Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Teori Akuntansi dengan materi “The Structure Of Accounting Theory” ini
dengan baik dan maksimal.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pembahasan ini. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah yang telah kelompok kami susun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Kendari, 20 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ 1


Daftar Isi .............................................................................................................. 2

Bab I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3. Maksud Dan Tujuan ........................................................................... 4

Bab II PEMBAHASAN
2.1. Struktur Teori Akuntansi ......................................................................... 5
2.2. Tujuan Laporan Keuangan ...................................................................... 6
2.3. Postulat Akuntansi .................................................................................. 11
2.4. Konsep Teoritis Akuntansi ...................................................................... 12
2.5. Prinsip Dasar Akuntansi .......................................................................... 14
2.6. Standar (teknik) Akuntansi...................................................................... 19

Bab III PENUTUP


3.1. Kesimpulan.............................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukannya sistem
pembukuan berpasangan (double entry system) oleh pedagang- pedagang Venesia
yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada masa itu. Dengan
dikenalnya sistem pembukuan berpasangan tersebut, pada tahun 1494 telah
diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran penbukuan berpasangan yang ditulis
oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca Paciolo dengan
judul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang
berisi tentang palajaran ilmu pasti. Namun, di dalam buku itu terdapat beberapa
bagian yang berisi palajaran pembukuan untuk para pengusaha. Bagian yang
berisi pelajaran pembukuan itu berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio.
Sejak konsep buku perpasangan yang ditulis oleh Bapak Akuntansi (julukan
untuk Luca Pacioli), akuntansi terus maju seiring dengan perkembangan aktivitas
bisnis disuluruh dunia. Akuntansi sebagai ilmu sosial bukan hanya lahir dan
berkembang di tanah eropa oleh pedagang-pedagang Venesia, penduduk arab,
amerika dan lainnya juga memiliki peran dalam mengembangkan ilmu akuntansi.
Untuk itu banyak persepsi-persepsi yang muncul tentang ilmu akuntansi termasuk
dalam memahami struktur teori akuntansi.
Dalam mendefinisikan akuntansi terdapat pandangan yang berbeda-beda.
Pada perkembangan saat ini akuntansi dapat kita definisikan dengan mengacu
pada konsep informasi. Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah
menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang
entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan-pembuatan
keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan antara alternative tindakan yang
ada.
Para akuntan memliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses
akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori-teori akuntansi. Sebelum menguji
pendekatan-pendekatan tradisional dalam perumusan teori akuntansi, akan lebih
baik apabila dilakukan pengujian terhadap beberapa pandangan yang telah
membentuk perkembangan akuntansi keuangan.
Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam
memprediksikan dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi.
Teori didefinisikan sebagai kumpulan gagasan (konsep), definisi, dan dalil yang
menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan
hubungan antar variabel yang ada dan bertujuan untuk menjelaskan serta
memprediksikan fenomena tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka rumusan makalah ini
disusun sebagai berikut:
1. Apa dan bagaimana elemen struktur teori akuntansi?
2. Apa Tujuan laporan keuangan?
3. Apa dan bagaimana sifat postulat akuntansi?
4. Apa dan bagaimana prinsip-prinsip dasar akuntansi ?
5. Bagaiamana standar (teknik) akuntansi ?

1.3 Maksud dan Tujuan


Makalah ini disusun tentunya dengan masksud dan tujuan yang ingin
dicapai, adapun maksud dan tujuan penyusunan makalah ini sebagai berikut:
1. Apa dan bagaimana elemen struktur teori akuntansi?
2. Apa tujuan laporan keuangan?
3. Apa dan bagaimana sifat postulat akuntansi?
4. Apa dan bagaimana prinsip-prinsip dasar akuntansi ?
5. Bagaiamana standar (teknik) akuntansi ?
BAB II
PEMBAHASAN

Teori adalah Sebuah seperangkat prinsip hipotetis, konseptual dan


pragmatis membentuk kerangka acuan umum untuk suatu bidang penelitian.
Seadangkan menurut FASB Teori adalah sistem yang koheren memiliki tujuan
yang saling terkait dan fundamental yang dapat menyebabkan standar yang
konsisten.
Menurut C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E.
Fess dalam Suwarjono (2013)akuntansi didefinisikan sebagai sistem akuntansi
yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai
aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan (Niswonger, 1999:6). Disisi lain
Suwardjono (2013) akuntansi didefinisikan dari dua segi: (1) dari segi ilmu
akuntansi (2) dari segi proses atau kegiatan akuntansi.

2.1. Struktur Teori Akuntansi


Kamus besar bahasa Indoensia mengartikan kata struktur sebagai: 1) cara
sesuatu disusun atau dibangun; susunan; bangunan; 2 yang disusun dengan pola
tertentu; 3 pengaturan unsur atau bagian suatu benda; 4 ketentuan unsur-unsur
dari suatu benda. Teori akuntansi keuangan dibangun untuk mengembangkan
akuntansi keuangan yang sesuai dan bermanfaat bagi para pengguna laporan
keuangan.
Struktur teori akuntansi adalah elemen-elemen yang saling terkait dan
menjadi pedoman bagi pengembangan teori dan perumusan standar atau teknik
akuntansi. Elemen-elemen tersebut adalah:
1. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan.
2. Postulat akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keuangan.
3. Konsep teoritis akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan
keuangan.
4. Prinsip dasar akuntansi, yang dijabarkan dari postulat dan konsep teoritis
akuntansi.
5. Standar atau teknik akuntansi, yang merupakan pedoman dalam
penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan para pemakai, yang
dirumuskan dari prinsip dasar akuntansi.
Hirarki elemen struktur teori akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Hierarki Struktur Teori Akuntansi


(Sumber Hery, 2009)

2.2. Tujuan Laporan Keuangan


Berikut adalah rumusan tujuan laporan keuangan yang telah dijabarkan
oleh AAA, APB, dan FASB:
2.2.1 ASOBAT
American Accounting Association (AAA) adalah sebuah organisasi
akuntan pendidik yang bergungsi memfasilitasi dalam pendidikan akuntansi dan
memperlajari serta mengomentari masalah-masalah yang terkait dengan standar
akuntansi.
Pada tahun 1966, AAA menerbitkan AStatement of Basic Accounting
Theory (ASOBAT) yang berisi tentang rumusan tujuan akuntansi, yaitu:
1. Membuat keputusan mengenai penggunaan sumber daya yang terbatas dan
menentukan sasaran serta tujuan dari penggunaan sumber daya tersebut.
2. Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya manusia dan factor produksi
lainnya secara efektif.
3. Memelihara dan melaporkan pengamanan atas sumber daya (Aktiva).
4. Memfasilitasi fungsi dan pengendalian social.
2.2.2 APB Statement No. 4
Accounting Principles Board (APB) dibentuk oleh AICPA pada tahun
1959.Tujuan utama dari APB adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis
mengenai prinsip akuntansi, menentukan praktek akuntansi yang tepat, dan
mempersempit celah perbedaan-perbedaan yang ada serta ketidak-konsistenan
yang terjadi dalam praktek akuntansi saat itu.
Pada tahun 1970, APB menerbitkan Statement No. 4 yang berjudul “Basic
Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statement Of
Business Enterprises”. Laporan ini berisi tentang tujuan khusus dan tujuan
umum laporan keuangan.
A. Tujuan khusus laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah
menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan
lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP).
B. Tujuan Umum laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah:
1. Memberikan informasi yang terpecaya tentang sumber daya ekonomi
(Aktiva) dan kewajiban perusahaan, dengan maksud:
a. Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
b. Untuk menunjukkan posisi keuangan da investasi perusahaan.
c. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya.
d. Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan
perusahaan.
2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih
yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba, dengan maksud:
a. Memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang diharapkan
pemegang saham.
b. Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
kepada supplier, kreditur, pegawai, pemerintah dan kemampuannya
dalam mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.
c. Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam
pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian.
d. Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
jangka panjang.
3. Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilakan
laba.
4. Memberikan informasi lainnya tentang perubahan aktiva dan kewajiban.
5. Mengungkapkan informasi yang relavan lainnya yang dibutuhkan para
pemakai laporan.
2.2.3 Trueblood Committee Report
Untuk menyusun konsep yang menjelaskan tentang tujuan laporan
keuangan, Presiden AICPA saat itu (Marsall S. Amstrong) pada tahun 1971
membentuk tim perumus tujuan laporan keuangan, yang dikenal dengan nama
Trueblood Committee. Tim ini pada tahun 1973 berhasil merumuskan tujuan
laporan keuangan, yang dimuat dalam sebuah laporan yang berjudul ”Objectives
of Financial Statement”. Dalam laporan ini dirumuskan bahwa tujuan laporan
keuangan adalah:
1. Tujuan dasar laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna
bagi pengambilan keputusan ekonomi.
2. Melayani pemakai umum yang memiliki wewenang, kemampuan, atau
sumber daya yang terbatas untuk memperoleh informasi dan pihak-pihak
yang mengandalkan laporan keuangan sebagai sumber informasinya
mengenai aktivitas ekonomi perusahaan.
3. Memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk
pemakai untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi potensi
arus kas berdasarkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian lainnya.
4. Memberikan informasi kepada pemakai untuk memprediksi,
membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba.
5. Memberikan informasi yang berguna untuk menilai kemampuan
manajemen dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan secara efektif
dan mencapai tujuan utama perusahaan.
6. Memberikan informasi yang factual dan dapat diinterprestasikan mengenai
transaksi dan peristiwa lainnya, yang diharapkan dapat berguna untuk
memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba.
7. Memberikan laporan tentang posisi keuangan perusahaan, yang diharapkan
dapat berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
8. Memberikan laporan tentang laba periode (berkala), yang diharapkan dapat
berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba.
9. Memberikan laporan tentang aktivitas keuangan perusahaan, yang
diharapkan dapat berguna untuk prediksi, membandingkan, dan
mengevuasi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
10. Memberikan informasi yang berguna untuk proses peramalan.
11. Tujuan laporan keuangan bagi organisasi pemerintah dan organisasi yang
bukan pencari laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna
dalam mengevaluasi aktivitas pengelolaan sumber daya dalam mencapai
tujuan organisasi.
12. Melaporkan aktivitas perusahaan yang mempengaruhi lingkungan social
(masyarakat sekitar).
2.2.4 SFAC No. 1 dan No. 4
FASB merupakan organisasi sector swasta yang bertanggung jawab dalam
pembentukan standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB didirikan pada tahun
1973, menggantikan APB.
Pada tahun 1976, FASB mulai mengembangkan kerangka kerja
konseptual yang menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan
masalah kontroversi pelaporan keuangan. Fungsi utama FASB adalah menpelajari
masalah akuntansi terkini dan menetapkan standar akuntansi. FASB juga
menerbitkan Statement of Accounting Concepts (SFAC) yang memberikan
kerangka kerja konseptual dimana memungkinkan untuk dikembangkannya
standar akuntansi khusus.
Pada tahun 1978, FASB menerbitkan SFAC No. 1 yang berjudul
“Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises”. Laporan ini
memuat tentang rumusan tujuan laporan keuangan untuk organisasi pencari laba
(profit Organization), yaitu:
1. Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditur, dan pemakai
lainnya dalam membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit
dan lainnya.
2. Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan
kreditur serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu, dan
prospek penerimaan kas dari deviden atau bunga dan juga penerimaan dari
penjualan, piutang, atau saham, dan pinjaman yang jatuh tempo.
3. Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan, klaim atas
aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap aktiva
dan kewajiban.
4. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu
periode.
5. Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendaparkan dan
membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya, tentang
transaksi yang mempengaruhi modal termasuk deviden dan pembayaran
lainnya kepada pemilik, dan tentang factor-faktor yang mempengaruhi
likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas
penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya.
7. Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses
pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.
Pada tahun 1980, FASB No. 4 yang berjudul “Objectives of
Financial Reporting by Non-Business Organization” . Laporan ini memuat
tentang rumusan tujuan keuangan untuk organisasi yang bukan pencari laba (non-
profit organization), yaitu:
1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mengenai alokasi seumber
daya (aktiva) perusahaan.
2. Untuk menilai kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan kepada
public.
3. Untuk menilai bagaimana manajemen melakukan pembiayaan dan
investasi.
4. Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva), kewajiban, dan
kekayaan perusahaan, serta perubahannya.
5. Memberikan informasi tentang kinerja organisasi.
6. Memberikan informasi tentang kemampuan organisasi dalam melunasi
kewajiban jangka pendeknya.
7. Memuat penjelasan dan penafsiran manajemen.

2.3. Postulat Akuntansi


Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan
kebenarannya sendiri (aksioma), yang sudah diterima karena kesesuiannya denga
tujuan laporan keuangan, dan menggambarkan aspek ekonomi, politik, social, dan
hukum dari suatu lingkungan dimana akuntansi berada.
Terdapat empat asumsi dasar yang melandasi proses penyusunan laporan
keuangan secara keseluruhan, yaitu:
2.3.1 Monetary Unit Assumtion (Asumsi Unit Moneter)
Data transaksi akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dinyatakan
dalam satuan mata uang (unit moneter). Asumsi ini memungkinkan akuntansi
untuk meng-kuantifikasikan (mengukur) setiap transaksi bisnis atau peristiwa
ekonomi ke dalam nilai uang.
2.3.2 Economic Entity Assumtion (Asumsi Entitas Ekonomi)
Adanya pemisahan pencatatan akuntansi antara transaksi perusahaan
sebagai entitas ekonomi dengan transaksi pemilik individu dan dengan transaksi
entitas ekonomi lainnya. Dengan kata lain, aktivitas entitas bisnis harus dapat
dipisahkan/ dibedakan dengan aktivitas pemilik dan aktivitas dari setiap unit
bisnis lainnya.
2.3.3 Acconting Period Assumtion (Asumsi Periode Akuntasi)
Informasi akuntansi dibutuhkan atas dasar ketepatan waktu (timely
basis). Umur aktivitas perusahaan dapat dibagi menjadi beberapa periode
akuntansi, seperti bulanan (monthly), tiga bulanan (Quartely), atau tahunan
(Annually).
2.3.4 Going Concern Assumtion (Asumsi Kesinambungan Usaha)
Perusahaan didirikan dengan maksud tidak untuk dilikuidasi
(dibubarkan) dalam jangka waktu dekat, akan tetapi perusahaan diharapkan akan
terus beroperasi dalam jangka waktu yang lama. Meskipun banyak mengalami
kegagalan bisnis, diasumsikan bahwa perusahaan akan hidup cukup lama atau
memiliki kelangsungan hidup yang panjang untuk menjalankan visi dan misinya.

2.4. Konsep Teoritis Akuntansi


Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan
kebenarannya sendiri (aksioma), yang sudah diterima umum karena
kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, dan menggambarkan sifat-sifat
akuntansi yang berperan dalam ekonomi bebas yang ditandai dengan adanya
pengakuan terhadap kepemilikan pribasi. Terdapat sejumalah konsep teori yang
dipakai dalam perumusan prinsip dasar akuntansi, yaitu ;
2.4.1 Proprietory Theory
Menurut konsep teori ini, entitas hanyalah merupakan agen atau wakil dari
pemilik (Proprietor). Karena itu, yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan
akuntansi dan penyajian laporan keuangan adalah pemilik, bukan entitas.
Tujuan utama dari konsep teori ini adalah menentukan dan menganalis
besarnya kekayaan bersih yang menjadi hak pemilik. Maka persamaan
akuntansinya dapat dirumuskan sebagai berikut:

Aktiva – Kewajiban = Entitas Pemilik

2.4.2 Entity Theory


Menurut konsep teori ini, entitas (perusahaan) merupakan badan dan harus
dibedakan dari pemilik. Yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi
dan penyajian laporan keuangan adalah entitas, bukan pemilik. Entitas dianggap
memilki kekayaan, dan juga kewajiban kepada kreditur maupun pemegang
saham. Menurut teori ini, pesamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Aktiva = Ekuitas
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang Saham

2.4.3 Fund Theory


Menurut konsep teori ini, yang menjadi ousat perhatian dari pencatatan
akuntansi dan penyajian laporan keuangan adalah bukan pemilik maupun entitas,
melainkan sekelompok aktiva yang penggunaanya dibatasi untuk membayar atau
memenuhi sejumlah kewajiban tertentu. Aktiva yang dibatasi penggunaanya
dinamakan Fund. Menurut konsep teori ini persamaan akuntansi dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Aktiva = Pembatasan Aktiva

2.4.4 Enterprise Theory


Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dalam penyajian
informasi akuntansi adalah pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut konsep teori ini, pelaporan akuntansi jangan hanya menyediakan
informasi untuk pemilik saja, tetapi juga ditujukan untuk pihak-pihak lainnya
yang telah turut memberikan kontribusi (langsung maupu tidak langsung) bagi
perkembangan, kemajuan, dan kesinambungan perusahaan.
2.4.5 Residual Equity Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dalam penyajian
laporan keuangan adalah pemegang saham biasa. Investor saham biasa
merupakan pemilik perusahaan sesungguhnya dalam perusahaan perseorangan
(corporation). Investor saham biasa memiliki bagian atau hak kepemilikan sisa
(residu) atas aktiva perusahaan, setelah hak hak kreditur dan pemeganga saham
preferen dipenuhi. Menurut konsep ini, persamaan akuntansi dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Aktiva – Kewajiban – Ekuitas Preferen = Ekuitas Residu

2.4.6 Comander Theory


Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian
informasi akuntansi adalah bukan pada pemilik maupun entitas, melainkan pada
pihak-pihak yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan
pengendalian ekonomi secara efektif atas sumber daya perusahaan.
2.4.7 Investor Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian
informasi akuntansi adalah mereka yang tergolong sebagai Specific equity (para
kreditur dan pemegang saham preferen)dan Residual Equity(pemegang saham
biasa). Menurut konsep teori ini, persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai
berikut:

Aktiva = Ekuitas Khusus + Ekuitas Residu

2.5. Prinsip Dasar Akuntansi


Prinsip dasar akuntansi adalah prinsip atau sifat-sifat yang mendasari
akuntansi dan seluruh outputnya, termasuk laporan keuangan yang dijabarkan
dari tujuan laporan keuangan, postulat akuntansi, dan konsep toeritis akuntansi,
serta menjadi dasar dalam pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang
dipakai dalam menyusun laporan keuangan.
Berikut ini adalah 9 (Sembilan) prinsip dasar akuntansi menurut APB
Statement No. 4:
2.5.1 Cost Principle
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum mengahruskan sebagian besar
aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga perolehan
(biaya historis). Menurut APB Statement No. 4, Harga Perolehan (biaya Historis)
didefinisikan sebagai suatu jumlah tertentu yang diukur dalam bentuk uang dari
kas yang dibelanjakan, atau barang lain yang diserahkan, modal saham yang
dikeluarkan, jasa yang diberikan, atau utang yang dibebankan sebagai imbalan
dari barang dan jasa yang diterima, atau akan diterima.
Harga Perolehan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a. Expired Cost, adalah pengeluaran yang telah menjadi beban (melalui
penerimaan manfaat dalam periode berjalan dan beban ini akan
dikurangkan atau ditandingkan langsung dengan pendapatan periode
berjalan.
b. Unexpired Cost, adalah pengeluaran-pengeluaran yang belum menjadi
beban dalam periode berjalan, akan tetapi ditangguhkan terlebih dahulu
sebagai aktiva dan baru akan menjadi beban untuk pemakaian manfaat
dalam periode akuntansi berikutnya.
2.5.2 Revenue Principle
Pada umumnya, Pendapatan ditafsirkan sebagai:
a) Arus kas masuk aktiva bersih sebagai akibat penjualan barang dan jasa,
b) Arus kas keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada pelanggan, dan
c) Produksi perusahaan sebagai akibat dari semata-mata penciptaan barang
dan jasa oleh perusahaan selama periode tertentu.
Perbedaan dalam penafsiran ini timbul karena adanya 2 (dua) pandangan
yang berbeda mengenai apa yang termasuk pendapatan, yaitu:
 Secara Luas, Pendapatan adalah seluruh perubahan dalam aktiva bersih
perusahaan, yang timbul dari kegiatan produksi (penjualan barang dan
pemberian jasa), dan dari keuntungan yang berasal dari penjualan aktiva
dan hasil investasi lainnya.
Pandangan ini dianut oleh Accounting Tecnology Bulletin No. 2, yang
menjelaskan definisi pendapatan sebagai berikut:
“Pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberian jasa, yang
diukur sebesar jumlah yang dibebankan kepada langganan (klaim atas
barang dan jasa), juga termasuk keuntungan dari penjualan atau
pertukaran aktiva (kecuali surat berharga), hak deviden dari investasi,
dan kenaikan lainnya dalam ekuitas pemilik, tidak termasuk setoran atau
investasi dari pemilik.”
 Seacara Sempit, Pendapatan hanya berasal dari kegiatan produksi saja,
tidak termasuk keuntungan yang berasal dari penjualan aktiva dan
investasi. Pandangan ini membedakan istilah pendapatan dengan
keuntungan. AAA pada tahun 1957 mendefinisikan laba bersih (net
income) sebagai berikut:
“Kelebihan pendapatan dibandingkan dengan beban, ditambah atau
dikurangi dengan keuntungan atau kerugian perusahaan yang berasal dari
penjualan, atau penggantian aktiva lainnya.”
Kerangka Kerja Konseptual FASB mengindentifikasikan dan criteria yang
seharusnya dipertimbangkan dalam menentukan kapan pendapatan seharusnya
diakui, yaitu:
1) Telah direalisasi atau dapat direalisasi, dan
2) Telah dihasilkan/telah terjadi.
Kedua criteria diatas umumnya terpenuhi pada saat titik penjualan, dimana
pendapatan akan diakui ketika telah dikirim atau jasa yang telah diberikan ke
pelanggan. Pengakuan pendapatan pada saat titik penjualan ini umumnya
menyediakan pengujian yang lebih seragam, objektif dan logis.
Sebagai pengecualian dari pengakuan pendapatan yang dilakukanpadasaat
titik penjualan, pendapatan juga dapat diakui pada saat:
1) Proses produksi masih berlangsung,
2) Akhir produksi, dan
3) Pada saat kas diterima.
2.5.3 Macthing Principle
Untuk menentukan besarnya jumlah pendapatan dan beban secara tepat
dalam periode yang tepat, terdapat 2 pilihan yang tersedia yang dapat dijadikan
sebagai dasar dalam pencatatan oleh akuntan, yaitu:
1) Cash Basis, merupakan Pendapatan dan Beban akan dilaporkan dalam
laporan laba rugi dalam periode dimana uang kas diterima (untuk
pendapatan), atau uang kas keluar (untuk beban).
2) Accrual Basis, baik pendapatan maupun beban akan dilaporkan dalam
laopran laba rugi dalam periode dimana pendapatan dan beban tersebut
terjadi, tanpa memperhatikan arus kas masuk ataupun arus kas keluar.
Dengan Accrual Basis, beban-beban yang terkait dengan penciptaan
pendapatan haruslah dilaporkan dalam periode yang sama dimana pendapatan
tersebut juga diakui. Konsep akuntansi yang mendukung pelaporan pendapatan
dan beban yang terkait dalam periode yang sama dinamakan sebagai konsep
Penandingan (Macthing Concept).
2.5.4 Objectivity Principle
Prinsip ini sesungguhnya memiliki keterkaitan langsng dengan Cost
Principle (prinsip harga perolehan). Harga perolehan memiliki keunggulan
dibandingkan dengan atribut pengukuran lainnya, yaitu lebih dapat dihandalkan.
Secara umum, pengguna laporan keuangan lebih memilih menggunakan biaya
historis karena memberikan tolak ukur yang lebih dapat dipercaya (Objektif).
Harga perolehan akan memberikan angka yang sama bagi siapapun juga orangnya
yang diminta untuk melaporkan harga beli dari sebuah aktiva yang sama.
Objectivity dianggap sebagai suatu ukuran yang dapat diverifikasi kebenarannya
(keabsahannya) berdasarkan pada bukti yang ada.
2.5.5 Consistency Principle
Menurut prinsip ini, transaksi dan peristiwa ekonomi yang sejenis harus
dicatat dan dilaporkan dengan cara yang sama dari suatu period eke periode
berikutnya.
Apabila sebuah perusahaan menerapkan perlakuan akuntansi yang sama
untuk kerjadian-kejadian yang serupa dari periode ke periode, maka perusahaan
tersebut dianggap konsisten dalam menerapkan standar akuntansinya.
2.5.6 Disclosure Principle
Agar pelaporan keuangan menjadi lebih efektif dan tidak menyesatkan,
seluruh informasi yang relavan seharusnya disajikan dengan cara tidak memihak,
dapat dipahami, dan tepat waktu (full Disclosure principle).
Prinsip pengungkapan penuh mengindikasikan agar laporan keuangan
dirancang dan disajikan sedemikian rupa (berdasarkan prinsip akuntansi yang
berlaku umum)sebagai kumpulan gambaran dari transaksi dan peristiwa ekonomi
yang memperngaruhi perusahaan untuk satu periode, dan berisi cukup informasi
yang mudah dipahami serta tidak membuat pemakai umum maupun investor dan
kreditur menjadi salah tafsir.
2.5.7 Conservatism Principle
Menurut prinsip ini, ketika kerugian terjadi maka seluruh keugian tersebut
akan langsung diakui meskipun belum terealisasi, akan tetapi ketika keuntungan
terjadi maka keuntungan yang belum terealisasi tidaklah akan diakui. prinsip ini
menggambarkan sikap pesimis sewaktu memilih metode akuntansi yang akan
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Bahkan menurut FASB, prinsip
konservatisme ini timbul sebagai reaksi atau sikap kehati-hatian akuntan terhadap
ketidakpastian.
2.5.8 Materiality Principle
Materialitas berkaitan dengan dampak dari suatu item terhadap hasil
operasi dan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Dalam APB Statement No.
4, secara jelas disebutkan bahwa laporan keuangan hanya berisi informasi yang
dianggap cukup penting (material) dalam mempengaruhi penilaian dan
keputusan. Materialitas merupakan masalah pertimbangan professional, dimana
pos-pos tertentu akan dianggap material jika informasi yang terkandung
didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan.
2.5.9 Uniformity Comparability Principle
Informasi tentang sebuah perusahaan akan menjadi lebih berguna jika
dapat diperbandingkan dengan informasi serupa menyangkut perusahaan lain
pada periode waktu yang sama atau dengan informasi serupa dari perusahaan
yang sama pada periode waktu yang berbeda. Informasi dari berbagai perusahaan
dianggap memiliki daya banding jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara
yang sama. Komparabilitas memungkinkan pemakai mengindentifikasikan
persamaan dan perbedaan yang nyata dalam peristiwa ekonomi antar perusahaan.
Komparabilitas data akuntansi untuk perusahaan yang sama pada periode
waktu yang berbeda memerlukan konsistensi. Komparabilitas mengharuskan
peristiwa yang sama diperlakukan dengan cara yang sama dalam laporan
keuangan dari perusahaan yang berbeda pada periode waktu yang sama
(memerlukan keseragaman metode) dan untuk perusahaan tertentu/perusahaan
yang sama pada periode waktu yang berbeda (memerlukan konsistensi).
2.6. Standar (Teknik) Akuntansi
Standar atau teknik akuntansi adalah peraturan-peraturan khusus yang
dijabarkan dari prinsip dasar akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar
perrlakuan catatan dan pelaporan terhadap semua transaksi dan peristiwa
ekonomi yang terjadi dalam perusahaan.
Standar ini diperlukan sebagai patokan dalam penyusunan laporan
keuangan yang baku. Dengan adanya standar ini, pihak manajemen selaku
pengelola dana dan aktivitas perusahaan dapat mencatat, mengikhtisarkan, dan
melaporkan seluruh hasil kegiatan operasional maupun financial perusahaan
secara baku dan transparan.
Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang telah
disusun dan disahkan oleh sebuah lembaga resmi (badan pembentuk standar)
pada saat tertentu.
Belkaoli (2006) mengemukakan pentingnya standar akuntansi yang baku,
yaitu:
1. Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan kegiatan
perusahaan yang dapat dipercaya kebenarannya dan memiliki daya banding,
2. Memberikan pedoman bagi akuntan dalam melaksanakan pekerjaannya
secara hati-hati dan independen.
3. Memberikan database kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang
dianggap penting dalam menghitung pajak penghasilan, peraturan tentang
perusahaan, perencanaan dan pengaturan ekonomi, dan peningkatan
efiesiensi ekonomi, serta tujuan-tujuan makro lainnya.
4. Menarik perhatian parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar
akuntansi.
Mengenai pihak-pihak yang dianggap memiliki peranan yang besar dalam
proses perumusan standar akutansi, Belkaoli (2000) membaginya kedalam 3 fase
sebagai berikut:
1. Fase Peranan Manajemen (1900-1933)
Dalam periode ini, manajemen dianggap memiliki peranan yang besar
dalam perumusan standar akuntansi. Peranan ini muncul sebagai akibat dari
bertambahnya investor dan peranannya yang besar dalam mengembangkan
perusahaan. Dengan adanya pemisahan fungsi antara pemilik dan
manajemen telah menimbulkan atau memberikan kekuasaaan yang besar
pada manajemen untuk mengelola dan mengendalikan perusahaan. Laporan
keuangan disiapkan oleh manajemen sebagai bentuk
pertanggungjawabannya kepada pemilik.
Dalam periode ini, metode yang dipakai dalam memecahkan masalah
akuntansi yang timbul adalah lebih bersifat Pragmatis, bukan berdasarkan
teori akuntansi yang ada. yang menjadi pusat perhatian manajemen pada
saat itu adalah besarnya laba kena pajak dan upaya untuk mengurangi
pajak.
2. Fase Peranan Profesi (1933-1973)
Dalam periode ini, perumusan standar akuntansi didominasi oleh profesi,
dimana organisasi mulai tumbuh dan berkembang dengan pusat. Dalam
periode ini pula (tahun 1934), SEC untuk pertama kalinya dibentuk, dimana
peran utamanya adalah mengatur penerbitan dan transaksi perdagangan
sekuritas oleh emiten kepada khalayak ramai (public). Atas desakan SEC,
pada tahun 1939, AICPA membentuk Committee on 51 Accounting
Procedure (CAP).
Pada tahun 1959, AICPA mendirikan Accounting Principles Board
(APB). Tugas utama APB adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis
mengenai teknik akuntansi, menentukan praktek akuntansi yang tepat, dan
mempersempit celah perbedaan-perbedaan yang ada serta ketidak-
konsistenan yang terjadi dalam praktek akuntansi saat itu. Dalam periode
ini. Asosiasi dan organisasi profesi masih belum yakin terhadap kerangka
teori yang ada, dimana kekuatan atau otoritasnya juga tidak jelas. Oleh
sebab itu, banyak sekali alternatef yang timbul, yang pada akhirnya
menciptakan fleksibilitas dalam penerapan standar akuntansi.
3. Fase Politisasi (1973- Sekarang)
Berbagai kelemahan yang ada pada fase peranan manajemen dan
profesi telah menimbulkan kecenderungan pada lahirnya periode yang
bersifat deduktid dan politisasi (adanya keikutsertaan pemerintah) dalam
perumusan standar akuntansi. Pada fase ini, FASB untuk pertama kalinya
dibentuk, yang merupakan peleburan dari unsur praktisi, bisnis, akademisi,
dan lembaga formal. FASB merupakan organisasi sector swasta yang
bertanggungjawab dalam pembentukan standar akuntansi di Amerika saat
ini.Hampir diseluruh negara telah memiliki badan standar akuntansi
termasuk di Indonesia yakni Ikatan Akuntansi Indoneisa (IAI).

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Aturan dan teknik akuntansi yang ada didasarkan pada pondasi teori
akuntansi. Pondasi ini dibentuk dari elemen-elemen hirarki yang berfungsi
sebagai kerangka acuan atau struktur teoritis. Pendekatan dan metodologi apapun
yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, rerangka acuan atau struktur
teori yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang
mengatur pengembangan teknik akuntansi.
Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut:
1. Pernyataan tujuan laporan keuangan;
2. Pernyataan postulat dan konsep teroritis akuntansi yang terkait dengan
asumsi-asumsi lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep
teoritis diturunkan dari pernyataan tujuan;
3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan
konsep teroritis;
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip
akuntansi;
Pemahaman terhadap elemen-elemen ini dan hubungan teori akuntansi
menjamin pemahaman terhadap alasan balik praktik aktual dan masa mendatang.
Laporan keuangan yang disajikan dalam laporan akuntansi formal semata-mata
merupakan refleksi penerapan struktur teori akuntansi. Perbaikan isi dan format
laporan keuangan berkaitan dengan perbaikan struktur teoritis akuntansi. Agenda
terpenting dari badan-badan akuntansi seharusnya adalah penyusunan elemen-
elemen teori akuntansi yaitu tujuan akuntansi, postulat lingkungan, konsep teoritis
prinsip akuntansi.

DAFTAR PUSTAKA

Amaliah, Rizky. 2017. Makalah Struktur Akuntansi.


http://irmajheblogspot.com./2017/10/makalah-struktur-teori-
akuntansi.html?m=1 (diakses pada tanggal 20 maret 2019)
Mendrofa, wastin. 2011. Elemen dan Struktur Akuntansi.
http://wastinmendrofa.blogspot.com/2011/05/elemen-dan-strktur-
akuntansi.html (diakses tanggal 20 maret 2019)
Muji, ikhwan. 2014. Struktur Teori Akuntansi.
http://ikhwamuji.wordpress.com/2014/01/09/struktur-teori-akuntansi/.
(diakses tanggal 20 maret 2019)

Anda mungkin juga menyukai