Anda di halaman 1dari 22

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dimasa sekarang ini perusahaan memiliki masing-masing peluang untuk

memasarkan produknya , Perusahaan merupakan salah satu sarana yang dapat

menunjang program pemerintah di berbagai sektor perekonomian. Seiring dengan

perkembangan dunia usaha yang semakin pesat ini akan membawa dampak

persaingan perdagangan yang ketat, terutama pada perusahaan sejenis. Dengan

demikian perusahaan dituntut bekerja lebih efisien supaya dapat tetap bertahan

dalam bidangnya masing-masing.

Menurut (Agus Suseno,2009) Perusahaan harus selalu dapat menghasilkan

laba untuk dapat tetap bersaing dan menguasai pasar. Untuk itu , setiap

perusahaan atau pengusaha dituntut untuk melakukan strategi-strategi pemasaran

yang tepat agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lainnya. Karena setiap

perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan keuntungan yang lebih besar.

“Strategi” adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan

pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurung

waktu tertentu. Dalam bisnis strategi biasanya ditujukan guna bagaimana cara

bersaingnya.Tekanan persaingan ini mencakup ancaman pedatang baru, daya

tawar menawar pemasok, daya tawar pembeli, daya tawar produk pengganti dan

persaingan antar pesaing.

Dilihat dari segi globalisasi persaingan lebih tajam karena untuk masuk ke

dalam pasar global, banyak faktor-faktor yang harus ditingkatkan dan diperbaiki.
Faktor-faktor tersebut adalah kualitas, ketepatan waktu, dan tentu saja modal.

Persaingan global yang dihadapi perusahaan tersebut memaksa para manajemen

perusahaan untuk mengambil keputusan yang berkualitas berdasarkan fakta-fakta.

Tujuan perusahaan walaupun yang satu dengan yang lainnya belum tentu sama,

tetapi pada umumnya tujuan perusahaan terutama adalah memperoleh laba yang

sebesar- besarnya untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Pengertian memaksimalkan laba “Laba” atau profit dalam ilmu ekonomi

murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seseorang investor sebagai

hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan

penanaman modal tersebut (termasuk didalamnya, biaya

kesempatan). Keuntungan total merupakan penerimaan total (TR) dikurangi

dengan biaya total (TC), Keuntungan total akan mencapai maksimum apabila

selisih positif antara TR dengan TC mencapai angka terbesar. Secara sistematis

laba dapat dirumuskan π=TR-TC, perusahaan dapat dikatakan memperoleh

keuntungan apabila selisihnya bernilai positif (π>0) dimana TR harus lebih besar

dari pada TC (TR-TC).

Tanpa diperoleh laba, perusahaan tidak dapat memenuhi tujuan lainnya

yaitu pertumbuhan yang terus-menerus (going concern) dan tanggung jawab

sosial (corporate social responsibility). Untuk menjamin agar perusahaan mampu

menghasilkan laba, maka manajemen perusahaan harus merencanakan dan

mengendalikan 2 faktor penentu laba yaitu (1) pendapatan (2) biaya. ( Ellys

Delfrina Sipangkar,2008)
Sementara itu laba dalam akuntansi sendiri, didefinisikan sebagai selisih

antara harga penjualan dengan biaya produksi. Laba merupakan elemen yang

paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya

untuk mempresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi teori

akuntansi sampai saat ini belum mencapai kemantapan dalam pemaknaan dan

pengukuran laba. Laba merupakan selisih antara penerimaan total dan biaya total.

Penerimaan total= jumlah yang diterima dari penjualan produk ( q x P ).

Untuk memaksimalkan laba yang diperoleh setiap perusahaan bisa dicapai

melalui bermacam-macam cara antara lain ialah melalui efisiensi di semua bidang,

seperti produksi, sumber daya manusia, maupun keuangan. Dalam teori ekonomi

mikro, tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan secara teoritis laba adalah

kompensasi atau resiko yang di tanggung oleh perusahaan, semakin besar resiko

semakin pula laba yang di peroleh.

Untuk bagian laba terdapat dua jenis laba yaitu laba bisnis ( pendapatan

penjualan -biaya exsfilisit dalam menjalankan bisnis), dan laba ekonomi (laba

bisnis – biaya modal yang implisit dan masukan lain yang disediakan pemilik dan

pergunakan perusahaan). Eksplisit cost merupakan biaya yang pengeluarannya

ada bukti jelas contoh gaji, listrik,bbm, dan lain-lain sedangkan implisit cost

merupakn biaya yang tak terlihat jelas tetapi tetap harus diakomodir

sebagai biaya.

Laba bisnis (Jj) = Total revenue (TR) – total cost eksplisit (TC eks)

Laba ekonomi = Total revenue ( TR) - Total cost eksplisit ( TCeks) – Total cost

implisit (TCimp).
Biaya produksi merupakan yang paling utama untuk dipikirkan serta

diperhitungkan. Kesalahan perhitungan mampu berakibat fatal bagi kemajuan

serta perkembangan perusahaan. Besarnya harga produksi ini akan membuat

sebuah perusahaan bisa mengalami kebangkrutan akibat ketidakmampuan

perusahaan dalam melakukan manajemen keuangannya.Biaya produksi adalah

biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi

untuk dijual. Dimana biaya produksi ini terdiri dari biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.Terkadang banyak perusahaan

mengurangi mutu kualitas dari produk yang diproduksi hanya untuk mendapatkan

biaya produksi yang rendah, namun hal tesebut bukan cara yang tepat untuk

membuat biaya produki menjadi lebih rendah, tetapi perusahaan perlu melakukan

efisiensi biaya untuk dapat menekan biaya produksi.

Penetapan biaya produksi yang efisien diartikan sebagai biaya produksi

dengan kualitas yang unggul dengan mengurangi biaya yang banyak mengurangi

anggaran dalam perusahaan.Beberapa anggaran yang biasanya dikurangi untuk

efisiensi biaya produksi ini seperti anggaran pegawai (gaji pegawai per

bulannya),biaya listrik, biaya air jika perusahaan menggunakan sumber air bersih

dari PDAM, serta biaya peralatan dalam produksi atau mesin.Berbagai biaya

inilah yang terkadang menyebabkan pembengkakan dalam biaya produksi. Tentu

perusahaan harus tepat dalam menetapkan harga yang harus dikeluarkan untuk

biaya produksi tersebut.

Efisiensi biaya produksi tidak dilakukan dengan mengurangi biaya bahan

pembuatan produknya melainkan mengurangi biaya produksi dari biaya tetap

perusahaan per bulannya.iEfisiensi biaya produksi adalah hubungan perbandingan


antara anggaran biaya produksi (input) dengan realisasi biaya produksi (output ).

(Syahu Sugian, 2006:76). Untuk menilai efisiensi biaya produksi, secara

langsung akan meliputi tiga komponen biaya produksi, yaitu efisiensi biaya bahan

baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung, dan efisiensi biaya overhead

pabrik.Untuk mengetahui efisien atau tidaknya biaya produksi dilakukan dengan

cara menghitung selisih antara anggaran dengan realisasinya.Efisiensi merupakan

suatu hal yang penting yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai laba

yang optimal. Konsep efisiensi berkaitan dengan seberapa jauh suatu proses

mengkonsumsi masukan dibandingkan dengan standar atau sesuatu yang bisa

dijadikan pembanding.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari memaksimalkan Keuntungan (laba)?

2. Bagaimana menekan biaya produksi output ataupun tenaga kerja?

3. Strategi apa yang bisa digunakan untuk mencapai laba dengan menekan

biaya produksi?

1.3 Tujuan

1. Tujuan dibuatnya makalah ini adalah

2. Untuk mengetahui bagaimana cara meminimumkan biaya

3. Untuk meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi

4. Untuk meningkatkan area kerja sehingga proses produksi dapat berjalan

lancar.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Laba

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Pengertian laba

secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang

timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan

pendapatan tersebut.

Pengertian laba menurut Harahap (2008:113), kelebihan penghasilan

diatas biaya selama satu periode akuntansi. Sementara pengertian laba yang dianut

oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan

biaya.Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada

ketepatan biaya.

2.2. Menurut Para Ahli

Menurut Harahap (2005:263) laba merupakan angka yang penting dalam

laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam

perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan

pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi

perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan

penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam

penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.

Dalam keseimbangan jangka panjang, laba ekonomis akan menjadi nol

jika semua perusahaan beroperasi dalam industri persaingan sempurna. Dengan

kata lain, semu perusahaan akan memperoleh tingkat laba bisnis yang hanya
mencerminkan tingkat kembalian modal dari investasi yang mereka tanamkan.

Namun demikian, diketahui bahwa tingkat laba yang diperoleh perusahaan-

perusahaan juga berbeda-beda. Tingkat laba berkisar dari yang paling rendah

sampai yang paling tinggi.

2.3. Teori Laba

Dalam hal ini, Lincoln Arsyad mengemukakan beberapateori alternative yang

menjelaskan beberapa perusahaan menerima laba ekonomis.

1. Teori Laba Ekonomis Friksional

Pasar sering mengalami ketidakseimbangan (disequilibrium) karena perubahan

permintaan akan produk atau biaya yang tidak terduga. Dengan kata lain,

goncangan goncangan yang terjadi dalam perekonomian menyebabkan keadaan

ketidakseimbangan pasar yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan hanya

menerima laba normal saja

2. Teori Laba Ekonomis Monopolis

Teori laba monopoli ini merupakan perluasan teori friksional. Teori ini

menyatakan bahwa beberapa perusahaan karena faktor-faktor seperti skala

ekonomis, kebutuhan-kebutuhan modal, atau hakpaten-bisa bertindak sebagai

monopolis yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan laba di atas

normal untuk jangka panjang.

3. Teori Laba Ekonomis Inovatif


Pada teori ini, laba di atas normal merupakan kompensasi dari inovasi yang

berhasil. Misalnya, perusahaan alat fotocopy Xerox, yang menerima tingkat

kembalian yang sangat tinggi karena kesuksesannya mengembangkan dan

memasarkan suatu alat fotokopi yang superior. Penerimaan laba super normal ini

akan terus terjadisampai perusahaan-perusahaan lain memasuki bidang tersebut

untuk bersaing dengan Xerox dan membuat laba yang tinggi tersebut turun sampai

titik normal.

4. Teori Laba Ekonomis Kompensasi

Teori ini menyatakan bahwa tingkat penerimaan di atas normal merupakan suatu

imbalan bagi perusahaan yang berhasil memenuhi keinginan konsumen,

mempertahankan cara kerja yang efisien, dan seterusnya. Misalnya, jika

perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada industri yang mempunyai tingkat

efisiensi rata-ratamenerima tingkat penerimaan normal, maka adalah wajar jika

perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada tingkat efisiensi yang lebih tinggi

akan menerima tingkat kembalian di atas normal (Lincoln Arsyad 1996: 25).

Menurut Mursyidi (2008:14) biaya adalah suatu pengorbanan yang dapat

mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat

dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang.

2.4. Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja , Menurut Mulyadi (2003), teori klasik menganggap bahwa

manusialah sebagai faktor produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-

bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya kalau tidak ada sumber daya

manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Dalam


hal ini teori klasik Adam Smith (1729-1790) juga melihat bahwa alokasi sumber

daya manusia yang efektif adalah pemula pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi

tumbuh, akumulasi modal (fisik) baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar

ekonomi tumbuh. Dengan kata lain, alokasi sumber daya manusia yang efektif

merupakan syarat perlu (necessary condition) bagi pertumbuhan ekonomi.

Suparmoko dan Maria (2000) dalam Sinaga (2005) menjelaskan bahwa

pada prinsipnya teori penawaran tenaga kerja dan teori permintaan tenaga kerja

merupakan fungsi dari tingkat upah, di mana pendapat dari kaum klasik

menyatakan, jika semakin tinggi tingkat upah yang diminta oleh kaum pekerja

maka akan semakin sedikit jumlah penawaran tenaga kerja (lowongan kerja) yang

dapat diberikan dan akan berlaku sebaliknya.

Dalam memahami mekanisme pasar tenaga kerja harus dilihat bagaimana

individu pekerja terdapat perbedaan, maka untuk menentukan kuva penawaran

tenaga kerja pada suatu daerah adalah dengan menjumlahkan kurva-kurva

penawaran dari setiap individu, oleh sebab itu kurva dari penawaran tenaga kerja

berbentuk melengkung kebelakang (backward bending curve).

Cara efisiensi biaya produksi ini dapat dilakukan melalui metode berikut ini yaitu,

1. Hitunglah harga total minimal bahan yang dibutuhkan untuk

melakukan produksi

Bahan produksi merupakan salah satu indikator yang utama untuk bisa melakukan

produksi barang atau jasa yangingin diusahakan oleh perusahaan. Sebelum

melakukan penentuan biaya jual produk atau jasa tersebut anda harus menghitung

biaya bahan produksi total seminimal mungkin.


1. Penerapan Just In Time Just In Time

adalah usaha untuk mengurangi waktu penyimpanan (stourage time) yang

merupakan suatu akibat dari aktivitas bukan penambah nilai bagi konsumen

(nonvalue added activities) (mulyadi, 1993:25-26). Dimana penerapan Just In

Time dapat menghemat biaya penyimpan sehingga dapat membuat biaya lebih

efisien.

2. Rancangkan biaya perawatan mesin serta biaya karyawan seminimal

mungkin

Inilah yang harus diperhitungkan saat menentukan biaya produksi. Jumlahkan

semua biaya perawatan mesin serta gaji karyawan yang dibutuhkan seminimal

mungkin. Hal ini diupayakan untuk menghitung standar biaya produksi.

Efisiensi biaya produksi merupakan suatu hal yang penting yang harus

dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai laba yang optimal. Perusahaan harus

tepat dalam menetapkan harga yang harus dikeluarkan untuk biaya produksi

supaya efisiensi biaya produksi dapat secara konsisten dapat diterapkan

perusahaan.

Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan

karyawan untuk mengolah produk. Biaya tanaga kerja adalah harga yang

dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.

 Penggolongan kegiatan dan biaya tenaga kerja

1. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan


Organisasi dalam perusahaan manufaktur dibagi kedalam 3 fungsi pokok

produksi,pemasaran,dan administrasi. Contoh biaya tenaga kerja yang termasuk

dalam tiap golongan tersebut.

1. -Biaya tenaga kerja produksi : gaji karyawan,biaya kesejahteraan

karyawan pabrik,upah lembur karyawan pabrik,upah mandor pabrik,gaji

manajer pabrik.

2. -Biaya tenaga kerja pemasaran : upah karyawan pemasaran,biaya

kesejahteraan karyawan pemasaran,biaya komisi pramuniaga,gaji manajer

pemasaran.

3. -Biaya tenaga kerja administrasi dan umum : gaji karyawan bagian

akuntansi, bagian personalia , bagian secretariat, biaya kesejahteraan

karyawan bagian akuntansi, biaya kesejahteraan karyawan bagian

personalia, biaya kesejahteraan karyawan bagian secretariat.

2. Penggolongan menurut kegiatan departemen - departemen dalam

perusahaan

Biaya tenaga kerja digolongkan sesuai dengan bagian - bagian yang

dibentuk dalam perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang bekerja didepartemen -

departemen non produksi diglolongkan pula menurut departemen tempat kerja

mereka. Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan

pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen

yang dibentuk dalam perusahaan. Misalnya : departemen produksi suatu

perusahaan kertas terdiri dari 3 departemen yaitu bagian pulp, bagian kertas dan
bagian penyempurnaan. Bagian nonproduksi : tenaga kerja bagian akuntansi,

biaya tenaga kerja bagian personalia, dll.

3. Penggolongan menurut jenis pekerjaan

Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan menurut jenis

sifat pekerjaannya . Biaya tenaga kerja semacam ini digunakan sebagai dasar

penetapan deferensiasi upah standar kerja. Dengan demikian biaya tenaga kerja

digolongkan menjadi : upah mandor, upah penyelia, upah operator.

4. Penggolongan menurut hubungan dengan produk

Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga

kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

Untuk mencapai target kinerja keuangan diatas beberapa strategi yang bisa

ditempuh antara lain:

1. 1.Melakukan penyusunan dan pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran

atauBudgeting perusahaan.

2. Penerapan standar operating prosedur keuangan dan operasional, melalui

pengawasan dan penerapan manajemen perusahaan yang handal.

3. Efisiensi penggunaan modal kerja dengan melakukan seluruh kegiatan

transaksi penjualan dengan cara tunai.

4. Manajemen persediaan bahan baku produksi yang efektif

5. Metode pembayaran ke supplier dengan menggunakan sistem kredit

(account payable), dan diupayakan dana pembayarannya bersumber dari

hasil penjualan.
6. Pengelolaan manajemen sumber daya manusia (SDM) dalam perusahaan

yang efisien.

7. 7.Secara berkala dalam satu periode melakukan analisis laporan

keuanganperusahaan, sebagai alat barometer terhadap pencapaian nilai

rasio efisiensi kinerjalaporan keuangan perusahaan.

Semakin tinggi perputaran modal kerja yang diinvestasikan dalam

perusahaan maka akan semakin baik kinerja keuangan dan membutuhkan modal

yang minim untuk mencapai target prosentase laba yang besar

Memaksimumkan laba menjadi prioritas penting dalam menjalankan suatu

perusahaan. Terdapat tiga pendekatan perhitungan laba maksimum yaitu :

 Pendekatan Totalitas (totality approach)

Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya

total (TC). Jika harga jual per unit output (P) dan jumlah unit output yang terjual

(Q), maka TR = P.Q. Biaya total adalah jumlah biaya tetap (FC) ditambah biaya

variable per unit(v) dikali biaya variable per unit,sehingga:

π=P.Q–(FC+v.Q)

Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi

penjualan maksimum (maximum selling). Sebab semakin besar penjualan makin

besar laba yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan

harus menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik

impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi permintaan

efektif.

 Pendekatan Rata-rata (averageapproach)


Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan

membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P)

kemudian laba total dihitung dari laba per unit dikali dengan jumlah output yang

terjual.

π=(P-AC).Q

Dari persamaan ini, perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output

(P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan akan mencapai angka impas

bila P sama dengan AC.

Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P

dengan AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, perusahaan tidak mau

memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit usaha

harus menjual sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba (π) makin besar.

 Pendekatan Marginal (marginalapproach)

Perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya marginal (MC)

dan pendapatan marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR =

MC.

π=TR–TC

Laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi π(δ π /δQ) sama dengan nol

dan nilainya sama dengan nilai turunan pertama TR (δTR/ δQ atau MR) dikurangi

nilai turunan pertama TC (δTC/ δQ atau MC). Sehingga MR – MC = 0. Dengan

demikian, perusahaan akan memperoleh laba maksimum (atau kerugian

minimum) bila ia berproduksi pada tingkat output di mana MR = MC.


 Biaya produksi dapat meliputi unsur – unsur sebagai berikut :

1. bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi

2. bahan-bahan pembantu atau penolong

3. upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.

4. penyusutan peralatan produksi

5. uang modal, sewa

6. biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan,

biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi

7. biaya pemasaran seperti biaya iklan

8. pajak

Jenis-jenis Biaya Produksi

Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk

menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode

akuntansi masih dalam proses.

Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan

elemen-elemen utama dari biaya produksi, meliputi :

1. Biaya bahan baku (direct material Cost)

Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk

mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.

2. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)


Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan

didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara

langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan

produksi dan usaha itu dapat terwujud.

3. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)

Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak

langsung dan biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah didefinisikan atau

dibebankan pada suatu pekerjaan.

Elemen-elemen dari biaya Overhead Pabrik yaitu :

1. Biaya bahan penolong

2. Biaya tenaga kerja tidak langsung

3. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap

4. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin

5. Biaya listrik dan air pabrik

6. Biaya asuransi pabrik

7. Operasi lain-lain

Proses Produksi

Pengumpulan harga produksi sangat ditentukan berdasarkan proses

produksinya. Proses produksi dibagi menjadi 2 macam:

1. Produksi atas dasar pesanan

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan

produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini
mengumpulkan biaya produksi dengan menggunakan harga pokok pesanan (Job

order cost methode).

2. Produksi masa

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan

pengolahan produknya untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya

produknya berupa standar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksinya

dengan menggunakan metode harga pokok proses (Process cost methode). Dalam

metode, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga

pokok produk persatuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut, dihitung

dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah satuan produk yang

dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

Sejak awal akan dirancangnya perusahaan, sebaiknya dilakukan pula

perencanaan tenaga kerjanya. Baik itu tenaga kerja langsung maupun tenaga kerja

tidak langsungnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadinya kesia-siaan tenaga

kerja, sehingga jumlah tenaga kerja yang pada perusahaan dapat dikatakan

optimum, dan pada akhirnya akan menurunkan biaya tenaga kerja perusahaan

tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perusahaan yang memaksimalkna keuntungan disemua industri harus

menentukan tiga pilihan seperti : berapa banyak output yang akan ditawarkan,

bagaimana memproduksi output itu dan berapa banyak tipa input yang akan

diminta. Kita mengasumsikan bahwa perusahaan menjalankan bisnis untuk

mencetak laba. Laba sama dengan penerimaan total dikurangi biaya total. Biaya

total atau biaya ekonomis meliputi biaya yang benar-benar dikeluarkan faktor

produksi.

Jika memulai suatu bisnis atau membeli bahan suatu perusahaan,

dilakukan karena berharap mendapatkan tingkat penghasilan normal. Investor

tidak akan menginvestasikan uangnya pada suatu bisnis jika mereka tidak

memperkirakan akan mendapatkan tingkat penghasilan normal.

Perusahaan yang memaksimalkan laba akan memilih kombinasi input yang

meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba. Pengusaha harus mampu

mengatur manajemen keuangan agar mengetahui kendala-kendala biaya produksi

lainnya. Memaksimalkan laba dengan strategi yang tepat akan memudahkan

perusahaan untuk dapat bersaing dalam era globalisasi sekarang.

3.2. Saran

Sasaran utama strategi pencapaian laba perusahaan dan efisiensi modal

usahayang efektif antara lain:Seberapa besar presentase laba yang diperoleh


dibandingkan dengan jumlah modal sendiri yang diinvestasikan dalam

perusahaan, dan seberapa besar perputaran modal kerja dalam satu periode

tertentu misalnya dalam satu tahun.Pada intinya tujuan dari memaksimalkan laba

adalah mencari keuntungan bagi perusahaan tersebut yang sedang produksi.


DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, kaberet, Ekonomi Mikro, nora media enterprise, Kudus, 2010


Sukirno,sadono,Pengantar Teori Ekonomimikro, PT Raja Gafindo
Persada,Jakarta,2002

Oeratno, Ekonomi Mikro Pengantar Edisi 3, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi


Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta, Yogyakarta, 2011

Prathama Raharja,Mandala Manurung,Pengantar Ilmu Ekonomi(Mikroekonomi &


Makroekonomi) ,Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia ,Jakarta,2008,hlm 133-158

Soeratno, Ekonomi Mikro Pengantar Edisi 3, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi


Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta, Yogyakarta, 2011

Widjaya Tunggal, Amin, Akuntansi Biaya, Cetakan Pertam,Penerbit PT.Rineka


Cipta,Jakarta. 1993

Anda mungkin juga menyukai