3. Materi
1) Pengertian diare
2) Penyebab diare
3) Tanda gejala diare
4) Akibat diare
5) Pencegahan diare
6) Penanganan diare
7) Perawatan Diare
4. Kegiatan Penyuluhan
5. Media
a. Leaflat
b. Materi
6. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
7. Evaluasi
8. Daftar Pustaka
Deslidel, dkk. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta: EGC.
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Sudarti dan Endang khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak
Balita.Yogyakarta: Nuha Medika
Diarrhoea:Why children are still dying and what can be done" (PDF). World Health
Organization.
The Treatment Of Diarrhea, A manual for physicians and other senior health workers, World
Health Organization, 2005. See esp. section "4.2 Treatment Plan A: home therapy to
prevent dehydration and malnutrition" on pages 8 - 11 (12-15 in PDF).
9. Lampiran
a. Leaflat
b. Materi
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Diare
Diare (bahasa Inggris: diarrhea) adalah sebuah penyakit di saat tinja atau feses berubah
menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara
berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh
lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yang lebih banyak dari biasanya
(normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat. Pengertian lain diare adalah
sebuah penyakit dimana penderita mengalami buang air besar yang sering dan masih memiliki
kandungan air berlebihan.
B. Penyebab Diare
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose),
kelebihan vitamin C, dan mengonsumsi Buah-buahan tertentu. Biasanya disertai sakit perut dan
seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tetapi tidak semua
gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per
hari.
Memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat
menyebabkan diare juga karena membuat usus kaget.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai
bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah
besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar.
Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat.
Bila usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat
dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air
tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan
paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat
menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam
seseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila mau mengkonsumsi alkohol lebih baik makan
terlebih dahulu.
Kondisi cuaca yang tidak stabil, sanitasi tempat pengungsian yang buruk serta kondisi
rumah yang masih kotor terkena genangan air, juga sulitnya mendapat air bersih menyebabkan
mudahnya terjadi wabah diare setelah banjir. Penyakit diare yang terlihat ringan justru bisa
membahayakan jiwa, karena saat tubuh kekurangan cairan, maka semua organ akan mengalami
gangguan. Diare akan semakin berbahaya jika terjadi pada anak-anak.
Kuman pada feses dapat mengontaminasi tangan, makanan, air, dan perlengkapan makan, hingga
akhirnya masuk ke dalam saluran cerna orang lain melalui mulut. Ujung-ujungnya, penularan
diare dari satu orang ke orang lain tak bisa lagi dihindari.
Salah satu bukti bahwa diare bisa menular adalah adanya wabah diare pada suatu wilayah.
Keadaan tersebut terjadi akibat kebersihan lingkungan yang tidak terjaga dengan baik, atau
sumber air yang terkontaminasi oleh kuman penyebab diare.
Untuk mencegah penularan diare, berikut ini beberapa kiat yang bisa diterapkan:
1. Menjaga kebersihan
Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, khususnya sebelum atau setelah makan,
sebelum menyiapkan makanan, setelah dari toilet, setelah memegang hewan atau memegang
benda kotor, dan seusai melakukan aktivitas.
7 langkah Cuci tangan dengan baik dan benar :
1. Pertama basuh terlebih dahulu kedua tangan anda menggunakan air bersih yang mengalir.
Ambil sabun, lalu ratakan pada kedua telapak tangan anda.
2. Gosok secara merata dan bergantian kedua telapak tangan anda serta jari – jari anda serta
punggung telapak tangan anda dan sela – sela jarinya.
3. Bersihkan juga ujung jari – jari anda dengan mengatupkannya.
4. Gosok ibu jari tangan kiri memutar dengan menggenggamnya menggunakan tangan kanan,
lakukan juga untuk ibu jari sebelah kanan.
5. Gosok ujung jari – jari anda di telapak tangan dengan gerakan memutar secara bergantian.
6. Gosok juga pergelangan tangan anda secara bergantian.
7. Akhiri dengan membilas tangan anda menggunakan air bersih yang mengalir lalu keringkan
dengan kain atau tisu bersih.
Gunakan sumber air bersih untuk minum, seperti air minum dalam kemasan atau air bersih yang
direbus hingga mendidih.
Hindari minum dari sumber air yang tercemar limbah, atau sumber air yang dekat dengan septic
tank.
4. Vaksinasi
Beberapa kasus diare memang dapat menular dari satu orang ke orang lainnya. Karena itu, selalu
waspadalah dengan memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Jangan ragu untuk
segera berobat ke dokter jika saat ini Anda sedang mengalami diare.
D. Tanda Gejala Diare
Tanda gejala Diare adalah sebagai berikut :
E. Akibat Diare
1. Dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh, dari ringan hingga berat
2. Infeksi berat yang dapat meluas ke organ lain dan Seluruh tubuh (sepsis)
3. Ketidakseimbangan elektrolit oleh karena elektrolit oleh karena elektrolit ikut terbuang
bersama air yang keluar saat diare, yang dapat ditandai dengan lemas, demam hingga kejang
4. Malnutrisi terutama pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun, yang dapat berakibat
menurunnya kekebalan tubuh anak
5. Iritasi pada kulit sekitar anus akibat pH tinja yang asam pada diare yang disebabkan
intoleransi laktosa
F. Penanggulangan Diare
1. Jaga hidrasi dengan elektrolit yang seimbang. Ini merupakan cara paling sesuai di
kebanyakan kasus diare, bahkan disentri. Mengkonsumsi sejumlah besar air yang tidak
diseimbangi dengan elektrolit yang dapat dimakan dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya dan dalam beberapa kasus yang langka
dapat berakibat fatal (keracunan air).
2. Mencoba makan lebih sering tetapi dengan porsi yang lebih sedikit, frekuensi teratur, dan
jangan makan atau minum terlalu cepat.
3. Cairan intravenous: kadangkala, terutama pada anak-anak, dehidrasi dapat mengancam
jiwa dan cairan intravenous mungkin dibutuhkan.
4. Terapi rehidrasi oral: Meminum solusi gula/garam, yang dapat diserap oleh tubuh.
5. Menjaga kebersihan dan isolasi: Kebersihan tubuh merupakan faktor utama dalam
membatasi penyebaran penyakit.
G. Perawatan Diare
Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi sejumlah air yang mencukupi
untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk
menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Oralit dan tablet zinc adalah
pengobatan pilihan utama dan telah diperkirakan telah menyelamatkan 50 juta anak dalam 25
tahun terakhir. Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Jika tidak tersedia oralit bubuk, oralit dapat dibuat dengan bahan-bahan berikut ini.
Campur semua bahan hingga larut lalu minumkan pada penderita diare. Minum oralit dengan
ketentuan sebagai berikut: