Anda di halaman 1dari 3

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
I. Alat dan Bahan
1. Alat
Oven, neraca timbang, cawan penguap, pinset/penjepit kayu, dan desikator
2. Bahan
Simplisia yang dihasilkan pada praktikum I (pembuatan simplisa nabati)

II. Prosedur Kerja


Simplisia
- Cawan ditimbang dan dipanaskan pada suhu 105˚C selama
30 menit hingga bobot konstan
- Sebanyak ± 2 gram simplisa ditimbang dengan seksama
dengan menggunakan cawan yang telah konstan
- Dipanaskan pada suhu 105˚C selama 60 menit
- Dimasukkan ke dalam desikator hingga suhu kamar
kemudian ditimbang
- Dipanaskan kembali pada suhu 105˚C selama 30 menit
hingga bobot konstan
- Dilakukan penetapan hingga diperoleh bobot konstan
Hasil
A. Pembahasan
Suatu simplisia tidak dapat dikatakan bermutu jika tidak memiliki persyaratan mutu
yang tertera dalam monografi simplisia. Persyaratan mutu yang tertera dalam monografi
antara lain susut pengeringan, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, kadar air, kadar
sari larut air, kadar sari larut etanol, dan kandungan kimia simplisia meliputi kadar minyak
atsiri dan kadar kurkuminoid. Persyaratan mutu ini berlaku bagi simplisia yang digunakan
dengan tujuan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan.
Susut pengeringan adalah pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada suhu 105 ºc
selama 30 menit atau sampai berat konstan, dan dinyatakan sebagai nilai persen.
Tujuannya untuk memberikan batasan maksimal tentang besarnya senyawa yang hilang
pada proses pengeringan. Nilai susut pengeringan jika tidak dinyatakan lain adalah kurang
dari 10%.
Dalam penentuan persen susut pengeringan terlebih dahulu ditentukan bobot konstan
dari cawan porselin dengan memanaskannya dalam oven pada suhu 105 ºC selama 30
menit, setelah itu dilakukan beberapa kali penimbangan sehingga tidak lagi terjadi
perubahan bobot dari cawan. Simplisia yang telah ditimbang sebanyak 2 g dimasukkan
kedalam cawan porselin, lalu ditutupi dengan aluminium foil. Pengeringan dilakukan
dengan memasukkan cawan yang berisi simplisia kedalam oven pada suhu 105 ºC selama
30 menit. Terakhir setelah pengeringan berlangsung dilakukan penimbangan selama
beberapa kali sehingga tidak lagi terjadi penambahan nilai bobot. Selanjutnya dilakukan
penentuan persen susut pengeringan dengan cara bobot cawan yang berisi simplisia
dikurangkan dengan bobot cawan berisi simplisia setelah pengeringan dibagi dengan bobot
simplisia yang digunakan lalu dikali dengan 100% untuk mendapatkan nilai persen dari
susut pengeringan yakni 8,47%.
Untuk mengetahui kelayakan simplisia dan ekstrak, dilakukan beberapa parameter.
pengujian parameter non spesifik antara lain susut pengeringan, kadar air, kadar abu total,
dan kadar abu tidak larut asam. Penetapan susut pengeringan bertujuan untuk memberikan
batasan maksimal besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Nilai susut
pengeringan simplisia jahe adalah 8,47%. Nilai ini memenuhi persyaratan yaitu kurang
dari atau lebih kecil dari 10%.
Dalam kefarmasian, susut pengeringan dapat bermanfaat dalam hal evaluasi granul
pada tablet, karena pada proses granulasi basah terdapat proses pengeringan, penentuan
susut pengeringan dapat digunakan untuk mengetahui besarnya senyawa yang hilang pada
granul.
A. Kesimpulan
Pada penentuan persentase susut pengeringan pada suatu simplisia diperoleh hasil yakni
8,47 dan memenuhi persyaratan dari susut pengeringan.

Anda mungkin juga menyukai