BAB 2
LANDASAN TEORI
Tujuan khusus yaitu menguraikan secara lebih spesifik, tujuan yang ingin
dicapai untuk tercapainya tujuan umum pelatihan. Indikatornya adalah
pencapaian tujuan.
3. Proses merancang program pelatihan, indikatornya adalah materi
pelatihan, metode penyampaian, proses belajar setiap materi, dan proporsi
waktu.
4. Melaksanakan program pelatihan, yaitu implementasi proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang pada akhirnya
untuk mencapai tujuan pelatihan. Indikatornya adalah jadwal pelatihan,
pelatih yang sesuai dengan kriteria dan kelengkapan sarana dan fasilitas
diklat maupun penunjangnya.
5. Melakukan evaluasi program pelatihan, yaitu kegiatan penilaian terhadap
pelaksanaan program pelatihan. Indikatornya adalah tingkat kepuasan
peserta terhadap proses dan hasil pelatihan yang diperolehnya, perubahan
pengetahuan, dan seberapa besar pengaruh pelatihan terhadap pekerjaan.
2.1.3.3 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan
Tujuan pendidikan dan pelatihan (diklat) menurut Kaswan (2013, p.107),
yaitu:
1. Perilaku/kinerja yang dapat diamati yaitu waktu yang ditargetkan,
tingkat kesalahan yang dapat diidentifikasi.
2. Kriteria yang dapat diukur yaitu persentase ketepatan.
3. Kondisi kerja yaitu spesifikasi kapan perilaku itu terjadi.
2.1.3.4 Jenis-Jenis Pelatihan
Menurut Mathis & Jackson (2011, p.318) pelatihan dapat dirancang untuk
memenuhi sejumlah tujuan berbeda dan dapat diklasifikan ke dalam berbagai cara.
Beberapa pengelompokkan yang umum meliputi:
1. Pelatihan yang dibutuhkan dan rutin: Dilakukan untuk memenuhi
berbagai syarat hukum yang diharuskan dan berlaku sebagai pelatihan
untuk semua karyawan (orientasi karyawan baru).
2. Pelatihan pekerjaan/teknis: Memungkinkan para karyawan untuk
melakukan pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab mereka dengan baik
(misalnya: pengetahuan tentang produk, proses dan prosedur teknis, dan
hubungan pelanggan).
3. Pelatihan antar pribadi dan pemecahan masalah: Dimaksudkan untuk
mengatasi masalah operasional dan antar pribadi serta meningkatkan
hubungan dalam pekerjaan organisasional (misalnya: komunikasi
11
sehingga para peserta dapat belajar dari masalah yang sudah pernah
terjadi pada suatu perusahaan tertentu. Metode ini bertujuan agar para
peserta latihan dapat dengan lebih baik dalam pengambilan keputusan
dan cara mengelola operasional perusahaan dengan baik.
Vestibule school, tenaga kerja dilatih dengan menggunakan perlatan
yang sebenarnya dan sistem pengaturan sesuai dengan yang
sebenarnya tetapi dilaksanakan di luar perusahaan. Tujuannya adalah
untuk menghindari tekanan dan pengaruh kondisi dalam perusahaan.
Case study, di mana peserta dilatih untuk mencari penyebab
timbulnya suatu masalah, kemudian dapat memecahkan masalah
tersebut. Pemecahan masalah dapat dilakukan secara individual atau
kelompok atas masalah-masalah yang ditentukan.
2.1.4 Motivasi Kerja
4. Pendekatan kontemporer, didominasi oleh tiga tipe motivasi: teori isi, teori
proses, dan teori penguatan. Teori isi menekankan pada teori kebutuhan-
kebutuhan manusia, menjelaskan berbagai kebutuhan manusia memengaruhi
kegiatannya dalam organisasi. Dalam teori proses, terdapat dua teori motivasi
yang terpusat pada bagaimana para anggota organisasi mencari penghargaan
dalam keadaan bekerja. Satu teori lagi, berpusat pada bagaimana karyawan
mempelajari perilaku kerja yang diinginkan, terdapat pada teori penguatan.
2.1.4.2 Teori-Teori Motivasi
Dalam buku Rivai & Sagala (2009, p.840) teori motivasi Abraham H.
Maslow dengan teori hierarki, kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan ke dalam 5
hierarki kebutuhan sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologis: kebutuhan ini merupakan tingkat paling dasar, yaitu
kebutuhan untuk mempertahankan hidup, berupa kebutuhan makan, minum,
pakaian, dan tempat tinggal.
14
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal juga tidak kalah peranannya dalam motivasi kerja
seseorang.
Faktor-faktor eksternal itu adalah:
a) Kondisi lingkungan kerja
Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja
yang ada disekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang
dapat memengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu,
pemimpin perusahaan harus mempunyai kreativitas tinggi akan dapat
menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan bagi karyawan.
b) Kompensasi yang memadai
Kompensasi merupakan sumber penghasilan utama bagi para
karyawan untuk menghidupi diri beserta keluarganya. Kompensasi
yang memadai merupakan merupakan alat motivasi yang paling
ampuh bagi perusahaan untuk mendorong para karyawan bekerja
dengan baik.
c) Supervisi yang baik
Fungsi supervisi dalam suatu pekerjaan adalah memberikan
pengarahan, membimbing kerja para karyawan, agar dapat
melaksanakan kerja dengan baik tanpa membuat kesalahan.
d) Adanya jaminan pekerjaan
Setiap orang akan mau bekerja mati-matian mengorbankan apa yang
ada pada dirinya untuk perusahaan, kalau yang bersangkutan merasa
ada jaminan karir yang jelas dalam melakukan pekerjaan.
e) Status dan tanggung jawab
Status atau kedudukan dalam jabatan tertentu merupakan dambaan
setiap karyawan dalam bekerja. Dengan menduduki jabatan, orang
merasa dirinya akan dipercaya, diberi tanggung jawab, dan wewenang
yang besar untuk melakukan kegiatan-kegiatan.
17
Pendidikan
dan Pelatihan
(X1)
1
(Daryanto
dan Bintoro, Kinerja
2014) Karyawan
(Y)
(Bangun,
2014)
Motivasi (X2)
2
(Robbins &
Judge, 2014)
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2009, p.235), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban
diberikan baru pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data.
- Ha : Terdapat pengaruh antara variabel bebas dan terikat
- Ho : Tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas dan terikat
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, hipotesis penelitian ini ditetapkan
sebagai berikut :
Hipotesis Pertama
Ha : Pendidikan pelatihan (diklat) berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja karyawan
Ho : Pendidikan pelatihan (diklat) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja karyawan
21
Hipotesis Kedua
Ha : Motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan
Ho : Motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
karyawan
Hipotesis Ketiga
Ha : Pendidikan pelatihan (diklat) dan motivasi berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan
Ho : Pendidikan pelatihan (diklat) dan motivasi tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan
Secara parsial
faktor pendidikan
dan pelatihan
(diklat)
mempunyai
hubungan yang
kuat dan
memberikan
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
23
karyawan PT.
Anggrek
Mobilindo. Secara
parsial
faktor motivasi
mempunyai
hubungan yang
sangat kuat dan
memberikan
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
karyawan PT.
Anggrek
Mobilindo.