Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PEMBERIAN LAVENDER AROMATHERAPY TERHADAP

PENURUNAN INSOMNIA PADA LANJUT USIA


DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

(The Effect Of Giving Lavender Aromatheraphy To Reductioninsomnia For The Elderly Peopleat
Upt Panti (The Nursing Home)Werdha Mojopahit Mojokerto)

Yeni Tri Lestari1, Rodiyah2


1
Program Studi S1 Keperawatan, STIKES Pemkab Jombang
2
Program Studi S1Keperawatan, STIKES Pemkab Jombang

ABSTRAK
Pendahuluan : Gangguan tidur atau insomnia merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada lanjut usia.
Untuk mengatasi insomnia bisa dengan beberapa cara diantaranya non-farmakologi yang salah satunya yaitu
pemberian lavender aromatherapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Lavender
Aromatherapy Terhadap Penurunan Insomnia pada Lanjut Usia di UPT Panti Werdha Mojopahit
Mojokerto.Metode : Penelitian ini menggunakan desain pra experiment dengan menggunakan rancangan one
group pretest-post test.Variabel independen penelitian ini adalah pemberian lavender aromatherapy dan
Variabel Dependen penelitian ini adalah insomnia.Populasi penelitian ini adalah semua lansia di UPT Panti
Werdha Mojopahit Mojokerto yang mengalami insomnia sebanyak 34 orang.Besar sampel 15 orang dengan
metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji
statistik wilcoxon sign test. Hasil : Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari 15 responden, sebelum
pemberian lavender aromatherapy seluruhnya mengalami insomnia sedang (100%) dan setelah pemberian
lavender aromatherapy hampir seluruh responden mengalami penurunan menjadi insomnia ringan sejumlah
14 responden (93,3%). Analisa data dengan menggunakan wilcoxon sign test menyatakan bahwa  = 0,000 <
α = 0,05 dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya ada pengaruh pemberian lavender
aromatherapy terhadap penurunan insomnia pada lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit
Mojokerto.Pembahasan : Berdasarkan hasil penelitian diatas diharapkan lavender aromatherapy dapat
diberikan sebagai upaya untuk mengatasi insomnia pada lanjut usia. Sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup dan sekaligus bisa digunakan sebagai program untuk lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit
Mojokerto.

Kata kunci : Lansia, Lavender aromatherapy, Insomnia

ABSTRACT
Introduction : The elderly people is the most factor that influenced to sleeping quality. Disturbance of
sleeping or insomnia is one of disturbances happens to the elderly people. To handle insomnia can be done
with some ways like non pharmacology that one of them is giving lavender aromatheraphy. This research has
a purpose to know effect of giving lavender aromatherapy to reduction insomnia on the elderly people at
UPT Panti (the nursing home) Werdha Mojopahit Mojokerto. Method : Research Design is pra experiment
by using one group pretest post test. Independent variable in this research giving lavender aromatherapy and
dependent variable in this research is reduction insomnia. Population in this research are all elderly people
at UPT Panti (the nursing home) Werdha Mojopahit Mojokerto that having insomnia a number of 34
respondents. Samples are 15 respondents with sampling technique is Purposive Sampling. Data collected
then analyzed by statistic test of Wilcoxon Sign Test. Result : By the research result shows that for 15
respondents, before giving lavender aromatherapy all of them having insomnia (100%) and after giving
lavender aromatherapy, almost all respondents having reduction becomes light insomnia a number of 14
respondents (93,3%). Data analysis uses Wilcoxon Sign Test says that = 0,000< α =0,05 so that H0
rejected and H1 accepted. It means there is effect of giving of lavender aromatherapy to reduction insomnia
on the elderly people at UPT Panti (the nursing home) Wredha Mojopahit Mojokerto. Discussion : Based on
research result, it is expected that lavender aromatherapy can be given as an effort to handle insomnia to the
elderly people. So that can increase life quality and also can be used as program to elderly people at UPT
Panti (the nursing home) Werdha Mojopahit Mojokerto.

Keywords : elderly people, Lavender aromatherapy, Insomnia


PENDAHULUAN lansia diantaranya mengalami insomnia dan
12 orang lansia tidak mengalami insomnia.
Usia merupakan faktor terpenting Lansia beresiko mengalami gangguan
yang berpengaruh terhadap kualitas tidur. tidur yang disebabkan oleh banyak faktor
Pertambahan umur pada individu merupakan misalnya pensiunan dan perubahan pola
suatu proses yang fisiologi yang akan terjadi sosial, kematian pasangan hidup atau teman
pada setiap manusia, pada proses penuaan dekat, peningkatan penggunaan obat-obatan,
seseorang akan mengalami berbagai masalah penyakit yang dialami, dan perubahan irama
tersendiri baik secara fisik maupun mental. sirkadian3.Gangguan mood, ansietas,
Gangguan tidur atau insomnia merupakan kepercayaan terhadap tidur, dan perasaan
salah satu gangguan yang terjadi pada negatif merupakan indikator terjadinya
lansia.Keadaan ini merupakan keluhan tidur insomnia.Tidur membantu pikiran dan tubuh
yang paling sering, dapat bersifat sementara untuk pulih dan mengembalikan energi yang
maupun persisten.Periode singkat insomnia digunakan sehari-hari, agar tetap aktif dan
paling sering berhubungan dengan sigap saat melaksanakan aktivitas sehari-
kecemasan. (Saryono dan Widianti, 2011) hari.Saat tidur, kita memasuki suatu keadaan
World Health Organization (WHO) istirahat periodik dan pada saat itu kesadaran
tahun 2012 memperkirakan di seluruh dunia terhadap alam menjadi terhenti, sehingga
jumlah orang lanjut usia berjumlah 500 juta tubuh dapat beristirahat.Otak memiliki
jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun dan pada sejumlah fungsi, struktur, dan “pusat-pusat
tahun 2025 diperkirakan mencapai 1,2 milyar tidur” yang mengatur siklus tidur dan terjaga.
jiwa. Data Badan Pusat Statistik pada tahun Pada saat yang sama, tubuh menghasilkan
2011 menunjukkan bahwa penduduk lanjut substansi yang ketika dilepaskan ke aliran
usia di Indonesia sebanyak 18,27 juta jiwa darah akan membuat kita mengantuk. Jika
(7,58%), pada tahun 2013 meningkat menjadi proses ini diubah oleh stres, kecemasan,
19 juta jiwa (7,7% dari 245 juta jiwa jumlah gangguan, dan sakit fisik, kita dapat
penduduk). Jumlah penduduk lansia di mengalami insomnia (Akoso dan Galuh,
provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 2009). Sebagian besar lansia mempunyai
mencapai 10,4% dari jumlah penduduk Jawa risiko tinggi mengalami gangguan tidur
Timur. Sedangkan di wilayah Mojokerto akibat berbagai faktor. Luce dan Segal
pada tahun 2013 jumlah penduduk lansia mengungkapkan bahwa faktor usia
sebesar 9,46% dari 1.123.239 jiwa merupakan faktor terpenting yang
penduduk. berpengaruh terhadap kualitas tidur.
Di Indonesia, pada kelompok lanjut Dikatakan bahwa keluhan terhadap kualitas
usia (empat puluh tahun) dijumpai 7% kasus tidur meningkat seiring dengan
yang mengeluh mengenai masalah tidur. Hal bertambahnya usia. Pada usia di atas 55
yang sama dijumpai pada 22% kasus pada tahun terjadi proses penuaan secara alamiah
kelompok usia tujuh puluh tahun. Demikian yang menimbulkan masalah fisik, mental,
pula kelompok lanjut usia lebih banyak sosial, ekonomi, dan psikologis. Orang lanjut
mengeluh terbangun lebih awal di pagi hari. usia yang sehat sering mengalami perubahan
Angka ini ternyata 7 kali lebih besar pada pola tidurnya yaitu memerlukan waktu
dibanding dengan kelompok usia 20 tahun. yang lama untuk dapat tidur. Mereka
(Bandiyah, 2009) menyadari lebih sering terbangun dan hanya
Lansia mengalami penurunan sedikit waktu yang dapat digunakan untuk
efektifitas tidur pada malam hari 70% sampai tahap tidur dalam sehingga mereka tidak puas
80% dibandingkan dengan usia muda. terhadap kualitas tidurnya (Padila, 2013).
Prosentase penderita insomnia lebih tinggi Aromaterapi memiliki banyak manfaat
dialami oleh orang yang lebih tua, dimana 1 untuk kesehatan. Aromaterapi dapat
dari 4 pada usia 60 tahun atau lebih bermanfaat bagi mereka yang menderita
mengalami sulit tidur yang serius. beberapa gangguan mental. Manfaat minyak
Berdasarkan studi pendahuluan yang di esensial untuk keseimbangan fisik dan mental
lakukan pada bulan Maret 2014 sangatlah luar biasa. Aroma dan kelembutan
menggunakan kuisioner yang disusun oleh minyak esensial dapat mengatasi keluhan
KSPBJ, dari 46 orang jumlah lansia di UPT fisik dan psikis. Dengan mencium aroma
Panti Wherda Mojopahit Mojokerto 34 orang minyak dari minyak esensial indra
penciuman dapat merangsang daya ingat kita (Nursalam, 2011).
yang bersifat emosional dengan memberikan Besar sampel 34 orang yang diambil
reaksi fisik berupa tingkah laku. Aroma menggunakan purposive sampling.Penelitian
lavender memiliki bau yang kuat dan harum. ini dilaksanakan pada tanggal 16 sampai
Dipakai untuk memudahkan tidur, membantu dengan 22 April 2014 di UPT Panti Werdha
mengatur detak jantung, dan insomnia (Budi Mojopahit Mojokerto. Penelitian ini
dan Galuh, 2009). menggunakan uji statistik wilcoxon ranks
Dari penelitian sebelumnya yang test.
pernah dilakukan terhadap gangguan
insomnia pada lansia yaitu Manfaat HASIL PENELITIAN
Aromatherapy Lavender Terhadap Penurunan
Insomnia Pada Lansia Di Panti Werda Hargo Penyajian datayang ditampilkanmeliputi
Dedali Surabaya yang diteliti oleh data umum dan data khusus. Data umum
Kusnanto,dkk di tahun 2007, dimana meliputi Deskriptif Karakteristik Tempat
didapatkan hasil terjadi penurunan derajat Penelitian dan Responden.Karekteristik
insomnia pada subyek penelitian. Penelitian responden meliputi Jenis Kelamin, kegiatan
yang lain yaitu Pengaruh Aromaterapy di panti. Data khusus meliputi tingkat nyeri
Terhadap Insomnia Pada Lansia di PSTW rematik sebelum pemberian lavender
Unit Budi Luhur Kasongan Bantul aromatherapy, tingkat nyeri rematik setelah
Yogyakarta yang diteliti oleh Sri Adiyati di pemberian lavender aromatherapy.
tahun 2010, didapatkan hasil terjadi Berdasarkan tabel 1 di atas didapatkan
penurunan derajat insomnia yang signifikan bahwa seluruh responden sebelum pemberian
pada kelompok perlakuan. lavender aromatherapy mengalami insomnia
Berdasarkan latar belakang di atas, sedang sejumlah 15 responden (100%).
penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam Berdasarkan tabel 2 di atas di dapatkan
dan mengetahui Pengaruh Pemberian bahwa, hampir seluruh dari responden setelah
Lavender Aromatherapy Terhadap Penurunan pemberian lavender aromatherapymengalami
Insomnia pada Lanjut Usia di UPT Panti insomnia ringan sejumlah 14 responden
Werdha Mojopahit Mojokerto. (93,3%). Berdasarkan tabel 3 di atas,
menunjukan bahwa seluruh responden
METODE PENELITIAN dengan jenis kelamin perempuan sebelum
pemberian lavender aromatherapy
Penelitan ini termasuk jenis penelitian mengalami insomnia sedang, yaitu sebanyak
dengan desain Pra-experiment dengan 13 orang (100%). Berdasarkan tabel 4 di atas,
menggunakan rancangan one group pretest- menunjukan bahwa bahwa seluruh responden
posttest design. Ciri tipe ini adalah dengan kegiatan di panti tidak bekerja
mengungkapkan hubungan sebab akibat mengalami insomnia sedang, yaitu sebanyak
dengan cara melibatkan satu kelompok 13 orang (100%). Berdasarkan tabel 5 di atas,
subjek. Kelompok subjek diobservasi menunjukan bahwa hampir seluruh
sebelum intervensi, kemudian diobservasi responden dengan jenis kelamin perempuan
lagi setelah intervensi. Pengujian sebab setelah pemberian lavender aromatherapy
akibat dilakukan dengan cara mengalami insomnia ringan, yaitu sebanyak
membandingkan hasil pra-tes dengan pasca- 12 orang (92,3%). Berdasarkan tabel 6 di
tes (Nursalam, 2011). atas, menunjukan bahwa bahwa seluruh
Variabel Independen penelitian ini responden dengan kegiatan di panti tidak
adalah Pemberian lavender aromatherapydan bekerja mengalami insomnia ringan, yaitu
Variabel Dependen penelitian ini adalah sebanyak 13 orang (100%). Berdasarkan
Pemberian lavender aromatherapy.Populasi tabel 8 di atas, menunjukan bahwa bahwa
penelitian ini adalah semua lansia di UPT seluruh responden dengan kegiatan di panti
Panti Werdha Mojopahit Mojokerto sebanyak tidak bekerja mengalami insomnia ringan,
34 orang. Karena besar populasi ˂1000, yaitu sebanyak 13 orang (100%).
maka sampel bisa dihitungdengan Berdasarkan table 7, menunjukan bahwa dari
N .z 2 . p.q 15 responden, sebelum pemberian lavender
menggunakan rumus n
d N  1  z. p.q aromatherapy seluruhnya mengalami
insomnia sedang sejumlah 15 responden
(100%) dan setelah pemberian lavender dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima.
aromatherapy, hampir seluruh responden Artinya maka ada pengaruh pemberian
mengalami penurunan menjadi insomnia lavender aromatherapy terhadap penurunan
ringan sejumlah 14 responden (93,3%). Hasil insomnia pada lanjut usia di UPT Panti
uji Wilcoxon diperoleh  = 0,000 < α = 0,05 Werdha Mojopahit Mojokerto.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi tingkat insomnia responden sebelum pemberian lavender


aromatherapydi UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto, tahun 2014.

Tingkat Insomnia Frekuensi Prosentase (%)


Tidak ada keluhan insomnia 0 0,0
Insomnia ringan 0 0,0
Insomnia sedang 15 100
Insomnia berat 0 0,0
Total 15 100

Table 2 Distribusi Frekuensi tingkat insomnia responden setelah pemberian lavender aromatherapy
di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto, tahun 2014.

Tingkat Insomnia Frekuensi Prosentase (%)


Tidak ada keluhan insomnia 0 0,0
Insomnia ringan 14 93,3
Insomnia sedang 1 6,7
Insomnia berat 0 0,0
Total 15 100

Table 3 Crosstabs jenis kelamin terhadap tingkat insomnia pada lanjut usia sebelum pemberian
lavender aromatherapy.

Tingkat insomnia
Jenis kelamin Total
Sedang Ringan
Laki-laki 2 (100%) 0 (0,0%) 2 (100%)
Perempuan 13 (100%) 0 (0,0%) 13 (100%)
Total 15 (100%) 0 (10,0%) 15(100%)

Table 4 Crosstabs kegiatan dipanti terhadap tingkat insomnia pada lanjut usia sebelum pemberian
lavender aromatherapy

Kegiatan di Tingkat insomnia


Total
panti Sedang Ringan
Bekerja 2 (100%) 0 (0,0%) 2 (100%)
Tidak bekerja 13 (100%) 0 (0,0%) 13 (100%)
Total 15 (100%) 0 (10,0%) 15 (100%)

Table 5 Crosstabs jenis kelamin terhadap tingkat insomnia pada lanjut usia setelah pemberian
lavender aromatherapy.

Tingkat insomnia
Jenis kelamin Total
Sedang Ringan
Laki-laki 0(100%) 2(0,0%) 2 (100%)
Perempuan 1(7,7%) 12(92,3%) 13(100%)
Total 1(6,7%) 14(93,3%) 15(100%)
Table 6 Crosstabs kegiatan dipanti terhadap tingkat insomnia pada lanjut usia setelah pemberian
lavender aromatherapy
Tingkat insomnia
Kegiatan di panti Total
Sedang Ringan
Bekerja 1(50%) 1(50%) 2(100%)
Tidak bekerja 0(100%) 13(0,0%) 13 (100%)
Total 1(6,7%) 14(93,3%) 15(100%)

Table 7 Crosstabs pengaruh pemberian lavender aromatherapy selama 7 hari terhadap penurunan
insomnia pada lanjut usia di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto.

Tingkat insomnia setelah


Tingkat insomnia sebelum Total
Sedang Ringan
Sedang 1(6,7%) 14(93,3%) 15 (100%)
Total 1(6,7%) 14(93,3%) 15 (100%)

keperawatan dapat dikategorikan sembilan


PEMBAHASAN unsur pertama mengandung unsur psikologi,
unsur ke 10 dan 14 mengandung unsur
Dilihat dari tabel 1 tentang insomnia komunikasi dan proses belajar, unsur ke 11
pada lanjut usia sebelum pemberian lavender mengandung unsur spiritual dan moral, unsur
aromatherapy seluruh responden yang ke 12 dan ke 13 mengandung unsur sosial
berjumlah 15 orang (100%) mengalami yang berorientasi pada pekerjaan dan
insomnia sedang. rekreasi. Hendersonberpandangan bahwa
Lansia beresiko mengalami gangguan manusia memiliki kebutuhan dasar
tidur yang disebabkan oleh banyak faktor sebagaimana yang terdapat dalam 14 unsur
misalnya pensiunan dan perubahan pola tersebut diantaranya terdapat kebutuhan tidur
sosial, kematian pasangan hidup atau teman dan istirahat.
dekat, peningkatan penggunaan obat-obatan, Dari tabel 3 menunjukan bahwa
penyakit yang dialami, Gangguan mood, seluruh responden dengan jenis kelamin
ansietas, kepercayaan terhadap tidur, perempuan sebelum pemberian lavender
danperasaan negatif merupakan indikator aromatherapy mengalami insomnia sedang,
terjadinya insomnia (Akoso dan Galuh, yaitu sebanyak 13 orang (100%).
2009). Perubahan pola tidur lansia Dari tabel 4 menunjukan bahwa
disebabkan perubahan system saraf pusat seluruh responden dengan kegiatan di panti
yang mempengaruhi pengaturan tidur tidak bekerja mengalami insomnia sedang,
(Saryono dan Widianti, 2011).Kualitas dan yaitu sebanyak 13 orang (100%) dan seluruh
kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa responden yang bekerja mengalami insomnia
faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukan sedang, sejumlah 2 orang (100%).
adanya kemampuan individu untuk tidur dan Secara umum, pria dan wanita tidak
memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan berbeda secara bermakna dalam berespon
kebutuhannya. Diantara faktor penyakit terhadap insomnia. Insomnia memang lebih
misalnya penyakit yang disebabkan oleh sering dijumpai pada perempuan dan lanjut
infeksi (infeksi limpa), latihan dan usia (Putra, 2011). Faktor hormonal
kelelahanakibat beraktivitas yang tinggi, stres nampaknya memegang peranan dalam
psikologisakibat ketegangan jiwa, obat- menciptakan perbedaan ini, insomnia
obatan, selain itu nurtisi yang tercukupi merupakan gejala yang lazim dialami wanita
beserta keadaan lingkungan yang aman dan ketika merasakan ketegangan pada masa pra
nyaman serta adanya motivasi dapat menstruasi maupun yang sudah menopause
mempercepat terjadinya proses tidur sekalipun dimana suhu tubuh sedang
(Hidayah, 2006). Dalam konsep teori model mengalami peningkatan, membuat wanita
keperawatan Virginia merasa lebih sulit untuk tidur (Green, 2009).
Hendersonmemperhatikan 14 unsur fungsi Perasaan perempuan yang sangat sensitif
serta peka terhadap hal-hal yang mengganggu penyembuhan yang memanfaatkan sifat dan
pememikiran meraka akan mengakibatkan aroma minyak esensial. Meskipun kata
seorang wanita lebih banyak mengalami “aroma” membuatnya seolah-olah minyak
gangguan tidur (insomnia) dari pada laki- yang dihirup, Aromatherapy juga bisa
laki. Resiko depresi meningkat pada wanita, meresap kedalam kulit (Ehrlich, 2009).
terutama memiliki riwayat depresi, baru saja Aromatherapi adalah ilmu dan seni
kehilangan, hidup sendiri, lemahnya menggunakan tanaman herbal dan minyak
dukungan sosial, tinggal di institusi, esensial yang diambil dari aroma alami
penurunan kesehatan, dan keterbatasan tumbuh-tumbuhan, dan tanaman herbal
fungsional. Tingginya angka depresi pada diambil dari bentuk yang sudah dihancurkan
wanita lebih berhubungan dengan transisi untuk meningkatkan kesehatan dan
fungsi reproduksi dan hormonal atau kestabilan emosi seseorang. Aromaterapi
menopouse. Depresi juga dapat adalah praktek menggunakan minyak
mempengaruhi perubahan yang berkaitan esensial dari tanaman baik untuk pengobatan
dengan pekerjaan dan atau kekuasaan ketika fisiologis dan psikologis. Aromaterapi adalah
pensiun, yang diartikan sebagai kehilangan praktek kuno yang dimulai ketika orang-
penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, orang dari peradaban awal mulai menemukan
kegiatan, status, dan harga diri (Azizah, sifat penyembuhan tanaman (Jaelani,
2011). 2009).Dalam konsep teori model
Insomnia dapat dialami oleh siapa saja, keperawatan Virginia Hendersonmemandang
tidak terkecuali pada manusia (klien) sebagai individu yang
lansia.Prosestidurpadalansiadapatdipengaruhi membutuhkan bantuan untuk meraih
olehgangguanfisik,keteraturanwaktutidur, kemandirian, kesehatan atau kematian yang
kenyamanandankecemasansaattidur. damai. Henderson menganggap manusia dan
Dari data yang diperoleh dari tabel 2 keluarga merupakan satu kesatuan. Manusia
tentang insomnia pada lanjut usia setelah juga harus selau menjaga keseimbangan
pemberian lavender aromatherapy fisiologis dan emosionalnya.
didapatkan sebagian kecil Dari tabel 5 menunjukan bahwa hampir
respondenberjumlah1 orang (6,7%) seluruh responden dengan jenis kelamin
mengalami insomnia perempuan setelah pemberian lavender
sedangdanhampirseluruhdarirespondenberju aromatherapy mengalami insomnia ringan,
mlah 14 orang (93,3%)mengalami insomnia yaitu sebanyak 12 orang (92,3%).
ringan. Hal ini menunjukkan bahwa ada Dari tabel 6 menunjukan bahwa
penurunan dari insomnia sedang menjadi seluruh responden dengan kegiatan di panti
insomnia ringan. tidak bekerja setelah dilakukan pemberian
Berdasarkan tabel 7 menunjukan bahwa lavender aromatherapy mengalami insomnia
dari 15 responden, sebelum pemberian ringan, yaitu sebanyak 13 orang (100%) dan
lavender aromatherapyseluruhnya setengahnya dari responden dengan kegiatan
mengalami insomnia sedang sejumlah 15 di panti bekerja mengalami insomnia ringan,
responden (100%) dan setelah pemberian yaitu sejumlah 1 orang (50%).
lavender aromatherapy, hampir seluruh Secara umum, pria dan wanita tidak
responden mengalami penurunan menjadi berbeda secara bermakna dalam berespon
insomnia ringan sejumlah 14 responden terhadap insomnia. Insomniamemang lebih
(93,3%). sering dijumpai pada perempuan dan lanjut
Lavender Aromatherapysangat usia (Putra, 2011). Faktor hormonal
bermanfaat untuk membantu serangan nampaknya memegang peranan dalam
insomnia karena khasiat psikologi yang menciptakan perbedaan ini, insomnia
menenangkan yang diantaranya dapat merupakan gejala yang lazim dialami wanita
mencairkan rasa marah yang tersimpan, ketika merasakan ketegangan pada masa pra
menenangkan emosi yang tidak stabil, menstruasi maupun yang sudah menopause
meringankan stress, mengatasi kepanikan, sekalipun dimana suhu tubuh sedang
ketidak sabaran, menenangkan jiwa, mengalami peningkatan, membuat wanita
mengurangi rasa ketagihan, memberikan rasa merasa lebih sulit untuk tidur (Green, 2009).
aman dan kenyamanan (Poerwadi, Perasaan perempuan yang sangat sensitif
2006).Aromatherapy merupakan terapi serta peka terhadap hal-hal yang mengganggu
pememikiran meraka akan mengakibatkan menggunakan sari tumbuhan aromaterapi
seorang wanita lebih banyak mengalami murni yang bertujuan untuk meningkatkan
gangguan tidur (insomnia) dari pada laki- kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran
laki. Resiko depresi meningkat pada wanita, dan jiwa (Poerwadi, 2006). Dalam konsep
terutama memiliki riwayat depresi, baru saja teori model keperawatan Virginia Henderson
kehilangan, hidup sendiri, lemahnya mendefinisikan keperawatan dari sisi
dukungan sosial, tinggal di institusi, fungsional sebagai suatu profesi yang
penurunan kesehatan, dan keterbatasan mempunyai fungsi unik yaitu membantu
fungsional.Tingginya angka depresi pada klien baik sehat atau sakit dalam
wanita lebih berhubungan dengan transisi melaksanakan kegiatan yang mengkontribusi
fungsi reproduksi dan hormonal atau pada kesehatan, pemulihan atau meninggal
menopouse.Dan penyebab depresi juga dapat dengan damai yang akan mereka kerjakan
mempengaruhi perubahan yang berkaitan tanpa membutuhkan bantuan seandainya
dengan pekerjaan dan atau kekuasaan ketika mereka memiliki kekuatan, kehendak dan
pensiun, yang diartikan sebagai kehilangan pengetahuan. Dalam memberikan bantuan
penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, dilakukan dengan suatu cara untuk
kegiatan, status, dan harga diri (Azizah, membantunya meraih kemandirian secepat
2011). mungkin.Jadi Henderson lebih menekankan
Insomnia dapat diatasi dengan cara pada kualitas kehidupan dari pada kehidupan
non-farmakologi diantaranya dengan itu sendiri yang memungkinkan manusia
pemberian lavender aromatherapyyang bekerja secara efektif dan mencapai tingkat
mampu membantu lansia pada kondisi yang kepuasan tertinggi dalam kehidupan.
lebih tenang sehingga dapat mengontrol dan Lavender aromatherapy dapat
mengelola stressor yang mempengaruhi menurunkan insomnia. Dengan mencium
tingkat insomnia pada lanjutusia. Selain aroma minyak dari minyak esensial indra
pemberian lavender aromatherapyada cara penciuman dapat merangsang daya ingat kita
lain untuk mengatasi masalah insomnia yang bersifat emosional dengan memberikan
diantaranya latihan relaksasi pernapasan, reaksi fisik berupa tingkah laku. Sehingga ini
senam ergonomis dan terapi air hangat. bisa digunakan untuk salah satu cara untuk
Dari hasil analisa data dengan menurunkan tingkat insomnia pada lanjut
menggunakan wilcoxon sign test dengan taraf usia.
signifikan α = 0,05 diperoleh hasil
perhitungan  = 0,000 <α =0,05 dengan KESIMPULAN DAN SARAN
demikian Ho ditolakdan H1 diterima. Artinya
maka ada pengaruh pemberian lavender KESIMPULAN
aromatherapyterhadap penurunan insomnia
pada lanjut usia di UPT Panti Werdha Berdasarkan hasil penelitian di UPT
Mojopahit Mojokerto. Panti Werdha Mojopahit Mojokerto dapat
Berdasarkan data yang diperoleh disimpulkan bahwa : Sebelum pemberian
diatas, maka terdapat kesesuaian dengan teori lavender aromatherapy seluruh responden
yang menyatakan bahwa Aromatherapy mengalami insomnia sedang, Setelah
adalah bagian dari ilmu herbal (herbalism). dilakukan pemberian lavender aromatherapy
Manfaat minyak esensial untuk hampir seluruh responden mengalami
keseimbangan fisik dan mental sangatlah luar insomnia ringan, Ada pengaruh pemberian
biasa. Aroma dan kelembutan minyak lavender aromatherapy terhadap penurunan
esensial dapat mengatasi keluhan fisik dan insomnia pada lanjut usia di UPT Panti
psikis. Banyak cara yang dapat digunakan Werdha Mojopahit Mojokerto.
untuk menanggulangi masalah tidur. Salah
satunya adalah terapi relaksasi yang termasuk SARAN
terapi nonfarmakologi. Terapi relaksasi dapat
dilakukan untuk jangka waktu yang terbatas Bagi peneliti selanjutnya peneliti
dan biasanya tidak memiliki efek samping. selanjutnya
Aromaterapi merupakan salah satu bentuk dapatmengembangkanpenelitianterkait
terapi relaksasi. Aromaterapi merupakan insomnia dengan faktor-faktor menyebabkan
proses penyembuhan kuno yang insomnia lain yang secara lebih luas dan
menggunakan responden yang lebih Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan
besar.Bagi institusi pendidikan dapat Metodelogi Penelitian Ilmu
mengembangkan pengetahuan siswa denga Keperawatan, Jakarta: Salemba
nmenyediakan referensi berupa buku yang Medika.
berisikan pengetahuan terkait insomnia dan Nursalam, (2011). Konsep dan Penerapan
cara mengatasinya. Bagi tempat penelitian Metodelogi Penelitian Ilmu
pemberian lavender aromatherapy dapat Keperawatan, Jakarta: Salemba
diaplikasikan sebagai alternatif untuk Medika.
mengatasi insomnia dan sebagai salah satu Padila, (2013). Buku Ajar Keperawatan
terapi aktivitas untuk mengisi waktu luang Gerontik, Yogyakarta: Nuha Medika.
pada lanjut usia di Panti Werdha Mojopahit Poerwadi, (2006). Aromaterapi Sahabat
Mojokerto. Calon Ibu, Jakatra: Dian Rakyat.
Putra, S.R. 2011. Tips Sehat dengan Pola
DAFTAR PUSTAKA Tidur Tepat dan Cerdas. Jogjakarta :
Buku Biru.
Akso, Galuh, (2009). Bebas Insomnia, Saryono, Widianti, (2011). Kebutuhan Dasar
Yogyakarta: Kanisus. Manusia, Yogyakarta: Nuha Medika.
Anggraini, dkk, (2009). Aromaterapi Bunga Sugiyono, (2010). Statistika Untuk
Lavender Memperbaiki Kualitas Tidur Penelitian, Bandung: Alfabeta.
pada Sugiono,(2013). Statistik Nonparametris
Lasia,http://fucha.wordpress.ac.id/pdf/ Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
2009/08/12/aroma-bunga-lavender- Sugiono ,(2013). Metode Penelitian
memperbaiki-kualitas-tidur- Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
lansia/313/311 diakses tanggal 16 Bandung: Alfabeta.
Januari 2014, Jam 09.05 WIB.
Azizah, L.Ma’rifatul, (2011). Keperawatan
Lanjut Usia, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hidayah, A.A.Alimul, (2006). Kebutuhan
Dasar Manusia, Jakarta: Salemba
Medika.
Asmadi, (2008). Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta:
Salemba Medika.
Bandiyah, S, (2009). Lanjut Usia dan
Keperawatan Gerontik, Yogyakarta:
Nuha Medika.
Green, W. 2009. 50 Hal Yang Bisa Anda
Lakukan Hari Ini Untuk Mengatasi
Insomnia. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
Iwan, (2009). Skala Insomnia (KSPBJ
Insomnia Rating Scale).
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1ke
perawatan/0810712019/bab1.pdf
diakses pada tanggal 20 Januari 2014,
Jam 13.26 WIB.
Jaelani, (2009). Aromatherapi, Jakarta:
Rineka Cipta.
Kelly, (2005). Rahasia Alami Tidur yang
Berkualitas, Jakarta: Erlangga.
Kusnanto, dkk, (2007).Manfaat Aromaterapi
Lavender Terhadap Penurunan
Insomnia pada Lansia, Jurnal Ners vol.
2 Nomor 1Mei-September 2007

Anda mungkin juga menyukai