Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI KAMAR BEDAH

RSIA HIDAYAH IBU

Jl. Kusuma Bangsa No.128 B Way Urang – Kalianda – Lampung Selatan


Telp. ( 0727) 322 195, E-mail: rsiahidayahibu@yahoo.com
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .....................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Definisi .......................................................................................... 3


1.2 Latar Belakang ............................................................................... 3
1.3 Tujuan ............................................................................................ 4
1.4 Sasaran Pedoman Pelayanan ......................................................... 4
1.5 Batasan Operasional ...................................................................... 4

BAB II STANDAR KETENAGAAN

2.1 Struktur Ketenagaan ...................................................................... 6

BAB III STANDAR FASILITAS

3.1 Kebutuhan Ruangan ....................................................................10


3.2 Hubungan Antar Ruang ...............................................................14

BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 Tata Laksana Layanan ................................................................. 19


4.2 Kebijakan / SOP dan Formulir .................................................... 19

BAB V RISIKO DAN TINDAKAN PENCEGAHAN INSIDEN ........ 21

BAB VI KESELAMATAN KERJA ....................................................... 22

BAB VII MUTU

7.1 Standar / Sasaran Mutu................................................................ 23


7.2 Laporan di Kamar Bedah ........................................................... 23

BAB VIII PENUTUP ................................................................................. 25

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Definisi

Kamar bedah adalah suatu ruangan di rumah sakit yang diperlukan untuk
melakukan tindakan pembedahan baik elektif atau akut yang membutuhkan keadaan suci
hama atau steril.
Proses operasi meskipun sebuah operasi yang komplek akan terbagi menjadi 3
periode yaitu pre operatif, intra operatif dan post operatif.K egiatan pada periode pre
operatif dapat dilakukan di ruang perawatan atau di ruang persiapan operasi untuk kasus-
kasus One Day Care Surgery. Kegiatan pada periode intra operatif tentu saja berada di
Kamar bedah. Sedangkan kegiatan pada periode post operatif pasien yang telah selesai
dilakukan tindakan operasi akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 1 selama 1 atau
2 jam. Setelah pasien siuman dapat dipindahkan ke ruang perawatan yang tentunya
tergantung dari kondisi pasien itu sendiri, jika pasien dalam keadaan baik maka akan
dipindahkan ke bangsal perawatan biasa, apabila pasien perlu mendapatkan perawatan
intensive maka akan di relokasi ke ICU. Sedangkan pasien yang dilakukan tindakan
operasi dengan system one day care maka akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 2
sebelum pasien ini pulang ke rumah.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Hidayah Ibu Kalianda melayani tindakan pembedahan
untuk kasus kebidanan dan penyakit kandungan.

1.2 Latar Belakang


Sesuai dengan Visi RSIA Hidayah Ibu Kalianda yaitu untuk menjadi rumah sakit ibu
dan anak pilihan utama pasien kebidanan dan kandungan, anak serta masyarakat lainnya
di Lampung bagian selatan, termasuk didalamnya adalah pelayanan kamar bedah yang
melaksanakan tindakan pembedahan untuk pasien kebidanan dan kandungan. Maka,
dipandang perlu untuk adanya suatu pedoman Standar Pelayanan kamar bedah yang
meliputi ruang, struktur, SOP, peralatan, sarana dan prasarana sebagai acuan
penyelenggaraan pelayanan kamar bedah di RSIA Hidayah Ibu Kalianda.

3
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum :


Standarisasi pelayanan kamar bedah rumah sakit ibu dan anak Hidayah Ibu Kalianda.

1.3.2 Tujuan Khusus:

a) Standarisasi ruang yang meliputi struktur, design, sarana dan prasarana


ruangan kamar bedah.

b) Standarisasi ketenagaan struktur,kebutuhan dan kualifikasi sumber daya


manusia yang meliputi perhitungan kebutuhan ,kualifikasi,kompetensi dan
lain-lain.
c) Standarisasi standar mutu pelayanan,pemantauan dan pelaporan.

d) Standarisasi sistem meliputi Kebijakan /SOP,UT dan lain-lain.

1.4 Sasaran Pedoman Pelayanan RSIA HIDAYAH IBU


 Direktur RSIA HIDAYAH IBU
 Instalasi kamar bedah
 Tenaga Medis dan Perawat
 Tenaga Penunjang lainnya

Ruang Lingkup Pelayanan Kamar Bedah

Pelayanan kamar bedah memberikan pelayanan keperawatan pada pasien pre operatif,
intra operatif dan post operatif dengan standar pelayanan kamar bedah yang tinggi.

1.5 Batasan Operasional


Tindakan pembedahan yang dilakukan di RSIA HIDAYAH IBU termasuk dalam
bedah mayor. Diantaranya section caesaria, myomectomy, dan cystectomy.
Pelayanan instalasi kamar bedah ditentukan oleh kebutuhan pasien berdasarkan sifat
operasi, yaitu :

4
1. Bedah elektif
Bedah elektif merupakan pembedahan dimana dapat dilakukan penundaan tanpa
membahayakan nyawa pasien.
2. Bedah emergency
Bedah emergensi merupakan pembedahan yang dilakukan dalam keadaan sangat
mendadak untuk menghindari komplikasi lanjut dari proses penyakit atau untuk
menyelamatkan jiwa pasien

1.6 Landasan Hukum

Penyelenggaraan pelayanan Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Ibu dan Anak
Hidayah Ibu Kalianda sesuai dengan:

a. Undang – undang RI No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan


b. Undang – undang RI No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
c. Undang – undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
d. Undang – undang Ri No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
e. Peraturan Menteri Kesehatan Ri No. 148 tahun 2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan praktik perawat
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 161 tahun 2010 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan
g. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan
pasien Rumah sakit
h. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 46 tahun 2013 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan
i. Peraturan Menteri Kesehatan Ri No. 17 tahun 2013 tentang perubahan ijin
praktek keperawatan
j. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.
k. Peraturan Menteri Kesehatan Ri No. 971 Tahun 2009 tentang Standar
Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan
l. Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia No.
1778/MENKES/SK/XII/2010
m. Peraturan Menteri Kesehatan Ri No. 519/Menkes/Per/III/2011 tentang
Ruang Lingkup Dokter Anastesi.

5
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

2.1 Struktur Ketenagaan


Struktur Internal instalasi kamar bedah

Direktur

Dr. Fuady Salmy

Ka. Instalasi Kamar Bedah

Dr. Eny Suyanto, SpOG(K)

Ka. Ruangan Kamar Bedah

Sumaryono, Amd. Kep

PJ Shift 1 PJ Shift 2 PJ Shift 3

Wiwindari, Am. Kep Husni Tamrin, Am. Kep Widya Oktariana, Am. Kep

Perawat pelaksana :

1. Dwi Lestari

2. Fitria Widiastutik

Pekarya

Ririn Sundari

6
Kualifikasi SDM
Untuk mendukung penanganan pasien di kamar bedah dibutuhkan pendidikan dan pelatihan
khusus. Spesifikasi pendidikan dan Pelatihan yang terkait dengan layanan dan kompetensi
adalah seperti pada tabel berikut:
Tabel 1. Spesifikasi Ketenagaan kamar bedah

N
Nama NIK Jabatan Pendidikan Golongan Pelatihan
O.

Wike Indriyani, Kepala


1. 8526901512 D III Medior BSCORN
Am. Kep ruangan

Wiwindari, Am.
2. 71211902111 PJ shift D III Senior
Kep

Husni Tamrin,
3. 1231911913315 PJ shift D III Junior BSCORN
Am. Kep

Widya Oktariana,
4. 773110901112 PJ shift D III Senior BSCORN
Am. Kep

Perawat
5. Dwi Lestari 161397930402 SPK Senior
pelaksana

Perawat
6. Fitria Widiastuti 122678115100 SPK Senior
pelaksana

2.1.1 Keperawatan

a. Perencanaan tenaga perawat


Perencanaan tenaga keperawatan mengacu pada jumlah dan jenis operasi,
jumlah kamar operasi, pemakaian kamar operasi perhari, serta kompetensi
perawat untuk mendukung terwujudnya pelayanan keperawatan yang
berkualitas, efektif dan efisien.

7
b. Kualifikasi perawat kamar bedah adalah sebagai berikut:

Perawat Instrument / scrub nurse


Pengertian : seorang tenaga perawat profesional yang diberi wewenang dan
ditugaskan dalam pengelolaan paket alat pembedahan, selama tindakan
pembedahan berlangsung.
Persyaratan :
1) Pendidikan :
a) Berijazah Pendidikan formal keperawatan dari semua jenis jenjang
yang diakui oleh Pemerintah atau berwenang.
b) Memiliki sertifikat khusus teknik kamar operasi.
2) Mempunyai pengalaman kerja di kamar operasi minimal 2 tahun sebagai
circulating nurse.
3) Mempunyai bakat, minat dan iman.
4) Berdedikasi tinggi.
5) Berkepribadian mantap / emosional stabil.
6) Dapat bekerjasama dengan anggota tim.
7) Cepat tanggap
Perawat sirkuler / circulating nurse
Pengertian : Tenaga perawatan profesional yang diberi wewenang dan
tanggung jawab membantu kelancaran pelaksanaan tindakan pembedahan.
Persyaratan :
1) Pendidikan
Berijazah pendidikan formal keperawatan dari semua jenjang, yang diakui
oleh pemerintah atau yang berwenang.
2) Mempunyai pengalaman kerja di kamar operasi lebih dari 1 tahun.
3) Mempunyai bakat dan minat.
4) Berdedikasi tinggi.
5) Berkepribadian mantap / emosi stabil.
6) Dapat bekerjasama dengan anggota tim.
7) Cepat tanggap.

8
2.1.2 Kompetensi Perawat kamar bedah
- Memahami konsep perawatan kamar bedah
- Memahami kode etik keperawatan
- Menggunakan keterampilan komunikasi efektif
- Mampu mengkaji dan mendukung mekanisme koping pasien efektif
- Mampu melakukan kolaborasi dengan profesi lain
- Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman dan nyaman
- Melakukan pencegahan dan penanggulangan infeksi nosokomial
- Promosi kesehatan dalam pelayanan kesehatan
- Mampu melakukan hand hygiene
- Mampu melakukan cuci tangan bedah
- Mampu melakukan asuhan keperawatan medical bedah
- Mampu melakukan injeksi IV, IM, IC, dan SC
- Mampu memasang dower chateter
- Mampu memasang masa couter
- Mampu memasang infuse
- Memahami cara memakai sarung tangan steril
- Memahami cara memakai jas operasi
- Mampu melakukan sign in, time out, dan sign out
- Mampu melakukan perawatan instrument operasi dan linen
- Mampu menyiapkan obat-obatan dan alat kesehatan sesuai dengan tindakan
operasi yang akan dikerjakan

9
BAB III

STANDAR FASILITAS

3.1 Kebutuhan Ruang

Standar kebutuhan alat untuk kamar bedah untuk kapasitas 2 kamar operasi.

Ukuran / Alat yang harus ada /


No Ruangan Fungsi Jumlah
luas ruangan

1. Ruang operasi 1 Untuk operasi - Meja operasi pasien 1


obstetric dan - Mesin anastesi 1
ginekologi
- Standar infuse 1
- Mesin suction 1
- Mesin couter 1
- Meja instrument 1
- Meja mayo 1
- Lampu operasi 1
- Tempat sampah 2
- Thermometer ruangan 1
- Bedside monitor 1
- Air conditioner 1
- Jam dinding 1
- Tempat linen kotor 1
- Lemari obat 1

2. Ruang operasi 2 Untuk operasi - Meja operasi pasien 1


obstetric dan - Mesin anastesi 1
ginekologi
- Standar infuse 1
- Mesin suction 1
- Mesin couter 1
- Meja instrument 1

10
- Meja mayo 1
- Lampu operasi 1
- Tempat sampah 2
- Thermometer ruangan 1
- Bedside monitor 1
- Air conditioner 1
- Jam dinding 1
- Tempat linen kotor 1
- Lemari obat 1

3. Ruang resusitasi Untuk - Meja resusitasi bayi 1


bayi melakukan - Mesin suction 1
resusitasi bayi
- Set resusitasi bayi 1
baru lahir
- Timbangan bayi 1
- Tabung oksigen 1
- Wastafel 1
- Set laringoskop 1
- Tempat sampah 1

4. Ruang cuci Untuk mencuci - Wastafel cuci tangan 1


tangan tangan pre dan - Dispenser handsoap
post operasi
- Tempat tissue 1

- Wastafel alat 1

- Sterilisator 1

- Lemari linen steril 1


1

5. Ruang linen Untuk - Lemari linen bersih 1


menyimpan - Lemari pendingin obat 1
linen bersih
- Meja tulis 1

- Kursi 1

11
6. Ruang dokter / Untuk istirahat - Tempat tidur 2
perawat dan makan - Air conditioner 1
dokter / perawat
- Lemari buku 2

- Kursi panjang 1

- Televisi 1

- Meja makan 1

- Kursi 3

- Toilet 1

- Dispenser 1

- Tempat sampah 1

- Lemari pendingin 1

7. Ruang Untuk observasi - Tempat tidur 2


pemulihan pasien post - Standar infuse 2
operasi
- Bedside monitor 2

- Kipas angin 1

- Televisi 1

- Narkase 2

- Kursi 2

8. Ruang tunggu Untuk tempat - Kursi tunggu 1


keluarga pasien - Meja 1
menunggu
- Tempat sampah 1
pasien selama
operasi

12
DENAH RUANG KAMAR BEDAH

R. TUNGGU

CSSD R. PEMULIHAN

R. PERSIAPAN
PASIEN

R. OPERASI II

R. RESUSITASI
BAYI R. DOKTER / PERAWAT

R. OPERASI I

R. CUCI TANGAN R. LINEN


TOILET

13
3.2 Hubungan Antar Ruang

3.2.1 Alur Petugas (Dokter/Perawat/Staf)

1) Pintu masuk dan keluar petugas sama


2) Ganti pakaian menggunakkan baju operasi diruang ganti kamar bedah
3) Masuk daerah non steril
4) Masuk daerah semi steril
5) Masuk daerah steril
6) Ganti pakaian di ruang ganti kamar operasi
7) Keluar melalui alur yang sama.

3.2.2 Alur Pasien

1) Pintu masuk dan keluar pasien pre dan post operasi berbeda.
2) Pasien yang masuk ke ruang operasi berasal dari instalasi Rawat Inap
kebidanan.
3) Pasien ke luar dari ruang operasi menuju ruang pemulihan, setelah 1 sampai 2
jam observasi kondisi pasien setelah pasien sadar :
- Jika baik dapat kembali ke instalasi rawat inap
- Jika membutuhkan perawatan khusus maka dapat dirujuk ke ICU.

3.2.3 Alur Pengunjung

1) Keluarga pasien yang berasal dari ruang rawat inap menuju ke kamar bedah di
lantai 4.

2) Diluar kamar bedah tersedia tempat duduk untuk keluarga pasien yang menunggu
pasien yang sedang operasi.

3.2.4 Alur Alat / Material

1) Alat / Material kotor dikeluarkan dari kamar bedah ke ruang utilitas kotor.
2) Sampah /limbah padat medis dikirim ke incinerator. Sampah / Limbah padat non
medis domestic dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara(TPS) rumah sakit.
3) Linen kotor dikirim ke ruang cuci/laundry dan kemudian dikirim ke CSSD ( Central
Strelized Support Department).

14
4) Instrumen/peralatan bekas pakai dari kamar bedah dibersihkan dan disterilkan di
instalasi CSSD.
5) Instrumen /Linen/bahan perbekalan yang telah steril disimpan diruang utilitas bersih.
6) Pintu keluar dan masuk alat bersih dan kotor berbeda.

3.2.5 Alur Pasien

IGD Identifikasi Informed Serah Terima


oleh DOKTER consent ke kamar
JAGA bedah

RAWAT Penanganan Rawat inap


INAP kamar bedah

RAWAT Pulang/Pindah
JALAN RS

RS LAIN JENAZAH DIBAWA


PULANG OLEH
KELUARGA

Pasien masuk dari IGD, rawat inap, rawat jalan, atau rumah sakit lain di identifikasi oleh
dokter jaga. Setelah di identifikasi oleh dokter jaga, pasien / keluarga pasien mengisi
informed consent untuk kemudian dilakukan serah terima ke kamar bedah. Kemudian
dilakukan penanganan pasien oleh peugas kamar bedah. Setelah tindakan pembedahan selesai
dilakukan pasien di observasi untuk menentukan tindak lanjut. Jika kondisi pasien baik maka
dapat segera dipindahkan ke rawat inap atau jika pasien membutuhkan perawatan khusus
dapat dirujuk ke RS lain dan untuk tindakan pembedahan one day care pasien dapat langsung
pulang. Jika pasien dinyatakan meninggal, jenazah tersebut dapat dibawa pulang oleh
keluarga setelah mendapat surat keterangan meninggal dari rumah sakit.

15
3.2.6 Komponen Dan Bahan Bangunan

Komponen kamar bedah memerlukan beberapa persyaratan,antara lain:

1) Komponen Penutup Lantai .


Komponen penutup lantai memiliki persyaratan sebagai berikut :
a. Tidak terbuat dari bahan yang memiliki lapisan permukaan dengan porositas
yang tinggi yang dapat menyimpan debu.
b. Mudah dibersihkan dan tahan terhadap gesekan.
c. Penutup lantai harus berwarna cerah dan tidak menyilaukan mata.
d. Pada daerah dengan kemiringan kurang dari 7 derajat penutup lantai harus dari
lapisan permukaan yang tidak licin ( walaupun dalam kondisi basah).
e. Hubungan / pertemuan antara lantai dengan dinding harus menggunakan bahan
yang tidak siku,tetapi melengkung untuk memudahkan pembersihan lantai
(hospital plint)
f. Disarankan menggunakan bahan vinil khusus yang dipakai untuk lantai Ruang
Rawat pasien ICU.

2. Komponen Lantai :
Komponen lantai memiliki persyaratan sebagai berikut :
a. Lantai tidak boleh licin, tahan terhadap goresan/ gesekan peralatan dan tahan
terhadap api
b. Lantai mudah dibersihkan, tidak menyerap, tahan terhadap bahan kimia dan anti
bakteri
c. Penutup lantai harus dari bahan anti statik, yaitu vinil anti statik. Tidak
menghantarkan listrik. Tahanan listrik dari bahan penutup lantai ini bisa berubah
dengan bertambahnya umur pemakaian dan akibat pembersihan, oleh karena itu
tingkat Stahanan listrik lantai ruang operasi harus diukur tiap bulan, dan harus
memenuhi persyaratan yang berlaku
d. Permukaan dari semua lantai tidak boleh porous, tetapi cukup keras untuk
pembersihan dengan penggelontoran (flooding), dan pem-vakuman basah
e. Penutup lantai harus berwarna cerah dan tidak menyilaukan mata.
f. Hubungan/ pertemuan antara lantai dengan dinding harus menggunakan bahan
yang tidak siku, tetapi melengkung untuk memudahkan pembersihan lantai
(Hospital plint).

16
3. Komponen Langit-langit.
Komponen langit – langit memiliki persyaratan sebagai berikut :
a. Harus mudah dibersihkan ,tahan terhadap segala cuaca ,tahan terhadap air,tidak
mengandung unsure yang dapat membahayakan pasien,serta tidak berjamur.
b. Memiliki lapisan penutup yang bersifat non porosif (tidak berpori) sehingga tidak
menyimpan debu.
c. Berwarna cerah,tetapi tidak menyilaukan pengguna ruangan.

4. Komponen dinding
Komponen dinding memiliki persyaratan sebagai berikut :
a. Dinding harus mudah dibersihkan, tahan cuaca, tahan bahan kimia, tidak berjamur
dan anti bakteri.
b. Lapisan penutup dinding harus bersifat non porosif (tidak mengandung pori-pori)
sehingga dinding tidak menyimpan debu.
c. Warna dinding cerah tetapi tidak menyilaukan mata.
d. Hubungan/ pertemuan antara dinding dengan dinding harus tidak siku, tetapi
melengkung untuk memudahkan pembersihan dan juga untuk melancarkan arus
aliran udara.
e. Bahan dinding harus keras, tahan api, kedap air, tahan karat, tidak punya sambungan
(utuh), dan mudah dibersihkan.
f. Apabila dinding punya sambungan, seperti panel dengan bahan melamin
(merupakan bahan anti bakteri dan tahan gores) atau insulated panel system maka
sambungan antaranya harus di-seal dengan silicon anti bakteri sehingga
memberikan diding tanpa sambungan (;seamless), mudah dibersihkan dan
dipelihara.
g. Alternatif lain bahan dinding yaitu dinding sandwich galvanis, 2 (dua) sisinya dicat
dengan cat anti bakteri dan tahan terhadap bahan kimia, dengan sambungan
antaranya harus di-seal dengan silicon anti bakteri sehingga memberikan diding
tanpa sambungan.

17
3.2.7 Sarana Dan Prasarana
1. Lokasi
Lokasi kamar bedah di lantai 1, Dianjurkan satu komplek dengan ruang
pemulihan,berdekatan atau mempunyai akses yang mudah ke instalasi rawat inap.
2. Desain
Pelayanan kamar bedah yang memadai ditentukan berdasarkan disain yang baik
dan pengaturan ruang yang adekuat .

18
BAB IV

TATA LAKSANA LAYANAN

4.1 Tata Laksana Layanan


Tata laksana layanan kamar bedah RSIA HIDAYAH IBU dibagi menjadi 3
klasifikasi pelayanan yaitu:
a. Pre operasi
Prabedah \ preoperasi adl masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan ,
dimulai sejak persiapan pembedahan dan berakhir sampai pesien dimeja bedah.
Diantaranya identifikasi identitas pasien, diagnosa, dan hasil penunjang medis
lainnya.
b. Intra operasi
Fase Intraoperatif dimulai Dimulai ketika pasien masuk ke bagian atau ruang
bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
c. Post operasi
Keperawatan postoperatif adalah periode akhir dari keperawatan perioperatif.
Selama periode ini proses keperawatan diarahkan pada menstabilkan kondisi
pasien, menghilangkan nyeri dan pencegahan komplikasi. Pengkajian yang cermat
dan intervensi segera membantu pasien kembali pada fungsi optimalnya dengan
cepat, aman dan nyaman.

4.2 Kebijakan/SPO Dan Formulir

NO NO DOK JUDUL DOK


1 SPO Serah Terima Pasien Pre Dan Post Operasi
2 SPO Transport Pasien Pre Operasi
3 SPO Tindakan Operasi
6 SPO memasang infuse
7 SPO Pelaksanaan Sign In, Time Out, Dan Sign Out
8 SPO Pemeliharaan Instrumen Bedah
9 SPO Pemakaian Linen
11 SPO Hand Hygiene
13 SPO Cuci Tangan Bedah

19
14 SPO injeksi intra vena
15 SPO injeksi intra muscular
17 SPO pemasangan kateter urin
18 SPO pemasagan O2
21 SPO pemasangan sarung tangan steril
23 SPO pemakaian jas operasi
25 SPO pemakaian APD
26 SPO pencukuran area operasi
27 SPO orientasi petugas baru
28 SPO persiapan obat dan alkes operasi
29 SPO tindakan anastesi
30 SPO pemasangan bedside monitor
31 SPO pembersihan kamar bedah
32 SPO operan jaga
33 SPO penggunaan autoclave

20
BAB V

RISIKO DAN TINDAKAN PENCEGAHAN INSIDEN

Risiko

Untuk mencegah suatu kejadian yang merugikan atau membahayakan maka RSIA YK
Madira melakukan suatu strategi manajemen resiko (risk management). Strategi yang
dilakukan adalah dengan menerapkan sasaran keselamatan pasien 1-6.

Tindakan Koreksi/Pencegahan Insiden

Untuk melakukan pencegahan maupun koreksi terhadap suatu insiden dilakukan tindakan
pencegahan/koreksi yang meliputi menetukan masalah/potensial masalah, tindakan yang
dilakukan segera dan mencari akar masalah, tindak lanjut/pencegahan dan data monitoring.

21
BAB VI

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan Kerja

 Standard Precautions : Mencuci tangan dan penggunaan sarung tangan


 Kewaspadaan terhadap kejadian tertusuk jarum suntik.
 Ergonomi bekerja: Perawat, staff admin dari K3
 Fire safety Knowledge dari K3
Jalur Evakuasi
Letak dan Penggunaan APAR dan Hydrant

 Pemeriksaan Kesehatan Karyawan


 Alat pelindung tubuh
 Paparan bahan dan cairan tubuh pasien
1. Masker
2. Sarung tangan
3. Goggles
Paparan radiasi
1. Thermo luminisence Dosimetry 3bl
2. Apron
3. Tyriod Shield
4. Gonad Shield
5. Mobile Shield

22
BAB VII
MUTU

7.1 Standar / sasaran mutu


Sasaran mutu kamar bedah adalah
“ 100 % pelaksanaan sign in, time out, dan sign out “
Kriteria :
Dilakukan pada semua pasien operasi
Action Plan :
1. Sosialisasi kontinyu pentingnya pelaksanaan sign in, time out, dan sign out
untuk keselamatan pasien operasi.
2. Sosialisasi tentang konsep standar praktik keperawatan/proses keperawatan
3. Selalu mengingatkan staff tentang pentingnya pendokumentasian dalam
keperawatan.
4. Memberikan pembinaan pada staff yang belum melakukan pendokumentasian
dengan benar.
5. Monitoring dan evaluasi akan dilakukan setiap bulan, didokumentasikan dan
dilaporkan dalam laporan bulanan.

1.1 Laporan di Kamar Bedah RSIA Hidayah Ibu Kalianda


1. Laporan Harian
Laporan Harian ditulis setiap shift oleh perawat pelaksana yang merawat pasien
tersebut dan oleh perawat PJ shift / kepala ruangan yang merawat dan mengelola
ruangan secara keseluruhan pada shift tersebut.
Laporan individu pasien terdiri dari data hasil pemantuan kesadaran dan vital sign
pasien. Perawat juga harus melaporkan kepada PJ shift segala kendala atau
masalah yang dihadapi pasien dan/keluarga.
Laporan kepala ruangan/ PJ shift, ditulis oleh kepala ruangan / PJ shift pada shift
tersebut yang berisi laporan pasien secara keseluruhan, ketenagaan, fasilitas dan
peralatan, maslah-masalah yang ada dan pemecahannya, rencana tindakan dan lain-
lain.

23
2. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan dibuat oleh kepala ruangan setiap akhir bulan bulan tersebut atau
awal bulan berikutnya. Komponen laporan bulanan adalah: jumlah operasi per
bulan, jenis operasi, pencapaian sasaran mutu, jam lembur, dan staff cuti, Training
dan Pendidikan, pengadaan dan penggunaan peralatan, kasus terbanyak, dan angka
kematian.
3. Laporan Tahunan.
Laporan tahunan dibuat oleh kepala ruangan setiap tahun yang terdiri dari 5
bagian yaitu:
a. Pencapaian unit of service ( jumlah operasi, jenis operasi, dan jumlah kasus
terbanyak)
b. Ketenagaan
c. Peralatan
d. Pengendalian mutu
e. Serta masalah yang ada sepanjang tahun yang lewat.

24
BAB VII

PENUTUP

Pedoman Pelayanan kamar bedah RSIA HIDAYAH IBU ini diharapkan dapat
menjadi panduan bagi seluruh pegawai RSIA HIDAYAH IBU yang menyelenggarakan
pelayanan kamar bedah. Pelayanan kamar bedah yang menyelenggarakan pelayanan kamar
bedah. Pelayanan kamar bedah dibagi menjadi tiga klasifikasi pelayanan yang disesuaikan
dengan kemampuan rumah sakit meliputi sumber daya, sarana, prasarana dan peralatan. Oleh
karena itu, setiap rumah sakit hendaknya dapat menyesuaiakan dengan ketentuan yang ada
dalam pedoman ini dan dapat mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang
kondusif bagi setiap rumah sakit. Pedoman Pelayanan kamar bedah RSIA HIDAYAH IBU ,
selanjutnya perlu dijabarkan dalam prosedur tetap di setiap rumah sakit guna kelancaran
pelaksanaannya.

25

Anda mungkin juga menyukai