TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. BOB BAZAR, SKM
M E M U T U S K AN
Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN
NEONATAL DI RSUD Dr. H. BOB BAZAR, SKM.
Kesatu : Memberlakukan Kebijakan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal di RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM, sebagaimana terlampir
dalam keputusan ini.
Kedua : Memberlakukan Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency (PONEK) 24 jam di RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM.
Memberlakukan Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal
Ketiga : dengan Penyakit Menular (HIV/AIDS, Sifilis, Hepatitis dan TB) di
RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM.
Ditetapkan di : Kalianda
Pada tanggal : 13 Januari 2020
RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM
Direktur
KEBIJAKAN TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL
DI RSUD Dr. H. BOB BAZAR, SKM
2. Pelayanan PONEK RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM menerima rujukan yang tidak
mampu ditangani oleh petugas kesehatan di tingkat pelayanan primer (dokter,
bidan, perawat).
KEBIJAKAN TENTANG
PENYELENGGARAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DAN ASI EKSKLUSIF
DI RSUD Dr. H. BOB BAZAR, SKM
1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dilakukan di kamar bersalin/ kamar operasi dengan
segera setelah bayi lahir kemudian diberikan ASI Eksklusif.
2. Inisiasi Menyusu Dini dilakukan pada persalinan normal pervaginam, atau seksio
sesaria dengan kondisi ibu dan bayi memungkinkan untuk Inisiasi Menyusu Dini
(IMD).
3. Inisiasi Menyusu Dini dilaksanakan selama 30 sampai dengan 60 menit.
4. Inisiasi Menyusu Dini dilakukan dengan bantuan bidan atau perawat terlatih.
KEBIJAKAN TENTANG
PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT GABUNG IBU DAN BAYI
DI RSUD Dr. H. BOB BAZAR, SKM
1. Kegiatan Rawat Gabung di mulai sejak ibu bersalin di kamar bersalin dilakukan IMD
dan di bangsal perawatan pasca persalinan.
2. Kegiatan Rawat Gabung penuh bersama ibu dilakukan pada semua bayi kecuali bayi
yang beresiko dan mempunyai kelainan yang tidak memungkinkan untuk menyusu
pada ibunya.
3. Kegiatan Rawat Gabung penuh bersama ibu dilakukan dengan syarat sebagai
berikut:
a. Lahir spontan, baik presentasi kepala atau bokong.
b. Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup
sehat, refleks menghisap baik, tidak ada tanda infeksi.
c. Bayi yang lahir dengan section sesaria dengan anastesi umum, maka rawat
gabung dilakukan segera setelah ibu dan bayi sadar penuh.
d. Bayi tetap disusukan meskipun ibu masih mendapat infuse.
e. Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai APGAR Score minimal 7).
f. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.
g. Berat lahir lebih dari 2000 gram.
h. Tidak terdapat tanda–tanda infeksi intra partum.
i. Bayi dan ibu sehat.
4. Kegiatan Rawat Gabung penuh bersama ibu tidak boleh dikerjakan pada :
a. Bayi yang sangat premature.
b. Bayi berat lahir kurang dari 2000 gram.
c. Bayi dengan sepsis.
d. Bayi dengan gangguan nafas.
e. Bayi dengan cacat bawaan berat, misalnya: hidrosefalus, meningokel, anensefali,
atresia ani, labio palato scisis, dll).
f. Ibu dengan infeksi berat, misalnya KP, sepsis dan sebagainya.
g. Kriteria–kriteria masih ditentukan juga oleh beberapa aspek pertimbangan klinis
misalnya bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram meskipun keadaan
lain–lainnya dalam batas normal, perawatan Rawat Gabungnya harus dengan
pengawasan yang sangat ketat.
5. Keputusan apakah bayi akan di Rawat Gabung atau dirawat pisah ditentukan oleh
dokter Anak bersama dokter Obgyn
KEBIJAKAN TENTANG
PENYELENGGARAAN PERAWATAN METODE KANGGURU PADA BBLR
DI RSUD Dr. H. BOB BAZAR, SKM
1. Perawatan Metode Kangguru dilakukan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) yang
berat lahirnya kurang dari 2500 gram.
2. Perawatan Metode Kangguru dilakukan tidak untuk bayi yang sakit berat (sepsis,
gangguan nafas).
3. Bayi dengan penyakit berat atau perlu perawatan khusus bisa menunggu hingga
pulih sebelum dilakukan PMK secara penuh.
4. PMK dengan jangka waktu pendek (intermiten) dapat dimulai ketika bayi masih
perlu perawatan medis seperti infuse pemberian 02 konsentrasi rendah.
5. Untuk PMK secara terus menerus (kontinyu) kondisi neonatus harus stabil, bayi
dapat bernafas spontan tanpa bantuan oksigen. Kemampuan minum bukan
merupakan syarat utama karena PMK dapat segera di mulai meskipun bayi masih
menggunakan pipa lambung.
6. Lama dan Jangka Waktu Perawatan Metode Kangguru dimulai secara bertahap
dengan transisi secara hati-hati dari perawatan konvensional ke PMK secara terus
menerus. Saat bayi masih dalam perawatan di rumah sakit, ibu saat berkunjung
dapat melakukan PMK diawali minimal 1 jam kemudian dilanjutkan selama 3 jam
setiap berkunjung sampai dengan bayi boleh KRS, dan dilanjutkan di rumah sampai
dengan bayi berat badan 2500 gram.
7. Pemantauan Bayi Dalam Perawatan Metode Kangguru yaitu pengukuran suhu aksila
dilakukan tiap 6 jam sampai stabil selama 3 hari
8. Pemulangan dan Perawatan Bayi dengan Perawatan Metode Kangguru dapat
diijinkan pulang jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Kesehatan umum bayi baik dan tidak ada penyakit seperti apnea atau infeksi
b. Bayi dapat minum dengan baik, dimana sebagian besar minumnya adalah ASI
c. Berat badan bayi naik (sedikitnya 15 gram/ hari paling sedikit 3 hari berturut-
turut)
d. Suhu tubuh bayi stabil dalam posisi PMK selama 3 hari berturut–turut
e. Ibu yakin bisa merawat bayinya dan dapat datang secara teratur untuk follow up
KEBIJAKAN TENTANG
PELAYANAN RUJUKAN KASUS MATERNAL DAN NEONATAL
DI RSUD Dr. H. BOB BAZAR, SKM.
KEBIJAKAN TENTANG
PELAKSANAAN RUMAH SAKIT SAYANG IBU DAN BAYI
DI RSUD Dr. H. BOB BAZAR, SKM
1. Rumah Sakit melaksanakan 10 langkah perlindungan ibu dan bayi secara terpadu
dan paripurna dalam rangka penurunan angka kematian ibu dan angka kematian
bayi di Indonesia.
2. Melaksanakan dan mengembangkan standar pelayanan perlindungan ibu dan
bayi secara terpadu dan paripurna.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk kepedulian
terhadap ibu dan bayi.
4. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan
obstetric dan neonatal termasuk pelayanan kegawat daruratan (PONEK 24 JAM).
5. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu
dan bayi bagi sarana kesehatan lainnya.
6. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan Pembina Teknis dalam
melaksanakan IMD dan pemberian ASI eksklusif.
7. Meningkatkan fungsi rumah sakit dalam Perawatan Metode Kangguru (PMK)
pada BBLR.
8. Melakukan sistim monitoring dan evaluasi pelaksanaan program Rumah Sakit
Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB).
KEBIJAKAN TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL FIDIOLOGIS DAN
RESTI DI RSUD Dr. H. BOB BAZAR, SKM
1. Pasien yang datang ke RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM dilakukan identifikasi dan
selanjutnya dilakukan pemeriksaan.
2. Hasil pemeriksaan dilanjutkan dengan tindak lanjut, baik di ruang Kebidanan dan
Penyakit Kandungan maupun Kamar Operasi.
3. Pelayanan keadaan gawat darurat pada kasus maternal dan neonatal dapat
dilakukan di unit- unit terkait dengan pelayanan Obstetri dan Neonatus (KIA/
Obgyn, IGD, Ruang Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Ruang Neonatus, dan
Kamar Operasi).
4. Apabila dalam pelaksanaan tindakan ada hal-hal yang diluar perhitungan maka
dapat segera diambil langkah–langkah berdasarkan kiat dan ilmu dalam bidang
tersebut.
5. Pada pasien Kebidanan dan Penyakit Kandungan yang datang ke Unit
pelaksanaan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif dapat
dilakukan pelayanan rawat inap atau rawat jalan.
6. Pelayanan Kesehatan Maternal Fisiologis meliputi :
a. Pelayanan Kehamilan
b. Pelayanan Persalinan normal dan Persalinan dengan tindakan operatif
c. Pelayanan Nifas
7. Pelayanan Kesehatan Neonatal Fisiologis meliputi :
a. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal
b. Inisiasi Menyusui Dini
c. Penggunaan ASI eksklusif
d. Imunisasi.
8. Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggi meliputi :
a. Masa Antenatal
b. Masa Intranatal
c. Masa Postnatal
9. Pelayanan Kesehatan Neonatal Risiko Tinggi : Asuhan bayi baru lahir
10.Perawatan Khusus / High Care Unit dan Transfusi Darah
11.Pelayanan Penunjang Medik
a. Pelayanan Darah.
b. Perawatan Intermediate / Intensif
c. Radiologi, termasuk rontgen portable
d. USG Ibu
12.Ruang Menyusui dan tempat penyimpanan ASI perah baik dari ibunya sendiri.
Ditetapkan di : Kalianda
Pada tanggal : 13 Januari 2020
RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM
Direktur