Anda di halaman 1dari 15

Etika dan Tanggung Jawab Sosial

Tugas Mata Kuliah


Pengantar Bisnis

Oleh:

Syarif Hidayatullah 130810201190


Nadiya Azzahra 180810301239
Hamzah Dwi Maqfiroh 180810301247
Muhammad Darul Ulum 190810102101
Nadya Damayanti Candra Putri 190810202083

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jember
2019
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Etika Bisnis


Dalam dekade sering diributkan oleh adanya pergeseran dalam etika bisnis,yang
dikatakan makin merosot. Merosotnya rasa solidaritas, tanggung jawab sosial dan tingkat
kejujuran dikalangan kelompok bisnis, merupakan gejala yang makin parah. Perlakuan cek
kosong, utang tidak dibayar, merupakan gejala umum, dan meruntuhkan teori teori tentang
soliditas, baik soliditas finansial, maupun komersial dan moral.
Dalam dunia bisnis semua orang tidak mengharapakan perlakuan yang tidak
semesrtinya seperti ketidak jujuran dari sesemanya. Prakek manipulasi tidak akan terjadi jika
mereka melandasi dengan mora yang tinggi, moral dan tingkat kejujuran rendah akan
merubah tata nilai etika bisnis itu sendiri. Masalahnya adalah tidak ada hukuman yang tegas
terhadap suatu pelanggaran tersebut, karna nilai etika ada pada hati nurani seseorang. Etika
mempunyai kendali intern dalam hati, berbeda dengan aturan -aturan hukum yang memiliki
unsur paksaan ekstern, sehingga perilaku- perilaku tersebut rendah adanya. Akan tetapi
orang-orang yang berkecimpungan dalam bisnis dan mereka dilandai dengan keagamaan
yang mendalam akan mengetahui bahawa perilaku jujur akan memberi kepuasan tersendiri
dalam dunia nyata ini apalagi dalam kehidupan diakhirat. Hendaknya kehiupan dunia
terutama dalm bisnis, tidak terlepas dari kehidupan dihari kemudian itu. Kelompok
konglomerat yang sudah berhasil banyak menyatakan bahwa modal dasar dari perkembangan
usahanya dimulai dari kejujuran.

Apakah yang dikatakan etika ?


istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standart (standard of conduct ) yang
memimpin individu dalam membuat keputusa. Ethics is the study of right and wrong and of
the morality of choises individuals. Anethical dicisision or action is one that is right
according to some standard of behaivor. Business ethichs ( sometimes referred to as
management ethical is the application of moral standards to business decisions and action.

Etik ialah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dalam pilihan moral yang
dilakukan oleh seseorang. Keputusan etik ialah suatu hal yang benar mengenai standar. Etika
bisnis kadang kadang sering disebut juga etika manajemen ialah penerapan standar moral

1
kedalam kegiatan bisnis. Jadi sebenarnya perilaku yang etis ialah perilakunyang mematuhi
perintah Allah dan menjauhi larangannya. Dalam islam etika bisnis sudah banyak dibahas
dalam literatur, dan sumber utamanya adalah Alquran dan sunnah rasul.
Etika bisnis mencangkup hubungan antara perusahaan dengan orang yang
menginvestas uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai, kreditur, saingan dan
sebagainya. Orang yang menanam uang atau yang sering disebut dengan investor berharap
dan berkeinginan manajemen dapat mengelola perusahaan dengan baik secara berhasil,
sehingga dapat memberikan keuntungan bagi mereka. Konsumen menginginkan agar
perusahaan menghasilakan produk yang bermutu dan dapat dipercaya dengan adanya harga
yang layak/seimbang dengan mutu produk. Dan para karyawan menginginkan agar
perusahaan mampu membayar balas jasa yang layak dengan kinerja mereka dan bagi
kehidupan mereka, memberi kesempatan naik pangkat atau promosi jabatan. Pihak kreditur
mengharapkan agar semua utang perusahaan dapat dibayar tepat pada waktunya dan
membuat laporan keuangan yang dapat dipercaya dan dibuat secara teratur. Pihak saingan
mengharapkan agar dalam persaingan dilakukan secara baik, tidak merugikan dan
menghancurkan pihak lain.
Orang-orang bisnis diharuskan bertindak secara etis dalam berbagai aktifitasnya
dimasyarakat. Mereka harus menggunakan etik dalam menggunakan sumberdaya yang
terbatas dimasyarakat dan apa akibat dari pemakaian sumber daya tersebut, memiliki standar
etik yang lebih tinggi dimasyarakat, karena mereka langsung terhadap dengan masyarakat,
yang selalu menggawasi keagitan mereka.
Etik yang dimilikinya meroleh masing-masing individu sebenarnya merupakan
perkembangan dari etik sejak dulu, yang dianut oleh dan sampaikan kepada kita oleh orang
tua, guru, pimpinan agama, dan lingkungan kita secara kesuluruhan. Jadi etik yang digunakan
oleh orang bisnis tidak terlepas dari sumber-sumber yang sama.

Apakah etik bisnis mempengaruhi keputusan bisnis ?


Dalam keadaan seller’s market, artinya pasar dikuasi oleh penjual, diamana penjual
yang berkuasa, etik bisnis kurang diperhatikan. Keadaan seller’s market ditemukan pada
negara-negara yang belum maju, barang dan jasa yang ditawarkan masih langka, sehingga
para konsumen tidak dapat melakukan pilihan. Para penjual atau produsen tidak
memperhartikan selera konsumen dan tidak memperhatikan servis yang memuaskan
konsumen. Akibat yang berlarut-larut dari keadaan ini maka timbullah gerakan
konsumersisme, seperti yang telah dibicarakan dihalaman muka.

2
2.2 Etika dalam Berinteraksi

Prinsip Etika Bisnis Menurut Ahli

 Sony Keraf (1991) dalam buku Etika Bisnis:Membangun Citra Bisnis sebagai Profesi
Luhur,mencatat beberapa hal yang menjadi prinsip darietika bisnis. Prinsip–prinsip tersebut
adalah :
➢ Prinsip otonomi Prinsip ini mengandung pengertianbahwa manusia dapat bertindak secara
bebasberdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yangharus dianggap baik untuk dilakukan
➢ Prinsip kejujuran Kejujuran adalah prinsip etika bisnis yang cukup penting karena
menjamin kelanggengansebuah kegiatan bisnis.
➢ Prinsip berbuat baik dan tidak berbuat jahatBerbuat baik dan tidak berbuat jahat
merupakanprinsip moral untuk bertindak baik kepada oranglain dalam segala bidang
➢ Prinsip keadilan Prinsip keadilan merupakanprinsip yang menuntut bahwa dalamhubungan
bisnis, seseorang memperlakukanorang lain seuai haknya.
➢ Prinsip hormat pada diri sendiriprinsip ini sama artinya dengan prinsipmenghargai diri
sendiri, bahwa dalammelakukan hubungan bisnis, manusia memilikikewajiban moral untuk
memperlakukan dirinyasebagai pribadi yang memiliki nilai samadengan pribadi lainnya.

Prinsip Penerapan Etika Bisnis

Berikut ini adalah 10 Prinsip di dalam menerapkan Etika Bisnis yang positif:
➢ Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika pribadi: Tidak ada perbedaan yangtegas antara
etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika bisnisberdasarkan moralitas
dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.
➢ Etika Bisnis itu berdasarkan pada fairness. Apakah kedua pihak yang melakukannegosiasi
telah bertindak dengan jujur? Apakah setiap konsumen diperlakukandengan adil? Apakah
setiap karyawan diberi kesempatan yang sama? Jika ya,maka etika bisnis telah diterapkan.
➢ Etika Bisnis itu membutuhkan integritas. Integritas merujuk pada keutuhanpribadi,
kepercayaan dan konsistensi. Bisnis yang etis memperlakukan orangdengan hormat, jujur dan
berintegritas. Mereka menepati janji dan melaksanakankomitmen.

3
➢ Etika Bisnis itu membutuhkan kejujuran. Bukan jamannya lagi bagi perusahaanuntuk
mengelabuhi pihak lain dan menyembunyika cacat produk. Jaman sekarangadalah era
kejujuran. Pengusaha harus jujur mengakui keterbatasan yang dimilikioleh produknya.
➢ Etika Bisnis itu harus dapat dipercayai. Jika perusahaan Anda terbilang baru,sedang
tergoncang atau mengalami kerugian, maka secara etis Anda harusmengatakan dengan
terbuka kepada klien atau stake-holder Anda.
➢ Etika Bisnis itu membutuhkan perencanaan bisnis. Sebuah perusahaan yangberetika
dibangun di atas realitas sekarang, visi atas masa depan dan perannyadi dalam lingkungan.
Etika bisnis tidak hidup di dalam ruang hampa. Semakinjelas rencana sebuah perusahaan
tentang pertumbuhan, stabilitas, keuntungan danpelayanan, maka semakin kuat komitmen
perusahaan tersebut terhadap praktikbisnis.
➢ Etika Bisnis itu diterapkan secara internal dan eksternal. Bisnis yang
beretikamemperlakukan setiap konsumen dan karyawannya dengan bermartabat dan
adil.Etika juga diterapkan di dalam ruang rapat direksi, ruang negosiasi, di dalammenepati
janji, dalam memenuhi kewajiban terhadap karyawan, buruh, pemasok,pemodal dll.
Singkatnya, ruang lingkup etika bisnis itu universal.
➢ Etika Bisnis itu membutuhkan keuntungan. Bisnis yang beretika adalah bisnisyang
dikelola dengan baik, memiliki sistem kendali internal dan bertumbuh. Etikaadalah berkenaan
dengan bagaimana kita hidup pada saat ini dan mempersiapkandiri untuk masa depan. Bisnis
yang tidak punya rencana untuk menghasilkankeuntungan bukanlah perusahaan yang
beretika.
➢ Etika Bisnis itu berdasarkan nilai. Perusahaan yang beretika harus merumuskan standar
nilai secara tertulis. Rumusan ini bersifat spesifik, tetapi berlaku secaraumum. Etika
menyangkut norma, nilai dan harapan yang ideal. Meski begitu,perumusannya harus jelas dan
dapat dilaksanakan dalam pekerjaan sehari-hari.
➢ Etika Bisnis itu dimulai dari pimpinan. Ada pepatah, “Pembusukan ikandimulai dari
kepalanya.” Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap coraklembaga. Perilaku seorang
pemimpin yang beretika akan menjadi teladan bagianak buahnya.Di dalam persaingan dunia
usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakansebuah harga yang tidak dapat ditawar
lagi. Seorang konsumen yang tidak puas,rata-rata akan mengeluh kepada 16 orang di
sekitarnya. Dalam zaman informasiseperti ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat
tersebar dengan cepat danmassif. Memperlakukan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal

4
dan masyarakatumum secara etis, adil dan jujur adalah satu-satunya cara supaya kita
dapatbertahan di dalam dunia bisnis sekarang.

Hal-hal yang penting dalam menciptakan etika bisnis


Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah :
1. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka
masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main
curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan
menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut wal aupun keuntungan itu
merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi
masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam
bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya
sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat
harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian
bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan
yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu
mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat
sekitarnya.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan
teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah
dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan
teknologi.
4.Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi
persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang
erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan
perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap

5
perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada
kekuatankekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5.Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu
memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku
bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal
mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat
sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)


Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi
lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang
dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh)
karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari "koneksi"
serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk
mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust) antara
golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu
berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama
ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya
memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam
dunia bisnis.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap
orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya
semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun
pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas
semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman
dan kenyamanan dalam berbisnis.

6
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi"
terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat
sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin
pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini. Dengan adanya moral dan etika dalam
dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan
dapat diatasi, serta optimis salah satu kendala dalam menghadapi tahun 2000 dapat diatasi.

Contoh Pelanggaran Etika Bisnis


➢ Pelanggaran etika bisnis terhadap hukum Sebuah perusahaan X karena kondisi perusahaan
yang pailit akhirnyamemutuskan untuk Melakukan PHK kepada karyawannya. Namun
dalammelakukan PHK itu, perusahaan sama sekali tidak memberikan pesongansebagaimana
yang diatur dalam UU No. 13/2003tentang Ketenagakerjaan. Dalam kasus ini perusahaan x
dapat dikatakanmelanggar prinsip kepatuhan terhadap hukum.
➢ Pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi Sebuah Yayasan X menyelenggarakan
pendidikan setingkat SMA. Pada tahunajaranbaru sekolah mengenakan biaya sebesar Rp
500.000,- kepada setiap siswa baru.Pungutan sekolah ini sama sekali tidak diinformasikan
kepada mereka saat akanmendaftar, sehingga setelah diterima mau tidak mau mereka harus
membayar.Disamping itu tidak ada informasi maupun penjelasan resmi tentang
penggunaanuang itu kepada wali murid.Setelah didesak oleh banyak pihak, Yayasan baru
memberikan informasi bahwauang itu dipergunakan untuk pembelian seragama guru. Dalam
kasus ini, pihakYayasan dan sekolah dapat dikategorikan melanggar prinsip transparansi
➢ Pelanggaran etika bisnis terhadap akuntabilitas Sebuah RS Swasta melalui pihak Pengurus
mengumumkan kepada seluruhkaryawan yang akan mendaftar PNS secara otomotais
dinyatakan mengundurkandiri. A sebagai salah seorang karyawan di RS Swasta itu
mengabaikanpengumuman dari pihak pengurus karena menurut pendapatnya ia diangkatoleh
Pengelola dalam hal ini direktur, sehingga segala hak dan kewajiban diaberhubungan dengan
Pengelola bukan Pengurus. Pihak Pengelola sendiri tidakmemberikan surat edaran resmi
mengenai kebijakan tersebut. Karena sikapnyaitu, A akhirnya dinyatakan mengundurkan diri.
Dari kasus ini RS Swasta itu dapatdikatakan melanggar prinsip akuntabilitas karena tidak ada
kejelasanfungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban antara Pengelola dan Pengurus Rumah
Sakit

7
➢ Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip pertanggungjawaban Sebuah perusahaan PJTKI
di Jogja melakukan rekrutmen untuk tenaga babysitter. Dalam pengumuman dan perjanjian
dinyatakan bahwa perusahaan berjanjiakan mengirimkan calon TKI setelah 2 bulan
mengikuti training dijanjikan akandikirim ke negara-negara tujuan. Bahkan perusahaan
tersebut menjanjikan bahwasegala biaya yang dikeluarkan pelamar akan dikembalikan jika
mereka tidak jadiberangkat ke negara tujuan. B yang terarik dengan tawaran tersebut
langsungmendaftar dan mengeluarkan biaya sebanyakRp 7 juta untuk ongkos administrasi
dan pengurusan visa dan paspor. Namunsetelah 2 bulan training, B tak kunjung
diberangkatkan, bahkan hingga satu tahuntidak ada kejelasan. Ketika dikonfirmasi,
perusahaan PJTKI itu selalu berkilahada penundaan, begitu seterusnya. Dari kasus ini dapat
disimpulkan bahwaPerusahaan PJTKI tersebut telah melanggar prinsip pertanggungjawaban
denganmengabaikan hak-hak B sebagai calon TKI yang seharusnya diberangnka kenegara
tujuan untuk bekerja.
➢ Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kewajaran Sebuah perusahaan property ternama
di Yogjakarta tidak memberikan surat ijinmembangun rumah dari developer kepada dua
orang konsumennya di kawasankavling perumahan milik perusahaan tersebut. Konsumen
pertama sudahmemenuhi kewajibannya membayar harga tanah sesuai kesepakatan dan
biayaadministrasi lainnya. Sementara konsumen kedua masih mempunyai
kewajibanmembayar kelebihan tanah, karena setiap kali akan membayar pihak
developerselalu menolak dengan alasan belum ada ijin dari pusat perusahaan (pusatnyadi
Jakarta). Yang aneh adalah di kawasan kavling itu hanya dua orang ini yangbelum
mengantongi izin pembangunan rumah,sementara 30 konsumen lainnyasudah diberi izin dan
rumah mereka sudah dibangun semuannya. Alasan yangdikemukakan perusahaan itu adalah
ingin memberikan pelajarankepada dua konsumen tadi karena dua orang ini telah
memprovokasi konsumenlainnya untuk melakukan penuntutan segera pemberian izin
pembangunan rumah.Dari kasus ini perusahaan property tersebut telah melanggar prinsip
kewajaran(fairness) karena tidak memenuhi hak-hak stakeholder (konsumen) dengan alasan
yang tidak masuk akal.
➢ Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran Sebuah perusahaan pengembang di
Sleman membuat kesepakatan dengan sebuahperusahaan kontraktor untuk membangun
sebuah perumahan. Sesuai dengankesepakatan pihak pengembang memberikan spesifikasi
bangunan kepadakontraktor. Namun dalam pelaksanaannya, perusahaan kontraktor
melakukanpenurunan kualitas spesifikasi bangunan tanpa sepengetahuan

8
perusahaanpengembang. Selang beberapa bulan kondisi bangunan sudah
mengalamikerusakan serius. Dalam kasus ini pihak perusahaan kontraktor dapat
dikatakantelah melanggar prinsip kejujuran karena tidak memenuhi spesifikasi bangunanyang
telah disepakati bersama dengan perusahaan pengembang
➢ Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip empati Seorang nasabah, sebut saja X, dari
perusahaan pembiayaan terlambat membayarangsuran mobil sesuai tanggal jatuh tempo
karena anaknya sakit parah. X sudahmemberitahukan kepada pihak perusahaan tentang
keterlambatannya membayarangsuran, namun tidak mendapatkan respon dari perusahaan.
Beberapa minggusetelah jatuh tempo pihak perusahaan langsung mendatangi X untuk
menagihangsuran dan mengancam akan mengambil mobil yang masih diangsur itu.
Pihakperusahaan menagih dengan cara yang tidak sopan dan melakukan tekananpsikologis
kepada nasabah. Dalam kasus ini kita dapat mengakategorikan pihakperusahaan telah
melakukan pelanggaran prinsip empati pada nasabah karenasebenarnya pihak perusahaan
dapat memberikan peringatan kepada nasabah itudengan cara yang bijak dan tepat

2.3 Tanggung Jawab Sosial Bisnis (Corporate Social Responsibility)


Dunia bisnis hidup di tengah – tengah masyarakat. Kehidupannya tidak bisa lepas dari
kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu ada suatu tanggung jawab social yang dipikul oleh
bisnis. Banyak kritik dilancarkan oleh masyarakat terhadap bisnis yang kurang
memperhatikan lingkungan.

Apa tanggung jawab bisnis sosial bisnis terhadap lingkungan ?


Banyak timbul perbedaan pendapat mengenai hal ini. Ada yang mengataan tanggung
jawab bisnis yang hanya terbatas sampai menghasilkan barang dan jasa buat konsumen
dengan harga yang murah. Ada yang mengatakan bahwa tanggunng jawab bisnis ialah jangan
mengambil keuntungan besar, tetapi yang sewajarnya sajalah. Ada pendapat bahwa bisnis
harus turut mengatasai masalh dimasyarakat., tanpa memperhatikan apakah bisnis secara
langsung atau tidak langsung menimbulkan masalah itu. Kita hendaknya waspada melihat apa
tanggung jawab bisnis terhadap masyarakat ini.
Perusahaan mencoba semakin meningkatkan perilaku sosialnya kearah philantropi yang
semakin baik, dengan melaksanakan social audit. Bovee menyatakan a social audit is a
systematic evalution and reporting of the company’s social performance. Dengan melakukan
social audit dapat dilihat kemajuan philantropi yang dialakukan perusahaan, bagaimana

9
mereka menyumbangkan dana menyediakan waktu, barang-barang, atau jasa untuk keperluan
masyarakat banyak, atau untuk dunia pendidikan. Jika social audit ini dilaksanakan oleh
pemerintah, maka dapak sosial sebuah bisnis akan sangat terasa membantu masyarakat pada
umumnya.

Kegiatan social responsibility apa yang harus diperhatikan perusahaan adalah :


1. Bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
Ini menyangkut masalah polusi, kontaminasi zat-zat bahaya yang merusak udara,air,dan
tanah ini disebablkan oleh gas buangan knalpot mobil, motor, industri, semua ini dapat
mengotori udara dan menyebabkan hujan asam, yang dapat merusak hutan
2. Bertanggung jawab terhadap konsumen.
Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan hak-hak konsumen seperti the right to
be safe, right to be informed, the right to choose, dan the right to be heard dengan
memperhatikan hak-hak konsumen ini,maka akan dapat dicegah munculnya gejala
consumerism, yaitu gejala action, demonstrasi, perusakan yang akan dilancarkan oleh
konsumen, karna perlakuan produsen yang tidak baik terhadap konsumen.
3. Tanggung jawab terhadap penanam modal ( investor )
Para investor juga memperhatikan masalah etika dan tanggung jawab dam perusahaan
dimana mereka melakukan investasi. Investor pasti tidak senang jika pimpinan perusahaan
melakukan manipulasi dalam pembukaan bisnis sehingga merugikan pihak investor.
4. Tanggung jawab terhadap karyawan
Para pengusaha mulai berhati-hati dalam merekrut karyawan,melatih dan menaikkan
pangkat/jabatan karyawan, agar selalu mengait dengan masalah perilaku , tanggung jawab,
etika yang dijalankan oleh perusahaan. Tidak dikehendaki adanya diskriminasi, pilih kasih
dalam besarnya gaji, upah, masalah suku, gender,cacat fisik, pelecehan seksual, pekerja anak-
anak dsb.

2.4 Masalah Polusi

Lembaga bisnis mengabaikan akibat kegiatan mereka terhadap lingkungan sebab:


1. Para pelaku bisnis menganggap udara dan air itu barang gratis.
2. Bisnis melihat lingkungan sebagai barang tak terbatas.

10
Etika Ekologi
Etika ekologi adalah sebuah etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari bagian-bagian
non-manusia di bumi ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan bahwa, karena adanya
nilai intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk menghargai dan mempertahankannya.
Paul Taylor “sifat karakter secara moral adalah baik ketika mengekspresikan atau
mewujudkan sikap moral dasar, yang saya sebut sebagi penghargaan terhadap alam”.
Pengahragaan alam didasarkan pada fakta bahwa masing-masing makhluk hidup berusaha
mencari yang baik bagi dirinya dan demikian pula sebuah “pusat teleologi kehidupan”.
Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak
William T. Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan atas lingkungan yang nyaman tidak
hanya sangat diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia. Undang-undang federal
menetapkan batasan-batasan atas hak properti pada para pemilik perusahaan. Masalah utama
dari pandangan Blackstone adalah pandangan ini gagal memberikan petunjuk tentang
sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai lingkungan.
Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial
Pendekatan utilitarian menyatakan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari polusi
karena dia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan masyarakat.

Biaya Pribadi dan Biaya Sosial


Polusi membebankan biaya eksternal, dan hal ini selanjutnya berarti biaya-biaya produksi
(biaya pribadi atau internal) lebih kecil dibandingkan biaya sosial. Akibatnya, pasar tidak
menetapkan disiplin potimal pada produsen, dan hasilnya adalah penurunan utilitas sosial.
Jadi, polusi lingkungan merupakan suatu pelanggaran atas prinsip-prinsip utilitarian yang
merupkan dasar sistem pasar.
Penyelesaian: Tugas-Tugas Perusahaan
Penyelesaian untuk masalah biaya-biaya eksternal, menurut argumen utilitarian yang
disebutkan sebelumnya, adalah dengan memasukkan biaya polusi atau pencemaran ke dalam
perhitungan atau dengan kata lain, biaya-biaya ini ditanggung oleh produsen dan
diperhitungkan untuk menentukan harga komoditas mereka.
Keadilan
Cara utilitarian menangani polusi (dengan menginternalisasikan biaya) tampak konsisten
dengan persyaratan keadilan distributif sejauh keadilan distributif tersebut mendukung
kesamaan hak. Para pengamat mencatat bahwa polusi sering berpengaruh terhadap
meningkatnya ketidakadilan. Internalisasi biaya eksternal juga terlihat konsiten dengan
persyaratan keadilan retributif dan kompensatif.
Biaya dan Keuntungan
Thomas Klein memberikan ringkasan prosedur analisis biaya-keuntungan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi biaya dan keuntungan
2. Megevaluasi biaya dan keuntungan
3. Menambahakan biaya dan keuntungan

11
Ekologi Sosial, Ekofeminisme, dan Kewajiban untuk Memelihara
Ekologi sosial menyatakan bahwa apabila pola-pola hierarki dan dominasi sosial belum
berubah , maka kita tidak akan bisa menghadapi krisis lingkungan.
Kaum ekofeminis meyakini bahwa meskipun konsep utilitarianisme, hak, dan keadilan
memiliki peran terbatas dalam etika lingkungan, namun etika lingkungan yang baik harus
memperhitungkan perspektif-perspektif etika memberi perhatian.
Etika Konservasi Sumber Daya yang Bisa Habis
Konservatisme mengacu pada penghematan sumber daya alam untuk digunakan di masa
mendatang. Jadi, konservatisme sebagian besar mengacu pada masa depan: kebutuhan untuk
membatasi konsumsi saat ini agar cukup untuk besok. Pengendalian polusi merupakan salah
satu bentuk konservatisme.
Hak Generasi Mendatang
Tindakan menghabiskan sumber daya berarti mengambil apa yang sebenarnya menjadi milik
generasi mendatang dan melanggar hak-hak mereka atas sumber daya tersebut, namun
sejumlah penulis menyatakn bahwa salah bila kita berpikir generasi mendatang juga punya
hak.
Keadilan bagi Generasi Mendatang
John Rowls: meskipun tidak adil bila memberikan beban yang berat bagi generasi sekarang
demi generasi mendatang, namun juga tidak adil bila generasi sekarang tidak meninggalkan
apa-apa sama sekali bagi generasi mendatang.
Pertumbuhan Ekonomi
Sejumlah penulis menyatakan bahwa jika kita menghemat sumber daya alam yang langka
agar generasi mendatang bisa memperoleh kualitas kehidupan yang memuaskan, maka kita
perlu mengubah sistem perekonomian secara substansial, khususnya dengan menekan usaha-
usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

12
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Etika Bisnis itu dibangun berdasarkan etika pribadi: Tidak ada perbedaan yangtegas
antara etika bisnis dengan etika pribadi. Kita dapat merumuskan etika
bisnisberdasarkan moralitas dan nilai-nilai yang kita yakini sebagai kebenaran.
2. Orang-orang bisnis diharuskan bertindak secara etis dalam berbagai aktifitasnya
dimasyarakat. Mereka harus menggunakan etik dalam menggunakan sumberdaya
yang terbatas dimasyarakat dan apa akibat dari pemakaian sumber daya tersebut,
memiliki standar etik yang lebih tinggi dimasyarakat, karena mereka langsung
terhadap dengan masyarakat, yang selalu menggawasi keagitan mereka.
3. Adapun salah satu bentuk kegiatan tanggungjawab sosial adalah Bertanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan Ini menyangkut masalah polusi, kontaminasi zat-
zat bahaya yang merusak udara,air,dan tanah ini disebablkan oleh gas buangan
knalpot mobil, motor, industri, semua ini dapat mengotori udara dan menyebabkan
hujan asam, yang dapat merusak hutan

13
Daftar Referensi

PENGANTAR MANAJEMEN & BISNIS JOKO SETIAWAN, SE., MM.


Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE – Yogyakarta Stoner, James A.F. 1996.
Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga – Jakarta Griffin. 2003. Pengantar Manajemen.
Penerbit Erlangga – Jakarta

http://arisuhartawan.blogspot.com/2013/11/etika-pengendalian-polusi.html

14

Anda mungkin juga menyukai