2, AGUSTUS 2017
ABSTRAK
Bamban (Donax canniformis (G. Forst.) K. Schum.) adalah salah satu famili tanaman
Marantaceae yang banyak kegunaan salah satunya sebagai obat tradisional. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan golongan senyawa yang memiliki efek antibakteri ekstrak metanol
daun bamban terhadap Staphylococcus aureus. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi
menggunakan pelarut metanol. Penetapan golongan senyawa menggunakan metode bioautografi
untuk menentukan noda yang memiliki aktivitas antibakteri. Kemudian, noda tersebut
diidentifikasi golongan senyawanya menggunakan reagen semprot FeCl3 dan H2SO4 . Hasil
pengujian menunjukkan terdapat tiga senyawa yang memiliki aktifitas antibakteri. Noda I dan II
diduga sebagai senyawa fenolik dan noda III diduga adalah senyawa saponin.
Kata Kunci : Bamban (Donax canniformis (G. Forst.) K. Schum.), bioautografi, fenolik,
saponin
ABSTRACT
Bamban (Donax canniformis (G. Forst.) K. Schum.) is one of the Marantaceae family
plant that has many uses such as traditional medicine. The purpose of this research is to
determine the class of compounds that has antibacterial activity against Staphylococcus aureus
on methanolic extract of leaf bamban. This extract was prepared using maceration method with
methanol solvent. Determination of the class of compounds was initiated by bioautografi test in
order to determine spots which has have antibacterial activity. Subsequently, class of compound
in the spot were identified by using FeCl3 and H2SO4 10% reagent. Research result showed that
there were three compounds which had antibacterial activity. These compounds were predicted
as spot I and spot II which were phenolic compounds and spot III as a saponin compound.
silika gel 60 F254 yang dielusi dengan fase Noda I memberikan warna hitam kebiruan
gerak n-heksan:etil asetat (1:2). setelah disemprot dengan pereaksi FeCl3.
Berdasarkan hasil orientasi n-heksan:etil Senyawa fenol dideteksi dengan pereaksi
asetat (1:2) memberikan pemisahan yang semprot FeCl3 dan secara visual
baik pada noda yang memiliki aktivitas menunjukkan warna hijau, merah, ungu,
antibakteri. Silika gel 60 F254 digunakan biru, atau hitam yang kuat maka
secara luas karena kelembaban mudah kemungkinan senyawa Noda I adalah
dikontrol, praktis dapat memisahkan hampir senyawa fenolik. (Harborne dkk, 1998)
semua senyawa dan cocok untuk hampir Noda II berwarna biru secara visual dan
semua jenis fase gerak (Harborne, 1998). memberikan noda berwarna gelap pada
Proses identifikasi menggunakan pereaksi panjang gelombang 254 nm. Oleh karena
semprot FeCl3 dan H2SO4 10%. FeCl3 itu, noda II kemungkinan adalah senyawa
digunakanuntuk mengidentifikasi senyawa fenolik. (Harborne dkk, 1998) Noda III
golongan fenolik dan tanin sedangkan memberikan warna kuning secara visual
H2SO4 10% untuk mengidentifikasi dan berwarna ungu setelah disemprot
senyawa golongan saponin. (Wagner dkk, dengan H2SO4 10% maka noda III adalah
1996) golongan senyawa saponin. (Kaur dkk,
Berdasarkan hasil identifikasi golongan 2015).
senyawa menggunakan pereaksi semprot.