Anda di halaman 1dari 3

Studi Kasus: Dua Pejabat Beda Nasib1

Alkisah, terdapat dua orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), tapi berbeda nasib, baik pada
saat bekerja, maupun setelah pensiun.

1. Pada Saat Bekerja


Pejabat pertama, sebut saja Pak Pandu. Pada dasarnya dia seorang PNS yang rajin dan
ulet, sehingga diberi amanah menjadi Pejabat di kantornya. Namun, dalam kesehariannya
sebagai Pejabat, dia sering berperilaku kurang hati-hati dalam memutuskan sesuatu, kurang
jujur, dan mudah tergoda dengan duniawi.
Dengan perilakunya itu, ternyata dia dapat menghasilkan harta yang berlimpah, antara
lain: rumah besar bertingkat dua dengan perabotan mewah; punya beberapa mobil berbagai
merek, dan beberapa sepeda motor mulai dari motor kecil sampai besar. Dia juga memiliki
tabungan yang banyak, sehingga dapat menyekolahkan anak-anaknya di sekolah favorit.
Bahkan di waktu-waktu liburan, dia sanggup mengajak keluarganya, sampai ke negeri-negeri
tetangga, antara lain: Singapore, Malaysia, dan Thailand.
Menurut pandangan para tetangga dan orang mengenalnya, dia dianggap sebagai PNS
yang sukses, walaupun ada juga sebagian yang mencela: “Kok bisa, Pejabat kaya-raya? Dapat
uang dari mana? Sedangkan dia tidak memiliki bisnis sampingan. Akhirnya, dia bisa naik
Jabatan setingkat lebih tinggi lagi sebelum pensiun.
Pejabat kedua, sebut saja Pak Arif, sama-sama seorang PNS yang rajin dan ulet, sehingga
diberi amanah menjadi Pejabat juga. Di samping itu, dalam bekerja dia juga dikenal pandai
membawa diri. Namun karena terlalu ”kaku” dengan prinsipnya: yaitu: selalu berhati-hati
dalam setiap memutuskan sesuatu; jujur, dan tidak mudah tergoda dengan duniawi, dalam
bekerja.
Di saat melaksanakan tugasnya tidak jarang dia mendapatkan tawaran sejumlah uang dari
Rekanannya, namun dia tolak dengan halus, walaupun kesempatan seperti itu terjadi berulang
kali. Ia dia tidak mau memberi makan keluarganya dari hasil yang tidak halal, karena akan
mempengaruhi pertumbuhan keluarga dan anak-anaknya. Ia juga berkeyakinan, bahwa segala
rejeki telah ada yang mengatur dan baginya rejeki tidak selalu berkorelasi dengan materi,
tetapi bisa juga berkorelasi dengan kesehatan dan kemudahan dalam hidup. Akhirnya, dia

1
Diadaptasikan dari: http://luthfiti96.wordpress.com/2013/07/11/dua-kasubdit-beda-nasib/
hanya pensiun sebagai Pejabat, walaupun banyak orang menilai dengan kompetensinya, dia
sebenarnya bisa naik Jabatan setingkat lebih tinggi lagi sebelum pensiun.
Dengan perilaku yang seperti itu, Pak Arif tidak dapat menghasilkan banyak harta.
Rumahnya relatif kecil dan tidak terawat, serta cuma 5 tahun sekali dicat ulang.
Kendaraannya cuma mobil dinas dan tidak punya sepeda motor. Teman-teman kantor yang
datang ke rumahnya pada geleng-geleng kepala, melihat banyak perabotan yang sudah usang,
bahkan kursi ruang tamunya sudah lapuk.
Walaupun Pak Arif ini sangat dengan peduli dengan pendidikan anak-anaknya,
berhubung adanya keterbatasan harta, dia hanya bisa menyekolahkannya ke sekolah-sekolah
negeri biasa. Anak-anaknya pun seringkali tidak diberi uang jajan ketika sekolah. Untuk
menguliahkan anak-anaknya dia harus harus menjual aset-asetnya, bahkan meminta bantuan
saudaranya yang lebih lapang rejekinya. Benar-benar perbedaaan yang timpang dengan
keadaan Pak Pandu.

2. Setelah Pensiun
Setelah pensiun nasib kedua mantan pejabat itupun berbeda. Dengan tabungannya yang
melimpah, Pak Pandu mencoba membuka usaha, namun tampaknya kurang berhasil, bahkan
merugi dan bangkrut. Anak-anaknya entah mengapa kuliahnya kurang lancar, bahkan setelah
lulus Sarjana, kesulitan mencari pekerjaan. Dengan gaya hidup Pak Pandu yang relatif tidak
berubah, dia harus mengurangi asetnya sedikit demi sedikit. Keadaan itu merongrong
harmoni keluarga dan kesehatannya. Suatu hari Pak Pandu jatuh sakit dan sempat kesulitan
membayar biaya Rumah Sakit.
Kondisi berbeda dialami Pak Arif. Walaupun dia tidak punya mobil (dinas) lagi, karena
harus dikembalikan saat pensiun, tetapi karena kejujurannya, dia masih diminta bantuannya
dalam menyeleksi calon-calon PNS. Selain itu, anak-anaknya yang dibesarkan dalam suasana
kesulitan, ternyata diberikan kemudahan olehNya. Bahkan salah satu anaknya dapat kuliah di
luar negeri dengan beasiswa, suatu kebanggaan tersendiri bagi Pak Arif. Dia juga
mendapatkan menantu orang baik-baik, dan terlihat kehidupan anak cucunya yang harmonis.
Terbayarlah semua kejujuran yang telah dilakukannya selama ini.

Semoga Allah swt, memelihara kita dari harta yang tidak berkah,
Amin amin ya robbal ’alamin.
Pertanyaan Kasus:
1. Analisis2 kedua pejabat tersebut di atas! Bagaimana penilaian Saudara tentang Kasus
tersebut?
2. Apa saja hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya kedua kondisi tersebut?
3. Menurut Saudara siapa di antara kedua Pejabat tersebut yang yang lebih baik? Berikan
alasan untuk mendukung kesimpulan Saudara!
4. Apabila Saudara menemui teman-teman Saudara menjadi Pejabat sebagaimana
digambarkan dalam Kasus di atas, apa saran Saudara? Masing-masing untuk Pak Pandu
dan Pak Arif!

2
(Analisis (KBBI – kata benda) adalah
a. penyelidikan thd suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya
(sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb)
b. penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan
antarbagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan pemahaman arti keseluruhan

Anda mungkin juga menyukai