Anda di halaman 1dari 2

5.

ANDRA MATIN
Isandra Matin Ahmad adalah seorang arsitek yang karya-karyanya menerima banyak
penghargaan sejak mendirikan Andra Matin Architects pada tahun 1988. meraih IAI
(Ikatan Arsitek Indonesia) Award pada tahun 1999 dan 2002 untuk Gedung kantor Le Bo
Ye Graphic Design dan Gedung Dua8 di Kemang, Jakarta Selatan. Untuk itu juga pada
tahun 2007 Walpaper Architecture Directory menobatkan Andra Matin sebagai salah
satu arsitek, dari 101 arsitek dunia, yang paling berkiprah di tahun 2007. Terakhir, pada
tahun 2008 Pak Andra kembali berhasil menyabet 3 piala dari 7 penghargaan yang ada
pada IAI Award.

Nama Andra Matin tiba-tiba mencuat di jagat arsitektur Indonesia ketika pada tahun 1998,
sebuah bangunan di daerah Kemang – area permukiman yang berangsur berubah menjadi
distrik komersial – mencuri perhatian. Bentuknya sederhana, sebuah kotak semi transparan
berukuran 12 x 12 meter, dengan tinggi 8 meter, yang dibungkus kisi-kisi kayu. Di dalamnya:
kosong. Hanya tiang-tiang baja hijau, tangga lipat sederhana, dan bayang bilah-bilah kayu
yang mengisi ruang.

Kotak besar itu adalah lobby dari Le Bo Ye, sebuah kantor desain grafis. Ditempatkan
menempel pada bangunan lamanya, massa tersebut memiliki dua sisi terbuka ke arah
halaman luas yang memungkinkan kita mengapresiasi bentuknya secara utuh, dan
memahami dua karakter arsitektur Andra matin yang mendudukkannya hari ini sebagai
salah satu arsitek terbaik Indonesia: Bold and beautiful.

Menggunakan baja telanjang sebagai struktur bangunan kantor pada masa itu adalah tidak
lazim. Belum lagi lantai semen dan dinding yang tidak dicat. Juga tangga plat besi lipat yang
dibuat tanpa alas peredam suara. Kelontang kaki beradu logam akan menggema ke seluruh
ruang tiap kali ada yang naik turun. Tangga itu bahkan tidak dilengkapi dengan susuran –
sebuah prasyarat penting untuk keamanan dan keselamatan pengguna.

Di sini, kita dihadapkan pada sebuah konversi, di mana kosa kata “arsitektur pabrik” dan
“arsitektur gudang” diadopsi ke dalam tipologi “arsitektur kantor”. Dalam konversi ini,
bangunan dilucuti dari segala ornamen yang “tidak penting” – menyisakan hanya “tulang
belulang” dan kulit yang tipis – dan tiap elemen bangunan ditampilkan secara “jujur”. Di sini,
kita menyaksikan ekspresi yang ekstrim dari sebuah arsitektur modern.

Dalam satu kotak tadi kita juga tidak hanya melihat eksperimen yang mendobrak ekspresi
tipologi yang lazim, tapi juga eksperimen bentuk yang melawan konsensus umum tentang
respons pada iklim tropis. Seperti kita tahu, terik matahari selalu ditangkal dengan teritisan
lebar dan atap miring terjal yang memungkinkan terbentuknya bantalan udara penahan
panas di bawahnya.

Di Le Bo ye, Andra Matin justru menggunakan kaca datar sebagai atap, dilapisi bilah-bilah
kayu yang sama dengan yang digunakan untuk menutupi bagian atas sisi yang terbuka ke
arah taman. Sementara bagian bawahnya dilengkapi dengan jajaran pintu kaca. Tidak ada
pengkondisian udara buatan. Angin dipicu oleh beberapa kipas yang digantung menyebar di
dalam ruang, juga ventilasi silang dari celah antara bilah.
Ini adalah sebuah eksperimen yang berani. Bahkan sebelum kita bicara tentang
kemungkinan gagal, mengusulkannya ke klien pun butuh kenekadan dan keyakinan super.
Tapi justru kenekadan itu yang menghasilkan estetika baru. Tanpa dikatakannya, Andra
Matin tahu, penggunaan material mentah dan kasar itu tidak akan menarik perhatian.
Dengan menempatkannya pada order yang rigid dan tertib, ia membuat mereka “hilang”.
Komposisi dari jajaran kolom yang mengisi ruang dengan lipatan plat tangga di sisi jauh,
lantai kusam dan dinding polos, atap tinggi dan tembus pandang yang menyangkatkan
kelengangan secara keseluruhan menyusun sebuah latar yang tangible untuk sesuatu yang
intangible: gerak.

Berdiamlah sejenak di ruang itu. Atap kaca akan merembeskan cahaya. Dari bilah-bilah
kayu tersaring gerumbul hijau pohon-pohon. Pintu-pintu kaca berbaris terbuka – tegak
seperti tentara. Kisi-kisi kayu di atas kepala menghasilkan bayang-bayang panjang pada
dinding dan lantai semen abu yang terus berubah. Gemericik air terdengar konstan dari
kolam yang gelap. Kulitnya seperti cermin. Tunggu sampai orang-orang datang. Mereka
akan mengisi meja dan kursi-kursi. Berjalan ke toilet. Naik turun tangga. Memesan
makanan. Mengantar makanan….. Semua terjadi seperti sebuah koreografi yang luwes dan
mulus antara yang tangible dan intangible. Relasi yang dinamis antara keduanya membuat
pengalaman ruang di sana tak pernah sama. Andra Matin mengembalikan arsitektur sebagai
sebuah “kejadian”. Sesuatu yang tak berulang. Dan tiap kali kita menemukan sebuah
keindahan yang baru.

Dalam karya-karya selanjutnya, karakter ini menjadi esensi dari arsitektur Andra Matin,
seperti bisa kita lihat dalam proyek Rumah WH, AM House, Katamama, Omah Herborist,
Masjid Tubaba, pasar Sarijadi, dan lain-lain. Bold and beautiful

Anda mungkin juga menyukai