155 299 1 SM PDF
155 299 1 SM PDF
PENGARUH PEMBERIAN KURMA TERHADAP PROFIL DARAH PADA PASIEN DEMAM BERDARAH
DENGUE GRADE II DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SIDOARJO
THE INFLUENCE OF GIVEN DATES TO THE PATIENT OF DENGUE HEMORRHAGIC FEVER GRADE II IN
THE PUBLIC HOSPITAL SIDOARJO
Adivtian Ragayasa1, Ari Suwondo2 , Mardiono3
ABSTRAK
Latar belakang: Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi yang
disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Pasien DBD akan mengalami
perubahan pada profil darahnya yang meliputi perubahan pada volume, trombosit, hemaktokrit, hemoglobin dan
leukosit. Penggunaaan Complementary Alternative Medicine pada aktivitas keperawatan diberikan dalam
kolaborasi untuk tindakan terapi nonfarmakologis. Pada kasus demam berdarah dengue perawat bisa
menggunakan Complementary Alternative Medicine sebagai bahan alternatif untuk penyembuhan penyakit
demam berdarah dengue dengan memberikan kurma (Phoenix dactylifera).
Tujuan Penelitian: Mengidentifikasi pengaruh pemberian kurma terhadap profil darah pada pasien demam
berdarah dengue grade II di RSUD Sidoarjo.
Metode Penelitian: Jenis penelitian adalah quasi-experimental dengan rancangan penelitian pre and post test
with control group. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien demam berdarah dengue grade II di RSUD
Sidoarjo pada bulan Desember 2015 sampai Pebruari tahun 2016. Sampel penelitian diambil dengan teknik simple
random sampling sebanyak 27 orang. Satu kelompok diberi intervensi kurma 1,25 gr/KgBB, satu kelompok diberi
intervensi kurma 1,87 gr/KgBB dan satu kelompok kontrol tanpa perlakuan. Analisa bivariat yang digunakan
untuk menguji perbedaan antar kelompok tidak berpasangan dengan uji Anova dan untuk menguji perbedaan
dalam kelompok berpasangan dengan Uji T Test.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan Pemberian kurma (Phoenix Dactylifera) 1,25 gr/KgBB dan 1,87
gr/KgBB berpengaruh terhadap perubahan kadar profil darah pada pasien demam berdarah dengue grade II.
Kesimpulan : Pemberian kurma dosis 1,87 gr/KgBB berpengaruh terhadap profil darah pada pasien
demam berdarah dengue grade II.
bulan Juni sebanyak 570 penderita DBD yang 6. Pasien demam berdarah dengue grade II, sakit
dirawat di RSUD Sidoarjo.2,5,6,7 hari ke 4.
Sampai saat ini pengobatan untuk virus Besar sampel untuk masing-masing kelompok
Dengue belum ada. Pengobatan DBD bersifat adalah 9 subyek, 9 subyek sebagai kelompok
suportif yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma kontrol, 9 subyek sebagai kelompok perlakuan I dan
sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler 9 subyek sebagai kelompok perlakuan II. Jumlah
dan sebagai akibat perdarahan. Pemberian adjuvant keseluruhan sampel adalah sebesar 27 sampel.
juga membantu dalam pengobatan DBD. Pada Metode pengambilan sampel yang digunakan
pasien yang masih dapat minum dapat diberikan dalam penelitian ini adalah Simple Random
minum sebanyak-banyaknya (1,5-2 liter/24 jam) Sampling yaitu setiap anggota atau unit dari
secara bertahap. Jenis minuman yang dapat populasi mempunyai kesempatan yang sama pada
diberikan antara lain oralit, air putih, teh, air kelapa semua anggota populasi untuk ditempatkan menjadi
sari buah dan minuman lainnya.8 anggota sampel. Dengan teknik semacam itu maka
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2013 terpilihnya individu menjadi anggota sampel benar-
tentang pengaruh pemberian infusa buah kurma benar atas dasar kesempatan, dalam arti memiliki
(Phoenix dactylifera) terhadap perubahan jumlah kesempatan yang sama bukan karena adanya
trombosit pada tikus putih jantan menyebutkan pertimbangan subyektif dari peneliti.16
bahwa infusa buah kurma mampu meningkatkan
jumlah trombosit tikus yang diinduksi oleh Prosedur Perlakuan
kotrimoksazol dihasilkan p < 0,05 pada semua 1) Responden dipilih sesuai dengan kriteria inklusi
kelompok uji. Penelitian lain yang dilakukan pada 2) Peneliti menjelaskan tujuan penelitian pada
tahun 2010 tentang pengaruh pemberian ekstrak responden
buah kurma merah terhadap kadar trombosit dan 3) Peneliti melakukan pengundian untuk
permeabilitas vaskuler pada mencit menunjukkan menentukan responden masuk dalam kelompok
hasil adanya perbedaan yang bermakna antara dengan cara Simple Random Sampling yaitu
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol (p = dengan mengambil 1 nomor undian. Nomor
0,032). Selain itu pengalaman peneliti dalam undian dibuat sebanyak 27 nomor undian dibagi
perawatan pesien DBD di rumah sakit selalu 3 kelompok, masing-masing kelompok sebanyak
menganjurkan pasien yang dirawat agar 9 nomor undian kemudian responden
mengkonsumsi kurma sebagai terapi adjuvant untuk mengambil 1 nomor undian untuk dimasukkan
mengatasi penyakit DBD.9,10 kedalam kelompok perlakuan I, perlakuan II
Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik atau kelompok kontrol.
untuk meneliti tentang pengaruh pemberian kurma 4) Peneliti melihat pemeriksaan profil darah
terhadap profil darah pada pasien demam berdarah meliputi Trombosit, Hematokrit, Hemoglobin dan
dengue grade II. Leukosit, pengambilan sampel darah dilakukan
oleh peneliti atau enumerator.
METODOLOGI PENELITIAN 5) Pada kelompok perlakuan I, responden diberikan
Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi kurma sebanyak 1,25 gr/kgBB, pemberian
pengaruh pemberian kurma terhadap profil darah kurma dimulai pada hari ke 4 sakit, waktu
pada pasien demam berdarah dengue grade II di pemberian pada pukul 09.00-10.00
RSUD Sidoarjo. pagi.pemberian kurma dilakukan 1 kali setiap
Desain yang digunakan dalam penelitian ini hari selama 3 hari.
adalah Quasy eksperimental (experiment semu). 6) Pada kelompok perlakuan II, responden
Penelitian dilakukan bulan Desember 2015 sampai diberikan kurma sebanyak 1,87 gr/kgBB,
Pebruari 2016 di RSUD Sidoarjo. pemberian kurma dimulai pada hari ke 4 sakit,
Penelitian ini terdiri dari 3 kelompok, kelompok waktu pemberian pada pukul 09.00-10.00
perlakuan pemberian kurma 1,25 gr/KgBB, pagi.pemberian kurma dilakukan 1 kali setiap
Kelompok perlakuan pemberian kurma1,87 gr/KgBB hari selama 3 hari.
dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan 7) Pada kelompok kontrol, responden tidak
perlakuan pemberian kurma. diberikan kurma.
Subyek penelitian ini adalah pasien demam 8) Peneliti melihat pemeriksaan profil darah
berdarah dengue grade II yang sesuai dengan meliputi Trombosit, Hematokrit, Hemoglobin dan
kriteria inklusi antara lain; Leukosit.
1. Pasien berjenis kelamin laki-laki
2. Pasien berjenis kelamin wanita yang tidak HASIL PENELITIAN
sedang menstruasi Gambaran umum penelitian
3. Pasien yang bersedia jadi responden Penelitian ini dilakukan di RSUD Sidoarjo Jawa
4. Pasien yang dirawat inap di RSUD Sidoarjo Timur. Pengumpulan data penelitian ini yaitu bulan
dengan diagnosa demam berdarah dengue Desember 2015 sampai bulan Februari 2016.
grade II Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 27
5. Pasien secara kooperatif bisa diajak komunikasi orang yaitu 9 subyek sebagai kelompok kontrol, 9
dan mampu makan secara oral makanan dalam subyek sebagai kelompok perlakuan I dan 9 subyek
bentuk lunak atau biasa. sebagai kelompok perlakuan II.
Zat-zat gizi yang berperan dalam terhadap jumlah total leukosit, persentase jumlah
pembentukan hemoglobin adalah besi, protein, monosit dan limfosit darah derta titer antibodi
piridoksin (vitamin B6) yang berperan sebagai mencit didapatkan hasil bahwa pemberian kurma
katalisator dalam sintesis hem dalam molekul tahnik mampu meningkatkan jumlah total leukosit
hemoglobin, vitamin C yang berpengaruh terhadap mencit.
absorbsi dan pelepasan besi dari transferin ke Selain asam askorbat, kurma juga
dalam jaringan tubuh, dan vitamin E yang mengandung sejumlah vitamin penting yang dapat
berpengaruh terhadap stabilitas membran sel dan membantu meningkatkan metabolisme tubuh.
darah. Peranan vitamin C dalam proses penyerapan Vitamin tersebut berfungsi sebagai koenzim yang
zat besi yaitu membantu mereduksi besi feri berperan dalam metabolisme, seperti vitamin A (β-
menjadi fero alam usus halus sehingga mudah karoten), B1 (tiamin), B2 (riboflavin), biotin, niasin,
diabsorbsi. Vitamin C menghambat pembentukan dan asam folat.
hemosederin yang sukar dimobilisasi untuk Tiamin berfungsi sebagai koenzim pada
membebaskan besi bila diperlukan. Absorbsi besi beberapa reaksi inti metabolisme seperti reaksi
dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat dekarboksilasi dan reaksi transketolase. Defisiensi
bila ada vitamin C. Vitamin C berperan dalam tiamin dapat menyebabkan penyakit beri-beri.
memindahkan besi dari transferin di dalam plasma Sedangkan riboflavin berperan sebagai koenzim
ke feritin hati.11 dalam reaksi fosforilasi oksidatif (transport
Adanya vitamin E (tekoferol) pada kurma elektron). Vitamin A terlibat dalam proses
diduga membantu kestabilan nilai hemoglobin diferensiasi sel epitel, produksi lendir, fertilitas, dan
pasien. Kekurangan vitamin E menyebabkan pertumbuhan tulang. Vitamin E (tokoferol) berperan
kerapuhan pada dinding sel eritrosit. Bila sel sebagai antioksidan terhadap radikal bebas. Biotin
eritrosit rusak, maka hemoglobin yang menjadi berperan pada fiksasi CO2 dalam sel misalnya
senyawa utama penyusun eritrosit juga akan rusak. dekarboksilasi piruvat dalam pembentukan
Vitamin E tersebut berperan sebagai antioksidan oksaloasetat, dan sintesis asetil koA untuk
terhadap radikal bebas, terutama untuk asam lemak menghasilkan malonil koA pada sintesis asam
tidak jenuh pada fosfolipid dalam membran sel. lemak.12
Dalam prosesnya, vitamin E dioksidasi dan
dikorbankan. Gugus hidroksil yang sifatnya reaktif KETERBATASAN
terhadap cincin fenil dapat mengoksidasi dan 1. Pada penelitian ini tidak dilakukan analisis
menghilangkan elektron atau ion hidrida, yang pada pemberian kurma pada pemeriksaan IgG dan
akhirnya membentuk radikal bebas yang cukup IgM anti dengue karena keterbatasan dalam
stabil.12 anggaran dana dan waktu, sehingga tidak
Hasil ini menunjukkan bahwa kurma yang kaya diketahui bagaimana pengaruh kurma
akan zat besi dapat menyeimbangkan kadar terhadap pemeriksaan IgG dan IgM anti
hematokrit dan hemoglobin. Guyton dan Hall dengue.
melaporkan bahwa sintesis hemoglobin dimulai 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
didalam proeritoblas dan dilanjutkan sedikit dalam peningkatan dosis kurma sebesar 50 % dari
stadium retikulosit. Saat retikulosit meninggalkan 1,25 gr/KgBB menjadi 1,87 gr/KgBB tidak
sumsum tulang dan masuk kedalam aliran darah, berbeda secara signifikan terhadap profil
retikulosit tetap membentuk sedikit hemoglobin. darah pasien demam berdarah dengue grade
Kandungan zat besi dapat mensintesis II hal ini mungkin disebabkan kurang besarnya
pembentukan heme yang dapat memacu kadar jumlah sample atau kurang besarnya
hemoglobin.13 peningkatan dosis kurma.
Dalam penelitian terkait belum ada yang
membahas tentang pengaruh pemberian kurma KESIMPULAN
terhadap hemoglobin pada pasien demam berdarah 1. Pemberian kurma (Phoenix Dactylifera) 1,25
dengue grade II, hasil penelitian ini dapat diperoleh gr/KgBB berpengaruh terhadap perubahan kadar
informasi baru tentang pengaruh pemberian kurma profil darah pada pasien demam berdarah
terhadap profil darah pada pasien demam berdarah dengue grade II.
dengue grade II. 2. Pemberian kurma (Phoenix Dactylifera) 1,87
Leukosit gr/KgBB berpengaruh terhadap perubahan kadar
Pemberian kurma dosis 1,87 gr/KgBB dan 1,25 profil darah pada pasien demam berdarah
gr/KgBB selama 3 hari dimulai pada hari ke 4 sakit dengue grade II.
ternyata berpengaruh secara signifikan terhadap 3. Pemberian kurma dosis 1,87 gr/KgBB dan
peningkatan nilai leukosit pasien demam berdarah pemberian kurma dosis 1,25 gr/KgBB
dengue grade II sebesar 97,10 % dan 79,24 %. berpengaruh untuk meningkatkan kadar
Peningkatan dosis 50 % dari 1,25 gr/KgBB menjadi trombosit, menurunkan kadar hematokrit,
1,87% tidak berbeda secara signifikan terhadap menurunkan kadar hemoglobin dan
perubahan kadar leukosit. meningkatkan leukosit pada pasien demam
Penelitian ini sesuai dengan penelitian berdarah dengue grade II namun secara rata-
terdahulu yang dilakukan Dzikro (2012) yang rata pemberian kurma dosis 1,87 gr/KgBB lebih
berjudul pengaruh pemberian kurma tahnik
baik dibandingkan pemberian kurma dosis 1,25 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil
gr/KgBB. Kesehatan Indonesia tahun 2012. Kemenkes
RI. 2013 ; 96-98.
SARAN Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. KLB
1. Bagi layanan keperawatan Demam Berdarah Dengue Di Propinsi Jawa
Diharapkan hasil penelitian ini yaitu pemberian Timur dan Propinsi Sumatera Selatan.
kurma dosis 1,87 gr/KgBB jam pemberian 09.00 Available From:
– 10.00 dimulai pada hari ke 4 sakit selama 3 http://www.penanggulangankrisis.depkes.go
hari dapat digunakan sebagai prosedur tetap .id/klb-demam-berdarah-dengue-di-provinsi-
layanan keperawatan pada pasien demam jawa-timur--dan-provinsi-sumatera Diakses
berdarah dengue yang dirawat di rumah sakit. pada tanggal 21 Mei 2015
2. Bagi Rumah Sakit Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Tata
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan Laksana DBD. Available from :
prosedur perawatan sebagai terapi http://www.scribd.com/doc/8620713/Tata-
komplementer pada pasien demam berdarah Laksana-DBD-Departemen-Kesehatan
dengue atau pada kasus-kasus penyakit yang Wijayanti L. Pengaruh pemberian Infusa Buah
dicurigai mengarah ke penyakit demam Kurma (Phoenix dactylifera) Terhadap
berdarah degue dapat menggunakan kurma Perubahan Jumlah Trombosit Pada Tikus
dosis 1,87 gr/KgBB. Putih Jantan Yang Diinduksi Kotrimoksazol
3. Bagi penelitian selanjutnya (Skripsi). 2013
a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat Anugraha F. Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah
melanjutkan penelitian ini dengan jumlah Kurma Merah (ziziphus jujuba Mill) Terhadap
dosis yang lebih besar dari 1,87 gr/KgBB. Kadar Trombosit Dan Permeabilitas Vaskular
b. Diharapkan melakukan penelitian selanjutnya Pada Mencit (Skripsi). 2010
tentang pengaruh kurma terhadap IgG dan Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta :
IgM antidengue. Gramedia Pustaka Utama. 2009
Linder M. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta
DAFTAR PUSTAKA : UI. 2006
Hoffbrand A V, Pettit J E. Kapita Selekta
Sudoyo A W, Setyohadi B, Alwi I dkk. Buku Ajar Hematologi. Jakarta: Bina Rupa Aksara. 2007
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V. Winarsi H. Berbagai manfaat dan sumber Isoflavon.
Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Jogjakarta : Gadjah Mada University press.
Ilmu Penyakit Dalam. 2009 ; 2773-2779 2005; 65-102.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Mansjoer A. dkk. Kapita Selekta Kedokteran Edisi
Kesehatan Indonesia tahun 2013. Kemenkes Ketiga Jilid Pertama. Jakarta: Media
RI. 2014 ; 148-151. Aesculapius FKUI. 2007
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buletin Hidayat AA, Metode Penelitian Kebidanan dan
Jendela Epidemiologi. Kemenkes RI. 2010. Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba
Soegijanto S. Demam Berdarah Dengue Edisi Medika. 2010
Kedua. Surabaya : Airlangga University Elleuch et al.. Date flesh : chemical composition and
Press. 2008; 39,40,45, 63,119 characteristics of the dietary fibre. J food
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil chem. 2006
Kesehatan Indonesia tahun 2010. Kemenkes
RI. 2011; 115-117.