkai
b. Defisit sensorik kontralateral
c. Demensia, gerakan menggenggam, reflek patologis
4. Sistem vertebrobasilaris (sirkulasi posterior: manifestasi biasanya bilateral)
a. Kelumpuhan di satu atau empat ekstremitas
b. Meningkatnya reflek tendon
c. Ataksia
d. Tanda Babinski bilateral
e. Gejala-gejala serebelum, seperti tremor intention, vertigo
f. Disfagia
g. Disartria
h. Rasa baal di wajah, mulut, atau lidah
i. Sinkop, stupor, koma, pusing, gangguan daya ingat, disorientasi
j. Gangguan penglihatan dan pendengaran
5. Arteri serebri posterior
a. Koma
b. Hemiparese kontralateral
c. Afasia visual atau buta kata (aleksia)
d. Kelumpuhan saraf kranialis ketiga: hemianopsia, koreoatetosis.
Versi orisinal:
Versi disederhanakan:
Kesadaran:
Muntah: tidak = 0 ; ya = 1
Pembacaan:
2. Pemeriksaan Penunjang
Pencitraan otak sangat penting untuk mengkonfirmasi diagnosis stroke non
hemoragik. Non contrast computed tomography (CT)
scanning adalah pemeriksaan yang paling umum digunakan
untuk evaluasi pasien dengan stroke akut yang jelas. Selain itu,
pemeriksaan ini juga berguna untuk menentukan distribusi anatomi
dari stroke dan mengeliminasi kemungkinan adanya kelainan lain
yang gejalanyamirip dengan stroke (hematoma, neoplasma, abses).Kasus stroke
iskemik hiperakut (0-6 jam setelah onset), CT Scan biasanya tidak sensitif
mengidentifikasi infark serebri karena terlihat normal pada >50%
pasien, tetapi cukup sensitif untuk mengidentifikasi perdarahan
intrakranial akut dan/atau lesi lain yang merupakan kriteria
eksklusi untuk pemberian terapi trombolitik.Teknik-teknik pencitraan
berikut ini juga sering digunakan:
a. CT Angiografi
b. CT Scan Perfusion
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
d. Pungsi lumbal terkadang diperlukan untuk menyingkirkan meningitis atau
perdarahan subarachnoid ketika CT Scan negatif tetapi
kecurigaan klinis tetap menjadi acuan.
PENUTUP