K A L I A N D A-35513
NOMOR :
TENTANG
MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD dr. H. BOB
BAZAR, SKM , maka diperlukan Kebijakan Identifikasi Pasien di RSUD
dr. H. BOB BAZAR, SKM.
b. Bahwa agar pelayanan penyelenggaraan Kebijakan Identifikasi Pasien Di
RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya kebijakan Direktur RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM sebagai
landasan bagi penyelenggaraan Kebijakan Identifikasi Pasien.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD dr. H. BOB BAZAR,
SKM.
Ditetapkan di Kalianda
pada tanggal .2017
5. Nomor kamar pasien atau lokasi tidak bisa digunakan untuk identifikasi.
6. Identifikasi pasien pada gelang identitas pasien harus di cetak, tulisan tangan hanya boleh
bila printer sedang rusak/tak ada fasilitas untuk itu dan harus segera diganti bila printer
berfungsi kembali.
7. Warna Pada gelang Pengenal yang dipersyaratkan adalah :
a. Gelang warna merah muda untuk wanita
b. Gelang warna biru untuk pria
c. Gelang warna merah untuk pasien alergi
d. Gelang warna kuning untuk pasien dengan resiko jatuh tinggi dan sedang
e. Gelang warnaungu untuk pasien atau keluarga yang menolak dilakukan Resusitasi
(Do Not Recusitation)
f. Gelang warna putih untuk jenis kelamin bayi yang sulit ditentukan
8. Pada gelang identifikasi pasien: Nama pasien harus ditulis lengkap sesuai e-KTP bila tak
ada gunakan KTP/kartu identitas lainnya, bila tak ada semuanya minta
pasien/keluarganya untuk menulis pada formulir identitas yang disediakan RS dengan
huruf kapital pada kotak kota huruf yang disediakan, nama tidak boleh disingkat, tak
boleh salah ketik walau satu huruf
9. Petugas melakukan identifikasi pasien minimal dua dari tiga identitas diatas. Identifikasi
dengan cara verbal (menanyakan/mengkonfirmasi nama pasien) dan visual (melihat
gelang pasien)
10. Semua pasien harus di identifikasi secara benar sebelum dilakukan:
a. pemberian obat;
b. tranfusi darah/produk darah;
c. pengambilan sampel darah, urin dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis;
d. sebelum pemberian pengobatan, dan;
e. sebelum pemberian tindakan.
11. Pasien rawat jalan tak harus memakai gelang identitas pasien kecuali telah ditetapkan lain
oleh Rumah Sakit, misalnya ruang haemodialisa.
12. Bila dalam satu ruang terdapat pasien dengan nama sama, pada cover luar folder rekam
medik dan semua formulir permintaan penunjang . harus diberi tanda HATI HATI
PASIEN DENGAN NAMA SAMA
13. Pelaksanaan kebijakan dan prosedur identifikasi pasien ini dilaksanakan dengan
konsisten oleh semua staf yang terlibat.
Ditetapkan di Kalianda
pada tanggal .2017
Ditetapkan oleh
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
dr. DIAH ANJARINI, M.Epid
NIP. 19780406 200701 2 006
PENGERTIAN Suatu kegiatan dalam melakukan identifikasi terhadap
pasien dengan mencocokkan identitas pasien dengan gelang
pasien sebelum melakukan intervensi terhadap pasien.
TUJUAN 1. Menciptakan budaya keselamatan pasien rumah sakit
2. Mencegah terjadinya insiden terkait keelamatan paien,
kejadian nyaris cedera (KNC), kejadian tidak diinginkan
(KTD)
K A L I A N D A-35513
NOMOR :
TENTANG
MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD dr. H. BOB
BAZAR, SKM , maka diperlukan Kebijakan Identifikasi Pasien di RSUD
dr. H. BOB BAZAR, SKM.
b. Bahwa agar pelayanan penyelenggaraan Kebijakan Identifikasi Pasien Di
RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya kebijakan Direktur RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM sebagai
landasan bagi penyelenggaraan Kebijakan Identifikasi Pasien.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD dr. H. BOB BAZAR,
SKM.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
Kesatu : SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN KOMUNIKASI
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI YANG EFEKTIF DI RSUD
DR. H. BOB BAZAR, SKM
Kedua : Memberlakukan Kebijakan Komunikasi Pemberian Informasi dan Edukasi
Yang Efektif di RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM sebagaimana terlampir
dalam keputusan ini
Ketiga : Kebijakan Komunikasi Pemberian Informasi dan Edukasi Yang Efektif ini
dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien
di RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM
Keempat : Kebijakan Komunikasi Pemberian Informasi dan Edukasi Yang Efektif
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan ketentuan Direktur Rumah
Sakit
Kelima : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, hal-hal yang belum
diatur atau belum cukup diatur dalam surat keputusan ini akan diatur
kemudian dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Kalianda
pada tanggal .2017
Ditetapkan di Kalianda
pada tanggal .2017
Ditetapkan oleh
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
dr. DIAH ANJARINI, M.Epid
NIP. 19780406 200701 2 006
PENGERTIAN Komunikasi tepat waktu, akurat, jelas dan mudah dipahami
oleh penerima sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan
(kesalahpahaman).
TUJUAN Informasi yang diberikan dapat diterima dengan jelas dan
mengurangi tingkat kesalahan.
KEBIJAKAN - Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/
PER/ VIII/2011 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
- Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Teungku
Peukan Nomor .............. tentang Sasaran Keselamatan
Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. BOB
BAZAR, SKM Kalianda Lampung Selatan:
PROSEDUR 1. Petugas menyampaikan salam
2. Petugas saat memperkenalkan diri melaporkan keadaan
pasien via telpon.
3. Menyampaikan laporan situasi: identitas pasien,
keadaan pasien saat ini (S).
4. Menyampaikan data pendukung dan riwayat
pendukung berkaitan dengan kondisi pasien saat ini
termasuk tindakan yang sudah perawat lakukan (B).
5. Menyampaikan kemungkinan masalah yang sedang
terjadi pada pasien (A).
6. Mengusulkan alternatif tindakan yang mungkin
dilakukan (contoh: dokter segera datang untuk
memeriksa kondisi pasien; usul agar diberikan terapi
medikasi tertentu, dll) (R).
7. Tulis dengan benar (WRITE BACK) dan lakukan
"READ BACK" atau baca ulang kembali program yang
diinstruksikan dalam catatan perkembangan
terintegrasi. (dalam waktu 24 jam hari kerja efektif,
pada hari libur dilakukan pada saat masuk kerja
pertama setelah libur)
8. Bila program dokter berupa pemberian medikasi, maka
lakukanlah dengan :
a. Mengulang kembali nama obat, dilanjutkan dengan
mengeja nama obat (SPELLING) tersebut huruf
demi huruf untuk obat-obatan yang "Sound Alike"
(nama hampir mirip dengan obat lain) dengan huruf
Alphabet.
b. Ulang kembali penyebutan dosis, cara pemberian
dan waktu pemberian.
9. Pastikan kembali pada dokter bahwa isi 'READ BACK
sudah benar.
10. Tutup pembicaraan dengan mengingatkan dokter
untuk menandatangani program yang sudah diberikan
paling lambat dalam 24 jam.
11. Cap "READ BACK" pada program yang sudah ditulis
pada catatan perkembangan terintegrasi, untuk
mengingatkan bahwa dokter harus menandatangani
program via telponnya.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Unit Penunjang
Kode Alfabeth Internasional:
Kode alfabeth ini dipergunakan saat mengucapkan kata-kata yang sulit baik secara lisan ataupun
lewat telephone untuk menghindari bias/kesalahan interpretasi dari kata-kata tersebut
Contoh :
Kata PAVA dieja Papa Alfa Victor Alfa
Kata PANZO dieja Papa Alfa November Zulu Oscar
dll
NB : tempatkanlah lembaran ini ditempat yang mudah dibaca dan atau didekat
telephone
RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN FORMULIR CATATAN LENGKAP
PERINTAH LISAN/ PERINTAH
MELALUI TELEPON/
PELAPORAN HASIL
Jl.LETTU ROHANI NO.14.B, KALIANDA
PEMERIKSAAN KRITIS
TELP. (0727) 322159, 322160 FAX. (0727) 322801 KALIANDA - 35513
K A L I A N D A-35513
NOMOR :
TENTANG
MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD dr. H. BOB
BAZAR, SKM, maka diperlukan Kebijakan Obat-Obat High Allert di
RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM.
b. Bahwa agar penyelenggaraan obat-obat High Allert di RSUD dr. H. BOB
BAZAR, SKM dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan
Direktur RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM sebagai landasan bagi
Penyelenggaraan Kebijakan Obat-Obat High Allert.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD dr. H. BOB BAZAR,
SKM.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
Kesatu : SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN OBAT-OBAT HIGH
ALLERT DI RSUD DR. H. BOB BAZAR, SKM
Kedua : Memberlakukan Kebijakan Kebijakan Obat-Obat High Allert di RSUD dr.
H. BOB BAZAR, SKM sebagaimana terlampir dalam keputusan ini
Ketiga : Kebijakan Kebijakan Obat-Obat High Allert ini dimaksudkan sebagai
acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien di RSUD dr. H. BOB
BAZAR, SKM
Keempat : Kebijakan Kebijakan Obat-Obat High Allert merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dan ketentuan Direktur Rumah Sakit
Kelima : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, hal-hal yang belum
diatur atau belum cukup diatur dalam surat keputusan ini akan diatur
kemudian dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Kalianda
pada tanggal .2017
Siapkan rak khusus dan terpisah dari obat lain atau dalam rak tersendiri (akses
terbatas)
Simpan obat narkotika, secara terpisah dalam lemari terkunci dan setiap pengeluaran
harus diketahui oleh penanggungjawabnya dan dicatat di kartu steling
Berikan kotak khusus bagi masing-masng obat High Alert dan labeli kotak tersebut
dengan label High Alert
Simpan obat High Alert dengan suhu yang ditetapkan, yaitu didalam lemari es
dengan suhu 2-8 C dan atau didalam ruangan: suhu 15-30 C
Elektrolit pekat tidak boleh disimpan di ruangan perawatan kecuali jika dibutuhkan
secara klinis
7. Untuk peresepan, berikan instruksi secara tertulis, instruksi lisan hanya diperbolehkan
dalam keadaan emergensi atau nama obat harus dieja perhuruf.
8. Untuk penyiapan, yang harus diperhatikan adalah
a) Verifikasi resep obat High Alert
b) Beri label High Alert pada setiap ampul obat High Alert kepada perawat atau pasien
c) Lakukan cek akhir oleh dua orang petugas farmasi yang berbeda sebelum obat
diserahkan kepada perawat atau pasien, meliputi 5 benar (pasien, obat, dosis, rute
dan waktu)
d) Waspadai kesalahan pemberian obat karena kemasan yang mirip
e) Waspadai penulisan UNIT yang sering disingkat U yang sering salah dibaca
0/NOL. Bila kesalahan terjadi bisa menyebabkan dosis salah 10 kali lipat
9. Untuk pemberian obat, lakukan double check untuk memastikan 5 benar yaitu pasien,
obat, dosis,rute dan waktu.
10. Unit terkait dalam pelaksanaan penanganan obat High Alert, yaitu Instalasi Farmasi,
Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Kamar
Operasi dan Instalasi Anastesi.
Ditetapkan di Kalianda
pada tanggal .2017
KEBIJAKAN Setiap unit pelayanan obat yang ada di RSUD Dr. H. Bob
Bazar, SKM harus mempunyai daftar obat high alert, obat
LASA, Elekrolit Konsentrat berdasarkan data yang ada di
Rumah Sakit, serta panduan penatalaksanaan obat High
Alert yang telah ditetapkan olah rumah sakit (sesuai dengan
keputusan direktur RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM No.
Tentang Kebijakan
Pelayanan Farmasi)
PROSEDUR 1.Identifikasi
Perhatikan kandungan obat saat menerima obat dari
distributor
Lihat daftar obat high alert, apakah obat tersebut
masuk dalam daftar high alert
Apabila obat masuk daftar obat high alert, pisahkan
obat untuk diberi label
2. Pemberian Label
Ambil obat yang sudah diidentifikasi dan sudah
dipisahkan
Tempelkan stiker obat high alert pada setiap dos
obat
3. Penyimpanan
Siapkan rak khusus dan terpisah dari obat lain atau
dalam rak tersendiri (akses terbatas)
Simpan obat narkotika, secara terpisah dalam lemari
terkunci dan setiap pengeluaran harus diketahui oleh
penanggungjawabnya dan dicatat di kartu steling
Berikan kotak khusus bagi masing-masng obat high
alert dan labeli kotak tersebut dengan label high
alert
Simpan obat high alert dengan suhu yang ditetapkan
didalam lemar es dengan suhu 2-8 C
didalam ruangan: suhu 15-30 C
Elektrolit pekat tidak boleh disimpan di ruangan
perawatan kecuali jika dibutuhkan secara klinis
4. Peresepan
Berikan instruksi secara tertulis, instruksi lisan
hanya diperbolehkan dalam keadaan emergensi atau
nama obat harus dieja perhuruf.
Pelaksanaan instruksi lisan hanya sebagai berikut :
5. Penyiapan
Verifikasi resep obat high alert
Beri label high alert pada setiap ampul obat high
alert kepada perawat atau pasien
Lakukan cek akhir oleh dua orang petugas farmasi
yang berbeda sebelum obat diserahkan kepada
perawat atau pasien, meliputi 5 benar (pasien, obat,
dosis,rute waktu)
Waspadai kesalahan pemberian obat karena kemasan
yang mirip
Waspadai penulisan UNIT yang sering disingkat
U yang sering salah dibaca 0/NOL. Bila
kesalahan terjadi bisa menyebabkan dosis salah 10
kali lipat
6. Pemberian Obat
Lakukan double check saat:
Farmasis mengambil obat
Dokter/ perawat menerima obat
Dokter/perawat/farmasis menyerahkan obat
Sebelum perawat memberikan obat high alert
kepada pasien, dilakukan double check dengan
perawat lain, memastikan 5 benar (pasien, obat,
dosis,rute waktu)
Obat high alert dalam infus, cek selalu kecepatan
dan ketepatan pompa infus, tempel label nama obat
pada botol infusnya
N
O NAMA OBAT
1 ACYCLOVIR 200MG TABLET ACYCLOVIR 400MG TABLET
2 AMLODIPIN 5MG TABLET AMLODIPIN 10MG TABLET
3 AMOXSAN 250MG TABLET AMOXSAN 500MG TABLET
4 ANTALGIN TABLET ANTASIDA TABLET
5 ASAM MEFENAMAT ASAM TRANEXAMAT
6 BIOTHICOL 250MG TABLET BIOTHICOL 500MG TABLET
7 BIOTHICOL SIRUP BIOTHICOL FORTE
8 CAPTOPRIL 12,5MG TABLET CAPTOPRIL 25MG TABLET
9 CEFAT 250MG TABLET CEFAT 500MG TABLET
10 CEFPIROM CEFOPERAZONE CEFOTAXIME CEFTRIAXONE
11 CLINDAMYCIN 150MG TABLET CLINDAMYCIN 300MG TABLET
12 DEXKETOPROFEN TABLET REBAMIPIDE TABLET AMLODIPIN 10MG
13 DOBUTAMINE INJEKSI DOPAMIN INJEKSI
14 EPHEDRIN INJEKSI EPHINEPRIN INJEKSI ATROPIN SULFAT
15 EPEXOL SIRUP EPISAN SUSPENSI
INFUSAN D5
16 INFUSAN NS INFUSAN D5 INFUSAN D5 1/2 NS 1/4 NS
17 IRBESARTAN 150MG TABLET IRBESARTAN 300MG TABLET
18 LIDOCAIN INJEKSI DEKSAMETHASONE INJEKSI
19 LISINOPRIL 5MG TABLET LISINOPRIL 10MG TABLET
20 LOPITEN 5MG TABLET LOPITEN 10MG TABLET
GLUCOSA
21 MAGNESIUM SULFAT 40% MEYLON KCL INJEKSI 40%
METRONIDAZOL
22 METFORMIN 500MG TABLET METFORMIN 850MG 500MG
METHYL PREDNISOLONE 4MG METHYL PREDNISOLONE 8MG
23 TABLET TABLET
24 RINDOFLOX 500MG TABLET RINDOMOX 500MG TABLET
NACL INFUS
25 RL INFUS OTSU D5 INFUS OTSU D5 INFUS OTSU OTSU
26 RING AS INFUS OTSU KA EN 3A INFUS OTSU
SANEXON 16MG
27 SANEXON 4MG TABLET SANEXON 8MG TABLET TABLET
28 SANPRIMA 480MG TABLET SANPRIMA 960MG TABLET
29 SPIROLACTON 25MG TABLET SPIROLACTON 100MG TABLET
30 TENSICAP 12.5MG TABLET TENSICAP 25MG TABLET
31 VALSARTAN 80MG VALSARTAN 160MG
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
RSUD Dr.H. BOB BAZAR, SKM
JL. LETTU ROHANI NO. 14 B, KALIANDA. TELP. (0727) 322159. 322160 FAX. (0727) 322801
K A L I AN D A - 35513
DOUBLE
SAAT FARMASI MENGAMBIL OBAT
SAAT DOKTER/ PERAWAT
CHECK
MENERIMA OBAT
SAAT DOKTER/ PERAWAT/ FARMASI
AKAN MENYERAHKAN OBAT
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
RSUD Dr.H.BOB BAZAR, SKM
JL. LETTU ROHANI NO. 14 B, KALIANDA TELP. (0727) 322159, 322160 FAX. (0727) 322801
K A L I A N D A-35513
K A L I A N D A-35513
NOMOR :
TENTANG
MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD dr. H. BOB
BAZAR, SKM, maka diperlukan Kebijakan tentang Kepastian Tepat
Lokasi, Tepat Pasien Operasi Di RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM.
b. Bahwa agar pelayanan penyelenggataan Kebijakan Tentang Kebijakan
Tentang Kepastian tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi Di
RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya keijakan Direktur RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM sebagai
landasan bagi penyelenggaraan Kebijakan Kebijakan Tentang Kepastian
tepat Lokasi, Tepat Prosedur, tepat Pasien Operasi.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD dr. H. BOB BAZAR,
SKM.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tetang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1691/MENKES/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
5. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit, Depkes 1994;
6. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety)
Depkes 2008;
7. Surat Keputusan Direktur RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM Nomor:
------------------------ tentang Penetapan Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
Kesatu : SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN KEPASTIAN TEPAT
LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT PASIEN OPERASI DI RSUD DR.
H. BOB BAZAR, SKM
Kedua : Memberlakukan kebijakan Tentang Kebijakan Kepastian Tepat Lokasi,
Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi Di RSUD dr. H. BOB BAZAR,
SKM sebgaimana terlampir dalam keputusan ini.
Ketiga : Kebijakan tentang Kepastian tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien
Operasi ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan
pelayanan pasien di RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM.
Keempat : Kebijakan Kepastian tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan Direktur Rumah
Sakit.
Kelima : Surat Keputusan ini berlaku sejak tangal ditetapkan, hal-hal yang belum
diatur kemudian dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat
kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Kalianda
pada tanggal .2017
1. RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan
tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi.
2. Semua tindakan kedokteran operatif harus sepengetahuan pasien dan atau keluarga
terhadap bagian tubuh yang akan dilakukan operasi
3. Pelaksanaan identifikasi lokasi operasi dengan melibatkan pasien dan keluarga dalam
proses penandaan dan dilakukan oleh dokter operator dan/atau asisten operasi.
4. Penandaan lokasi operasi dengan memberikan tanda silang dengan spidol permanent
warna hitam dan warna merah pada kulit warna gelap.
5. Jika terjadi cito operasi penandaan dapat dilakukan di ruang penerimaan pasien di kamar
operasi dengan melibatkan pasien, keluarga dan dokter operator.
6. Proses pelaksanaan memverifikasi pasien saat pre operasi, tepat lokasi, tepat prosedur,
dan tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia dan tepat
serta dilakukan check list oleh petugas kamar operasi
7. Proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien termasuk prosedur
medis dan tindakan pengobatan gigi atau dental yang dilaksanakan diluar kamar operasi
telah dilaksanakan oleh staf.
8. Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan yaitu :
a. Kasus organ tunggal (misalnya : operasi secsio caesar, jantung)
b. Kasus intervensi seperti kateter jantung
c. TURP, Circumsisi
d. Kasus yang melibatkan gigi, mulut
e. Prosedur yang melibatan bayi prematur dimana penandaan akan menyebabkan
tato permanen
f. Dimana secara klinis atau anatomi tidak memungkinkan untuk diberi tanda :
permukaan mukosa, perinium, haemorroidectomy
g. Untuk gigi, nama prosedur tindakan gigi akan ditandai pada rongten gigi
h. Bila pasien menolak dan sudah dijelaskan, pasien menolak dan sudah dijelaskan,
pasien dan keluarga diminta menandatangani surat penolakan
Ditetapkan di Kalianda
pada tanggal .2017
Direktur RSUD Dr.H.Bob Bazar,SKM
Kabupaten Lampung Selatan
dr. DIAH ANJARINI, M.Epid
NIP. 19780406 200701 2 006
RSUD Dr.H.BOB BAZAR, SKM PENANDAAN LOKASI PRA PEMBEDAHAN DI
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
KAMAR OPERASI
No.Dokumen No. Revisi Halaman
01 1/1
K A L I A N D A-35513
K A L I A N D A-35513
NOMOR :
TENTANG
MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD dr. H. BOB
BAZAR, SKM, maka diperlukan Kebijakan Tentang Hand Hygiene Di
RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM.
b. Bahwa agar pelayanan penyelenggataan Kebijakan Tentang Kebijakan
Tentang Hand Hygiene Di RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya keijakan Direktur RSUD dr. H. BOB
BAZAR, SKM sebagai landasan bagi penyelenggaraan Hand Hygiene.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD dr. H. BOB BAZAR,
SKM.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tetang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1691/MENKES/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
5. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit, Depkes 1994;
6. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety)
Depkes 2008;
7. Surat Keputusan Direktur RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM Nomor:
-------------------------- tentang Penetapan Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
Kesatu : SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN HAND HYGIENE DI
RSUD DR. H. BOB BAZAR, SKM
Kedua : Memberlakukan kebijakan Hand Hygiene Di RSUD dr. H. BOB BAZAR,
SKM sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
Ketiga : Kebijakan Hand Hygiene ini dimaksudkan sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien di RSUD dr. H. BOB BAZAR,
SKM.
Keempat : Kebijakan Hand Hygiene merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
ketentuan Direktur Rumah Sakit.
Kelima : Surat Keputusan ini berlaku sejak tangal ditetapkan, hal-hal yang belum
diatur kemudian dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat
kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Kalianda
pada tanggal .2017
1. Prosedur pembersihan tangan dengan antiseptik harus di lakukan oleh semua petugas
kesehatan, keluarga, pengunjung yang berhubungan langsung dengan pasien atau lingkungan
pasien
2. Prosedur pembersihan tangan dengan antiseptik dilakukan sebelum kontak dengan pasien,
sebelum melakukan tindakan aseptik, sesudah terpajan dengan cairan tubuh pasien yang
berisiko, sesudah kontak dengan pasien dan sesudah kontak dengan area sekitar pasien.
3. Setiap ruangan harus tersedia fasilitas :
a. Wastafel dengan air yang mengalir dengan kran bergagang panjang
b. Sabun atau cairan antiseptik mengandung chlorhexidine 2% dan 4 % untuk
pembersihan tangan operasi
c. Cairan Handrub.
d. Pengering tangan (tissue/paper, towel/handuk satu kali pakai)
4. Gambar prosedur pembersihan tangan terlihat di semua fasilitas. Semua staf rumah sakit
wajib memahami dan melaksanakan standar 5 Momen Cuci Tangan yaitu :
1) Sebelum kontak denga pasien
2) Setelah kontak dengan pasien
3) Sebelum melakukan tindakan aseptik
4) Setelah terpapar dengan darah atau cairan tubuh pasien
5) Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien
5. Sasaran yang harus melaksanakan 5 momen cuci tangan adalah :
1) Pasien
2) Keluarga asien
3) Pengunjung
4) Petugas kesehatan
5) Karyawan rumah sakit
Ditetapkan di Kalianda
pada tanggal .2017
Direktur RSUD Dr.H.Bob Bazar,SKM
Kabupaten Lampung Selatan
K A L I A N D A-35513
Ditetapkan oleh
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur
OPERASIONAL
dr. DIAH ANJARINI, M.Epid
NIP. 19780406 200701 2 006
PENGERTIAN Kebersihan Tangan adalah proses pembersihan kotoran
dan mikroorganisme pada tangan yang di dapat melalui
kontak dengan pasien, petugas kesehatan lain dan
permukaan lingkungan (flora transien) dengan
menggunakan sabun/antiseptik dibawah air mengalir atau
menggunakan hand rub berbasis alkohol.
1. Pembersihan Tangan dengan Cairan Antiseptik
(Handrub) adalah Mencuci tangan dengan menggunakan
cairan antiseptik yg berbahan dasar alkohol gel di seluruh
permukaan tangan untuk meminimalkan pertumbuhan
mikroorganisme tanpa menggunakan air dan handuk
(pada tangan yang bersih).
2. Pembersihan Tangan dengan Sabun
Antiseptik/Cairan/Larutan dan Air Mengalir
(Handwash) adalah Mencuci tangan dengan air mengalir
dengan menggunakan sabun/cairan antiseptik yg
bertujuan membersihkan tangan dari transien
mikroorganisme di tangan (pada tangan yang kotor).
3. Pembersihan Tangan Bedah (Surgical Handwash)
pada tindakan operasi adalah :
a. Proses menghilangkan atau menghancurkan
mikroorganisme transien dan mikroorganisme yang
tinggal di lapisan kulit yang lebih dalam serta di
dalam folikel rambut yang tidak dapat di hilangkan
seluruhnya (flora residen).
b. Membersihkan tangan dengan menggunakan sikat
dan sabun di bawah air mengalir dengan prosedur
tertentu agar tangan dan lengan bagian bawah bebas
dari mikroorganisme
TUJUAN 1. Meminimalkan atau menghilangkan mikroorganisme.
2. Mencegah tansmisi mikroorganisme dari petugas ke
pasien dari pasien ke petugas, dari pasien ke pasien
serta lingkungan sekitar pasien.
3. Tindakan utama untuk pencegahan dan pengendalian
infeksi.
K A L I A N D A-35513
NOMOR :
TENTANG
MENIMBANG : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD dr. H. BOB
BAZAR, SKM, maka diperlukan Kebijakan Asesmen Resiko Pasien Jatuh
Di RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM.
b. Bahwa agar pelayanan penyelenggataan Kebijakan Asesmen Resiko
Pasien Jatuh Di RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya keijakan Direktur RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM
sebagai landasan bagi penyelenggaraan Asesmen Resiko Pasien Jatuh.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD dr. H. BOB BAZAR,
SKM.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tetang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1691/MENKES/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
5. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit, Depkes 1994;
6. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety)
Depkes 2008;
7. Surat Keputusan Direktur RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM Nomor:
------------------------- tentang Penetapan Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
Kesatu : SURAT KEPUTUSAN TENTANG ASESMEN RESIKO PASIEN JATUH
DI RSUD DR. H. BOB BAZAR, SKM
Kedua : Memberlakukan kebijakan Asesmen Resiko Pasien Jatuh Di RSUD dr. H.
BOB BAZAR, SKM sebgaimana terlampir dalam keputusan ini.
Ketiga : Kebijakan Asesmen Resiko Pasien Jatuh ini dimaksudkan sebagai acuan
dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien di RSUD dr. H. BOB
BAZAR, SKM.
Keempat : Kebijakan Asesmen Resiko Pasien Jatuh merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari ketentuan Direktur Rumah Sakit.
Kelima : Surat Keputusan ini berlaku sejak tangal ditetapkan, hal-hal yang belum
diatur kemudian dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat
kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Kalianda
pada tanggal .2017
1. Rumah Sakit Merupakan Asesmen Resiko Pasien Jatuh dan melakukan evaluasi dalam 24
jam, menggunakan
a. Skala Humpty Dumpty : 0 hari s/d 14 tahun
b. Skala Morse : 15 tahun s/d 59 tahun
c. Skala Ontario Modified Stratify-Sydney : lebih dari 59 tahun
2. Setiap pasien yang telah di identifikasi resiko pasien jatuh dilakukan pemasangan segitiga
risiko jatuh pada tempat tidur pasien, menggunakan segitiga warna hijau untuk resiko
rendah, segitiga warna kuning untuk resiko sedang dan segitiga warna merah untuk
resiko tinggi.
3. Setiap pasien yang telah di identifikasi resiko pasien jatuh dilakukan pemasangan gelang
warna kuning untuk pasien dengan resiko jatuh tinggi dan pasien dengan resiko sedang.
4. Setiap pasien yang telah di identifikasi resiko pasien jatuh telah diberikan penjelasan
atau rencana untuk mencegahnya sesuai kriterianya oleh staf keperawatan yang
kompeten.
5. Proses pelaksanaan asesmen resiko pasien jatuh telah dilakukan evaluasi dan monitoring
secara rutin per shift dan terevaluasi dalam 24 jam.
6. Jika terjadi insiden (KNC/KTD/Sentinel) harus dilaporkan melalui format insiden
keselamatan pasien pada Komite Mutu & Keselamatan Pasien dalam waktu maksimal
2x24 jam.
Ditetapkan di Kalianda
pada tanggal .2017
Direktur RSUD Dr.H.Bob Bazar,SKM
Kabupaten Lampung Selatan
Kebijakan Umum
1. Pelayanan di Rumah Sakit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien.
2. Salah suatu usaha Rumah Sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk
mengurangi risiko pasien dari cidera karena jatuh melalui standar pelayanan medis
yaitu pemasangan gelang/ tanda risiko jatuh di tempat tidur pasien.
3. Pelaksanaan berlaku pada semua situasi, kondisi setiap pasien yang masuk Rumah
Sakit, sesuai dengan kebijakan dan prosedur pelaksanaan.
4. Pelaksanaan pengkajian pasien risiko jatuh dilaksanakan dalam 24 jam oleh petugas
Rumah Sakit terhadap pasien yang datang melalui pintu Gawat Darurat maupun
Rawat Jalan dan pasien rawat inap yang memungkinkan terjadi perubahan kondisi
akibat efek pengobatan.
5. Menerapkan langkah langkah pencegahan pasien jatuh bagi mereka yang dianggap
beresiko jatuh.
Kebijakan Khusus
1. Setiap petugas yang terkait wajib melaksanakan prosedur identifikasi pasien risiko
jatuh berdasarkan Morse Fall Scale Score untuk pasien dewasa dan Humpty
Dumpty Scale Score untuk pasien Pediatri sejak awal mendapatkan
pengobatan/pelayanan di Rumah Sakit Islam Purwokerto
2. Setiap pasien yang yang sudah diidentifikasi dan dari hasil asesmennya dianggap
berisiko di wajibkan untuk menggunakan gelang warna kuning (gelang pasien
risiko jatuh) baik psien rawat jalan maupun pasien rawat inap dan di berikan tanda
khusus pasien risiko jatuh (di tempat tidur pasien).
3. Langkah langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah pasien jatuh (Intervensi
jatuh standar):
a. Lakukan observasi bila ada pasien beresiko jatuh/ membutuhkan bantuan
b. Keselamatan lingkungan :
i. Hindari ruangan yang kacau
ii. Gunakan lantai yang anti slip untuk kamar mandi
c. Untuk pasien rawat inap:
i. Dekatkan bel atau telpondengan tempat tidur
ii. Biarkan pintu terbuka
iii. Upayakan penerangan yang cukup di ruangan
iv. Pasang pagar tempat tidur
v. Monitor kebutuhan pasien secara berkala, tawarkan bantuan untuk buang
air secara teratur
vi. Edukasi prilaku yang aman
vii. Edukasi penggunaan alat bantujalan (walker, handrail, dll)
viii. Anjurkan pasien untuk menggunakan kaos kaki ataupun sepatu yang tidak
licin
d. Bila ada pasien dengan resiko jatuh tinggi, lakukan hal-hal sebagai berikut
(Intervensi jatuh resiko tinggi):
i. Pakaikan gelang resiko jatuh (warna kuning).
ii. Lakukan intervensi jatuh standar.
iii. Lakukan penilaian jatuh seperti analisa cara berjalan, sehingga dapat di
tentukan intervensi spesifikseperti menggunakan terapifisik atau alat bantu
jalan tertentu untuk membantu mobilisasi.
iv. Pasien di tempatkan dekat dengan nurse station.
v. Handrail yang mudah di jangkau dan kokoh.
vi. Siapkan alat bantu jalan di tempat yang mudah di jangkau.
vii. Anjurkan menggunakan tempat duduk waktu mandi.
viii. Dorong partisipasi keluarga dalam keselamatan pasien.
ix. Jangan tinggalkan pasien sendiri di kamar atau di toilet.
Ditetapkan di Kalianda
pada tanggal .2017
Direktur RSUD Dr.H.Bob Bazar,SKM
Kabupaten Lampung Selatan
USIA <3TAHUN 4
3-7 TAHUN 3
7-13 TAHUN 2
13 TAHUN 1
JENIS KELAMIN LAKI-LAKI 2
PEREMPUAN 1
DIAGNOSIS DIAGNOSIS NEUROLOGI 4
PERUBAHAN OKSIGENASI (DIAGNOSIS RESPIRATORIK, 3
DEHIDRASI, ANEMIA, ANOREKSIA, SINKOP, PUSING, DSB )
GANGGUAN PRILAKU/ PSIKIATRI 2
DIAGNOSIS LAINNYA 1
GANGGUAN KOGNITIF TIDAK MENYADARI KETERBATASAN DIRINYA 3
LUPA AKAN ADANYA KETERBATASAN 2
ORIENTASI BAIK TERHADAP DIRI SENDIRI 1
FAKTOR LINGKUNGAN RIWAYAT JATUH/ BAYI DILETAKKAN DI TEMPAT TIDUR DEWASA 4
B. Pelaksanaan
1. Siapkan gelang identitas risiko jatuh (gelang
berwarna kuning)
2. Isi label gelang dengan identitas pasien dan tingkat
risiko jatuh (nama, nomor rekam medis dan tingkat
risiko jatuh) sesuai berkas rekam medis pasien
3. Ucapkan salam
Selamat pagi / siang/ malam, Bapak/ Ibu
4. Sebut nama dan peran anda
Saya (nama), saya sebagai perawat
penanggung jawab terhadap perawatan ibu saat
ini
Jelaskan maksud dan tujuan
Bapak/Ibu, sesuai prosedur keselamatan pasien,
saya akan memasang gelang identifikasi risiko jatuh
ini pada pergelangan tangan Bapak/Ibu. Tujuannya
adalah untuk memastikan identitas Bapak/Ibu
beresiko untuk jatuh dan kami sebagai petugas
dapat lebih waspada dalam meberikan pelayanan
yang sesuai dengan keterbatasan mobilisasi
Bapak/Ibu terjatuh selama dirawat dirumah sakit
ini.
5. Pasangkan gelang identitas pada pergelangan tangan
kiri pasien
6. Informasikan kepada pasien dan atau keluarga,
bahwa gelang identitas ini harus selalu digunakan
hingga pasien tidak beresiko untuk jatuh.
Bapak/Ibu, mohon agar gelang identifikasi risiko
jatuh ini jangan dilepas selama masih menjalani
perawatan di rumah sakit ini, sampai kondisi
Bapak/Ibu membaik dan tidak berisiko untuk jatuh
7. Ucapkan terima kasih dan sampaikan
Semoga lekas sembuh
8. Dokumentasikan pemasangan gelang risiko jatuh
pada catatan keperawatan
Tanggal masuk ruang rawat : ................... Pukul : ............... Ruang Rawat : ..........................
Keterangan :
Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan
Tidak Berisiko 0 24 Perawatan dasar
Risiko Rendah 25 50 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh standar
Risiko Tinggi 51 Pelaksanaan intervensi pencegahan jatuh risiko tinggi
(memakai gelang berwarna orange)
Formulir Pengkajian Resiko Jatuh No RM :
RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM Nama :
Jl. Lettu Rohani no. 14B Kalianda Jenis Kelamin :
Usia :
Lampung Selatan Tanggal Lahir :
Tanggal masuk ruang rawat : ................... Pukul : .............. Ruang Rawat : ....................
Keterangan :
Skor asesmen risiko jatuh (skor minimum 7 dan skor maksimum 23).
Skor Risiko
7 11 Rendah
12 Tinggi
Formulir Pengkajian Resiko Jatuh No RM :
RSUD dr. H. BOB BAZAR, SKM Nama :
Jl. Lettu Rohani no. 14B Kalianda Jenis Kelamin :
Usia :
Lampung Selatan Tanggal Lahir :
Keterangan :
Skor Risiko
05 Rendah
6 16 Sedang
17 30 Tinggi
ASESMEN RISIKO JATUH HARIAN
NAMA:............................................................. KAMAR:..........................................
Daftar Obat :
o Alkohol o Anti Kejang o Diaretic
o Psycotropica o Antihistamin o Sedative
o Benzodiazeplines o Naracotic o Hypodlicemic Agent
o Antihypertensi
Keterangan :
Pasien diobservasi selama 24 jam jika hasil score >10 atau yang diberi tanda (*) pasien tersebut
beresiko jatuh. Lakukan tindakan pencegahan (patient safety).