Anda di halaman 1dari 22

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, Yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah tentang undang-undang administrasi
pemerintahan dikaitkan dengan hukum administrasi. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan materi maupun pikirannya. Dan harapan
kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Gorontalo ,26 Maret 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Administrasi dalam arti sempit dan administrasi dalam arti luas.


Secara sempit administrasi diartikan sebagai kegiatan yang bersifat tulis
menulis tentang segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi, jadi kegiatan
yang dimaksud tidak lebih dari kegiatan tata usaha. Seperti mengetik,
mengirim surat, mencatat keluar dan masuk surat, penyimpanan arsip dan
yang termasuk pada proses pelayanan lainnya. Sedangkan administrasi
dalam arti luas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

Pertimbangan yang menjadi latar belakang Undang–Undang Nomor 30


Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan adalah:

a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan


pemerintahan, badan dan/atau pejabat pemerintahan dalam
menggunakan wewenang harus mengacu pada asas-asas umum
pemerintahan yang baik dan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. bahwa untuk menyelesaikan permasalahan dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pengaturan mengenai administrasi pemerintahan
diharapkan dapat menjadi solusi dalam memberikan pelindungan
hukum, baik bagi warga masyarakat maupun pejabat pemerintahan;
c. bahwa untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, khususnya bagi
pejabat pemerintahan, undang- undang tentang administrasi
pemerintahan menjadi landasan hukum yang dibutuhkan guna
mendasari keputusan dan/atau tindakan pejabat pemerintahan untuk
memenuhi kebutuhan hukum masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang
Administrasi Pemerintahan;
B. RUMUSAN MASALAH

bagaimana hubungan administrasi pemerintahan dengan hukum adminstrasi


negara

C. TUJUAN MASLAH

Mengetahui hubungan administrasi pemerintahan dengan hukum


adminstrasi negara.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Admistrasi dan Pemerintahan Daerah

1. Pengertian Admistrasi

Administrasi (dalam terjemahan bahasa latin ) adalah suatu kegiatan


yang bersifat memberikan pelayanan atau servis sesuai dengan kebijakan
yang di tentukan oleh yag memberikan tugas, kewajiban dan taggung jawab
kepadanya. Administrasi (terjemahan dalam bahasa inggris) adalah suatu
kegiatan yang mempunyai makna luas meliputi segenap aktivitas untuk
menetapkan kebijakan serta pelaksanaannya. Setiap negara pasti melakukan
administrasi. Administrasi sangat di perlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Administrasi dalam arti sempit dan administrasi dalam arti luas.


Secara sempit administrasi diartikan sebagai kegiatan yang bersifat tulis
menulis tentang segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi, jadi kegiatan
yang dimaksud tidak lebih dari kegiatan tata usaha. Seperti mengetik,
mengirim surat, mencatat keluar dan masuk surat, penyimpanan arsip dan
yang termasuk pada proses pelayanan lainnya. Sedangkan administrasi
dalam arti luas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

Administrasi sebagai ketatausahaan yang dalam bahasa inggris dipergunakan


istilah derical work paper work atau office work.

1) Administrasi arti sempit menurut para ahli

a. Paul Mebieu and The Liang Gie

Administrasi sebagai kegiatan pencatatan keterangan tertulis .

b. Tjeng Bing Tie

Administrasi sebagai pencatatan dan pemberian bahan-bahan yang


diperlukan untuk melaksanakan pimpinan.

2) Administrasi arti luas menurut para ahli

a. Administrasi adalah kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh pejabat


eksekutif dalam suatu organisasi yan bertugas mengatur, memajukan, dan
melengkapi usaha kerjasama sekumpulan orang yang sengaja dihimpun
untuk mencapai tujuan tertentu. (ordway tead dalam thoha 1983)
b. Administrasi adalah proses yang biasanya terdapat pada semua usha
kelompok baik usaha pemerintah/swasta, sipil/militer baik sengaja besar-
besran maupun kecil-kecilan. (thoha 1983).

2. Beberapa istilah berkaitan dengan administrasi

• Administratie (inggris) – tatausaha, diartikan sebagai setiap-setiap


keterangan secra sistematis dan pencatatannya secra tertulis dengan maksud
memperoleh suatu ihktisar mengenai keterangan-eterangan itu dalam
keseluruhannya dan dalam hubungannya satu sama lain.

• Administratief (Belanda) – (kepengurusan ketatausahaan) yaitu rangkaian


tindakan dalam pelaksanaan anggran yang bertalian dengan pelaksaan
wewenang otorisasi dan wewenang memberi perintah membayar/ menangih

• Administration (inggris) –Administrasi, yaitu segenap rangkaian perbuatan


penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk
mecapai tujuan tert3. Pengertian pemerintah

Pemerintah adalah suatu ilmu dan seni. Dikatakan sebagai seni karena
beberapa banyak pemimpin pemerintahan yang tanpa pendidikan
pemerintahan, mampu berkiat serta berkharismatik menjalankan roda
pemerintahan.

Pemerintah dikatakan sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan karena


memenuh syarat-syarat yaitu dapat di pelajari dan diajarkan, memiliki objek
baik material maupun formal, universal sifatnya sistematik serta
spesifik(khas).

Pemerintah adalah sebuah disiplin ilmu yang mandiri bahkan juga seni(seni
memerintah) dan moral (moral pejabat ).

Pemerintahan adalah semua aktivitas,fungsi,tugas dan kewajiban yang


dijalankan oleh lembaga untuk mencapai tujuan negara.

4. Pengertian Pemerintahan daerah

Pemerintahan daerah menurut Pasal 1 huruf d UU Nomor 22 Tahun 1999


diartikan sebagai penyelenggara pemerintahan daerah otonom oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi. Menurut UU
nomor 32 tahun 2004 dalam pasal 1 angka 2, pemerintahan daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam system dan prinsip negara kesatuan republik indonesia(NKRI).

Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah


penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dan unsur penyelenggaraan
pemerintahan daerah adalah gubernur, bupati , walikota dan perangkat
daerah. Definisi Pemerintahan Daerah berdasarkan UU No 32 Tahun 2004
tentang pemerintahan daerah pasal 1 ayat 2, adalah sebagai berikut :
“Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”

5. Undang-Undang Pemerintahan Daerah

Sebagai pelaksana pasal 18 UUD 1945 dibidang ketatanegaraan pemerintah


melaksanakan pembagian daerah-daerah dengan bentuk susunan
pemerintahan yang ditetapkan dengan Undang-undang pemda.

Oleh karena itu,sejak proklamasi kemerdekaan RI kita lihat beberapa kali


pemerintah mebentuk undang-undang pemda .Perubahan-perubahan
terlihat karena masing-masing undang-undang menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi saat terjadinya. Beberapa undang-undang pemda yang
dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1945 Tentang kedudukan Komite Nasional


Daerah (KND) yang merupakan langkah pertama menerapkan demokrasi
didaerah. Undang-Undang ini terlalu singkat bunyinya karena hanya
mengatur KND sebagai penjabaran dari KNIP (Komite Nasional Indonesia
Pusat ) yang merupakan badan legislatif darurat. Selanjutnya didaerah KND
berubah menjadi BPRD (Badan Perwakilan Rakyat Daerah).

b. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 tentang pemda. Undang-Undang ini


merupakan penghapusan perbedaan antara cara pemerintahan di jawa dan
Madura (Uniformitas). Karena undang-undang ini diapit oleh keadaan
darurat akibat agresi militer Belanda,akhirnya undang-undang ini tidak
sempat dijalankan secara sempurna.
c. Undang-undang Nompe 44 Tahun 1950 tentang NIT(Negara Indonesia
Timur) ini hanya bersifat separitis. Hal ini akibat berlakunya konstitusi
RIS(Republik Indonesia Serikat).untunglah undang-undang ini tidak sempat
dilaksanakan karena disusul dengan pembentukan negara kesatuan republik
indonesia (NKRI)kembali yang berakibat terhadap pembubaran NIT

d. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957 tentang pokok-pokok


pemda.undang-undang ini sebagai usaha untuk uniformitas menyatukan
undang-undang tentang pokok-pokok otonomi daerah bagi seluruh
Indonesia yang akiat keadaan sebelumnya menjadi beraneka warna,pada
undang-undang ditemukan istilah daerah swantra.

e. Undang-undang Nomor 18 Tahun1965 tentang poko-poko pemda. Undang-


undang ini dibuat sebelum meletusnya pemberontakan PKI. Dalam undang-
undang ini kental bermuatan PKI karena pada setiap keberadaan
kepemimpinan DPRD untuk terwujudnya demokrasi terpemimpin harus
mencerminkan unsur nasakom. Jadi, walaupun hanya satu orang PKI yang
ada di suatu daerah akan tetapterjamin menduduki piminan DPRD.

f. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan


di daerah. Undang-undang ini mencerminkan adanya pemberian otonomi
yang nyata,dinamis Dan bertanggung jawab. Penekanan kata bertanggung
jawab adalah agar membangun sejalan dan tidak bertentangan dengan
pengarahan-pengarahan yang telah diberikan.

Selain itu untuk pemerintahan daerah UUD1945 juga diamandemen sebagai


berikut :

Pasal 18

a. Negara Kesatuan Republik Indonesia di bagi atas daerah-daerah dibagi atas


daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu di bagi atas kabupaten dan
kota yang tiap-tiap provinsi kabupaten dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah yang di atur dengan undang-undang.

b. Pemerintahan daerah provinsi,daerah kabupaten, dan kota mengatur dan


mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.

c. Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki DPRD


yang anggota-anggotanya di pilih melalui pemilu.
d. Gubernur, bupati, dan walikota masing-masing sebagai kepala
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara
demokratis.

e. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecualiurusan


pemerintahan yang oleh undang-undang di tentukan sebagai urusan
pemerintah pusat.

f. Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peruran-


peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

g. Susunan dan tata cara enyelenggaraan pemerintahan daerah di atur dalam


undang-undang.

6. Kewenangan Daerah

Tujuan peletakan kewenangan dalam penyelenggaran otonomi daerah


adalah untuk mendorong upaya peningkatan kesejahteraan
rakyat,pemerataan dan keadilan,demokratisasi dan penghormatan terhadap
budaya lokal serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah.

Atas dasar itu, undang-unang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan


Daerah memberikan kewenangan luas,nyata dan bertanggung jawab kepada
daerah sehinggaa memberi peluang kepada Daerah agar leluasa mengatur
dan melaksanakan kewenangannya atas praksa sendiri seseuai dengan
kepentingan masyarakat setempat dan potensi setiap daerah. Kewaenangan
ini pada dasarnya merupakan upaya untuk membatasi kewenangan
pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom, karena
pemerintah dan provinsi hanya diperkenankan menyelenggarakan kegiatan
otonomi sebatas yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah nomor 25
Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi
sebagai daerah otonom.

Kewenangan pemerintah daerah dilaksanakan secara luas,utuh dan bulat


yang meliputi perencanaan,pelaksanaan,pengawasan pengendalian, dan
evaluasi pada aspek pemerintahan.

Kewenagan pemerintah, sebagaimana tercantum dalam pasal 7 ayat (1)


Undang-undan Nomor 22 Tahun 1999 tetang pemerintahan daerah adalah
penyelenggara politik luar negeri,pertahannan,keamanan,peradilan monoter
dan fisiskal,agama serta kewenangan dibidang lainnya.
Kewenangan provinsi sesuai dengan kedudukannya sebagai daerah otonom
yang meliputi penyelenggaraan kewenangan pemerintah otonom yang
bersifat lintas kabupaten/ kota dan kewenangan pemerintah dibidang
lainnya. Pengertian Admistrasi dan Pemerintahan Daerah

1. Pengertian Admistrasi

Administrasi (dalam terjemahan bahasa latin ) adalah suatu kegiatan yang


bersifat memberikan pelayanan atau servis sesuai dengan kebijakan yang di
tentukan oleh yag memberikan tugas, kewajiban dan taggung jawab
kepadanya. Administrasi (terjemahan dalam bahasa inggris) adalah suatu
kegiatan yang mempunyai makna luas meliputi segenap aktivitas untuk
menetapkan kebijakan serta pelaksanaannya. Setiap negara pasti melakukan
administrasi. Administrasi sangat di perlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Administrasi dalam arti sempit dan administrasi dalam arti luas. Secara
sempit administrasi diartikan sebagai kegiatan yang bersifat tulis menulis
tentang segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi, jadi kegiatan yang
dimaksud tidak lebih dari kegiatan tata usaha. Seperti mengetik, mengirim
surat, mencatat keluar dan masuk surat, penyimpanan arsip dan yang
termasuk pada proses pelayanan lainnya. Sedangkan administrasi dalam arti
luas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

Administrasi sebagai ketatausahaan yang dalam bahasa inggris dipergunakan


istilah derical work paper work atau office work.

1) Administrasi arti sempit menurut para ahli

a. Paul Mebieu and The Liang Gie

Administrasi sebagai kegiatan pencatatan keterangan tertulis .

b. Tjeng Bing Tie

Administrasi sebagai pencatatan dan pemberian bahan-bahan yang


diperlukan untuk melaksanakan pimpinan.

2) Administrasi arti luas menurut para ahli

a. Administrasi adalah kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh pejabat


eksekutif dalam suatu organisasi yan bertugas mengatur, memajukan, dan
melengkapi usaha kerjasama sekumpulan orang yang sengaja dihimpun
untuk mencapai tujuan tertentu. (ordway tead dalam thoha 1983)
b. Administrasi adalah proses yang biasanya terdapat pada semua usha
kelompok baik usaha pemerintah/swasta, sipil/militer baik sengaja besar-
besran maupun kecil-kecilan. (thoha 1983).

2. Beberapa istilah berkaitan dengan administrasi

• Administratie (inggris) – tatausaha, diartikan sebagai setiap-setiap


keterangan secra sistematis dan pencatatannya secra tertulis dengan maksud
memperoleh suatu ihktisar mengenai keterangan-eterangan itu dalam
keseluruhannya dan dalam hubungannya satu sama lain.

• Administratief (Belanda) – (kepengurusan ketatausahaan) yaitu rangkaian


tindakan dalam pelaksanaan anggran yang bertalian dengan pelaksaan
wewenang otorisasi dan wewenang memberi perintah membayar/ menangih

• Administration (inggris) –Administrasi, yaitu segenap rangkaian perbuatan


penyelenggaraan dalam setiap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk
mecapai tujuan tertetu.

3. Pengertian pemerintah

Pemerintah adalah suatu ilmu dan seni. Dikatakan sebagai seni karena
beberapa banyak pemimpin pemerintahan yang tanpa pendidikan
pemerintahan, mampu berkiat serta berkharismatik menjalankan roda
pemerintahan.

Pemerintah dikatakan sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan karena


memenuh syarat-syarat yaitu dapat di pelajari dan diajarkan, memiliki objek
baik material maupun formal, universal sifatnya sistematik serta
spesifik(khas).

Pemerintah adalah sebuah disiplin ilmu yang mandiri bahkan juga seni(seni
memerintah) dan moral (moral pejabat ).

Pemerintahan adalah semua aktivitas,fungsi,tugas dan kewajiban yang


dijalankan oleh lembaga untuk mencapai tujuan negara.

4. Pengertian Pemerintahan daerah

Pemerintahan daerah menurut Pasal 1 huruf d UU Nomor 22 Tahun 1999


diartikan sebagai penyelenggara pemerintahan daerah otonom oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi. Menurut UU
nomor 32 tahun 2004 dalam pasal 1 angka 2, pemerintahan daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintah daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam system dan prinsip negara kesatuan republik indonesia(NKRI).

Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah adalah


penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dan unsur penyelenggaraan
pemerintahan daerah adalah gubernur, bupati , walikota dan perangkat
daerah. Definisi Pemerintahan Daerah berdasarkan UU No 32 Tahun 2004
tentang pemerintahan daerah pasal 1 ayat 2, adalah sebagai berikut :
“Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”

5. Undang-Undang Pemerintahan Daerah

Sebagai pelaksana pasal 18 UUD 1945 dibidang ketatanegaraan pemerintah


melaksanakan pembagian daerah-daerah dengan bentuk susunan
pemerintahan yang ditetapkan dengan Undang-undang pemda.

Oleh karena itu,sejak proklamasi kemerdekaan RI kita lihat beberapa kali


pemerintah mebentuk undang-undang pemda .Perubahan-perubahan
terlihat karena masing-masing undang-undang menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi saat terjadinya. Beberapa undang-undang pemda yang
dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1945 Tentang kedudukan Komite Nasional


Daerah (KND) yang merupakan langkah pertama menerapkan demokrasi
didaerah. Undang-Undang ini terlalu singkat bunyinya karena hanya
mengatur KND sebagai penjabaran dari KNIP (Komite Nasional Indonesia
Pusat ) yang merupakan badan legislatif darurat. Selanjutnya didaerah KND
berubah menjadi BPRD (Badan Perwakilan Rakyat Daerah).

b. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948 tentang pemda. Undang-Undang ini


merupakan penghapusan perbedaan antara cara pemerintahan di jawa dan
Madura (Uniformitas). Karena undang-undang ini diapit oleh keadaan
darurat akibat agresi militer Belanda,akhirnya undang-undang ini tidak
sempat dijalankan secara sempurna.

c. Undang-undang Nompe 44 Tahun 1950 tentang NIT(Negara Indonesia


Timur) ini hanya bersifat separitis. Hal ini akibat berlakunya konstitusi
RIS(Republik Indonesia Serikat).untunglah undang-undang ini tidak sempat
dilaksanakan karena disusul dengan pembentukan negara kesatuan republik
indonesia (NKRI)kembali yang berakibat terhadap pembubaran NIT

d. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957 tentang pokok-pokok


pemda.undang-undang ini sebagai usaha untuk uniformitas menyatukan
undang-undang tentang pokok-pokok otonomi daerah bagi seluruh
Indonesia yang akiat keadaan sebelumnya menjadi beraneka warna,pada
undang-undang ditemukan istilah daerah swantra.

e. Undang-undang Nomor 18 Tahun1965 tentang poko-poko pemda. Undang-


undang ini dibuat sebelum meletusnya pemberontakan PKI. Dalam undang-
undang ini kental bermuatan PKI karena pada setiap keberadaan
kepemimpinan DPRD untuk terwujudnya demokrasi terpemimpin harus
mencerminkan unsur nasakom. Jadi, walaupun hanya satu orang PKI yang
ada di suatu daerah akan tetapterjamin menduduki piminan DPRD.

f. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan


di daerah. Undang-undang ini mencerminkan adanya pemberian otonomi
yang nyata,dinamis Dan bertanggung jawab. Penekanan kata bertanggung
jawab adalah agar membangun sejalan dan tidak bertentangan dengan
pengarahan-pengarahan yang telah diberikan.

Selain itu untuk pemerintahan daerah UUD1945 juga diamandemen sebagai


berikut :

Pasal 18

a. Negara Kesatuan Republik Indonesia di bagi atas daerah-daerah dibagi atas


daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu di bagi atas kabupaten dan
kota yang tiap-tiap provinsi kabupaten dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah yang di atur dengan undang-undang.

b. Pemerintahan daerah provinsi,daerah kabupaten, dan kota mengatur dan


mengurus sendiri urusan pemerintah menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan.
c. Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki DPRD
yang anggota-anggotanya di pilih melalui pemilu.

d. Gubernur, bupati, dan walikota masing-masing sebagai kepala


pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara
demokratis.

e. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecualiurusan


pemerintahan yang oleh undang-undang di tentukan sebagai urusan
pemerintah pusat.

f. Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peruran-


peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

g. Susunan dan tata cara enyelenggaraan pemerintahan daerah di atur dalam


undang-undang.

6. Kewenangan Daerah

Tujuan peletakan kewenangan dalam penyelenggaran otonomi daerah


adalah untuk mendorong upaya peningkatan kesejahteraan
rakyat,pemerataan dan keadilan,demokratisasi dan penghormatan terhadap
budaya lokal serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah.

Atas dasar itu, undang-unang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan


Daerah memberikan kewenangan luas,nyata dab bertanggung jawab kepada
daerah sehinggaa memberi peluang kepada Daerah agar leluasa mengatur
dan melaksanakan kewenangannya atas praksa sendiri seseuai dengan
kepentingan masyarakat setempat dan potensi setiap daerah. Kewaenangan
ini pada dasarnya merupakan upaya untuk membatasi kewenangan
pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom, karena
pemerintah dan provinsi hanya diperkenankan menyelenggarakan kegiatan
otonomi sebatas yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah nomor 25
Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi
sebagai daerah otonom.

Kewenangan pemerintah daerah dilaksanakan secara luas,utuh dan bulat


yang meliputi perencanaan,pelaksanaan,pengawasan pengendalian, dan
evaluasi pada aspek pemerintahan.

Kewenagan pemerintah, sebagaimana tercantum dalam pasal 7 ayat (1)


Undang-undan Nomor 22 Tahun 1999 tetang pemerintahan daerah adalah
penyelenggara politik luar negeri,pertahannan,keamanan,peradilan monoter
dan fisiskal,agama serta kewenangan dibidang lainnya.

Kewenangan provinsi sesuai dengan kedudukannya sebagai daerah otonom


yang meliputi penyelenggaraan kewenangan pemerintah otonom yang
bersifat lintas kabupaten/ kota dan kewenangan pemerintah dibidang
lainnya.

Pengertian Hukum Administrasi Negara Lengkap Beserta Definisi Menurut


Para Ahli - Hukum Administrasi Negara adalah Peraturan hukum mengenai
administrasi dalam suatu negara, dimana hubungan antar warga negara dan
pemerintahannya dapat berjalan dengan baik dan aman.

Hukum Administrasi Negara adalah peraturan-peraturan mengenai segala


hal ihwal penyelenggaran negara yang dilakukan oleh aparatur negara guna
mencapai tujuan negara.

Hukum administrasi Negara adalah seperangkat peraturan yang


memungkinkan administrasi Negara menjalankan fungsinya, yang sekaligus
juga melindungi warga terhadap sikap tindak administrasi Negara, dan
melindungi administrasi Negara itu sendiri.

Hukum Administrasi Negara Menurut Para Ahli :

Hukum administrasi negara adalah peraturan hukum yang mengatur


administrasi, yaitu hubungan antara warga negara dan pemerintahnya yang
menjadi sebab hingga negara itu berfungsi. (R. Abdoel Djamali).

Hukum administrasi negara adalah keseluruhan aturan hukum yang


mengatur bagaimana negara sebagai penguasa menjalankan usaha-usaha
untuk memenuhi tugasnya. (Kusumadi Poedjosewojo.)

Hukum administrasi negara adalah hukum yang menguji hubungan hukum


istinewa yang diadakan, akan kemungkinan para pejabat melakukan tugas
mereka yang khusus. (E. Utrecht.)

Hukum administrasi negara adalah keseluruhan aturan yang harus


diperhatikan oleh para pengusaha yang diserahi tugas pemerintahan dalam
menjalankan tugasnya. (Van Apeldoorn.)

Hukum administrasi negara adalah hukum yang mengatur tentang


hubungan-hubungan hukum antara jabatan-jabatan dalam negara dengan
warga masyarakat. (Djokosutono.)
Istilah hukum administrasi negara adalah terjemahan dari istilah
Administrasi recht (bahasa Belanda).

Oppen Hein mengatakan “ Hukum Administrasi Negara adalah sebagai suatu


gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan yang tinggi
maupun rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenagnya yang
telah diberikan kepadanya oleh Hukum Tata Negara.”

(de La Bassecour Caan)

bahwa yang dimaksud dengan hukum administrasi Negara adalah, himpunan


peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab maka Negara berfungsi.
Maka peraturan-peraturan itu mengatur hubungan-hubungan antara tiap-
tiap warga Negara dengan pemerintahannya.

(Van Vollenhoven)

HAN adalah suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-


badan yang tinggi maupun yang rendah apabila badan-badan utu
menggunakan wewenangnya yang diberikan kepadanya oleh hukum tata
Negara

( J.H.A. Logemann,)

hukum administrasi Negara adalah, hukum mengenai hubungan-hubungan


antara jabatan-jabatan satu dengan lainnya, serta hukum antara jabatan-
jabatan Negara itu dengan para warga masyarakat.

(Muchsan) hukum administrasi Negara dirimuskan sebagai “hukum


mengenai struktur dan kefungsian administrasi Negara

SUMBER-SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Pada umumnya, dapat dibedakan menjadi dua :

Sumber hukum material, yaitu sumber hukum yang turut menentukan isi
kaidah hukum. Sumber hukum material ini berasal dari peristiwa-peristiwa
dalam pergaulan masyarakat dan peristiwa-peristiwa itu dapat
mempengaruhi bahkan menentukan sikap manusia.

Sumber hukum formal, yaitu sumber hukum yang sudah diberi bentuk
tertentu. Agar berlaku umum, suatu kaidah harus diberi bentuk sehingga
pemerintah dapat mempertahankannya
ASAS-ASAS HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Asas yuridikitas (rechtmatingheid): yaitu bahwah setiap tindakan pejabat


administrasi negara tidak boleh melanggar hukum (harus sesuai dengan rasa
keadilan dan kepatutan).

Asas legalitas (wetmatingheid): yaitu bahwah setiap tindakan pejabat


administrasi negara harus ada dasar hukumnya (ada peraturan dasar yang
melandasinya). Apalagi indonesia adalah negara hukum, maka asas legalitas
adalah hal yang paling utama dalam setiap tindakan pemerintah.

Asas diskresi yaitu kebebasan dari seorang pejabat administrasi negara


untuk mengambil keputusan berdasarkan pendapatnya sendiri tetapi tidak
bertentangan dengan legalit.

Hukum Administrasi Negara dalam arti luas itu dapat dibagi dalam 4 (empat)
bidang, yaitu:

Bestuursrecht (hukum pemerintahan);

Justitirecht (hukum peradilan);

Politierecht (hukum kepolisian); dan

Regelaarsrecht (hukum perundang-undangan).

Ruang lingkup hukum administrasi negara meliputi :

Wewenang lembaga negara baik pusat dan daerah ,

Perhubungan kekuasaan antar lembaga negara ,dan

Antara lembaga negara dengan warga masyarakatnya

Undang–Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi


Pemerintahan

Latar Belakang

Pertimbangan yang menjadi latar belakang Undang–Undang Nomor 30


Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan adalah:

e. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan


pemerintahan, badan dan/atau pejabat pemerintahan dalam
menggunakan wewenang harus mengacu pada asas-asas umum
pemerintahan yang baik dan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
f. bahwa untuk menyelesaikan permasalahan dalam penyelenggaraan
pemerintahan, pengaturan mengenai administrasi pemerintahan
diharapkan dapat menjadi solusi dalam memberikan pelindungan
hukum, baik bagi warga masyarakat maupun pejabat pemerintahan;
g. bahwa untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, khususnya bagi
pejabat pemerintahan, undang- undang tentang administrasi
pemerintahan menjadi landasan hukum yang dibutuhkan guna
mendasari keputusan dan/atau tindakan pejabat pemerintahan untuk
memenuhi kebutuhan hukum masyarakat dalam penyelenggaraan
pemerintahan;
h. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang
Administrasi Pemerintahan;

Dasar Hukum
Dasar hukum Undang–Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan adalah Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Penjelasan Umum UU Administrasi Pemerintahan

Sesuai dengan ketentuan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945, kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Selanjutnya menurut
ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini berarti bahwa
sistem penyelenggaraan pemerintahan negara Republik Indonesia harus
berdasarkan atas prinsip kedaulatan rakyat dan prinsip negara hukum.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, segala bentuk Keputusan dan/atau
Tindakan Administrasi Pemerintahan harus berdasarkan atas kedaulatan
rakyat dan hukum yang merupakan refleksi dari Pancasila sebagai ideologi
negara. Dengan demikian tidak berdasarkan kekuasaan yang melekat pada
kedudukan penyelenggara pemerintahan itu sendiri.

Penggunaan kekuasaan negara terhadap Warga Masyarakat bukanlah tanpa


persyaratan. Warga Masyarakat tidak dapat diperlakukan secara sewenang-
wenang sebagai objek. Keputusan dan/atau Tindakan terhadap Warga
Masyarakat harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan asas-asas umum pemerintahan yang baik. Pengawasan terhadap
Keputusan dan/atau Tindakan merupakan pengujian terhadap perlakuan
kepada Warga Masyarakat yang terlibat telah diperlakukan sesuai dengan
hukum dan memperhatikan prinsip-prinsip perlindungan hukum yang secara
efektif dapat dilakukan oleh lembaga negara dan Peradilan Tata Usaha
Negara yang bebas dan mandiri. Karena itu, sistem dan prosedur
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan harus diatur dalam
undang-undang.

Tugas pemerintahan untuk mewujudkan tujuan negara sebagaimana


dirumuskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan tugas tersebut merupakan tugas yang sangat luas.
Begitu luasnya cakupan tugas Administrasi Pemerintahan sehingga
diperlukan peraturan yang dapat mengarahkan penyelenggaraan
Pemerintahan menjadi lebih sesuai dengan harapan dan kebutuhan
masyarakat (citizen friendly), guna memberikan landasan dan pedoman bagi
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dalam menjalankan tugas
penyelenggaraan pemerintahan.

Ketentuan penyelenggaraan Pemerintahan tersebut diatur dalam sebuah


Undang-Undang yang disebut Undang-Undang Administrasi Pemerintahan.
Undang-Undang Administrasi Pemerintahan menjamin hak-hak dasar dan
memberikan pelindungan kepada Warga Masyarakat serta menjamin
penyelenggaraan tugas-tugas negara sebagaimana dituntut oleh suatu negara
hukum sesuai dengan Pasal 27 ayat (1), Pasal 28 D ayat (3), Pasal 28 F, dan
Pasal 28 I ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Berdasarkan ketentuan tersebut, Warga Masyarakat tidak menjadi
objek, melainkan subjek yang aktif terlibat dalam penyelenggaraan
Pemerintahan. Dalam rangka memberikan jaminan pelindungan kepada
setiap Warga Masyarakat, maka Undang-Undang ini memungkinkan Warga
Masyarakat mengajukan keberatan dan banding terhadap Keputusan
dan/atau Tindakan, kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau
Atasan Pejabat yang bersangkutan. Warga Masyarakat juga dapat
mengajukan gugatan terhadap Keputusan dan/atau Tindakan Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan kepada Peradilan Tata Usaha Negara, karena
Undang-Undang ini merupakan hukum materiil dari sistem Peradilan Tata
Usaha Negara.

Undang-Undang Administrasi Pemerintahan mengaktualisasikan secara


khusus norma konstitusi hubungan antara negara dan Warga Masyarakat.
Pengaturan Administrasi Pemerintahan dalam Undang- Undang ini
merupakan instrumen penting dari negara hukum yang demokratis, dimana
Keputusan dan/atau Tindakan yang ditetapkan dan/atau dilakukan oleh
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan atau penyelenggara negara lainnya
yang meliputi lembaga-lembaga di luar eksekutif, yudikatif, dan legislatif
yang menyelenggarakan fungsi pemerintahan yang memungkinkan untuk
diuji melalui Pengadilan. Hal inilah yang merupakan nilai-nilai ideal dari
sebuah negara hukum. Penyelenggaraan kekuasaan negara harus berpihak
kepada warganya dan bukan sebaliknya. Undang-Undang ini diperlukan
dalam rangka memberikan jaminan kepada Warga Masyarakat yang semula
sebagai objek menjadi subjek dalam sebuah negara hukum yang merupakan
bagian dari perwujudan kedaulatan rakyat. Kedaulatan Warga Masyarakat
dalam sebuah negara tidak dengan sendirinya —baik secara keseluruhan
maupun sebagian— dapat terwujud. Pengaturan Administrasi Pemerintahan
dalam Undang-Undang ini menjamin bahwa Keputusan dan/atau Tindakan
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan terhadap Warga Masyarakat tidak
dapat dilakukan dengan semena-mena. Dengan Undang-Undang ini, Warga
Masyarakat tidak akan mudah menjadi objek kekuasaan negara. Selain itu,
Undang-Undang ini merupakan transformasi AUPB yang telah dipraktikkan
selama berpuluh-puluh tahun dalam penyelenggaraan Pemerintahan, dan
dikonkretkan ke dalam norma hukum yang mengikat.

AUPB yang baik akan terus berkembang, sesuai dengan


perkembangan dan dinamika masyarakat dalam sebuah negara hukum.
Karena itu penormaan asas ke dalam Undang-Undang ini berpijak pada asas-
asas yang berkembang dan telah menjadi dasar dalam penyelenggaraan
pemerintahan di Indonesia selama ini. Undang-Undang ini menjadi dasar
hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan di dalam upaya meningkatkan
kepemerintahan yang baik (good governance) dan sebagai upaya untuk
mencegah praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dengan demikian, Undang-
Undang ini harus mampu menciptakan birokrasi yang semakin baik,
transparan, dan efisien. Pengaturan terhadap Administrasi Pemerintahan
pada dasarnya adalah upaya untuk membangun prinsip-prinsip pokok, pola
pikir, sikap, perilaku, budaya dan pola tindak administrasi yang demokratis,
objektif, dan profesional dalam rangka menciptakan keadilan dan kepastian
hukum. Undang-Undang ini merupakan keseluruhan upaya untuk mengatur
kembali Keputusan dan/atau Tindakan Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
AUPB. Undang-Undang ini dimaksudkan tidak hanya sebagai payung hukum
bagi penyelenggaraan pemerintahan, tetapi juga sebagai instrumen untuk
meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan kepada masyarakat
sehingga keberadaan Undang-Undang ini benar-benar dapat mewujudkan
pemerintahan yang baik bagi semua Badan atau Pejabat Pemerintahan di
Pusat dan Daerah.

HUBUNGAN UNDANG- UNDANG ADMINISTRASI PEMEERINTAHAN DENGAN


HUKUM ADMINISTRASI NEGARA :

Seperti yang kita ketahui bahwa Hukum Administrasi Negara adalah


peraturan-peraturan mengenai segala hal ihwal penyelenggaran negara yang
dilakukan oleh aparatur negara guna mencapai tujuan negara. Dan
dibentuknya undang-undang untuk memperjelas peraturan-peraturan yang
terdapat pada hukum adminisatrasi negara.
Sebagaimana dijelaskan pada bagian kedua pasal 3 UU adminiastrasi
pemerintahan yaitu :

a) menciptakan terbit penyelanggaraan administrasi


pemerintahan.
b) menciptakan kepastian hukum.
c) menjaga terjadinya penyalahgunaan wewenang.
d) menjamin akuntabilitas badan dan/atau pejabat pemerintahan.
e) Memberikan perlindungan hukum kepada warga masyarakat
dan aparatur pemerintahan.
f) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
menerapkan AUPB dan
g) Memberikan pelayanan uyang sebaik-baiknya kepada
masyarakat.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Hukum administrasi negara merupakan hukum yang selalu berkaitan


dengan aktivitas perilaku administrasi negara dan kebutuhan serta interaksi
di antara keduanya. Di saat sistem administrasi Negara yang menjadi pilar
pelayanan publik menghadapi masalah yang fundamental maka
rekonseptualisasi, reposisi dan revitalisasi kedudukan hukum administrasi
Negara menjadi satu keharusan dalam rangka penyalenggaraan
pemerintahan dan penerapan good goverance.

SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Hadjon, philipus, dkk. (1994). Pengantar hukum administrasi indonesia


Yogyakarta: Gadjahmada Press.

Keban, Yeremias. (2004). Enam dimensi administrasi publik: Konsep, teori dan
isu. Yogyakarta: Gaya media.

Ragawino, Bewa (2006). Hukum Administrasi Negara. Bandung, FSIP


universitas padjajaran

Sadjijono, (2008), Memahami Beberapa Bab pokok Hukum Administrasi.


Yogyakarta: Laksbang.

Sutami, Siti (2005). Pengantar Hukum Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Utomo, Waristo, (2006). Administrasi Publik Baru Indonesia perubahan


paradigma dari Administrasi Negara ke Administrasi publik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai