Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang :
Teori timbul atau terjadinya Negara adalah teori yang melatar belakangi
timbulnya suatu Negara. Termasuk keyakinan mengapa Negara itu ada. Banyak sekali
teori yang melatar belakangi timbul atau terjadinya Negara. Terdapat tiga teori yang
dianggap mutlak yang harus ada dalam substansi teori terjadinya Negara, yaitu teori
ketuhanan, teori perjanjian masyarakat, dan teori kekuasaan.
Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui latar belakang terjadinya Negara
menurut ketiga teori terjadinya Negara tesebut, penjelasan tentang ketiga teori
tersebut, beserta contoh negaranya.

B. Rumusan Masalah :
1. Bagaimanakah latar belakang terjadinya Negara menurut ketiga teori tersebut ?
2. Bagaimanakah penjelasan tentang ketiga teori tersebut? Berikan contoh
negaranya

C. Tujuan :
1. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya Negara menurut ketiga teori tersebut.
2. Untuk memperoleh penjelasan tentang ketiga teori tersebut, beserta contoh
negaranya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
Ada berbagai macam teori yang melatar belakangi terjadinya suatu Negara, tetapi
intinya terdapat tiga teori yang dianggap mutlak yang harus ada dalam substansi teori
terjadinya Negara, yaitu :

1. Teori Ketuhanan
Teori ketuhanan menjelaskan bahwa terbentuknya negara adalah
karena diciptakan oleh Tuhan. Penguasa atau pemerintah suatu negara
ditunjuk atau ditentukan oleh Tuhan, sehingga walaupun penguasa atau
pemerintah mempunyai kewenangan, sumber kewenangan tetap adalah
Tuhan. Oleh karena sumber kewenangan adalah Tuhan, penguasa atau
pemerintah bertanggungjawab kepada Tuhan, bukan kepada rakyat yang
dikuasai atau diperintah.
Kongfucu, misalnya, menyatakan bahwa Tuhan memberi mandat (the
mandate of heaven) kepada raja untuk memerintah rakyatnya. Apabila raja
dianggap tidak memerintah dengan baik, maka mandat itu dicabut oleh
Tuhan. Tetapi bagaimana dan kapan mandat harus dicabut, rakyatlah yang
mengetahui dengan melihat gejala-gejala alam, seperti adanya bencana
banjir, gempa bumi, kelaparan dan sebagainya. Walau pun secara prinsip
Tuhan sumber kewenangan, tampak pula bahwa akhirnya manusia (baca:
rakyat) yang secara praktis mengoperasikannya.
Thomas Aquinas, misalnya pula, mengembangkan pemikiran tentang
principium (prinsip), modus (cara) dan exercitium (pelaksanaan) dari
kewenangan. Aquinas secara tegas menyatakan bahwa pada prinsipnya
kewenangan bersumber pada Tuhan, bahwa cara kewenangan
dioperasikan ditentukan oleh manusia, dan bahwa pelaksanaannya pun
dilakukan oleh manusia.
Contoh nya yaitu Raja Iskandar Dzulkarnaen dinyatakan sebagai
putera Zeus Ammon, Mikado di jepang sebagai turunan dewa matahari.
Maka dengan demikian diterima sajalah bahwa kekuasaan itu hanya
dipindahkan oleh Tuhan atau Dewa-Dewa. Kepada manusia sehingga

2
masalahnya tidak dapat dipecahkan secara ilmu pengetahuan oleh manusia
biasa.
Tokoh-tokohnya yaitu : Agustinus dan Stahl.
2. Teori Perjanjian
Teori kontrak sosial berkembang dan dipengaruhi oleh pemikiran
Jaman Pencerahan (Enlightenment) yang ditandai dengan rasionalisme,
realisme, dan humanisme, yang menempatkan manusia sebagai pusat
gerak dunia. Pemikiran bahwa manusia adalah sumber kewenangan secara
jelas menunjukkan kepercayaan terhadap manusia untuk mengelola dan
mengatasi kehidupan politik dan bernegara. Dalam perspektif kesejarahan,
Jaman Pencerahan ini adalah koreksi atau reaksi atas jaman sebelumnya,
yaitu Jaman Pertengahan. Tokoh-tokohnya antara lain : Thomas Hobbes,
John Locke, J.J. Rousseau.

Hobbes, Locke dan Rousseau sama-sama berangkat dari, dan


membahas tentang, kontrak sosial dalam analisis-analisis politik mereka.
Mereka sama-sama mendasarkan analisis-analisis mereka pada anggapan
dasar bahwa manusialah sumber kewenangan. Akan tetapi tentang
bagaimana, siapa mengambil kewenangan itu dari sumbernya, dan
pengoperasian kewenangan selanjutnya, mereka berbeda satu dari yang lain.
Perbedaan-perbedaan itu mendasar satu dengan yang lain, baik di dalam
konsep maupun (apalagi!) di dalam praksisnya.
Salah satu faktor penyebab perbedaan itu adalah latarbelakang pribadi
dan kepentingan masing-masing. Secara ringkas bisa disebutkan bahwa
Hobbes (1588-1679) hidup pada kondisi negaranya sedang kacau balau
karena Perang Saudara; bahwa Hobbes menginginkan negaranya stabil dan
Hobbes mempunyai ikatan karier dan politik dengan kalangan kerajaan,
sehingga dalam persaingan kerajaan versus parlemen Hobbes memihak
kerajaan dan antiparlemen yang dianggap sumber utama perang saudara.
Locke hidup (1632-1704) setengah abad lebih muda daripada Hobbes.
Secara ringkas bisa disebutkan bahwa Locke merasa hidup di tengah-tengah
kekuasaan kerajaan despotik; bahwa Locke mendapat pengaruh dari
semangat liberalisme yang sedang bergelora di Eropa pada waktu itu; dan

3
bahwa Locke mempunyai ikatan karier dan politik dengan kalangan
parlemen yang sedang bersaing dengan kerajaan, sehingga Locke cenderung
memihak parelemen dan menentang kekuasaan raja.
Sedangkan Rousseau (1712-1778) hidup dalam abad berbeda dan
negara berbeda pula. Secara ringkas bisa disebutkan bahwa Rousseau
berasal dari kalangan biasa yang merasakan kesewenang-wenangan
kerajaan; dan bahwa Rousseau mengilhami dan terlibat dalam Revolusi
Perancis.
Dalam membangun teori kontrak sosial, hobbes, Locke dan Rousseau
memulai dengan konsep kodrat manusia, kemudian konsep-konsep kondisi
alamiah, hak alamiah dan hukum alamiah.

 Thomas Hobbes (1588-1679)


Peletak dasar perjanjian masyarakat dalam Negara dengan penguasa
( pactum subjectionis ). Dikenal sebagai pemberi dasar monarki absolute.
Teori Perjanjian Masyarakat diungkapkannya dalam buku Leviathan.
Bagi Hobbes terdapat satu macam perjanjian yakni pactum subiectionis, yaitu
perjanjian antarkelompok manusia dengan penguasa yang diangkat dalam
pactum unionis. Isi pactum subiectionis adalah pernyataan penyerahan hak-
hak alami kepada penguasa dan berjanji akan taat kepadanya.
 John Locke (1632-1704)

Peletak perjanjian masyarakat berlapis yaitu perjanjian antar


masyarakat dan perjanjian dengan penguasa. Dikenal sebagai pemberi dasar
monarkhi konstitusional dan Bapak Hak Asasi manusia.
Menyusun teori Perjanjian Masyarakat dalam bukunya Two Treaties
on Civil Government bersamaan dengan tumbuh kembangnya kaum borjuis
(golongan menengah) yang menghendaki perlindungan penguasa atas diri dan
kepentingannya. Maka John Locke mendalilkan bahwa dalam pactum
subiectionis tidak semua hak manusia diserahkan kepada raja. Seharusnya ada
beberapa hak tertentu (yang diberikan alam) tetap melekat padanya. Hak yang
tidak diserahkan itu adalah hak azasi manusia yang terdiri: hak hidup, hak
kebebasan dan hak milik. Hak-hak itu harus dijamin raja dalam UUD negara.

4
Menurut John Locke, negara sebaiknya berbentuk kerajaan yang berundang-
undang dasar atau monarki konstitusional.
Contoh Negara yang menganut teori ini adalah Amerika Serikat

 J.J. Rousseau (1712-1778)

Peletak dasar perjanjian antar masyarakat. Dikenal sebagai Bapak


Kedaulatan Rakyat.
Dalam bukunya Du Contract Social berpendapat bahwa setelah
menerima mandat dari rakyat, penguasa mengembalikan hak-hak rakyat dalam
bentuk hak warga negara (civil rights). Ia juga menyatakan bahwa negara yang
terbentuk oleh Perjanjian Masyarakat harus menjamin kebebasan dan
persamaan. Penguasa sekadar wakil rakyat, dibentuk berdasarkan kehendak
rakyat (volonte general). Maka, apabila tidak mampu menjamin kebebasan
dan persamaan, penguasa itu dapat diganti.

3. Teori Kekuasaan
Teori kekuasaan ini muncul di karenakan penaklukan dan kekerasan
manusia. Yang kuat dan mampu menguasai yang lain membentuk Negara
dan memaksakan haknya untuk menguasai dan memerintah Negara. Tokoh –
tokohnya antara lain :

 Karl Marx
Berpandangan bahwa negara timbul karena kekuasaan.
 H.J. Laski
Berpendapat bahwa negara berkewenangan mengatur tingkah laku
manusia. Negara menyusun sejumlah peraturan untuk memaksakan
ketaatan kepada negara.
 Leon Duguit
Menyatakan bahwa seseorang dapat memaksakan kehendaknya terhadap
orang lain karena ia memiliki kelebihan atau keistimewaan dalam bentuk
lahiriah (fisik), kecerdasan, ekonomi dan agama.

5
BAB III
PENUTUP
Terdapat tiga teori yang dianggap mutlak yang harus ada dalam substansi teori
terjadinya Negara, yaitu teori ketuhanan, teori perjanjian masyarakat, dan teori kekuasaan.

Anda mungkin juga menyukai