Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

DINAS KESEHATAN
UPTD RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM
JL. LETTU ROHANI NO. 14 B, KALIANDA. TELP. (0727) 322159. 322160 FAX. (0727) 322801
K A L I AN D A - 35513

KEPUTUSAN DIREKTUR UPTD RSUD Dr. H. BOB BAZAR, SKM


KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

NOMOR : 821/ /VI.04/2022

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI DAN SEDASI


DI UPTD RSUD Dr. H. BOB BAZAR, SKM

DIREKTUR UPTD RSUD Dr. H. BOB BAZAR, SKM

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu standar pelayanan


anestesia yang aman dan berfokus kepada keselamatan pasien
serta kepuasan pelanggan (patient centeredness) di UPTD
RSUD dr. H. Bob Bazar, SKM maka perlu adanya kebijakan
pelayanan anastesi dan sedasi di UPTD RSUD dr. H. Bob
Bazar, SKM;
b. Bahwa agar pelayanan anestesi dapat terlaksana dengan baik,
perlu adanya surat keputusan direktur sebagai landasan bagi
pelayanan anestesi dan sedasi di UPTD RSUD dr. H. Bob
Bazar, SKM;
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu
ditetapkan kebijakan pelayanan anestesi dan sedasi UPTD
RSUD dr. H. Bob Bazar, SKM.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.519/MENKES/PER/III/2011 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan Terapi Intensif
di Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 18 tahun
2016 tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktek Penata
Anestesi;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Memberlakukan Kebijakan Pelayanan Anestesi Dan Sedasi di
UPTD RSUD dr. H. Bob Bazar, SKM seperti tersebut dalam
lampiran Surat Keputusan ini.

Kedua : Memberlakukan Pedoman Pelayanan Anestesi Dan Sedasi di


UPTD RSUD dr. H. Bob Bazar, SKM seperti tersebut dalam

i/vii
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPTD RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM
JL. LETTU ROHANI NO. 14 B, KALIANDA. TELP. (0727) 322159. 322160 FAX. (0727) 322801
K A L I AN D A - 35513

lampiran ini sebagai landasan dalam memberikan pelayanan


Anestesi yang seragam di UPTD RSUD dr. H. Bob Bazar, SKM.

Ketiga : Pelayanan anestesi dan sedasi dilakukan oleh staf instalasi


anestesi yang merupakan pelayanan perioperatif yang mencakup
:
1. Pelayanan anestesi
2. Pelayanan sedasi
3. Penanganan nyeri (pain management)
4. Pelayanan resusitasi

Keempat : Pelayanan anestesi dan sedasi dilakukan di kamar bedah dan


luar kamar bedah termasuk ruang resusitasi, ruang rawat inap,
rawat jalan, dan ruang lain sesuai kebutuhan.

Kelima : Pelayanan anestesi dan sedasi yang diberikan harus dapat


memenuhi kebutuhan Pelayanan anestesi dan sedasi dari
disiplin terkait serta sesuai dengan bentuk pelayanan anestesi
yang dimiliki oleh bagian anestesi dan reanimasi.

Keenam : Pelayanan anestesi dan sedasi dilakukan oleh staff instalasi


anestesi yang memiliki SIP (Surat Izin Praktek) di UPTD RSUD
dr. H. Bob Bazar, SKM sebagai Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) anestesi sesuai dengan kewenangan klinik
yang diberikan sesuai dengan tingkat kompetensinya.

Ketujuh : Setiap Pelayanan anestesi dan sedasi harus melalui proses


penerimaan, penilaian, perencanaan dan persiapan.

Kedelapan : Setiap tindakan anestesi dan sedasi yang dilakukan oleh DPJP
harus melalui proses komunikasi dan proses pemberian
informasi serta mendapatkan persetujuan dari pasien atau
keluarga pasien.

Kesembilan : Setiap Pelayanan anestesi dan sedasi harus didokumentasikan


dalam rekam medis dan status anestesi

Kesepuluh : Setiap pemberi Pelayanan anestesi dan sedasi bertanggung jawab


untuk:
1. Ikut membuat, menanamkan dan menjaga agar kebijakan
serta prosedur pelayanan anestesi dan sedasi yang ada, terus
dikembangkan dan diperbaiki.
2. Menjaga program pengendalian kualitas yang telah dibentuk
serta melaksanakannya.
3. Mengawasi dan meninjau ulang seluruh pelayanan anestesi
dan sedasi yang telah dibentuk.

ii/vii
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPTD RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM
JL. LETTU ROHANI NO. 14 B, KALIANDA. TELP. (0727) 322159. 322160 FAX. (0727) 322801
K A L I AN D A - 35513

Surat keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dengan ketentuan
bahwa hal-hal yang belum ada atau belum cukup diatur dalam surat keputusan ini
akan ditetapkan kemudian.

Ditetapkan di : Kalianda
Pada tanggal : Februari 2022

UPTD RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM


Direktur,

dr. Putra Harapan, M. Kes


NIP : 19710922 200904 1 001

iii/vii
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPTD RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM
JL. LETTU ROHANI NO. 14 B, KALIANDA. TELP. (0727) 322159. 322160 FAX. (0727) 322801
K A L I AN D A - 35513

Lampiran :
Keputusan Direktur UPTD RSUD Dr.H.Bob Bazar, SKM
Nomor : 821/ /VI.04/2022
Tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi Dan Sedasi
Di UPTD RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM

KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI DAN SEDASI


DI UPTD RSUD DR. H. BOB BAZAR, SKM

1. UPTD RSUD dr. H. Bob Bazar, SKM menyediakan pelayanan anestesi (termasuk
sedasi moderat dan dalam) untuk memenuhi kebutuhan pasien yang memenuhi
standar di rumah sakit, standar nasional, undang-undang dan peraturan serta
standar profesional.
2. Pelayanan anestesi yang adekuat, regular dan nyaman (termasuk sedasi moderat
dan dalam) tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien.
3. Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) tersedia untuk keadaan
darurat di luar jam kerja.
4. Jika dokter spesialis anestesi di UPTD RSUD dr. H. Bob Bazar, SKM sedang
berhalangan untuk memberikan pelayanan, maka dokter spesialis anestesi yang
berhalangan melapor kepada direktur, kemudian direktur merekomendasikan
seorang tenaga dokter anestesi dari luar. Sumber tenaga dari luar tersebut akan
dilakukan kredensial dan diberikan kewenangan klinis yang kemudian akan
diberikan surat penugasan oleh direktur untuk melakukan pelayanan anestesi di
UPTD RSUD dr. H. Bob Bazar, SKM.
5. Ketidaktersediaan dokter spesialis anestesi pengganti di UPTD RSUD dr. H Bob
Bazar, SKM, maka pada saat dokter spesialis anestesi berhalangan untuk
memberikan pelayanan, maka pelaksanaan pelayanan anestesi dilakukan oleh
penata anestesi dan asisten penata anestesi dalam bentuk pelimpahan wewenang
secara mandate dengan tetap mengikuti peraturan yang berlaku dan sesuai dengan
kewenangan dan kompetensi yang dimiliki dengan tetap mengutamakan
keselamatan pasien.
6. Pelayanan sedasi (termasuk sedasi moderat dan dalam) seragam pada seluruh
pelayanan di rumah sakit. Pelayanan anestesi dan sedasi di luar kamar operasi
meliputi kamar bersalin (VK).
7. Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) dibawah kepemimpinan
satu orang dokter spesialis anestesi yang kompeten, melalui pelatihan bersertifikat,
keahlian dan pengalaman, konsisten dengan undang-undang dan peraturan yang
berlaku. Dokter anestesi memiliki tanggung jawab profesional untuk pelayanan
anestesi tersebut. Tanggung jawab tersebut meliputi :
a. Pengembangan, implementasi dan memelihara/menegakkan kebijakan dan
prosedur.

iv/vii
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPTD RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM
JL. LETTU ROHANI NO. 14 B, KALIANDA. TELP. (0727) 322159. 322160 FAX. (0727) 322801
K A L I AN D A - 35513

b. Pengawasan administratif
c. Memelihara/mempertahankan program pengendalian mutu yang penting
d. Merekomendasikan sumber dari luar untuk pelayanan anestesi (termasuk
sedasi moderat dan dalam)
e. Memantau dan menelaah seluruh pelayanan anestesi (termasuk sedasi
moderat dan dalam).
8. Sedasi secara khusus (sedasi moderat atau dalam) menghadirkan resiko pada
pasien, karenanya perlu dilengkapi dengan definisi, kebijakan serta prosedur yang
jelas. Derajat sedasi terjadi dalam suatu kontinum, seorang pasien dapat bergerak
dari satu derajat tertentu menuju derajat yang lain berdasarkan medikasi yang
diberikan, rute, dan dosisnya. Pertimbangan penting mencakup kemampuan pasien
untuk mempertahankan reflek proteksi, saluran pernafasan yang paten -
independen berkesinambungan dan mampu berespon terhadap stimulasi fisik atau
instruksi lisan. kebijakan dan prosedur sedasi meliputi :
a. Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara populasi
dewasa dan atau anak atau pertimbangan khusus lainnya
b. Dokumentasi yang diperlukan tim pelayanan untuk dapat bekerja dan
berkomunikasi secara efektif.
c. Persyaratan persetujuan (informed consent) khusus, bila diperlukan.
d. Frekuensi dan jenis monitoring pasien yang diperlukan.
e. Kualifikasi atau keterampilan khusus para staf yang terlibat dalam proses
sedasi.
f. Ketersediaan dan penggunaan peralatan spesialistik.
9. Petugas yang berkompeten yang diidentifikasi berpartisipasi dalam pengembangan
kebijakan dan prosedur.
10. Dokter anestesi melakukan asesmen pra sedasi sesuai kebijakan rumah sakit untuk
mengevaluasi resiko dan ketepatan sedasi bagi pasien.
11. Petugas yang kompeten dan yang bertanggung jawab untuk sedasi harus memenuhi
kualifikasi dalam :
a. Teknik berbagai modus sedasi
b. Monitoring yang tepat
c. Respon terhadap komplikasi
d. Penggunaan zat-zat reversal
e. Sekurang-kurangnya bantuan hidup dasar
12. Bagi para dokter dan petugas lain yang berkompeten dan bertanggung jawab atas
monitoring berkesinambungan (tidak terinterupsi) atas parameter fisiologis pasien
dan membantu tindakan suportif atau resusitasi. Kualifikasi petugas yang
melaksanakan monitoring fisiologis dan monitoring peralatan serta suplainya adalah
sama seperti pada pemberian sedasi di unit/tempat yang lain di rumah sakit,

v/vii
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPTD RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM
JL. LETTU ROHANI NO. 14 B, KALIANDA. TELP. (0727) 322159. 322160 FAX. (0727) 322801
K A L I AN D A - 35513

misalnya dalam kamar operasi dan dalam ruang bersalin (VK) sehingga terpelihara
tingkat pelayanan mutu yang sama.
13. Seorang petugas yang kompeten memonitoring pasien selama sedasi dan mencatat
semua pemantauan.
14. Dibuat kriteria untuk pemulihan dan discharge dari sedasi.
15. Sedasi moderat dan dalam diberikan sesuai kebijakan rumah sakit.
16. Sebagai tindakan kedokteran beresiko tinggi, maka pemberian anestesi harus
direncanakan dengan seksama. Assesment pra anestesi pasien merupakan basis
untuk perencanaan tersebut dan untuk penggunaan analgesia pasca operasi.
17. Assesment pra anestesi memberikan informasi yang diperlukan meliputi :
a. Pemilihan pelayanan anestesi dan merencanakan anestesi
b. Pemberian layanan anestesi yang aman dan tepat
c. Penafsiran temuan pada monitoring pasien
18. Seorang spesialis anestesi atau petugas lain yang kompeten menjalankan assesment
pra anestesi. Proses assesment pra anestesi dijalankan sehari sebelum tindakan
pembedahan atau sebelum tindakan pembedahan untuk pasien emergency.
19. Assesment pra induksi terpisah dari assesment pra anestesi karena fokusnya pada
stabilisasi fisiologis dan kesiapan pasien untuk anestesi dan terjadi sesaat sebelum
induksi anestesi. Bila anestesi yang harus diberikan secara darurat, asesmen pra
anestesi dan asesmen pra induksi dapat segera dilaksanakan secara berurutan atau
secara serempak, tetapi masing-masing didokumentasikan secara terpisah.
20. Assesment pra induksi dilaksanakan untuk re-evaluasi pasien segera sebelum
induksi anestesi, dilakukan sesaat sebelum diberikan induksi anestesi.
21. Kedua assesment tersebut dikerjakan oleh petugas yang kompeten untuk
melakukannya.
22. Kedua assesment didokumentasikan dalam rekam medis.
23. Pelayanan anestesi direncanakan secara seksama dan didokumentasikan dalam
catatan anestesi. Perencanaan mempertimbangkan informasi dari asesmen pasien
lain dan mengidentifikasi anestesi yang akan digunakan, termasuk metode
pemberiannya, pemberian medikasi dan cairan lain serta prosedur monitoring dalam
mengantisipasi pelayanan pasca anestesi.
24. Proses perencanaan anestesi mencakup mengedukasi pasien, keluarganya atau
pembuat keputusan atas resiko, manfaat dan alternative yang berhubungan dengan
perencanaan anesthesia dan analgesia pasca operatif. Diskusi ini terjadi sebagai
bagian dari proses untuk memperoleh persetujuan anesthesia (termasuk sedasi
moderat dan dalam). seorang anestesiologi atau petugas yang berkompeten
memberikan edukasi ini.
25. Pasien dan keluarga pengambil keputusan diberi pendidikan tentang resiko,
manfaat dan alternatif anestesi.

vi/vii
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
DINAS KESEHATAN
UPTD RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM
JL. LETTU ROHANI NO. 14 B, KALIANDA. TELP. (0727) 322159. 322160 FAX. (0727) 322801
K A L I AN D A - 35513

26. Dokter spesialis anestesi atau petugas lain yang berkompeten memberikan edukasi
tersebut.
27. Anestesi yang digunakan dituliskan dalam rekam medis pasien.
28. Teknik anestesi yang digunakan dituliskan dalam rekam medis anestesi pasien.
29. Dokter spesialis anestesi dan atau penata anestesi dan atau asisten anestesi dicatat
di rekam medis anestesi pasien.
30. Monitoring fisiologis memberikan informasi yang dapat diandalkan tentang status
pasien selama pemberian anestesi (umum, spinal dan regional) dan periode
pemulihan. Metode monitoring tergantung pada status pra anestesi pasien, anestesi
yang dipilih dan kompleksitas dari pembedahan atau prosedur lain yang dikerjakan
selama anestesi. Namun, demikian dalam semua kasus proses monitoring dilakukan
secara terus menerus dan hasilnya dituliskan dalam rekam medis pasien.
31. Kebijakan dan prosedur mengatur frekuensi minimum dan tipe monitoring selama
tindakan anestesi dan polanya seragam untuk pasien yang serupa yang menerima
tindakan anestesi yang sama waktu pemberian anestesi.
32. Status fisiologis dimonitor secara terus menerus selama pemberian anestesi sesuai
kebijakan dan prosedur.
33. Hasil monitoring dituliskan ke dalam rekam medis anestesi pasien.
34. Pasien dimonitor sesuai kebijakan selama periode pemulihan pasca anestesi.
35. Temuan selama monitoring dimasukkan ke dalam rekam medis, baik dicatat atau
secara elektronik.
36. Pasien dipindahkan dari unit pasca anestesi (atau monitoring pemulihan dihentikan)
sesuai dengan alternatif berikut :
a. Pasien dipindahkan (atau menghentikan monitoring pemulihan) oleh seorang
anestesiologi yang kompeten penuh atau petugas lain yang diberikan otorisasi
oleh petugas yang bertanggungjawab untuk mengelola pelayanan anestesi.
b. Pasien dipindahkan (atau menghentikan monitoring pemulihan) oleh seorang
perawat atau seorang petugas yang setaraf dan kompetensinya sesuai dengan
kriteria pasca anestesi yang dikembangkan oleh pimpinan rumah sakit dan
bukti pemenuhan kriteria didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
c. Pasien dipindahkan ke suatu unit yang telah ditetapkan sebagai tempat yang
mampu memberikan pelayanan pasca anestesi atau pasca sedasi terhadap
pasien tertentu.
37. Pasien dimonitor sesuai kebijakan selama periode pemulihan pasca sedasi.
38. Temuan selama monitoring di catat dan dimasukkan ke dalam rekam medis pasien.
39. Pasien dipindahkan dari unit pasca anestesi (atau monitoring pemulihan dihentikan)
sesuai dengan alternatif.
40. Waktu dimulai dan diakhirinya pemulihan dicatat dalam rekam medis pasien.

vii/vii

Anda mungkin juga menyukai