KELOMPOK 1
5. DIANA HUBUSA
1. ELVI OKTAVIA
6. RIMBA KRISTIAN
2.TAMAR L. SUWENI
7. ELA IMELDA KASTERA
3. ANDI TIYO WIJAYA
8. CRISTOFOL PAGARA
4.SITI NUR AINI
i
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmat, dan hidayah-Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan walau
sangat sederhana keadaannya, namun di harapkan akan dapat memberi manfaat kepada
kita semua serta hasil yang di harapkan.
Di sadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu pada
kesempatan ini mohon kiranya bagi para pembaca yang memberikan kritikan dan saran
yang sifatnya membangun, sehingga makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan
Infeksi Saluran Kemih (ISK)”, sehingga mendekati sempurna di masa yang akan
datang. Dengan terselesainya makalah ini tidak lepas dari dorongan dan dukungan dari
berbagai pihak yang telah memberi masukan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca, dapat mengerti dan
memahaminya dengan baik, oleh karena itu saran dan pendapat serta petunjuk sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
ii
Jayapura, 09 Maret 2019
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
iv
4.1 Pengkajian ........................................................................................................................
BAB V PENUTUP
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan Umum :
Untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Sistem Perkemihan dengan Dosen Pengampu : Hotnida
Erlin Situmorang, S.Kep.,Ns.,M.Ng
1
TujuanKhusus :
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengenal tentang konsep dasar Infeksi Saluran Kemih (ISK)
2. Mahasiswa dapat mengenal tentang asuhan keperawatan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
1. GINJAL
Pada orang dewasa berat ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki
lebih panjang dari pada ginjal wanita. Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di
3
sebut nefron. Tiap – tiap nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen
vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler
yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus –
tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan
lengkung Henle yang terdapat pada medula.
Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis
viseral (langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak
juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara
teratur sehingga celah – celah antara pedikel itu sangat teratur.
Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar dari
korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang berbelok –
belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut
ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke
korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal
(pelvis renalis).
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah
yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler –
kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus
dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai
bownman disebut badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan
simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai
4
bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan
lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid
renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila
renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di
dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis
karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara
pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini
berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di
dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah
dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong
lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga
disebut kaliks mayor, yang masing-masing
5
BAB III
PEMBAHASAN
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk mengatakan
adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih (Marlene, 2016). Infeksi Salurab Kemih
pada bagian tertentu di saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri terutama
Echerichia coli, resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluks vesikouretral,
obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrument uretral baru,
septicemia (Mary, 2014).
Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat menyebarnya infeksi yang
berasal dari uretra seperti juga wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak
antara uretra dari rectum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatic
melindungi pria dari infeksi traktus urinarius (Rudi, 2012).
6
Saluran Kemih bawah. Tanda gejalanya beragam berdasarkan sifat kondisi apakah
akut atau kronik.
B. Sistisis
Penyebabnya adalah bacteria koliform (umumnya E.coli dan enterococus).
Anak-anak dapat mengalami sistisi virus yang disebabkan oleh adenovirus, tetapi ini
jarang terjadi pada orang dewasa. Pada pria sistisi biasanya disebabkan oleh invasi
bakteri ke uretra yang menyebar ke atas dan ke prostat.
Manifestasi klinis dari sistisis/ uretritis yaitu nyeri panggul dan nyeri tekan dengan
lokalisasi suprapubis, disuria (sering berkemih, urgensi berkemih & rasa terbakar
ketika berkemih), nuktoria yang tidak biasa (terbangun di malam hari untuk
berkemih), inkontinensia ringan, urine keruh dan bau tajam serta hematuria
(terdapat darah dalam urine).
C. Prostatitis
Kelompok kondisi inflamasi dan non inflamasi yang menyerang prostat. Tanda
gejalanya yaitu :
Nyeri panggul dan peritoneum
Nyeri pada testis, area selakangan, penis dan skrotum yang menyebar ke
punggung bawah
Keenganan berkemih dengan aliran urine lemah saat berkemih
Disfungsi seksual dengan ejakulasi yang terasa nyeri & nyeri pasca ejakulasi
di rectum dan anus
Gejala sistemik (menggigil, demam, hipotensi).
Saat prostatitis kronis maka terdapat tanda & gejala perkemihan dan non
perkemihan seperti : urine menetes, nyeri inguinal dan perineal, rasa seperti
terbakar uretranya dan tanda-tanda umum lainnya (diaphoresis, keletihan dan
kaki dingin).
7
menyaring urin dan dapat terjadi dimana saja seperti glomerulus, tubulus dan
jaringan intertisial sekitarnya. Penyebab paling sering adalah infeksi sterptococus
yang biasanya di mulai dengan nyeri tenggorokan, berkembang menjadi
nefritisndalam 7 hingga 12 hari. Glumerulonefritis disebabkan oleh infeksi
streptokokus yang basanya dapat disembuhkan dengan terapi.
B. Pielonefrotis
C. Sindrom Nefrotik
Kerusakan glomerulus memicu kehilangan protein yang parah memicu
hipoalbumia. Penyebabnya adalah diabetes. Diabetes adalah penyebab yang sering
muncul menimbulkan sindrom nefrotik. Penyakit autoimun seperti lupus eritomatus
menyebabkan tubuh menyerang diri sendiri. Medikasi seperti aminoglikosida,
antibiotic anfereteritis b, kemoterapi litium, perawatan kontras IV. Beberapa
penyakit yang merusak membrane membrane glomerulus.
D. Gagal Ginjal
E. Nefrolitasi
Pemadatan garam mineral di sekitar materi organic yang dapat terjadi pada
8
duktus pengumpulan system perkemihan untuk disimpan di suatu bagian ginjal :
pelvis ginjal atau batu ginjal. Sebagian batu ginjal terbentuk dari kalsium.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme penginfeksi, biasanya
suatu bakteri gram negative seperti E.coli, masuk ke saluran kencing. Radang area lokal
terjadi, diikuti dengan infeksi ketika organisme bereproduksi. Bakteri kadang muncul di
kulit area genital dan memasuki saluran perkemihan melalui pembukaan uretra.
Organisme dapat juga masuk selama kontak seksual.Dalam hal ini infeksi terjadi
sebagai infeksi yang diperoleh dari komunitas yang kompleks. Pasien dengan kateter
perkemihan bisa juga mengalami infeksi karena adanya kateter yang memberikan suatu jalan
kecil bagi bakteri untuk masuk ke kandung kemih. Sebagian dari peralatan tidak disterilkan
sepenuhnya antara pasien satu dengan yang lainnya seperti peralatan diberi desinfektan dosis
tinggi karena serat optic dan lensa di dalam tidak akan tahan dengan temperature tinggi yang
diperlukan untuk mensterilkan. Infeksi ini akan dipandang sebagai nosocomial. (Mary, 2014)
9
2.5 Pathway Infeksi Saluran Kemih (ISK)
1) Secara Asending
a. Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, antara lain :
Faktor Anatomi, dimana wanita memiliki uretra yang lebih pendek dari pada laki-
laki sehingga insiden terjadinya ISK lebih tinggi
Faktor tekanan urin saat miksi
Kontaminasi fekal
Pemasangan alat ke dalam traktus urinarius (pemeriksaan sitoskopik, pemakaian
kateter)
Adanya dekubitus yang terinfeksi
10
b. Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal
2) Secara Hematogen
Sering terjadi pada pasien yang sistem imunya rendah sehingga mempermudah
penyebaran infeksi secara hematogen. Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur
dan fungsi ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen, yaitu adanya
bendungan total urin yang mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal
akibat jaringan parut, dan lain-lain.
11
memutuskan apakah akan mengorder penyaringan tambahan untuk kanker prostat. Tes
ini digunakan untuk memonitor perawatan dan untuk menguji kekambuhan kanker
prostat.
Sinar KUB adalah sinar x abdominal yang digunakan untuk mendeteksi batu
ginjal, bisul abdominal, paralytic ileus atau obstruksi.
Ini adalah tes diagnostic yang melibatkan pengumpulan urin pasien selama 24
jam. Tes ini biasanya digunakan untuk mengukur volume dan berbagai faktor fungsi
ginjal dan juga untuk menentukan pengeluaran sehari-hari seperti protein, elektrolit dan
lain-lain.
6) Urinalysis
Urinalysis (analisa urin) adalah pengujian urin secara fisik, kimia dan
mikroskopis. Pengujian ini meliputi sejumlah tes untuk mengevaluasi specimen urin
mengenai penampilan, warna, kejelasan, pH, berat jenis, dan kehadiran bakteri, darah
kepingan-kepingan, glukosa, keton leukosit, protein, RBC, dan WBC. Tes ini digunakan
untuk mengkonfirmasikan gejala ISP, untuk memeriksa diabetes karena kelebihan kadar
glukosa dan untuk memonitor fungsi ginjal pada pasien gagal ginjal.
12
8) Voiding Cystogram
Tes ini melibatkan pengambilan sinar X kandung kemih dan uretra selama
perkemihan. Suatu material kontras radiopaque ditanamkan ke dalam kandung kemih via
kateter Foley ke dalam saluran tubuh. Setelah sinar X diambil, kateter dipundahkan.
Pasien buang air kecil sementara sinar X diperoleh. Tes ini dilakukan untuk mencari
kelainan system perkemihan, tumor kandung kemih, ureter dan uretra atau untuk
mengeluarkan (refluks) urin dari kandung kemih ke ureter.
1) Pencegahan
a. Hindari dehidrasi
Anjurkan asupan harian cairan pada dewasa aktif sekitar 30 ml/kg/hari
b. Hindari konstipasi
Perbanyak asupan cairan, serat diet, dan olahraga
c. Tangani retensi urin, Inkontinensia urin atau obstruksi pada saluran keluar kandung
kemih.
d. Pertimbangan perbaikan sistokel pada wanita pasca menopause penderita
pengosongan kandung kemih tanpa sempurna dan ISK kambuhan.
e. Ajari wanita mengenai higienis yang baik setelah ke toilrt dan berkemih setelah
senggama.
f. Tangani infeksi sejak dini, tetutama pada pasien dengan penurunan fungsi imun atau
pasien dengan retensi urin atau disfungsi urin.
g. Lepas kateter yang terpasang dan tangani pasien yang mengalami disfungsi berkemih
dengan program penatalaksanaan alternatif seperti pelatihan kandung kemih,
farmakoterapi untuk inkontinensia urin, kateterisasi intermiten atau berkemih
terjadwal.
13
2) Infeksi Saluran Kemih Akut
a. Penatalaksanaan empiris cukup memadai utnuk infeksi yang pertama pada wanita
muda yang tidak sehat, mulai penatalaksanaan empiris sebelum diperoleh hasil kultur
dan sensitivitas untuk infeksi saluran kemih febris atau komplikata.
b. Antipiretik dan rawat inap dengan cairan intravena diperlukan bila pielonefritis
disertai dengan mual dan muntah yang bermakna atau urosepsis.
c. Pilih antibiotika sesuai laporan kultur dan sensitivitas (bila ada indikasi), frekuensi
pemberian, resiko vaginitis, biaya yang ditanggung pasien dan resiko peningkatan
resistensi bakteri
d. Tekankan kepatuhan pada pemberian antibiotik, tangani infeksi non komplikata
selama 3 hari, infeksi komplikais selama 7 hari dan ISK febris selama 14 hari.
e. Penanganan suplemen antibiotika dengan analgesic system perkemihan (pyridium
tersedia sebagai obat yang dijual bebas)atau obat kombinasi seperti urised.
f. Mulai penanganan profilaksis menggunakan krem antijamur pada wanita dengan
riwayat vaginitis saat mendapatkan terapi antibiotika, kecuali bila diberikan
nitrofurantoin.
g. Dorong asupan cairan yang memadai, hindari iritan kandung kemih.
14
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian
15
Riwayat penah menderita batu ginjal
Riwayat penyakit DM dan jantung
1. Aktivitas /istirahat
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
Tanda : perubahan warna urin contoh kuning pekat, merah, coklat, berawan, oliguria
Gejala : perubahan pola berkemih biasanya : peningkatan frekuensi, poliuria ( kegagalan dini )
penurunan frekuensi/ oliguria ( fase akhir ), disuria, ragu-ragu, dorongan, dan retensi, abdomen
kembung, konstipasi atau diare.
4. Makanan / cairan
Gejala : peningkatan berat bada (edema ), penurunan berat badan (dehidrasi )mual, muntah,
anoreksia, nyeri ulu hati, penggunaan diuretik.
5. Neuro sensori
Tanda : gangguan status mental, contoh : penurunan lapang perhatian, penurunan tingkat kesadaran
16
6. Nyeri / kenyamanan
7. Pernafasan
H. Pemeriksaan diagnostik
1. Urinalisis
Merupakan salah satu petunjuk penting adanya isk. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5
leukosit/ lapang pandang besar (LPB), sedimen air kemih
b. Hematuria
hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/ LPB sedimen air kemih. Hematuria disebabkan
oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis
2. Bakteriologis
a. Mikroskopis
b. Biakan bakteri
4. Hitung koloni
17
Hitung koloni sekitar 100.000 koloni per mililiter urin dari urin tampung, aliran tengah atau
dari specimen dalam kateter dianggap sebagai kriteria utama badanya infeksi
5. Metode test
a. Test dipstick multistrip untuk wbc ( test estroseleukosit )dan nitrit (test griess untuk
pengurangan nitrat ). Tes esterase positif, maka pasien mengalami piuna.tes
pengurangan nitrat, griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitraturin
normal menjadi nitrit
Uretritia akut akibat organisme menular secara seksual (MIS: klamidia trakomatis,
neisseria gonorrhoeae, herpes simplex)
c. Test-test tambahan :
I. Diagnosa keperawatan
1). Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif di tandai dengan
mual, muntah
2). Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme dan proses penyakit
3) Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur
traktus urinarius
4) Retensi urin berhubungan denganpeningkatan tekanan ureter sumbatan pada kandung kemih
5) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih
18
5. Intervensi Keperawatan
Kekurangan
1 volume cairan NOC NIC
1
Definisi : Penurunan cairan - Fluid balance Fluid management
intravaskular,interstisial,dan/intraseluler - Hydration
- Timbang popok
ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan - Nutritional status:
atau pembalt
cairan saja tanpa perubahan natrium food and fluid
jika diperlukan
Batasan Karakteristik Kriteria Hasil - Pertahankan
catatan intake
- Peubahan status mental - Mempertahankan
atau output yang
- Penurunan turgor kulit urine output sesuai
akurat
- Penurunan tekanan darah dengan usia dan
- Monitor status
- Penurunan tekanan nadi BB, BJ urine
hidrasi
- Penurunan volume nadi normal, HT normal
(kelembaban
- Penurunan turgor lidah - Tekanan
membran
- Penurunan haluaran urine darah,nadi,suhu
mukosa nadi
- Penurunan pengisian vena dalam batas normal
adekuat, tekanan
- Membran mukisa kering - Tidak ada tanda-
darh ortostatik)
- Kulit kering tanda dehidrasi
jika dperlukan
- Peningkatan suhu tubuh - Elastisitas turgor
- Monitor vital
kulit baik,membran
Faktor yang berhubungan sign
mukosa lembab,
19
2
Hipertermia NOC : NIC
- Dehidrasi
- Penurunan respirasi
- Aktivitas berlebihan
20
termasuk lokasi,
Batasan Karakteristik - Mampu
karakteristik,dur
mengontrol nyeri
- Perubahan selera makan asi, kualitas dan
- Melaporkan bahwa
perubahan pada parameter faktor
nyeri berkurang
fisiologis presipitasi
- Mampu mengenali
- Diaforesis - Analgesic
nyeri
- Perilaku distraksi administrtion
- Menyatakan rasa
- Bukti nyeri dengan - Temukan lokasi,
nyaman setelah
menggunakan standar dafftar karakteristik,
nyeri berkurang
periksa nyeri untuk pasien yang kualitas dan
21
cc - Katerisasi jika
- Bebas dari isk perlu
- Tidak ada spasme
bladder
- Balance cairan
seimbang
- Balance cairan
seimbang
22
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang dapat digunakan sebagai alat
pengukur keberhasilan suatu rencana keperawatan yang telah dibuat. Meskipun evaluasi
dianggap sebagai tahap akhir dari proses keperawatan proses ini tidak berhenti, yang telah
terpecahkan dan masalah yang perlu dikaji ulang, direncanakan kembali, dilaksanakan dan
dievaluasikan kembali.
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk mengatakan
adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih (Marlene, 2016). Infeksi Salurab Kemih
pada bagian tertentu di saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri terutama
Echerichia coli, resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluks vesikouretral,
obstruksi saluran perkemihan, statis perkemihan, pemakaian instrument uretral baru,
septicemia. Infeksi Saluran Kemih Bawah meliputi : uretritis, sistisis, prostatitis. Sedangkan,
Infeksi Saluran Kemih Atas meliputi : glumerulonefritis, pielenofrotis, sindrom nefrotik,
gagal ginjal, nefralitas.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) terjadi ketika suatu organisme penginfeksi, biasanya
suatu bakteri gram negative seperti E.coli, masuk ke saluran kencing.
5.3 Saran
Diharapkan agar masyarakat lebih mewaspadai penyakit tersebut, terutama pada pasien
yang mendapat tindakan kateter oleh tenaga medis sehingga perlu dijaga kesterilnya kateter
tersebut serta kebersihan disekitarnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
xxvi