Anda di halaman 1dari 2

PENTINGNYA PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN (PUP) DALAM

PENYIAPAN KEHIDUPAN BERKELUARGA

PUP sangat erat kaitannya dengan program KB. Menurut UU No. 52 Tahun 2009, KB adalah
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui
promosi, perlindungan dan bantuan sesuai hak reproduksinyauntuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas. Upaya tersebut dapat dilakukan, salah satunya melalui Pendewasaan Usia Perkawinan.
Menurut BKKBN, PUP adalah upaya untuk meningkatkan usia perkawinan pertama,
sehingga pada saat perkawinan mencapai usia minimal 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk
laki-laki. Batasan usia ini dianggap sudah siap baik dipandang dari sisi kesehatan maupun
perkembangan emosinya untuk menghadapi kehidupan berkeluarga. PUP bukan sekedar menunda
usia perkawinan samapi usia tertentu saja, akan tetapi mengusahakan agar kehamilan pertama terjadi
pada usia yang cukup dewasa. Apabila seseorang gagal mendewasakan usia perkawinannya maka
diupayakan adanya penundaan kehamilan anak pertamanya.
Tujuan dari program PUP yaitu memberi pengertin dan kesadaran kepada remaja agar dalam
merencankan keluarga mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan
kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta
menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran. Program PUP dalam program KB bertujuan untuk
meningkatkan usia kawin perempuan pada umur 21 tahun serta menurunkan kelahiran pertama pada
usia ibu dibawah 21 tahun menjadi sekitar 7%.
Pentingnya PUP bagi remaja terkait erat dengan beberapa aspek :
a. Aspek Kesehatan
Usia dibawah 20 tahun adalah usia yang dianjurkan untuk menunda perkawinan dan
kehamilan karena pada masa ini remaja masih mengalami proses tumbuh kembang baik fisik
maupun psikis. Dan proses pertumbuhan ini akan berakhir pada usia 20 tahun. Remaja puteri
berusia 15-19 tahun memiliki resiko dua kali lipat lebih besar untuk mengalami komplikasi
saat hamil dan bersalin karena anatomi tubuh remaja putri berusia kurang dari 20 tahun
belumsiap mengandung mapun melahirkan.

b. Aspek Ekonomi
Masalah perekonomian keluarga adalah salah satu sumber ketidak harmonisan keluarga.
Idealnya setiap calon pasangan suami isteri sudah menyiapkan diri untuk mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya terutama kebutuhan primer (makan, minum, pakaian, tempat tinggal)
apabila ingin melangsungkan pernikahan. Oleh sebab itu, program PUP menganjurkan setiap
remaja mempersiapkan diri secara ekonomi sebelum berkeluarga, salah satunya dengan
menunda usia perkawinan sampai adanya kesiapan ekonomi dari masing-masing calon
pasangan.

c. Aspek Psikologi
Kesiapan psikologi diartikan sebagai kesiapan individu dalam menjalankan peran sebagai
suami-isteri meliputi pengetahuan akan tugasnya masing-masing dalam kehidupan rumah
tangga. Kematangan emosi dan kemampuan penyesuaian diri merupakan aspek sikologi
penting dalam berumah tangangga. Pasangan yang memiliki kesiapan untuk menjalani
kehidupan perkawinan akan mudah menerima dan menghadapi segala persoalan dalam
berumah tangga. Perkawinan di usia dewasa akan memberikan keuntungan dalam hal
kesiapan psikologis. Semua bentuk kesiapan ini mendukung pasangan untuk dapat
menjalankan peran baru dalam keluarga sehingga perkawinan yang dijalankannya selaras,
stabil dan pasangan dapat merasa puas dalam pernikahannya.

d. Aspek Pendidikan
Pendidikan dan ketrampilan merupakan salah satu aspek yang harus dimiliki dalamn
mengarungi bahtera rumah tangga untuk mencari nafkah sehingga dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Pernikahan di usia muda sering kali menyebabkan remaja tidak lagi
bersekolah karena ia mempunyai tanggungjawab baru sebagai suami dan istri. Disisi lain
biaya pendidikan yang tidak terjangkau menyebabkan remaja, terutama perempuan berhenti
sekolah dan kemudian dinikahkan untuk meringankan beban orang tua. Semakin muda usia
saat menikah maka semakin rendah tingkat pendidikan yang dicapai oleh remaja atau
sebaliknya, semakin rendah pendidikan remaja maka semakin besar kemungkinan mereka
untuk menikah di usia muda.

e. Aspek Kependudukan
Perempuan yang menikah pada usia muda akan mempunyai rentang waktu lebih panjang
terhadap resiko untuk hamil, sehingga menikah pada usia muda juga berdampak pada tingkat
fertilitas dimasa mendatang. Semakin muda umur perkawinan seseorang maka semakin subur
reproduksi yang akan lebih panjang dilewatkan dalam ikatan perkawinan.

Jadi sebagai remaja hendaknya kita mempersiapkan segala sesuatu sebelum


memasukin kehidupan berumah tangga, salah satunya dengan melakukan
pendendewasaan usia perkawinan sehingga nantinya akan tercipta keluarga yang
harmonis dan berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai