Anda di halaman 1dari 17

Akuntansi Koperasi

Disusun Oleh :
Desy Natalia Sianipar (216420024)
Roy Manchen Sidabutar (216420048)
Vicky S. Ginting (216420023)
Widya Sitepu (216420014)
Yolanda N. L. Siregar (216420041)

Kelas : 6 AA
Nama Dosen : Gracesiela Yosephine Simanjuntak

Fakultas Ekonomi
Universitas Methodits Indonesia
T.A 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.Prinsip-prinsip koperasi
merupakan landasan pokok koperasi dalam menjalankan usahanya sebagai badan usaha dan
gerakan ekonomi rakyat. Prinsip prinsip tersebut adalah : kemandirian, keanggotaan bersifat
terbuka, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian sisa hasil usaha dilakukan
secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing – masing anggotanya, pemberian
balas jasa yang terbatas terhadap modal, pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar
koperasi.
Sedangkan menurut Drs. A. Chaniago koperasi didefinisikan sebagai suatu
perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang memberi kebebasan
masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan
usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.
Karakteristik koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain adalah bahwa
anggota koperasi memiliki identitas ganda, yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus
sebagai pengguna jasa koperasi. Dengan semakin berkembangnya kegiatan usaha koperasi,
tuntutan agar pengelolaan koperasi dilaksanakan secara profesional akan semakin besar.
Pengelolaan yang profesional memerlukan adanya sistem pertanggungjawaban yang baik dan
informasi yang relevan serta dapat diandalkan, untuk pengambilan keputusan perencanaan
dan pengendalian koperasi.
Salah satu upaya tersebut adalah pengembangan dari sistem informasi yang
diperlukan untuk menumbuhkan koperasi melalui akuntansi, khususnya merumuskan standar
akuntansi keuangan untuk koperasi dalam penyusunan laporan keuangannya.Sesuai dengan
perkembangan koperasi di dalam melaporkan laporan keuangannya, kini dalam
penyusunannya telah dikeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang
akuntansi perkoperasian yang telah mendapat revisi pada tahun 1998.
PSAK No. 27 ini berisikan tentang karakteristik koperasi, struktur pengorganisasian
koperasi, usaha dan jenis koperasi, tujuan koperasi, ruang lingkup koperasi, definisi–definisi
koperasi, standar penyajian laporan keuangan koperasi.Menurut Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 27 ini, laporan keuangan koperasi itu terdiri dari neraca,
perhitungan hasil usaha (PHU), laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota, dan
catatan atas laporan keuangan.Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat ditarik judul
makalah tentang “Akuntansi Koperasi”.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Koperasi


Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum yang
berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.Kegiatan usaha koperasi
merupakan penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1).Dengan adanya penjelasan UUD
1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi yang
berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan
anggota.Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi
harus mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien
mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.
Menurut Calvert, memberi definisi tentang koperasi sebagai organisasi orang-orang
yang hasratnya dilakukan sebagai manusia atas dasar kesamaan untuk mencapai tujuan
ekonomi masing-masing. Sedangkan Drs. A. Chaniago memberi definisi koperasi sebagai
suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang memberi
kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan
menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.

2.1.1 Ciri – ciri koperasi


Koperasi merupakan badan usaha yang memilki perbedaan yang sangat mendasar
dengan badan usaha lainnya karena dasar-dasar kerja koperasi merupakan organisasi
ekonomi yang berwatak social. Ada pun yang menjadi ciri-ciri koperasi itu adalah sebagai
berikut:
a. Sifat Suka Rela pada Keanggotaannya
Sifat Suka Rela pada Keanggotaan koperasi mengandung pengertian bahwa setiap orang yang
masuk menjadi anggota koperasi haruslah berdasarkan kesadaran dan keyakinan untuk turut
aktif di dalam koperasi dengan maksud memperbaiki kehidupan dirinya dan kehidupan
masyarakat pada umumnya.
b. Rapat Anggota Merupakan kekuasaan Tertinggi dalam Koperasi
Hal ini berarti bahwa segala sesuatu yang akan dikerjakan oleh koperasi ditentukan oleh
Rapat Anggota Tahunan(RAT)
c. Koperasi Bersifat Nonkapitalis
Sifat nonkapitalis didalam koperasi mengandung arti bahwa koperasi bukan merupakan
modal.artinya, pembagian sisa hasil usaha(SHU) ditentukan bukan berdasarkan besarnya
modal seseorang anggota, melainkan berdasarkan jasa atau usaha yang dilakukannya
terhadap koperasi.
d. Kegiatannya Berdasarkan pada Prinsip Swadaya,Swakerta, dan Swasembada
Swadaya berarti kegiatan yang didasarkan pada kekuataan untuk usaha sendiri. Swakerta
berarti kegiataan yang didasarkan pada buatan sendiri. Swasembada berarti kegiatan yang
didasarkan pada kemampuan sendiri.

2.1.2 Fungsi Dan Peran Koperasi


Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi dan peran
koperasi di Indonesia seperti berikut ini :
1. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosial.
2. Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2.2 Pengertian Akuntansi Koperasi


Akuntansi koperasi adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, pelaporan dan
penafsiran laporan keuangan koperasi dalam satu periode tertentu.Periode tersebut mungkin
bulanan, tiga bulanan, enam bulanan atau tahunan.Biasanya periode pelaporan di koperasi
adalah satu tahun.
2.2.1 Tujuan dan Kegunaan Akuntansi Koperasi
Laporan keuangan koperasi sebagai bagian dari akuntansi dibuat dengan tujuan untuk
memberikan informasi keuangan koperasi pada pihak-pihak tertentu baik intern maupun
ekstern. Pihak intern koperasi adalah para anggota, pengurus, pengawas, dan karyawan.
Sedangkan pihak ekstern adalah calon anggota, pemerintah, gerakan koperasi, auditor, dan
sebagainya.
Sedangkan kegunaan dari laporan keuangan koperasi adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui prestasi keuangan koperasi dalam periode tertentu.
2. Mengetahui jumlah SHU yang diperoleh selama periode tertentu.
3. Mengetahui jumlah harta, kewajiban, dan kekayaan bersih koperasi selama periode tertentu.
4. Mengantisipasi kemungkinan penyelewengan yang dilakukan oleh pengelola koperasi.
5. Mendidik agar tertib administrasi.
6. Memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk menganalisa keuangan koperasi
sebagai bahan pengambilan keputusan.

2.2.2 Jenis – jenis Akuntansi Koperasi


Ada banyak jenis akuntansi koperasi yang ada di indonesia. Jenis-jenis koperasi itu
bisa dikelompokan dari bermacam bidang usahanya. Berikut ini merupakan contoh koperasi
di indonesia, yaitu :
1. Akuntansi Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai
barang dan jasa.Kegiatan atau jasa utama dari koperasi jenis ini adalah melakukan pembelian
bersama.
2. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang fungsinya kurang lebih sama dengan bank.
Bedanya, koperasi simpan pinjam tidak mengambil keuntungan atau bunga dari si anggota
peminjam.Sejumlah uang benar-benar dipinjamkan dengan tujuan membangun usaha sesuai
kesepakatan yang dibuat sebelumnya.
3. Koperasi Produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya adalah orang yang bergerak di bidang
produksi barang.Yaitu, usaha kecil sampai menengah (UKM) yang didirikan home industri.
Kegiatannya adalah pengadaan bahan baku.
4. Koperasi Pemasaran
Koperasi pemasaran adalah koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan dan pemasaran
produk atau jasa anggota koperasi itu.Tujuannya adalah untuk mempermudah anggota
koperasi, terutama produsen yang tidak mempunyai pasar untuk menjual hasil usahanya.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Proses Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi


Proses akuntansi koperasi adalah sama dengan proses akuntansi bukan koperasi, yaitu
suatu langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam menyusun laporan keuangan
koperasi. Tahapan tersebut dimulai dari adanya bukti transaksi berupa nota, kuitansi, faktur
jual, faktur beli dan sebagainya, kemudian dimasukkan pada jurnal.
Cara pengisian jurnal tersebut adalah memasukan transaksi-transaksi beserta nilai
transaksinya dari bukti transaksi dengan cara mendebet atau mengkredit perkiraan-perkiraan
tertentu. Ketentuan normal yang berlaku untuk mendebet atau mengkredit suatu perkiraan
adalah :

Nama Perkiraan Bertambah Berkurang Saldo Normal


Harta Debet Kredit Debet
Hutang Kredit Debet Kredit
Kekayaan Kredit Debet Kredit
Pendapatan Kredit - Kredit
Biaya Debet - Debet

Setelah tahun buku berakhir, pengurus koperasi wajib menyusun laporan keuangan
tahunan yang memuat sekurang-kurangnya:
1. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha serta penjelasan atas
dokumen tersebut.
2. Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai.
Neraca, perhitungan hasil usaha serta penjelasannya merupakan laporan pokok
keuangan koperasi. Laporan keuangan koperasi tidak jauh berbeda dengan laporan keuangan
untuk perusahaan lain. Perbedaan utama terletak pada penyajian modal dan perhitungan laba
rugi.
Proses penyusunan laporan keuangan koperasi dimulai dari proses akuntansi berupa :

1. Pencatatan.
2. Penggolongan.
3. Peringkasan.
4. Pelaporan.
5. Analisis data keuangan.

Kegiatan pencatatan dan penggolongan merupakan proses yang dilakukan secara rutin
dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan.

Buku-buku dokumen pendukung (source of documents) yang digunakan antara lain :

1) Bukti Penerimaan Kas


2) Bukti Pengeluaran Kas
3) Bukti Faktur Penjualan
4) Faktur Pembelian
5) Bukti Umum
Sedangkan buku khusus (special journal) yang digunakan adalah :

1. Buku Harian Penerimaan Kas


2. Buku Harian Pengeluaran Kas
3. Buku Harian Penjualan
4. Buku Harian Umum
Buku tambahan (subsidiary ledgers) yang digunakan adalah :
1. Buku Kas Kasir
2. Kartu Simpanan Anggota
3. Kartu Persediaan
4. Kartu Piutang Anggota
5. Kartu Piutang bukan Anggota
6. Kartu Hutang
7. Kartu Inventaris
8. Kartu Biaya
9. Kartu Pembelian Anggota
10. Kartu Barang Titipan
3.2 Penyajian Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan koperasi disusun untuk mencerminkan posisi keuangan pada
tanggal tertentu, hasil usaha, dan arus kas koperasi selama periode tertentu. Laporan
keuangan setiap entitas akuntansi dalam badan usaha koperasi harus disusun dengan
menggunakan kebijakan, sistem dan prosedur akuntansi yang sama.
Laporan keuangan terdiri dari Laporan Perhitungan Hasil Usaha, Neraca, Laporan
Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan Catatan Atas Hasil Laporan Keuangan.

1) Laporan Perhitungan Hasil Usaha


Adalah laporan keuangan koperasi yang menyajikan jumlah pendapatan usaha
koperasi yang berasal dari anggota maupun dari bukan anggota dengan memperbandingkan
dengan total biaya dalam satu periode tertentu. Laporan keuangan ini sama dengan laporan
laba/rugi di perusahaan bukan koperasi.
1. Pendapatan, adalah sejumlah uang atau yang dapat disamakan dengan itu yang diperoleh
koperasi dari hasil operasional usaha maupun bukan usaha. Pendapatan dari hasil operasional
usaha untuk koperasi yang unit usahanya waserda seperti penjualan barang dagangan,
sedangkan pendapatan bukan usaha seperti pendapatan bunga bank (dari simpanan giro
bank).
2. Biaya, adalah sejumlah dana yang dikeluarkan koperasi untuk membiayai kegiatan
operasionalnya.

2) Neraca
Adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi harta, hutang, dan modal
koperasi pada suatu periode pembukuan tertentu, pada umumnya satu tahun.Neraca bisa
disajikan dalam bentuk skontro maupun dalam bentuk stafel, tergantung kebiasaan pembuat
laporan.Namun pada umumnya neraca disusun dalam bentuk skontro, karena dapat
ditampilkan dua periode berturut-turut untuk mengetahui perkembangan perusahaan
(koperasi) yang bersangkutan. Dalam neraca dicantumkan jumlah dan sumber dana serta pos-
pos alokasi sumber dana untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dengan laporan keuangan persusahan (koperasi) tersebut.
Ada tiga komponen penting dalam neraca koperasi antara lain sebagai berikut:
1. Harta, adalah pos-pos yang memuat pengalokasian dana yang dikuasai oleh koperasi yang
meliputi pos harta lancar, harta tetap, investasi jangka pendek, dan investasi jangka panjang.
2. Hutang, adalah sejumlah dana yang dikuasai koperasi yang bersumber dari pihak luar dan
harus dikembalikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Dalam kelompok ini juga
termasuk dana yang berasal dari anggota seperti tabungan anggota.
3. Ekuitas/Kekayaan Bersih, yaitu sejumlah uang atau yang dapat disamakan dengan itu yang
benar-benar milik koperasi. Modal dipupuk dan diperoleh dari simpanan pokok, simpanan
wajib, cadangan, donasi, dan modal penyertaan dari pihak luar.
3) Laporan Arus Kas
Adalah laporan yang menyajikan informasi arus kas yaitu mengenai perubahan kas
yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir kas
pada periode tertentu.
PSAK No. 2 menyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai
dengan pernyataan dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari laporan keuangan untuk periode penyajian laporan keuangan.Pernyataan
tersebut mengisyaratkan bahwa perusahaan termasuk koperasi harus menyajikan laporan arus
kas sebagai bagian laporan keuangan yang tak terpisahkan.
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan
menurut aktivitas koperasi, investasi dan pendanaan.
Ada beberapa istilah penting yang biasa digunakan untuk menyusun arus kas, antara
lain:
1. Kas, terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
2. Setara kas (cash equivalent), adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek
dan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai
yang signifikan.
3. Arus kas, adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
4. Aktivitas Operasi, adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas
lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
5. Aktivitas Investasi, adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas.
6. Aktivitas Pendanaan (financing), adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
Sesuai dengan pernyataan PSAK No. 27 yang menunjukkan bahwa aktivitas koperasi
berbeda dengan bentuk perusahaan lain, tentu hal ini akan berdampak pada laporan arus kas
koperasi tanpa merubah hakikat dari laporan arus kas.
4) Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota
koperasi selama satu tahun tertentu.Laporan ini juga menggambarkan wujud dari pencapaian
tujuan koperasi.Hal ini harus dipahami benar oleh pihak pihak di dalam maupun di luar
koperasi, agar koperasi ditempatkan pada posisi yang tepat dan tidak disalah-tafsirkan di
dalam mengevaluasi kinerjanya.
SHU terdiri dari sisa partisipasi anggota dan laba koperasi.Bila partisipasi neto
anggota lebih besar dari beban usaha dan beban perkoperasian, maka terdapat sisa partisipasi
anggota bernilai positif.Sisa positif dibagikan kepada anggota menurut jasa usaha masing-
masing anggota.Dalam hal anggota menerima manfaat ekonomi tambahan (di luar manfaat
ekonomi langsung dari pelayanan koperasi), berupa pengembalian sisa partisipasinya.
Tetapi dalam hal sisa partisipasi anggota bernilai negatif, mengandung arti bahwa
jumlah partisipasi anggota terlalu kecil dan tidak mencukupi untuk menutup beban usaha dan
beban perkoperasian. Sisa partisipasi minus ditutup oleh dana cadangan dan atau tanggung
renteng dari anggota. Dalam hal ini berarti tidak ada manfaat ekonomis dari pembagian
SHU.Karena itu pengertian pembagian SHU dianggap sebagai manfaat ekonomis harus
ditafsirkan secara hati-hati.
Laporan promosi ekonomi anggota mencakup empat unsur, yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama.
2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengelolaan bersama.
3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam melalui koperasi.
4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
5. Manfaat ekonomi langsung bagi anggota berupa manfaat harga, yaitu harga barang jasa
(dalam pembelian dan penjualan) dan harga uang (bunga uang dalam simpan pinjam).
Di dalam pembelian (koperasi konsumen), manfaat harga berupa selisih harga antara
koperasi dengan di luar koperasi. Harga di koperasi lebih murah dari harga di luar koperasi
maka akan terjadi manfaat efisiensi pembelian. Di dalam pemasaran (koperasi
produsen/pemasaran) manfaat harga berupa selisih harga antara harga yang dibayar oleh
koperasi kepada anggota dengan harga yang dibayar oleh non koperasi kepada anggota.
Seharusnya harga koperasi lebih tinggi dari harga non koperasi maka akan terjadi manfaat
efektivitas penjualan.
Di dalam simpan pinjam, maka:
1. Bunga tabungan yang diterima anggota dari koperasi lebih tinggi dari bunga yang diterima
anggota dari non koperasi maka akan timbul manfaat efektivitas tabungan.
2. Bunga kredit yang dibayarkan anggota kepada koperasi lebih rendah dari bunga kredit di
luar koperasi, maka akan timbul manfaat efisiensi penarikan kredit.
3. Dan manfaat lain, misalnya bentuk biaya transaksi murah, dan persyaratan yang ringan.
4. Manfaat pengelolaan bersama dapat berupa penghematan biaya produksi atau peningkatan
produktivitas. Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota melalui penggunaan jasa pelayanan
koperasi, sangat tergantung kepada jenis koperasi dan usaha yang dijalankan oleh
koperasi.Jadi, setiap koperasi harus dapat menerjemahkan arti dari manfaat koperasi ke dalam
satuan-satuan yang terukur menurut keperluannya masing-masing.

5) Catatan atas Laporan Keuangan


Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang memuat:
1. Perlakuan akuntansi mengenai pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan
tansaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota, kebijakan akuntansi tentang aktiva teetap,
penilaian persediaan, piutang, dan sebagainya, dasar penetapan harga pelayanan kepada
anggota dan non-anggota.
2. Pengungkapan informasi lain seperti kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada
anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun
dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi, ikatan koperasi dalam pengembangan
sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan
perkoperasian dan sebagainya.

3.3 Perbedaan Akuntansi Koperasi dengan Akuntansi Bukan Koperasi


Koperasi memiliki ciri dan karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan
badan usaha lainnya.Ikatan Akuntan Indonesia telah menetapkan Standar Akuntansi
Keuangan terhadap praktik akuntansi badan usaha koperasi, yaitu PSAK NO.27.Koperasi
merupakan badan usaha yang bertujuan mensejahterakan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dalam praktik usahanya koperasi tidak hanya mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya, akan tetapi lebih mengutamakan pelayanan terhadap
angota atau lebih mengutamakan kesejahteraan anggotanya. Modal koperasi antara lain
terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, dan cadangan-cadangan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa koperasi dibiayai dan dikelola oleh anggotanya
sendiri .
Laporan keuangan badan usaha koperasi menurut PSAK N0.27, adalah terdiri dari :
a) Neraca
b) Laporan Perhitungan Usaha
c) Laporan Promosi Ekonomi Anggota
d) Laporan Arus Kas, dan
e) Catatan atas Laporan Keuangan.
Yang paling membedakan laporan keuangan badan usaha koperasi dengan badan
usaha lainnya, antara lain dapat terlihat dari adannya laporan promosi ekonomi anggota
dalam koperasi sedang pada usaha lain, laporan keuangan tersebut tidak ada. Laporan
promosi ekonomi anggota merupakan laporan keuangan yang menggambarkan manfaat-
manfaat yang diterima oleh anggota dari badan usaha koperasi bersangkutan.Hal tersebut
timbul karena anggota koperasi mempunyai identitas ganda (the dual identity of the member),
yaitu anggota sebagai pemilik juga sekaligus sebagai pengguna jasa dari koperasi
bersangkutan (user own oriented firm). Koperasi akan lebih mengutamakan pelayanan
terhadap anggotannya dibandingkan dengan pelayanan terhadap non anggota.
Dalam koperasi, pencatatan transaksi yang berasal dari anggota dan pencatatan
transaksi yang berasal dari non anggota harus dipisahkan. Dengan demikian praktek
akuntansi dan penyajian laporan keuangan yang diselenggarakan oleh suatu badan usaha
koperasi akan berbeda dengan praktek akuntansi badan usaha lainnya. Hal tersebut sesuai
dengan karakteristik-karakteristik yang ada dalam badan usaha koperasi.
Ada beberapa perbedaan antara Badan Usaha Koperasi dan Non-Koperasi,
diantaranya yaitu :
1) Anggota Koperasi sebagai Pemilik dan juga sebagai Pelanggan dari Koperasinya, sedang
pada Badan usaha lain, Pemilik ≠ Pelanggan.
2) Pengambilan keputusan pada Koperasi berdasarkan one man one vote, sedang pada Badan
usaha lain, pengambilan keputusan berdasarkan kepemilikan saham mayoritas.
3) Pembagian Patronage refund pada Koperasi didasarkan pada jasa Anggota, tidak
berdasarkan kepemilikan saham seperti yang berlaku pada Badan usaha lain.
4) Patronage Refund pada Koperasi merupakan laporan tahunan Koperasi yang menyatakan
besaran SHU, bukan Laba/Rugi seperti pada Perusahaan Non Koperasi.
5) Tujuan Koperasi adalah Pelayanan Maksimum bagi peningkatan kesejahteraan Anggota,
sedang tujuan Badan usaha lainnya adalah Profit Maksimum.
6) Hasil Usaha Koperasi disebut SHU, sedang hasil usaha Badan usaha lainnya disebut Laba
(SHU ≠ Laba) di mana: Hasil Usaha = Laba, sedangkan “Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah
Hasil Usaha dikurangi seluruh biaya operasional Koperasi.

3.4 Perlakuan Akuntansi Pada Koperasi


Koperasi harus dikelola secara profesional. Seperti pada Badan Usaha lain, peranan
akuntansi sangat penting untuk mengelola keuangan koperasi. Pada prinsipnya akuntansi
koperasi tidak jauh berbeda dengan akuntansi perusahaan lainnya.Beberapa perbedaan
mendasar diatur dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) untuk koperasi
yaitu PSAK No. 27. Berikut ini disajikan perbedaan perlakuan akuntansi untuk:
1. Aktiva
Pencatatan Aktiva koperasi sama dengan perusahaan yang lain kecuali yang
dijelaskan dalam PSAK No. 27 paragraf 63 dan 65.
a. Pada paragraf 63 menjelaskan perlakuan akuntansi untuk aktiva yang diperoleh dari
sumbangan.
b. Pada paragraf 65 menjelaskan perlakuan akuntansi untuk aktiva yang dibatasi
penggunaannya.

Koperasi merupakan kumpulan orang-orang dan merupakan badan usaha yang


diharapkan menjadi soko guru ekonomi di Indonesia maka pemerintah secara berkala
mengadakan pembinaan ataupun pemberian bantuan. Perlakuan akuntansinya diatur sebagai
berikut:
Paragraf 63 “Aktiva yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaannya dan
tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai aktiva lain-lain. Sifat
keterikatan penggunaan tersebut dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan “.
Aktiva yang dicadangkan untuk kepentingan bersama para anggota merupakan aktiva
yang bukan milik koperasi.Oleh karena itu, pengurus harus mempertanggungjawabkan
penggunaan aktiva ini dan dalam pencatatannya tidak boleh diakui sebagai aktiva
koperasi.Hal ini diatur dalam paragraf 65.
Paragraf 65 “Aktiva-aktiva yang dikelola oleh koperasi, tetapi bukan milik koperasi,
tidak diakui sebagai aktiva, dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan”.
2. Kewajiban
Untuk kewajiban yang ada di koperasi sama dengan kewajiban di Badan Usaha lain
kecuali yang diatur dalam PSAK. Kewajiban yang diatur PSAK No. 27 paragraf 61 adalah
Simpanan Sukarela, Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib merupakan modal koperasi
karena simpanan ini tidak dapat diambil sewaktu-waktu. Simpanan anggota yang sifatnya
sukarela (simpanan sukarela) tidak dapat dianggap sebagai modal karena simpanan ini dapat
diambil sewaktu-waktu.Oleh karena itu, simpanan sukarela dianggap sebagai utang
sebagaimana dijelaskan dalam PSAK No. 27 paragraf 61.
Paragraf 61 “Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui
sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal jatuh temponya
dan dicatat sebesar nilai nominalnya”.

3. Ekuitas
Koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang memenuhi syarat sebagai
anggota.Oleh karena itu, ekuitas koperasi merupakan kumpulan dari setoran para anggota
baik berupa simpanan pokok maupun simpanan wajib yang tidak dapat diambil selama yang
bersangkutan masih tercatat sebagai anggota.Selain itu, ekuitas koperasi berasal dari modal
sumbangan, modal penyertaan, cadangan dan SHU (Sisa Hasil Usaha) yang belum dibagi.

4. Pendapatan
Pendapatan diatur dalam PSAK No. 27 paragraf 67 dan 69. Paragraf 67 “Pendapatan
yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota diakui sebesar pendapatan bruto.
Sedangkan di paragraf 69 dinyatakan “Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi
dengan non anggota diakui sebagai pendapatan (penjualan) yang dilaporkan terpisah dari
partisipasi anggota dalam laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai transaksi.Selisih
antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non-anggota diakui sebagai laba atau
rugi kotor dengan non-anggota”.

5. Beban
Beban diatur dalam PSAK No. 27 paragraf 72 “ Beban Usaha dan beban-beban
perkoperasian harus disajikan terpisah dalam laporan perhitungan hasil usaha. Beban Usaha
sama dengan beban usaha umum, sedangkan beban koperasi adalah biaya pengembangan
anggota, pelatihan, iuran anggota koperasi.
3.5 Masalah Akuntansi Koperasi
Permasalahan akuntansi yang selalu timbul dalam koperasi menyangkut beberapa hal
yaitu :
1. Penyertaan masing-masing anggota.
Pada koperasi yang juga melakukan kegiatan usaha untuk pihak ketiga (bukan
anggota) disamping kegiatan usaha untuk anggota, sering dijumpai adanya beban bersama
yang sulit dipisahkan, misalnya beban penyusutan, beban listrik, beban telepon, beban
sewa dan beban lain yang digunakan untuk semua kegiatan usaha. Dalam hal ini, perhitungan
pembebanan harus sesuai dengan perbandingan jumlah peredaran bruto dari kedua macam
kegiatan tersebut.
2. Pembagian Sisa Hasil Usaha
Sisa hasil usaha (SHU) koperasi dibagi dalam 2 (dua) katagori yaitu SHU yang
berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan SHU yang berasal dari usaha
yang diselenggarakan untk pihak ketiga (bukan anggota). SHU yang boleh dibagikan kepada
anggota hanyalah SHU yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota.SHU
koperasi yang disediakan untuk anggota terdiridari jasa modal dan jasa anggota.

Anda mungkin juga menyukai