Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Berdasarkan Pasal 10 Undang-undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara, ASN memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan, pelayan public
serta perekat dan pemersatu bangsa. ASN dituntut bekerja dengan profesional
terutama dalam mengetahui tugas/fungsi dan tanggung jawabnya sebagai Aparatur
Sipil Negara. ASN yang profesional yang mampu melaksanakan tugas dan
perannya sebagai pelayan masyarakat diperlukan pembentukan karakter yang
didasarkan pada nilai-nilai dasar ASN.
Nilai-nilai dasar profesi ASN tersebut diantaranya:
1. Kemampuan mewujudkan Akuntabilitas dalam melaksanakan tugas
jabatannya;
2. Kemampuan mengedepankan kepentingan Nasional dalam pelaksanaan tugas
jabatannya (Nasionalisme);
3. Kemampuan menjunjung tinggi standar Etika Publik dalam pelaksaan tugas
jabatannya;
4. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas
jabatannya atau Komitmen Mutu; dan
5. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan
korupsi atau Anti Korupsi.

Peraturan baru tentang ASN yang tertuang dalam UU No. 5 Tahun 2014 sudah
secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrat
bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah
profesi pelayanan public. Oleh karena itu, para ASN dituntut untuk dapat
melaksanakan profesinya sebaik-baiknya dengan berlandaskan prinsip nilai dasar
dan fungsi nya. Semua prinsip itu disampaikan dan ditanamkan kepada setiap
calon ANS ketika mengikuti DIKLATSAR CPNS.

1
Saat ini pelayanan publik yang dilakukan ASN dibidang kesehatan juga
mendapat sorotan publik, terutama berkaitan dengan kualitas pelayanan yang
kurang memuaskan, mencakup dalam komunikasi saat melakukan pelayanan
medik dan memberikan konsultasi yang terkait dengan kondisi pasien, serta
kurang optimal nya melakukan promosi kesehatan di lingkungan kerja nya .
UPTD Puskesmas Sliyeg yang merupakan lini pertama dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kecamatan Sliyeg melayani sekitar lebih
dari 38.000 penduduk dari 8 Desa di wilayah kerja Puskesmas. Dengan jumlah
dokter tetap yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk menyebabkan kurang
optimal nya promosi kesehatan yang merupakan fungsi dasar dari Puskesmas
(Preventif, promotif dan Rehabilitatif). Dilihat dari segi topografiknya, kecamatan
Sliyeg akan selalu terimbas banjir saat musim hujan dan curah hujan tinggi. Dari
sebaran penyakit, 10 penyakit terbanyak sesalu didominasi oleh penyakit
pernafasan, dan penyakit diare yang selalu ada. Penyakit-penyakit tersebut bisa
ditekan angka kejadiannya apabila faktor resiko bisa dikendalikan. Kesadaran
untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada tatanan Rumah Tangga
(PHBS RT) perlu ditanamkan kepada masyarakat agar beberapa penyakit tersebut
bisa ditekan angka kejadiannya.
Setelah mengikuti pendidikan pelatihan dasar, sebagai ASN harus mampu
mengaktualisasi nilai-nilai dasar profesi dalam menangani masalah tersebut,
sesuai dengan tugas dan fungsi pokok seorang dokter umum Puskesmas. Maka
dari itu sebagai ASN perlu membuat rancangan aktualisasi khususnya pada
pelayanan kesehatan dan konseling mengenai masalah dan faktor yang
mempengaruhi kesehatan terhadap pasien di lingkungan kerja UPTD Puskesmas
Sliyeg Kabupaten Indramayu, baik menggunakan sarana media grafis untuk
konseling, dan penyuluhan PHBS RT Serta senam Cuci Tangan.
Hal ini perlu dilakukan karena sebagai dokter umum di Puskesmas yang harus
memberikan pelayanan medis serta konseling tentang perilaku hidup bersih dan
sehat sesuai dengan kondisi pasien. Itu sudah tertuang dalam tugas dan fungsi
pokok dokter umum di Puskesmas.

2
1.2 TujuanAktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS

Tujuan dari aktualisasi nilai-nilai darar profesi PNS adalah:


1. Sebagai syarat kelulusan Diklatsar Prajabatan Golongan III
2. Membentuk ANS yang profesional yang mampu menjalankan fungsi nya
pelayan masyarakat, pelaksana kebijakan publik, serta perekat dan pemersatu
bangsa
3. Membentuk ASN yang memiliki nilai-nilai dasar profesi ASN (ANEKA) dan
mampu menerapkan nya.

1.3 Manfaat Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS

Adapun manfaat dari pembuatan aktualisasi ini adalah:


1. Mewujudkan Akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas jabatan sehingga
memiliki tanggung jawab dan integritas
2. Mengedepankan Nasionalisme dalam pelaksanaan tugas jabatan sehingga
bekerja atas dasar nilai-nilai Pancasila
3. Menjunjung tinggi standar Etika Publik dalam pelaksanaan tugas jabatan
4. Mampu menerapkan nilai-nilai Komitmen Mutu sehingga mewujudkan
pelayanan prima di lingkungan kerja
5. Mengedepankan sikap Anti Korupsi dan mendorong percepatan
pemberantasan korupsi di lingkungan instansi
6. Menjadi motivasi dan semangat untuk selalu melakukan aktualisasi nilai
dasar ASN untuk jangka panjang.

3
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR PROFESI ASN

2.1 Gambaran Umum Organisasi


Sliyeg merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Indramayu yang
terletak di jalur pantai utara Pulau Jawa. Letak geografis Kecamatan Sliyeg berada
pada 10752’ - 10836’ Bujur Timur dan 615’ – 640’ Lintang Selatan.
Kecamatan Sliyeg memiliki luas wilayah 3.179,97 Hektar, dengan jarak
terpanjang menurut garis lurus dari barat ke timur sepanjang 16 km, dan dari utara
ke selatan sepanjang 14 km. Jalan di Kecamatan sliyeg memiliki kepadatan arus
lalu lintas yang cukup sedang dan relatif rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Kecamatan Sliyeg membawahi 14 desa dan 2 puskesmas (Puskesmas Sliyeg dan
Puskesmas Tambi).

Puskesmas sliyeg membawahi 8 desa binaan yakni desa : Tugu, Tugu


Kidul, Mekargading, gadingan, sliyeg, sliyeg Lor, Majasih dan Longok. Adapun
batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut :
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Juntinyuat
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kertasemaya.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jatibarang.
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Balongan.
Secara umum desa-desa di Kecamatan Sliyeg sebagian besar dapat
dijangkau oleh alat transportasi darat dengan kendaraan roda dua dan roda empat
atau alat transportasi lainnya, tetapi ada beberapa daerah yang untuk menjangkau
ke pelayanan kesehatan (Puskesmas) harus menempuh 10 – 30 menit, yaitu Desa
longok.
Berdasarkan kondisi topografinya wilayah Kecamatan Sliyeg merupakan
daerah dataran rendah dengan topografi yang landai, dengan kemiringan tanah
rata-rata 0 – 2 %. Kisaran ketinggian berkisar antara 1 – 4 m diatas permukaaan
laut (dpl) dan kemiringan sekitar 0 – 5 persen ke arah utara. Keadaan topografi
tersebut berpengaruh terhadap drainase yang bila terjadi curah hujan yang tinggi,

4
maka daerah tertentu akan terjadi genangan air/banjir dan bila terjadi musim
kemarau akan mengakibatkan kekeringan/kekurangan air bersih.
Kondisi tersebut menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat
Kecamatan Sliyeg, terutama timbulnya penyakit yang dapat menular melalui
perantara air. Beberapa desa yang merupakan rawan kejadian bencana banjir
antara lain : Tugu Kidul dan Tugu. Sedangkan beberapa desa yang merupakan
daerah endemis, sporadis dan rawan kejadian luar biasa penyakit demam berdarah
dengue antara lain : Tugu, Mekargading dan Sliyeg.
Pada tahun 2018 jumlah penduduk Kecamatan Sliyeg sebesar 38.312 jiwa,
terdiri dari 18909 jiwa penduduk laki-laki dan 19.403 jiwa penduduk perempuan
atau dengan kata lain bahwa 50,64% dari penduduk merupakan penduduk
perempuan (data diperoleh dari Balai Desa).
2.2 Visi, Misi Dan Nilai-Nilai Organisasi

Visi Organisasi
Untuk mengukur keberhasilan / pencapaian program di wilayah kerja
Puskesmas Sliyeg dalam mewujudkan peningkatan derajat kesehatan
masyarakatnya telah menetapkan visinya, yakni “Terwujudnya Kesehatan
Masyarakat yang Mandiri Dengan Pelayanan Kesehatan Prima Menuju Sliyeg
Sehat 2021”. Visi tersebut diwujudkan melalui kebijakan-kebijakan, program dan
kegiatan-kegiatan pembangunan kesehatan yang terencana dengan baik.
Misi Organisasi
1. Meningkatkan manajemen dan sumber daya manusia Puskesmas Sliyeg
yang profesional
2. Meningkatkan kemandirian dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu dan terjangkau
4. Meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat.
Nilai-Nilai Organisasi
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pusat pelayanan kesehatan
masyarakat, UPTD Puskesmas Sliyeg selalu berusaha memberikan yang terbaik
untuk masyarakat. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsi nya selalu

5
berpedoman paa nilai-nilai yang dicanangkan dalam SIAP yang merupakan
kependekan dari Santun, Inovatif, Akuntabel dan Prima. Santun dalam
memberikan pelayan kesehatan baik itu kuratif dan rehabilitatif maupun promotif
dan preventif. Selalu berusaha memberikan hal-hal baru dan bentuk terobosan
yang inovatif dalam memberikan promosi kesehatan. Bekerja dengan profesional
dan bertanggung jawab terhadap pelayanan yang diberikan agar selalu akuntabel.
Dan prima selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

2.3 Tugas Pokok Dan Fungsi

Berikut adalah tugas pokok dan fungsi dokter umum di Puskesmas dalam
mewujudkan fungsi puskesmas yaitu preventiv, promotif, kuratif, dan
rehabilitative.

1. Melakukan pemeriksaan medis umum dan pengobatan terhadap penderita


2. Melaksanakan pelayanan kesehatan di Puskesmas secara kolaborasi
sesuai dengan kondisi pasien
3. Melakukan tindakan medis
4. Memberikan pelayanan rujukan
5. Melakukan komunikasi interpersonal atau kelompok tentang pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien dan keluarga pasien dengan
konseling dan/ atau penyuluhan
6. Memberikan pelayanan surat-surat yang berhubungan dengan hasil
pemeriksaan kesehatan
7. Membina pengelolaan yang berkaitan dengan obat-obatan (farmasi)
Puskesmas
8. Mengkoordinir pelayanan kesehatan yang dilakukan
9. Berkoordinasi lintas program, lintas sektor
10. Menghadiri pertemuan atau rapat terkait dengan pelayanan kesehatan
11. Meningkatkan upaya kesehatan di lingkungan sekolah dengan
penyuluhan, pembinaan kader UKS

6
12. Melakukan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di Posyandu balita,
lansia dan kelompok masyarakat

2.4 Nilai-Nilai Dasar Aneka

Untuk dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai


pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa,
maka diperlukan ASN yang profesional, kompeten dan berintegritas yang
berkarakter ANEKA. Karakter ANEKA yaitu mempunyai nilai-nilai dasar
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
Adapun inti penjelasan terkait nilai-nilai ANEKA adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas hampir memiliki kesamaan makna dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun, keduanya memiliki konsep yang berbeda. Akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai, sedangkan
responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggungjawab.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
1. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi;

2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah


keterlibatan PNS dalam politik praktis;

3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam


penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;

4. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan


sebagai penyelenggara pemerintahan.

7
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu menyediakan kontrol
demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Pengambilan keputusan secara akuntabel dan beretika berarti dapat membuat
keputusan dan tindakan yang tepat dan akurat. Sebuah keputusan yang akuntabel
dan beretika sangat penting dalam menjaga kepercayaan dan keyakinan terhadap
masyarakat dalam pekerjaan pemerintahan. Dalam praktiknya, penempatan
kepentingan umum berarti bahwa memastikan tindakan dan keputusan yang
berimbang dan tidak bias; bertindak adil dan mematuhi prinsip-prinsip due
process; Akuntabel dan transparan; melakukan pekerjaan secara penuh, efektif
dan efisien; berperilaku sesuai dengan standar sektor publik, kode sektor publik
etika sesuai dengan organisasinya; serta mendeklarasikan secara terbuka bila
terjadi adanya potensi konflik kepentingan.
Untuk menciptakan lingkungan organisasi yang akuntabel, maka diperlukan
beberapa aspek yang merupakan indikator dari nilai dasar akuntabilitas, antara
lain kepemimpinan, integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan,
keseimbangan, kejelasan, dan konsistensi.
Sementara itu, indikator adanya akuntabilitas pada pelaksanaan pemerintahan
antara lain:
1. Terciptanya komunikasi antara pemerintah dan masyarakat;

2. Terwujudnya masyarakat madani yang berintegrasi dengan pemerintah;

3. Terciptanya Good Governance dan tercapainya tujuan nasional yakni


Indonesia Jaya;

4. Adanya dukungan serta legitimasi masyarakat terhadap Pemerintah;

5. Adanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah;

6. Masyarakat mendukung dan melaksanakan kebijakan Pemerintah.

2. Nasionalisme

8
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan.
Nasionalisme memiliki pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu
terhadap bangsanya. Salah satu cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme
adalah dengan menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pengamalan
nilai-nilai luhur yang terkandung didalamnya oleh setiap penyelenggara negara,
baik di pusat maupun di daerah.
Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia
(nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan nasional. Nasionalisme
merupakan salah satu perwujudan dari fungsi PNS sebagai perekat dan pemersatu
bangsa. Dalam menjalankan tugas, seorang ASN senantiasa harus mengutamakan
dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan kelompok,
individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu
kepentingan bangsa dan Negara diatas segalanya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PNS harus berpegang pada prinsip
adil dan netral. Adil dalam artian tidak boleh berperilaku diskriminatif serta harus
obyektif, jujur, transparan. Sementara bersikap netral adalah tidak memihak
kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Dengan bersikap netral dan
adil dalam melaksanakan tugasnya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang
aman, damai, dan tentram di lingkungan kerja dan masyarakat sekitar.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa; menempatkan persatuan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air
Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan
hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan
sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik

9
Etika Publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik atau
buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Etika merupakan sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan
perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu,
mencakup cara-cara dalam pengambilan keputusan untuk membantu membedakan
hal-hal yang baik dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nilai-nilai yang dianut. Kode Etik adalah aturan-aturan yang
mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam pasal 4 Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, yakni:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;

2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan


Republik Indonesia 1945 serta pemerintah yang sah;

3. Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia;

4. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;

5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;

6. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;

7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;

8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;

9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program


pemerintah;

10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;

11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;

10
12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;

13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;

14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan

15. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai


perangkat sistem karir.

Kode etik dan kode perilaku sesuai dengan pasal 5 Undang-undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang ASN, bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
ASN. Kode etik mengatur perilaku agar pegawai ASN:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas
tinggi;

2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan;

5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang


berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;

6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara;

7. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara


bertanggungjawab, efektif, dan efisien;

8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan


tugasnya;

9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak


lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

11
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain;

11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan

12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin


pegawai ASN.

Setiap jenjang Pemerintahan memiliki lingkup kekuasaan masing-masing yang


dipegang oleh pejabatnya. Semakin tinggi dan luas kekuasaan seorang pejabat,
semakin besar juga implikasi dari penggunaan kekuasaan bagi warga masyarakat.
Oleh sebab itu, azas etika publik mensyaratkan agar setiap bentuk kekuasaan
pejabat dibatasi dengan norma etika maupun norma hukum.
4. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean
governance) sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Berbagai upaya
telah dilakukan untuk mewujudkan keniscayaan tersebut, namun dalam
implementasinya masih belum sesuai dengan harapan. Penyelengaraan
pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima sudah tidak bisa ditawar lagi
ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan publik.
Paradigma pemerintah harus segera berubah, dari pola paternalisitik dan feodal
yang selalu minta dilayani, menjadi pola pemerintahan yang siap melayani dan
senantiasa mengedepankan kebutuhan dan keinginan masyarakat sebagai
stakeholder pemerintah. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab PNS, semua
harus dilaksanakan secara optimal agar dapat memberikan kepuasan kepada
masyarakat. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang
komitmen pada mutu, melalui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien dan
inovatif.
Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas, efisiensi,
inovasi, dan mutu penyelenggaraan Pemerintah. Ekeftivitas merupakan sejauh

12
mana sebuah organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Sementara efisien
merupakan jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasi. Efisien ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, biaya, dan tenaga
yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan. Dari kedua definisi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa karakterisitik utama yang dijadikan dasar untuk
mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat
memberikan kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan
biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Sementara
inovasi, muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk
beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi disekitarnya. Di sisi lain,
mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen atau
pengguna.
Nilai-nilai dasar komitmen mutu adalah efektivitas, efisiensi, inovasi, dan
berorientasi pada mutu.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti perbuatan
yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan tidak pidana
korupsi berarti tindakan melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja maupun
tidak sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh peraturan perundang-undangan. Berdasarkan UU
No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa
korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Sedangkan pada UU No.
20 Tahun 2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi antara lain: (1)
Kerugian Keuangan Negara, (2) suap-menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan
curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam
pengadaan, dan (7) gratifikasi.

13
Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai yang terdiri dari
nilai-nilai anti korupsi, yaitu:
1. Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai sebuah
tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang.

2. Kepedulian adalah mengindahkan, memerhatikan dan menghiraukan. Rasa


kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar.

3. Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak
bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.

4. Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.

5. Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu.

6. Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan


terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian
keberanian.

7. Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.

8. Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan


membela kebenaran.

9. Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak.
Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.

2.5 Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Penetapan Isu
Dilihat dari segi topografiknya, kecamatan Sliyeg akan selalu terimbas banjir
saat musim hujan dan curah hujan tinggi. Dari sebaran penyakit, 10 penyakit
terbanyak sesalu didominasi oleh penyakit pernafasan, dan penyakit diare yang
selalu ada. Penyakit-penyakit tersebut bisa ditekan angka kejadiannya apabila
faktor resiko bisa dikendalikan. Kesadaran untuk melakukan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat pada tatanan Rumah Tangga (PHBS RT) perlu ditanamkan

14
kepada masyarakat agar beberapa penyakit tersebut bisa ditekan angka
kejadiannya.
Sampai sejauh ini pasien/ keluarga pasien yang berobat ke Puskesmas hanya
mendapat informasi mengenai apa penyakitnya dan apa obatnya, tetapi tidak tahu
apa sebab dan bagaimana menghindarinya datang lagi. Komunikasi interpersonal/
konseling untuk pasien sebenarnya sudah selayaknya dilakukan oleh dokter
sebagai salah satu bentuk pelayanan. Tetapi karena kurang optimnalnya dan
kurangnya sarana (media) untuk itu, KIP/ K jarang dilakukan.
Maka dari itu isu “Belum optimalnya KIP/K dan penyuluhan tentang PHBS RT
kepada pasien dan masyarakat sekitar lingkungan kerja Puskesmas” yang akan
penulis angkat. Dengan menggunakan media grafis yang akan penulis sediakan
untuk proses KIP/ K kepada pasien, dan memberikan penyuluhan serta
mengajarkan Senam Cuci Tangan, penulis berharap dapat membantu
menyelesaikan masalah tersebut.

15
Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Tabel 2.1 Matriks Rancangan Kegiatan
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Sliyeg
Isu yang diangkat : Belum optimalnya KIP/K dan penyuluhan tentang PHBS RT kepada pasien dan masyarakat sekitar
lingkungan kerja Puskesmas
Gagasan pemecahan : Memaksimalkan komunikasi interpersonal/konseling kepada pasien tentang PHBS RT menggunakan
isu media grafis, dan melakukan penyuluhan tentang PHBS RT kepada masyarakat di dalam Puskesmas dan
di lingkungan kerja Puskesmas Sliyeg, serta melakukan Senam Cuci Tangan

Tabel 2.2 Rancangan Kegiatan Aktualisasi


No Kegiatan Tahapan Output/Hasil Nilai-Nilai Kontribusi Penguatan Nilai-
Kegiatan Kegiatan Dasar Terhadap Visi Misi Nilai Organisasi
Organisasi
1. Sumber Kegiatan: Dokter menyapa, Output: Akuntabilitas: Memberikan Santun: sebelum,
Tupoksi memperkenalkan Terlaksananya Bertanggung pelayanan kesehatan selama dan
Melakukan diri kepada pasien, pelayanan jawab terhadap dasar yang bermutu setelah memeriksa
pelayanan medis dan menanyakan kesehatan yang hasil pemeriksaan dan terjangkau pasien selalu
umum identitas pasien prima serta menunjukkan

16
Melakukan komprehensif Nasionalisme: sikap santun
wawancara seputar dalam menangani Tidak membeda-
keluhan dan gejala pasien bedakan status Akuntabel:
yang dialami pasien memberikan
pasien pelayanan
Melakukan Etika Publik: kesehatan secara
pemeriksaan fisik Senyum, salam, profesional dan
terhadap pasien, sapa dan fokus bertanggung
dan menyarankan dalam melakukan jawab, empati
pemeriksaan pemeriksaaan terhadap pasien
penunjang bila
perlu Komitmen Prima: dalam
Mencatat hasil Mutu: melayani pasien
pemeriksaan dalam melakukan selalu
catatan rekam pelayanan memberikan
medis pasien sesuaidengan performa terbaik,
Memberikan standar pelayanan dalm kondisi
penjelasan tentang seorang dokter dokter seperti
penyakit pasein, apapun

17
dan membuat Anti Korupsi:
keputusan apakah Tidak melakukan
pasien dipulangkan atau
atau dirujuk menyarankan
Memberikan saran pemeriksaaan
dan terapi kepada yang tidak perlu
pasien hanya untuk
mencari untung

2. Sumber kegiatan: Mengumpulkan Output: Akuntabilitas: Meningkatkan Inovatif: dalam


Inovasi literatur PHBS Tersedianya Jujur dalam Kemandirian dan membuat media/
Membuat media Rumah Tangga dari media/ brosur membuat dan Peran Serta brosur konseling
grafis untuk program promkes yang mudah memberikan Masyarakat Untuk harus kreatif dan
memudahkan Puskesmas dimengerti pasien informasi Hidup Sehat semenarik
konseling berdasarkan agar penyampain mungkin, agar
Kementrian dalam konseling Nasionalisme: pasien mengerti
Kesehatan berjalan dengan Tidak membeda- dan tidak jenuh
Membuat baik bedakan status

18
penyederhanaan pasien Akuntabel:
dalam bentuk poin- informasi yang
poin indikator Etika Publik: diberikan dalam
PHBS RT agar bisa Membuat media/ media/ brosur
dipahami pasien brosur dengan addalah benar dan
Menuangkan poin- cermat, akuratdan tidak memberikan
poin indikator berkualitas yang berita bohong
PHBS RT dalam dapat dimengerti
bentuk media grafis pasien

Komitmen
Mutu: Berkreasi
menciptakan
media/ brosur
yang menarik
untuk dibaca dan
dipahami
3. Sumber Kegiatan: Menyiapkan pasien Output: Akuntabilitas: 1. Meningkatkan Santun: senyum,
Tupoksi dan untuk siap Terlaksananya Bertanggung Kemandirian salam dan sapa,

19
Inovasi menerima tugas dokter jawab terhadap dan Peran Serta menunjukkan
Melakukan konseling yang sebagai promotif informasi yang Masyarakat empati kepada
konseling akan dilakukan dalam tercapainya disampaikan Untuk Hidup pasien saat
interpersonal Menilai materi kesehatan yang Sehat konseling
tentang PHBS konseling yang berkelanjutan Nasionalisme:
2. Memberikan
berkaitan kondisi akan diberikan Tidak Akuntabel:
pelayanan
pasien yang berhubungan menyebarkan memberi
kesehatan dasar
dengan kondisi berita bohong kepercayaan
yang bermutu
pasien tentang keilmuan kepada pasien
dan terjangkau
Menjabarkan poin medis agar apa yang
PHBS kepada dikonsulkan bisa
pasien yang Etika Publik: diserap dengan
berkaitan dengan Senyum, salam, baik
kondisi pasien sapa dalam
menggunakan melakukan
model yang telah konseling
disiapkan
Melakukan Komitmen
penilaian apakah Mutu:

20
pasien mengerti memberikan
tentang konseling informasi sesuai
yang diberikan dengan tingkat
Memberikan saran keilmuan
kepada pasien
Anti korupsi:
Tidak memungut
atau meminta
biaya tambahan
untuk konseling

4. Sumber kegiatan: Menyiapkan media Output: pasien Akuntabilitas: 1. Meningkatkan Santun:


Tupoksi yang akan yang sedang Bertanggung Kemandirian dan mengedepankan
Melakukan digunakan untuk mengantri untuk jawab terhadap Peran Serta perilaku santun,
penyuluhan PHBS penyuluhan mendapat informasi yang Masyarakat Untuk rendah hati tidak
RT di dalam gedung (powerpoint pelayanan disampaikan Hidup Sehat menggurui, agar
Puskesmas presentasi, laptop, kesehatan bisa materi bisa
2. Menigkatkan
dan sarana lainnya) mendapat Nasionalisme: tersampaikan
Kesehatan
Menyiapkan ruang pengetahuan lebih Tidak dengan baik

21
tunggu pasien dan menjadi menyebarkan Lingkungan
Puskesmas agar motivasi untuk berita bohong Masyarakat Akuntabel:
kondusif untuk melakukan tentang keilmuan menyampaikan
kegiatan perilaku hidup medis ilmu-ilmu yang
penyuluhan bersih dan sehat dikuasai dengan
Melakukan Etika Publik: benar dan
penyuluhan berlaku hormat, transparan,
Sesi tanya jawab sopan dan menjawab
dengan peserta menjaga etika pertanyaan
Memberikan post- ketika dengan jelas dan
test untuk menilai berkoordinasi tepat, jika tidak
pemahaman peserta dengan pihak mengetahui
Puskesmas dan jawaban maka
saat memberikan bertanggungjawab
penyuluhan untuk mencari
literatur lain
Komitmen
Mutu:
memanfaatkan

22
semua sarana dan
prasarana yang
menunjang, tidak
berlebihan dan
efisien agar
proses
penyuluhan dapat
berjalan

Anti korupsi:
tidak
menggunakan
biaya yang
berlebihan

5. Sumber kegiatan: Menyiapkan media Output: kader- Akuntabilitas: 1. Meningkatkan Santun:


Tupoksi yang akan kader dan Bertanggung Kemandirian dan mengedepankan
Peran Serta
Melakukan digunakan untukn masyarakat jawab terhadap perilaku santun,
Masyarakat Untuk
penyuluhan PHBS penyuluhan mampu informasi yang rendah hati tidak

23
RT di masyarakat (powerpoint melakukan disampaikan Hidup Sehat menggurui, agar
lingkungan kerja presentasi, laptop, perilaku hidup materi bisa
2. Menigkatkan
Puskesmas undangan bersih dan sehat, Nasionalisme: Kesehatan tersampaikan
penyuluhan dan dan Tidak Lingkungan dengan baik
Masyarakat
sarana lainnya) menyebarkannya menyebarkan
Melakukan ke masyarakat berita bohong Akuntabel:
koordinasi dengan sekitar yang tidak tentang keilmuan menyampaikan
pihak terkait mengikuti medis ilmu-ilmu yang
(kepala desa, bidan penyuluhan dikuasai dengan
desa, kader, dll) Etika Publik: benar dan
untuk menyiapkan berlaku hormat, transparan,
sarana tempat sopan dan menjawab
untuk penyulan menjaga etika pertanyaan
Membagikan ketika dengan jelas dan
undangan berkoordinasi tepat, jika tidak
penyuluhan melalui dengan pihak mengetahui
kepala desa kepada Puskesmas, desa, jawaban maka
kader-kader dan para kader, dan bertanggungjawab
masyarakat saat memberikan untuk mencari

24
Melakukan penyuluhan literatur lain
penyuluhan, sesi
tanya jawab dan Komitmen
melakukan post- Mutu:
test memanfaatkan
semua sarana dan
prasarana yang
menunjang, tidak
berlebihan dan
efisien agar
proses
penyuluhan dapat
berjalan

Anti korupsi:
tidak
menggunakan
biaya yang
berlebihan, tidak

25
bergantung
berlebihan pada
pihak lain

6. Sumber kegiatan: Menyapa dan Output: Akuntabilitas: Memberikan Santun: sebelum,


Tupoksi memperkenalkan Tindakan medis Bertanggung pelayanan kesehatan selama dan
Melakukan tindakan diri kepada pasien pertama yang jawab terhadap dasar yang bermutu setelah memeriksa
medis yang Menanyakan cepat dan tepat hasil pemeriksaan dan terjangkau pasien selalu
diperlukan pasien identitas pasien akan mengurangi dan tindakan menunjukkan
baik di IGD maupun Mengidentifikasi resiko disabilitas yang dilakukan sikap santun
di ruang periksa kegawatdaruratan pada pasien terhadap pasien
Puskesmas pasien dan Akuntabel:
menentukan Nasionalisme: memberikan
prioritas Tidak membeda- pelayanan
Melakukan bedakan status kesehatan secara
intervensi medis pasien profesional dan
berdasarkan bertanggung
kegawatdaruratan Etika Publik: jawab, empati
pasien Senyum, salam, terhadap pasien

26
Menilai apakah sapa dan fokus
pasein perlu dalam melakukan Prima: dalam
dirujuk, observasi pemeriksaaan melayani pasien
atau dipulangkan/ selalu
rawat jalan Komitmen memberikan
Mutu: performa terbaik,
melakukan dalm kondisi
tindakan dokter seperti
penanganan awal apapun
dan pencegahan
risiko sesuai
kapsitas

Anti korupsi:
Tidak melakukan
atau
menyarankan
pemeriksaaan
yang tidak perlu

27
hanya untuk
mencari untung

7. Sumber kegiatan: Membuat atau Output: Akuntabilitas: 1. Meningkatkan Santun:


Inovasi menyadur bahan diharapkan mampu Kemandirian dan mengedepankan
Memberikan untuk dijadikan masyarakat mempertanggung Peran Serta perilaku santun,
edukasi cuci tangan peraga dalam paham minimal jawabkan bahwa Masyarakat rendah hati tidak
dengan senam cuci tangan bagaimana cara yang dismpaikan Untuk Hidup menggurui,
memperagakan Melakukan mencuci tangan itu adalah hal Sehat menghargai
senam cuci tangan koordinasi dengan dengan benar yang benar, dan budaya setempat
2. Menigkatkan
Kepala Puskesmas (menggunakan) memang perlu
Kesehatan
dan bidang sabun, dan bisa dilakukan Inovatif:
Lingkungan
Promkes untuk mencontohakan mengajarkan cara
Masyarakat
menyediakan 1 hari ke keluarga nya Nasionalisme: cuci tangan yang
dalam seminggu mengutamakan baik dan benar
untuk kegiatan kepentingan dengan cara yang
senam cuci tangan masyarakat, tidak menyenangkan
Menyiapkan sarana memaksa apabila melalui senam
dan pra sarana memang tidak cuci tangan

28
untuk menunjang bisa mengikuti
kegiatan
Mengajak seluruh Etika Publik:
pasien (yang berlaku hormat,
mampu mengikuti) sopan dan
untuk mengikuti menjaga etika
kegiatan senam serta menghargai
cuci tangan budaya setempat
saat melakukan
kegiatan

Komitmen
Mutu: efisien
dalam
memanfaatkan
sarana yang ada,
dan efektif apa
yang diajarkan
bisa diterima,

29
serta kreatif agar
masyarakat
tertarik mengikuti
kegiatan

Anti Korupsi:
tidak
menggunakan
biaya yang
berlebihan, tidak
bergantung
berlebihan pada
pihak lain

30
Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Rencana jadwal pelaksanaan kegiatan aktualisasi penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat pada warga di wilayah kerja
puskesmas juntinyuat sebagai berikut :

Tabel 2.3 Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
APRIL MEI JUNI
NO. KEGIATAN Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Melakukan pelayanan medis umum
2. Membuat media/ brosur untuk memudahkan
konseling
3. Melakukan konseling interpersonal tentang
PHBS berkaitan kondisi pasien
4. PHBS RT di dalam ruangan tunggu pasien di
Puskesmas
5. Melakukan penyuluhan PHBS RT di
masyarakat lingkungan kerja Puskesmas
6. Melakukan tindakan medis yang diperlukan

31
pasien baik di IGD maupun di ruang periksa
Puskesmas
7. Memberikan edukasi cuci tangan dengan
memperagakan senam cuci tangan

32

Anda mungkin juga menyukai