Pedoman Pelayanan Bedah Rshi
Pedoman Pelayanan Bedah Rshi
BAB I PENDAHULUAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Kamar bedah adalah suatu ruangan di rumah sakit yang diperlukan untuk
melakukan tindakan pembedahan baik elektif atau akut yang membutuhkan keadaan suci
hama atau steril.
Proses operasi meskipun sebuah operasi yang komplek akan terbagi menjadi 3
periode yaitu pre operatif, intra operatif dan post operatif.K egiatan pada periode pre
operatif dapat dilakukan di ruang perawatan atau di ruang persiapan operasi untuk kasus-
kasus One Day Care Surgery. Kegiatan pada periode intra operatif tentu saja berada di
Kamar bedah. Sedangkan kegiatan pada periode post operatif pasien yang telah selesai
dilakukan tindakan operasi akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 1 selama 1 atau
2 jam. Setelah pasien siuman dapat dipindahkan ke ruang perawatan yang tentunya
tergantung dari kondisi pasien itu sendiri, jika pasien dalam keadaan baik maka akan
dipindahkan ke bangsal perawatan biasa, apabila pasien perlu mendapatkan perawatan
intensive maka akan di relokasi ke ICU. Sedangkan pasien yang dilakukan tindakan
operasi dengan system one day care maka akan dipindahkan ke ruang pemulihan tahap 2
sebelum pasien ini pulang ke rumah.
Rumah Sakit Ibu dan Anak Hidayah Ibu Kalianda melayani tindakan pembedahan
untuk kasus kebidanan dan penyakit kandungan.
3
1.3 Tujuan
Pelayanan kamar bedah memberikan pelayanan keperawatan pada pasien pre operatif,
intra operatif dan post operatif dengan standar pelayanan kamar bedah yang tinggi.
4
1. Bedah elektif
Bedah elektif merupakan pembedahan dimana dapat dilakukan penundaan tanpa
membahayakan nyawa pasien.
2. Bedah emergency
Bedah emergensi merupakan pembedahan yang dilakukan dalam keadaan sangat
mendadak untuk menghindari komplikasi lanjut dari proses penyakit atau untuk
menyelamatkan jiwa pasien
Penyelenggaraan pelayanan Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Ibu dan Anak
Hidayah Ibu Kalianda sesuai dengan:
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Direktur
Wiwindari, Am. Kep Husni Tamrin, Am. Kep Widya Oktariana, Am. Kep
Perawat pelaksana :
1. Dwi Lestari
2. Fitria Widiastutik
Pekarya
Ririn Sundari
6
Kualifikasi SDM
Untuk mendukung penanganan pasien di kamar bedah dibutuhkan pendidikan dan pelatihan
khusus. Spesifikasi pendidikan dan Pelatihan yang terkait dengan layanan dan kompetensi
adalah seperti pada tabel berikut:
Tabel 1. Spesifikasi Ketenagaan kamar bedah
N
Nama NIK Jabatan Pendidikan Golongan Pelatihan
O.
Wiwindari, Am.
2. 71211902111 PJ shift D III Senior
Kep
Husni Tamrin,
3. 1231911913315 PJ shift D III Junior BSCORN
Am. Kep
Widya Oktariana,
4. 773110901112 PJ shift D III Senior BSCORN
Am. Kep
Perawat
5. Dwi Lestari 161397930402 SPK Senior
pelaksana
Perawat
6. Fitria Widiastuti 122678115100 SPK Senior
pelaksana
2.1.1 Keperawatan
7
b. Kualifikasi perawat kamar bedah adalah sebagai berikut:
8
2.1.2 Kompetensi Perawat kamar bedah
- Memahami konsep perawatan kamar bedah
- Memahami kode etik keperawatan
- Menggunakan keterampilan komunikasi efektif
- Mampu mengkaji dan mendukung mekanisme koping pasien efektif
- Mampu melakukan kolaborasi dengan profesi lain
- Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman dan nyaman
- Melakukan pencegahan dan penanggulangan infeksi nosokomial
- Promosi kesehatan dalam pelayanan kesehatan
- Mampu melakukan hand hygiene
- Mampu melakukan cuci tangan bedah
- Mampu melakukan asuhan keperawatan medical bedah
- Mampu melakukan injeksi IV, IM, IC, dan SC
- Mampu memasang dower chateter
- Mampu memasang masa couter
- Mampu memasang infuse
- Memahami cara memakai sarung tangan steril
- Memahami cara memakai jas operasi
- Mampu melakukan sign in, time out, dan sign out
- Mampu melakukan perawatan instrument operasi dan linen
- Mampu menyiapkan obat-obatan dan alat kesehatan sesuai dengan tindakan
operasi yang akan dikerjakan
9
BAB III
STANDAR FASILITAS
Standar kebutuhan alat untuk kamar bedah untuk kapasitas 2 kamar operasi.
10
- Meja mayo 1
- Lampu operasi 1
- Tempat sampah 2
- Thermometer ruangan 1
- Bedside monitor 1
- Air conditioner 1
- Jam dinding 1
- Tempat linen kotor 1
- Lemari obat 1
- Wastafel alat 1
- Sterilisator 1
- Kursi 1
11
6. Ruang dokter / Untuk istirahat - Tempat tidur 2
perawat dan makan - Air conditioner 1
dokter / perawat
- Lemari buku 2
- Kursi panjang 1
- Televisi 1
- Meja makan 1
- Kursi 3
- Toilet 1
- Dispenser 1
- Tempat sampah 1
- Lemari pendingin 1
- Kipas angin 1
- Televisi 1
- Narkase 2
- Kursi 2
12
DENAH RUANG KAMAR BEDAH
R. TUNGGU
CSSD R. PEMULIHAN
R. PERSIAPAN
PASIEN
R. OPERASI II
R. RESUSITASI
BAYI R. DOKTER / PERAWAT
R. OPERASI I
13
3.2 Hubungan Antar Ruang
1) Pintu masuk dan keluar pasien pre dan post operasi berbeda.
2) Pasien yang masuk ke ruang operasi berasal dari instalasi Rawat Inap
kebidanan.
3) Pasien ke luar dari ruang operasi menuju ruang pemulihan, setelah 1 sampai 2
jam observasi kondisi pasien setelah pasien sadar :
- Jika baik dapat kembali ke instalasi rawat inap
- Jika membutuhkan perawatan khusus maka dapat dirujuk ke ICU.
1) Keluarga pasien yang berasal dari ruang rawat inap menuju ke kamar bedah di
lantai 4.
2) Diluar kamar bedah tersedia tempat duduk untuk keluarga pasien yang menunggu
pasien yang sedang operasi.
1) Alat / Material kotor dikeluarkan dari kamar bedah ke ruang utilitas kotor.
2) Sampah /limbah padat medis dikirim ke incinerator. Sampah / Limbah padat non
medis domestic dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara(TPS) rumah sakit.
3) Linen kotor dikirim ke ruang cuci/laundry dan kemudian dikirim ke CSSD ( Central
Strelized Support Department).
14
4) Instrumen/peralatan bekas pakai dari kamar bedah dibersihkan dan disterilkan di
instalasi CSSD.
5) Instrumen /Linen/bahan perbekalan yang telah steril disimpan diruang utilitas bersih.
6) Pintu keluar dan masuk alat bersih dan kotor berbeda.
RAWAT Pulang/Pindah
JALAN RS
Pasien masuk dari IGD, rawat inap, rawat jalan, atau rumah sakit lain di identifikasi oleh
dokter jaga. Setelah di identifikasi oleh dokter jaga, pasien / keluarga pasien mengisi
informed consent untuk kemudian dilakukan serah terima ke kamar bedah. Kemudian
dilakukan penanganan pasien oleh peugas kamar bedah. Setelah tindakan pembedahan selesai
dilakukan pasien di observasi untuk menentukan tindak lanjut. Jika kondisi pasien baik maka
dapat segera dipindahkan ke rawat inap atau jika pasien membutuhkan perawatan khusus
dapat dirujuk ke RS lain dan untuk tindakan pembedahan one day care pasien dapat langsung
pulang. Jika pasien dinyatakan meninggal, jenazah tersebut dapat dibawa pulang oleh
keluarga setelah mendapat surat keterangan meninggal dari rumah sakit.
15
3.2.6 Komponen Dan Bahan Bangunan
2. Komponen Lantai :
Komponen lantai memiliki persyaratan sebagai berikut :
a. Lantai tidak boleh licin, tahan terhadap goresan/ gesekan peralatan dan tahan
terhadap api
b. Lantai mudah dibersihkan, tidak menyerap, tahan terhadap bahan kimia dan anti
bakteri
c. Penutup lantai harus dari bahan anti statik, yaitu vinil anti statik. Tidak
menghantarkan listrik. Tahanan listrik dari bahan penutup lantai ini bisa berubah
dengan bertambahnya umur pemakaian dan akibat pembersihan, oleh karena itu
tingkat Stahanan listrik lantai ruang operasi harus diukur tiap bulan, dan harus
memenuhi persyaratan yang berlaku
d. Permukaan dari semua lantai tidak boleh porous, tetapi cukup keras untuk
pembersihan dengan penggelontoran (flooding), dan pem-vakuman basah
e. Penutup lantai harus berwarna cerah dan tidak menyilaukan mata.
f. Hubungan/ pertemuan antara lantai dengan dinding harus menggunakan bahan
yang tidak siku, tetapi melengkung untuk memudahkan pembersihan lantai
(Hospital plint).
16
3. Komponen Langit-langit.
Komponen langit – langit memiliki persyaratan sebagai berikut :
a. Harus mudah dibersihkan ,tahan terhadap segala cuaca ,tahan terhadap air,tidak
mengandung unsure yang dapat membahayakan pasien,serta tidak berjamur.
b. Memiliki lapisan penutup yang bersifat non porosif (tidak berpori) sehingga tidak
menyimpan debu.
c. Berwarna cerah,tetapi tidak menyilaukan pengguna ruangan.
4. Komponen dinding
Komponen dinding memiliki persyaratan sebagai berikut :
a. Dinding harus mudah dibersihkan, tahan cuaca, tahan bahan kimia, tidak berjamur
dan anti bakteri.
b. Lapisan penutup dinding harus bersifat non porosif (tidak mengandung pori-pori)
sehingga dinding tidak menyimpan debu.
c. Warna dinding cerah tetapi tidak menyilaukan mata.
d. Hubungan/ pertemuan antara dinding dengan dinding harus tidak siku, tetapi
melengkung untuk memudahkan pembersihan dan juga untuk melancarkan arus
aliran udara.
e. Bahan dinding harus keras, tahan api, kedap air, tahan karat, tidak punya sambungan
(utuh), dan mudah dibersihkan.
f. Apabila dinding punya sambungan, seperti panel dengan bahan melamin
(merupakan bahan anti bakteri dan tahan gores) atau insulated panel system maka
sambungan antaranya harus di-seal dengan silicon anti bakteri sehingga
memberikan diding tanpa sambungan (;seamless), mudah dibersihkan dan
dipelihara.
g. Alternatif lain bahan dinding yaitu dinding sandwich galvanis, 2 (dua) sisinya dicat
dengan cat anti bakteri dan tahan terhadap bahan kimia, dengan sambungan
antaranya harus di-seal dengan silicon anti bakteri sehingga memberikan diding
tanpa sambungan.
17
3.2.7 Sarana Dan Prasarana
1. Lokasi
Lokasi kamar bedah di lantai 1, Dianjurkan satu komplek dengan ruang
pemulihan,berdekatan atau mempunyai akses yang mudah ke instalasi rawat inap.
2. Desain
Pelayanan kamar bedah yang memadai ditentukan berdasarkan disain yang baik
dan pengaturan ruang yang adekuat .
18
BAB IV
19
14 SPO injeksi intra vena
15 SPO injeksi intra muscular
17 SPO pemasangan kateter urin
18 SPO pemasagan O2
21 SPO pemasangan sarung tangan steril
23 SPO pemakaian jas operasi
25 SPO pemakaian APD
26 SPO pencukuran area operasi
27 SPO orientasi petugas baru
28 SPO persiapan obat dan alkes operasi
29 SPO tindakan anastesi
30 SPO pemasangan bedside monitor
31 SPO pembersihan kamar bedah
32 SPO operan jaga
33 SPO penggunaan autoclave
20
BAB V
Risiko
Untuk mencegah suatu kejadian yang merugikan atau membahayakan maka RSIA YK
Madira melakukan suatu strategi manajemen resiko (risk management). Strategi yang
dilakukan adalah dengan menerapkan sasaran keselamatan pasien 1-6.
Untuk melakukan pencegahan maupun koreksi terhadap suatu insiden dilakukan tindakan
pencegahan/koreksi yang meliputi menetukan masalah/potensial masalah, tindakan yang
dilakukan segera dan mencari akar masalah, tindak lanjut/pencegahan dan data monitoring.
21
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan Kerja
22
BAB VII
MUTU
23
2. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan dibuat oleh kepala ruangan setiap akhir bulan bulan tersebut atau
awal bulan berikutnya. Komponen laporan bulanan adalah: jumlah operasi per
bulan, jenis operasi, pencapaian sasaran mutu, jam lembur, dan staff cuti, Training
dan Pendidikan, pengadaan dan penggunaan peralatan, kasus terbanyak, dan angka
kematian.
3. Laporan Tahunan.
Laporan tahunan dibuat oleh kepala ruangan setiap tahun yang terdiri dari 5
bagian yaitu:
a. Pencapaian unit of service ( jumlah operasi, jenis operasi, dan jumlah kasus
terbanyak)
b. Ketenagaan
c. Peralatan
d. Pengendalian mutu
e. Serta masalah yang ada sepanjang tahun yang lewat.
24
BAB VII
PENUTUP
Pedoman Pelayanan kamar bedah RSIA HIDAYAH IBU ini diharapkan dapat
menjadi panduan bagi seluruh pegawai RSIA HIDAYAH IBU yang menyelenggarakan
pelayanan kamar bedah. Pelayanan kamar bedah yang menyelenggarakan pelayanan kamar
bedah. Pelayanan kamar bedah dibagi menjadi tiga klasifikasi pelayanan yang disesuaikan
dengan kemampuan rumah sakit meliputi sumber daya, sarana, prasarana dan peralatan. Oleh
karena itu, setiap rumah sakit hendaknya dapat menyesuaiakan dengan ketentuan yang ada
dalam pedoman ini dan dapat mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang
kondusif bagi setiap rumah sakit. Pedoman Pelayanan kamar bedah RSIA HIDAYAH IBU ,
selanjutnya perlu dijabarkan dalam prosedur tetap di setiap rumah sakit guna kelancaran
pelaksanaannya.
25