BAB I
PENDAHULUAN
keseluruhannya meningkat sampai 54% dalam 40 tahun, antara tahun 1950 sampai 1989 angka
insidens meningkat secara konstan sampai 1% setiap tahun, hingga 1980-an. Ketika angka
tersebut melonjak hingga 4% selama tahun 1970 dan 1980-an insiden keseluruhan kanker
payudara meningkat hingga 21% diantara wanita dan terus meningkat sampai 42% akibat kanker
payudara tetap tidak berubah selama 40 tahun, yang menunjukkan bahwa pengobatan terbaru
dengan pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi hanya menghasilkan perbaikan kecil untuk
kelangsungan hidup.
Sekarang ini tidak ada penyembuhan untuk kanker payudara, karena insidennya yang terus
meningkat, angka kematian yang tidak berubah, dan tidak adanya penyembuhan. Penasehat dan
aktivis telah menarik perhatian social dan politik dan telah menjadikannya sorotan nasional,
aktivitas telah menuntut dan mendapatkan bantuan federal yang meningkat untuk program
Statistic terakhir menunjukkan bahwa resiko sepanjang hidup untuk mengalami kanker
payudara adalah 1 dari 8 wanita. Resiko ini tidak sama untuk semua kelompok usia. Melihat hal
diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini menjadi judul Asuhan Keperawatan
repsoduksi kanker mammae adalah agar penyusun dan pembaca dapat menggambarkan,
mengerti, dan mendisksuikan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan gangguan system
Adapun tujuan khusus dari para penulis asuhan keperawatan Ny. R dengan gangguan system
Mampu melakukan pengkajian pada Ny. R dengan gangguan system reproduksi : Ca Mammae.
Mampu merumuskan diagnose keperawatan pada Ny. R dengan gangguan system reproduksi Ca
Mammae.
Mampu membuat perencanaan tindakan keperawatan yang sesuai pada Ny. R dengan gangguan
Mampu melakukan tindakan keperawatan terhadap Ny. R dengan gangguan system reproduksi
Ca Mammae.
Mampu mengevaluasi dari tindakan keperawatn yang telah diberikan pada Ny. R dengan
a. BAB I : Pendahuluan terdiri dari : Latar belakang, tujuan, dan system penulisan.
2.1.1 Definisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan itu
tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian
tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun diatas tulang
belikat. Selain itu, sel-sel kanker bisa bersarang ditulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
Kanker payudara adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung menginvansi
hal. 96).
2.1.2 Etiologi
Penyebab spesifik kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun beberapa factor
resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu:
lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetic (DNA) pada
Wanita yang belum mempunyai anak, lebih lama terpapar dengan hormone esterogen relative
6. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masalah pubertas dan sebelum usia 30 tahun.
7. Kontrasepsi oral.
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 x lebih besar pada wanita yang ibunya atau
11. Alcohol.
kanker payudara.
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus,
ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke
aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormone. Perubahan pertama ialah
mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan
menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesterone yang diproduksi ovarium dan
juga hormone hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua ialah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan
menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelumnya menstruasi berikutnya
terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama
beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan
fisik, terutama palapasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto
mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai,
semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi
besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormone prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh
sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus keputing susu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah
kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker hati.
Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar
kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker
Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir
menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2
2.1.5 Patofisiologi
Hipoksia pada sel kanker Bendungan pada limfe setempat Hipermetabolisme jaringan
- Terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, dari mulai ukuran kecil
kemudian menjadi besar dan teraba seperti melekat pada kulit, biasanya memiliki pinggiran yang
tidak teratur,
- Keluar cairan abnormal dari puting susu, berupa nanah, darah, cairan encer padahal ibu tidak
sedang hamil,
- Pembengkakan local,
- Benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini
- Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi pada
areola mammae.
- Pada stadium lanjut, bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan
1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas.
2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor
kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm
tanpa keterlibatan LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan LN
terkena, tidak ada penyebaran jauh
5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua
tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
1. Pemeriksaan laboratorium meliputi morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA) dalam
2. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini
4. CT Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carcinoma payudara pada organ lain.
6. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran
2.1.10 Penatalaksanaan
Pembedahan
Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas
2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral
otocpectoralis minor.
3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi seluruh payudara, semua atau sebagian jaringan aksial.
- Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
- Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.
Non Pembedahan
1. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut;
Penyinaran radiasi biasa dilakukan setelah insisi massa tumor untuk mengurangi
dengan foton yang diberi melalui akselarasi limer, di beri setiap hari selama > 45 minggu dari
Efek samping bersifat sementara yaitu reaksi kulit sekitar 2 minggu setelah pengobatan
komplikasi radiasi mencakup pneumonitis, fraktur iga dan fibrosis payudara yang jarang terjadi.
2. Kemotrapi
Adjuvan sistemik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut. Kombinasi obat-
obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak dengan cepat atau menekan
hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel
Preparat yang sering digunakan dalam kombinasi adalah : cytoxan ©, methorexate (m),
fluorouracil (F) dan adrilamycin (A) kombinasi yang biasa digunakan adalah cmf atau CAF.
Pemberian kombinasi kemoterapi didasarkan pada usia, status fisik, penyakit, dan akut tidaknya
adrenalektomi hipofisektomi.
Temoxifen
Efek samping : mual, muntah, rasa panas, refeni cairan, dan depresi.
Diethyustriibestrol
Menghambat pelepasan FSH dan IH untuk menurunkan ekstrogen dan ikatan ekstrogen.
Efek samping : veriksasi (peningkatan pertumbuhan bulu wajah, suara lebih dalam).
2.1.11 Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru, pleura, tulang dan hati.
2.1.12 Tindakan Pencegahan
5. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya sering
mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang kedelai,
sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang bermanfaat untuk mengurangi
9. Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari.
2.2 Landasan Teoritis Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Aktivitas Istirahat
Data subjek : Masih memerlukan bantuan untuk BAB, BAK, dan kebersihan
diri/personal hygiene.
Gelisah dan susah tidur malam hari atau adanya factor yang mempengaruhi
tidur, ansietas.
Data objek : Bau badan tidak sedap, mata merah, konjungtiva pucat, BB turun.
an/Cairan
Data subjek : Kebiasaan diet buruk, misal rendah serat, tinggi lemak, bahan pengawet.
Data objek : Kehilangan napsu makan, perubahan berat badan, berkurangnya massa
as Ego
Data subjek : Stress konstan (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) menunda mencari
pengobatan.
ensori
enyamanan
: Nyeri pada penyakit yang luas/metastatic (nyeri local jarang terjadi pada
keganasan dini).
payudara.
penyakit fibrokistik.
nan
Data objek ; Demam, ruam kulit, ulserasi, edema, eritema pada kulit sekitar.
si Sosial
itas
Multigravida.
ITAS KEPERAWATAN
2. Mencegah komplikasi.
2. Komplikasi dicegah/minimal.
1. Diagnosa Keperawatan :
Takut dan koping tidak efektif berhubungan dengan diagnosis kanker payudara, pengobatan, dan
prognosisnya.
2) Kaji :
sangat baik.
3) Informasikan pasien tentang riset terakhir dan perbaikan hasil baik secara statistic maupun
pengobatan.
5)
5) Lengkapi pasien dengan sumber-sumber yang Informasi tentang prostetik baru, spesialis
2. Diagnosa Keperawatan :
infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker.
Kriteria Hasil yang Diharapkan/Kriteria evaluasi pasien :
- Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin.
intervensi.
5) Evaluasi penghilangan nyeri nilai aturan obat dengan pengaruh minim pada aksila.
bila perlu.
3. Diagnosa Keperawatan :
Kerusakkan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan edema di sekitar tumor, ulkus pada
permukaan payudara.
oleh kanker.
4. Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik
2) Timbang dan ukur BB, TB, dan ketebalan protein-kalori, khususnya bila BB kurang dari
3) Dorng klien untuk makan diet tinggi kalori begitu juga cairan (untuk menghilangkan
kaya nutrien dengan intake cairan yang produk sisa). Suplemen dapat memainkan
makan sering dengan porsi kecil dan sedang. masukan kalori dan protein adekuat.
4) Nilai diet sebelumnya dan segera setelah dalam menghilangkan mual pascaterapi.
pengobatan. Berikan cairan 1 jam sebelum Pasien harus mencoba untuk menemukan
ansietas.
7) Beri antimetik pada jadwal regular dan efek samping psikologis kemotrapi yang
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. BIODATA
A. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 02 Februari 1968
Umur : 42 Tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Golongan darah : O
B. Penanggung Jawab
Pekerjaan : Wiraswasta
III. Resume
Pasien masuk RS 01 Juli 2010 pada pukul 10.15 WIB dengan keluhan pembengkakan, nyeri, dan
luka yang luas pada payudara kiri. TTV: TD: 110/60 mmHg, RR: 24x/i, Pols: 112x/i, T: 37oC.
4. Bagaimana dirasakan :
Pasien merasakan nyeri di seluruh bagian payudara sebelah kiri dan mengeluarkan bau yang
tidak sedap sehingga merasakan mual, muntah, dan tidak nafsu makan.
5. Bagaimana dilihat :
Pasien tampak gemetar, ketakutan, gelisah, dan meringis kesakitan. Payudara sebelah kiri
tampak membengkak melebihi yang kanan dan lama kelamaan pecah sehingga mengalami ulkus
yang meluas dan tampak memperberat aktivitas pasien dengan sedikit bergerak, badan tampak
Anggota tubuh yang mengalami benjolan atau pembengkakan (payudara sebelah kiri).
Istirahat.
2. Riwayat alergi
3. Imunisasi : Lengkap
f. Makanan yang disukai Tidak ada yang khusus Tidak ada yang khusus
2. Kebutuhan Cairan
3. Pola Eliminasi
a. BAB
b. BAK
(2 jam) ( ½ jam)
6. Pola Kegiatan/Aktivitas
rumah TV
di payudara kiri
memberatkan pasien
beraktiivitas dengan
sedikit bergerak.
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
1. Psikologis
Emosi : Stabil
2. Social
3. Spiritual
X. Pengkajian Fisik
RR : 112x/i
Pols : 80x/i
Temp : 37oC
TB : 170 cm
BB : 58 kg
Posisi : Tegak
Sclera : Icterus
Konjungtiva : Anemis
: Bentuk : Simetris
: Bentuk : Normal
Lidah : Kotor
Kebersihan : Kurang
: Bentuk : Baik
: Kebersihan : Bersih
Reflek : Baik
Reflek : Baik
BAK
Jumlah urin : 1500cc
sebelah kiri.
1. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 9,1 gr/dl
3. USG : korteks/medulla baik, pelvio balik tidak melebar, tidak tampak batu.
4. Pemberian terapi :
Vit C 2x2
Vitamin : A, D, E, B6
Antacid
ANALISA DATA
No.
BB sebelum sakit 65 kg
BB setelah sakit 58 kg
kiri.
1. Nyeri berhubungan dengan ulkus pada permukaan payudara ditandai dengan pasien mengatakan
merasa nyeri diseluruh bagian payudara sebelah kiri. Pasien tampak meringis kesakitan,
payudara sebelah kiri tampak membengkak melebihi yang kanan dan lama kelamaan pecah.
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan massa otot dan
penurunan BB ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual, dan muntah, pasien
tampak lemah. Diet yang disajikan habis ½ porsi, BB sebelum sakit 65 kg, BB setelah sakit 58
kg.
payudara kiri ditandai dengan pasien mengatakan daerah ulkus mengeluarkan bau yang tidak
sedap. Tampak ulkus yang meluas disekitar payudara sebelah kiri. Integritas kulit disekitar
4. Takut dan koping tidak efektif berhubungan dengan ancaman perubahan pada status kesehatan
ditandai dengan pasien mengatakan takut mengahadapi perubahan dalam tubuhnya. Pasien
Dx Medis : Ca Mammae
Keperawatan
pembedahan, Mengeva
membantu punggung
keterampilan massasse
Mendoro
maksimum dengan
aksila. Menilai a
sesuai ind
mempercepat 3x500mg)
1) Pantau masukan mengurangi rasa - Analgetik
makanan setiap nyeri. Mefenam
hari.
Menguku
solusi/kombinasi tenang.
terbaik.
muntah, distensi
berlebihan, dispepsia
ansietas. relaksasi,
pemeriksaan
albumin. indikasi ju
indikasi. derajat
ketidakseimbangan Memberi
biokimia/malnutrisi indikasi :
dan mempengaruhi -
kemoresptur.
- Mencegah
penurunan abserpsi
lemak.
- Meminimalkan iritasi
lambung dan
menimbulkan
tekanan.
Mengganggu luka :
karena perubahan
disebabkan oleh
kanker.
1) Mulai lakukan
persiapan
emosional pasien
persiapan
penyakit. memfasilitasi
penyembuhan.
Meleng
dengan s
yang te
dan sumber-sumber
lainnya menguatkan
pada metode
pengobatan terbaru
untuk kanker
payudara.
11.00
CATATAN PERKEMBANGAN I
adikasi.
2. 02 Dx II 09.00 S:
Memantau makanan setiap
Juli Pasien mengatakan tidak
hari.
2010 09.30 nafsu makan.
Mengukur BB pasien setiap
O:
hari.
09.45 Menjelaskan pada pasien Diet yang disajikan habis ½
adekuat. P:
sering.
Intervensi dilanjutkan.
4. 02 Dx IV 12.30 S:
Menganjurkan kepada
Juli Pasien sering bertanya
2010 pasien agar selalu berdoa. tentang penyakitnya.
semangat/motivasi kepada A :
mengalami penyakit
CATATAN PERKEMBANGAN II
P:
Intervensi dilanjutkan.
2. 03 Dx II 09.15 S:
09.30 nutrisi. O:
09.45 indikasi. P:
keluarga supaya
memperhatikan kebersihan
10.00 mulut.
Menganjurkan kepada
keluarga memberikan
11.00
makanan selingan.
yang disajikan.
3. 03 Dx III 11.30 S:
P:
Intervensi dilanjutkan.
4. 03 Dx IV 12.00 S:
A:
P:
Intervensi dilanjutkan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengkajian pada pasien Ca Mammae yaitu Ny. R dilakukan dengan adanya kerjasama yang baik
ditemukan.
Perencanaan pada Ca Mammae juga melibatkan pasien dan keluarga pasien dimana mereka
diajak bersama-sama merencanakan tindakan dan keperawatan yang akan dilakukan pasien.
Ternyata pasien dan keluarga pasien mempunyai respoon yang baik terhadap asuhan
untuk dapat berhasil dan berdaya guna, asuhan keperawatan yang diberikan pada klien Ca
Mammae perlu motivasi untuk tetap berusaha membuat catatan perkembangan dari klien dan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan perlu adanya hubungan interpersonal yang terbuka
antara mahasiswa, perawat, pasien/keluarga pasien, dokter maupun tim kesehatan lainnya,